Professional Documents
Culture Documents
In cardiovascular physiology, the diagram is often applied to the left ventricle, and it
can be mapped to specific events of the cardiac cycle.
PV loop studies are widely used in basic research and preclinical testing, to
characterize the intact heart's performance under various situations (effect of drugs,
disease, characterization of mouse strains)
The sequence of events occurring in every heart cycle is as follows. The figure shows
a PV loop from a real experiment; letters refer to points.
A is the end-diastolic point; this is the point where contraction begins. Pressure
starts to increase, becomes rapidly higher than the atrial pressure, and the mitral
valve closes. Since pressure is also lower than the aortic pressure, the aortic
valve is closed as well.
Segment AB is the contraction phase. Since both the mitral and aortic valves
are closed, volume is constant. For this reason, this phase is called isovolumic
contraction.
At point B, pressure becomes higher than the aortic pressure and the aortic
valve opens, initiating ejection.
BC is the ejection phase, volume decreases. At the end of this phase, pressure
lowers again and falls below aortic pressure. The aortic valve closes.
Point C is the end-systolic point.
Segment CD is the isovolumic relaxation. During this phase, pressure continues
to fall. The mitral valve and aortic valve are both closed again so volume is
constant.
At point D pressure falls below the atrial pressure and the mitral valve opens,
initiating ventricular filling.
DA is the diastolic filling period. Blood flows from the left atrium to the left
ventricle. Atrial contraction completes ventricular filling.
As it can be seen, the PV loop forms a roughly rectangular shape and each loop is
formed in an anti-clockwise direction.
the horizontal distance between the top-left corner and the bottom-right corner
of each loop is the stroke volume[2]
the line joining the top-left corner of several loops is the contractile or inotropic
state[3].
Perhitungan secara teori pada siklus ideal akan mencakup 4 proses ialah kompresi,
ekspansi, pemanasan, dan pendinginan. Gambar berikut adalah diagram tekanan-
volume (P-V) siklus ideal motor 4 langkah volume tetap (siklus Otto).
Langkah 0-1 adalah langkah isap, langkah 1-2 adalah langkah pemