Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dkk,. 2008).
generasi yang perlu diperhatikan, karena beberapa hal yaitu balita merupakan
generasi penerus dan modal dasar untuk kelangsungan hidup bangsa. Balita
amat peka terhadap penyakit infeksi dan tingkat kematian balita yang masih
tinggi. Salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi dan balita adalah
penyakit infeksi pernafasan akut atau yang dikenal ISPA. Hal ini dapat
atau 25. 30 per 100.000 penduduk di Inggris dan Amerika (Prayitno, dkk,.
2008).
menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005
tahun 2006 hingga 2008, berturut–turut adalah 74.278 kasus (36,26 %),
pada tahun 2009 sebanyak 47690 kasus terdiri dari ISPA bukan Peneumonia
sebanyak 47126 kasus dan Pneumonia sebanyak 564 kasus. Dimana untuk
kasus dengan jumlah terbanyak berada di Desa Lembah Subur dengan jumlah
penderita sebanyak 786 kasus yang tercatat pada bulan Januari sampai
Sosial Ekonomi Pada Balita Penderita Ispa di Desa Lembah Subur Kecamatan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat institusi
satu sumber informasi bagi institusi terkait dalam hal penentu kebijakan
4
khususnya ISPA
3. Manfaat praktikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetian ISPA
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran
(Yasir, 2009).
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih
jenis virus, bakteri dan riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara
6
adalah: balita, dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas. Pola
tatalaksana penderita ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu (Yasir, 2009)::
1) Pemeriksaan
kelompok untuk umur 2 bulan hingga < 5 tahun dan kelompok untuk
2. Etiologi ISPA
demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influensa bukan penyebab
bagian atas daripada saluran nafas bagian bawah (Siregar dan Maulany
3. Faktor Risiko
adalah umur di bawah dua bulan, kurang gizi, berat badan lahir rendah,
memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas
cepat dan retraksi dada. Semua ibu dapat mengenali batuk tetapi mungkin
Yasir, 2009).
Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali yaitu flu,
demam dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 º Celcius dan
Khusus untuk bayi di bawah dua bulan, hanya dikenal ISPA berat
dan ISPA ringan (tidak ada ISPA sedang). Batasan ISPA berat untuk bayi
kurang dari dua bulan adalah bila frekuensi nafasnya cepat (60 kali per
menit atau lebih) atau adanya tarikan dinding dada yang kuat. Pada
dasarnya ISPA ringan dapat berkembang menjadi ISPA sedang atau ISPA
perawatan atau daya tahan tubuh pasien sangat kurang. Gejala ISPA
sebagai berikut:
1) Batuk.
menangis).
9
hidung.
atau jika dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.
toko-toko atau Apotik tetapi jika dalam dua hari gejala belum
terdekat
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu
campak
telinga.
Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena jika
anak menderita ISPA ringan, sedangkan anak badan panas lebih dari
39ºC, gizinya kurang, umurnya empat bulan atau kurang maka anak
ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
bernapas.
Pasien ISPA berat harus dirawat di rumah sakit atau puskesmas karena
dan infus.
5. Pencegahan ISPA
11
karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari kelapa atau minyak
pertumbuhan.
sehat, desa sehat dan lingkungan sehat (Suyudi dalam Yasir, 2009).
d. Pengobatan segera
makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus segera
batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat
yang merugikan.
13
2) Immunisasi.
ISPA.
3) Immunisasi
1. Pendidikan Ibu
tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu
seseorang. pendidikan yang lebih baik, diberikan upah yang lebih baik
15
2008).
(Mubarak, 2008).
2. Status Gizi
dapat bekerja, kalau kita umpamakan maka tubuh manusia itu bagaikan
Mubarak, 2008).
2008).
2008).
adalah keadaan gizi balita yang diukur secara antropometri untuk melihat
Status gizi buruk balita ditetapkan berdasarkan atas salah satu hal berikut :
a. Perbandingan berat badan dari umur atau berat badan jatuh pada
thyroid.
kurang, akibat kekurangan salah satu zat pembentuk (zat besi, asam
kekurangan gizi juga bisa dipengaruhi oleh kekurangan zat gizi yang
18
diterima dari ibu yang menyusuinya. Jika zat gizi yang diterima dari
ibunya tidak mencukupi maka balita tersebut akan mengalami kurang gizi
berikutnya.
3. Status Imunisasi
memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau bibit
penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada
suatu saat nanti digunakan untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang
Imunisasi terdiri atas imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
adalah suntikan ke dalam tubuh anak kuman yang sudah dimatikan atau
berasal dari serum atau darah binatang, imunisasi ini memiliki ketahanan
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi yang sangat efektif
untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi serta balita dari
vaksin dan kurangnya kesadaran betapa kerugian yang bisa diderita oleh
dengan imunisasi pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Pertusis terjadi dalam wabah
tiap 3 sampai 5 tahun. Sebelum imunisasi tersedia, banyak bayi dan anak
mati karena pertusis. Biasanya pertusis mulai seperti pilek saja dengan
muntah setelah batuk. Pertusis mungkin parah sekali bagi anak kecil, yang
kepada orang lain melalui tetesan (dari batuk atau bersin). Tanpa
orang lain selama sampai 3 Minggu setelah batuk mulai. Waktu antara
Mubarak, 2008).
2008).
4. Lingkungan
perumahan adalah salah satu faktor yang memerlukan keadaan higiene dan
malam baik terutama penerangan listrik, pertukaran hawa baik dengan luas
seluruh ventilasi adalah 15% dari luas lantai, dan mempunyai isolasi suara,
berkumpul keluarga, dan ruang tamu), terhindar dari kecelakaan, serta dari
penyakit (luas kamar tidur 5m2 perkapita perluas lantai) (Entjang Indan
Konflik atau masalah lain dalam keluarga mungkin dapat menjadi stressor
jika rumah yang dibangun tersebut nantinya bisa memenuhi dan disebut
sebagai rumah yang indah, sehat dan nyaman. Untuk aspek keindahan
tentunya bersifat relatif, karena pandangan seseorang biasanya tidak sama jika
kesehatan, biasanya standarnya adalah seragam. Dalam hal ini, kita mungkin
akan sepakat bila rumah yang sehat itu memenuhi beberapa kriteria,
diantaranya: sirkulasi udara yang baik, ruangan yang mendapat cukup cahaya
1) Suhu ruangan
23
tetap berkisar antara 18-20º c, suhu ruangan ini bergantung pada suhu
sekitarnya.
setiap ruangan agar mendapat sinar matahari terutama pada pagi hari.
24
(Ventilasi) .
pada dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan didalam dan diluar
dinding yang satu menuju vetilasi pada bidang dinding yang lain.
konvensional dengan daun jendela dari kaca atau panel kayu yang bisa
dibuka lebar pada siang hari. Kemudian ada pula jendela bouvenlicht,
pula jenis jendela kaca nako dengan bilah-bilah kaca yang bisa dibuka
tutup. Selain itu, juga bisa dibuat ventilasi udara berbentuk lubang
sirkulasi udara diatur sedemikian rupa agar bisa mengalir dari satu
titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lain, dan begitu
bangunan, maka aliran udara tidak akan terjebak di dalam rumah, yang
menyebabkan rumah terasa pengap dan panas. Cara yang lain juga
blower dibagian atap) yang secara aktif dengan bantuan energi listrik
untuk dipaksa bertukar dengan udara yang lebih segar dari luar
seperti:
ruangan.
3) Kamarisasi
a) Ruang tidur
masuk membuat anda tidak malas bangun pagi. Selain itu, sisi ini
b) Ruang tamu
c) Ruang makan
d) Ruang dapur
28
ventilasinya harus baik, agar udara atau asap dari dapur dapat
minimal 4 m².
1,5 m².
gas.
4) Kepadatan penghuni.
1. Definisi
Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti
keluarga, rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan
secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen
30
penduduk akan terlayani oleh fasilitas air bersih dan sanitasi dasar.Dalam
menjadi 14% pada tahun 2004. keseriusan pemerintah ini juga terlihat
Tidak lama setelah itu pada tahun 2002 KPK juga telah menerbitkan
a. Tindakan Ekonomi
Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat
demikian.
tidak demikian.
32
b. Motif Ekonomi
c. Prinsip Ekonomi
keluarga sejahtera III dan keluarga sejahtera III plus. Keluarga pra
Keluarga sejahtera tahap III plus adalah keluarga yang telah dapat
kepelayanan kesehatan.
ekonomi.
atau golongan.
1) Kemiskinan
2) Keterbelakangan
3) Pengangguran
2002).
minimal delapan meter persegi, jenis lantai, ketersediaan air bersih, dan
penyakit kulit dari kontaminasi air dan tanah akibat kotoran manusia di
2008)
yang berpenghasilan kurang lebih sama. Hal ini tampak jelas bahwa
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
dkk, 2008).
menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 (Syair,
2009).
Perumahan
Kejadian Penyakit
ISPA
Sosial Ekonomi
C. Variabel Penelitian
38
a) Perumahan
b) Sosial Ekonomi
skala ordinal dimana jawaban ya diberi nilai= 1 dan jawaban tidak diberi
nilai=0
Sultra)
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
40
1. Pengolahan Data.
sebagai berikut :
atau jenis data oleh kuisioner yang telah diisi oleh responden.
ibu tentang ISPA dan sanitasi rumah yang dinilai dalam beberapa
41
2. Penyajian Data.
semua data yang diperoleh diseleksi dan diolah secara manual dan
narasi.
BAB V
A. Hasil Penelitian
a. Umur
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Lembah Subur
Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Juli 2010
yang paling banyak di Desa Lembah Subur yaitu kelompok umur >40
42
b. Jenis Kelamin
Tabel 2.
Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Lembah Subur
Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Juli 2010
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 3.
Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Lembah Subur
Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Juli 2010
d. Pekerjaan
Tabel 4.
Distribusi Responden Menurut Jenis pekerjaan di Desa Lembah Subur
Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Juli 2010
a. Perumahan
Tabel 5.
Distribusi Responden Tentang Perumahan Di Desa Lembah Subur
Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Juni 2010
Tabel 6.
44
dan yang paling sedikit adalah Tingkat Ekonomi Tinggi yaitu sebanyak
B. Pembahasan
lebih jelasnya hasil penelitian tersebut dibahas menurut variabel yang diteliti
1. Perumahan
dalam ruangan (ventilasi) dan luas ruangan yang memenuhi syarat kriteria
penyakit.
penyakit dari manusia ke manusia lain. Selain itu kebersihan udara akan
memenuhi dan disebut sebagai rumah yang indah, sehat dan nyaman.
Dalam hal ini, kita mungkin akan sepakat bila rumah yang sehat itu
ruangan yang mendapat cukup cahaya alami dari matahari, tata letak
2009).
Alami. Sehingga selain sehat juga dapat menghemat energi. Tidak perlu
tinggal di wilayah yang kaya akan sinar matahari sepanjang tahun. Selain
membunuh beberapa jenis jamur dan bakteri negatif. Cahaya alami (yang
2009)
Untuk itu pada setiap ruangan sebaiknya dibuat jendela kaca yang
menjaga ventilasi jendela dari tempias ketika musim hujan. (Aria, 2009)
2. Sosial Ekonomi
dikemukakan oleh Slamet (2009) bahwa Indonesia saat ini setara dengan
negara-negara lain yang berpenghasilan kurang lebih sama. Hal ini tampak
47
BAB VI
A. Kesimpulan
(31,4 %)
%).
49
B. Saran
yang dimiliki peneliti, maka adapun syarat yang dapat penulis sampaikan
adalah:
ruangan agar sirulasi udara tetap lancar dan dapat memenuhi standar
kesehatan.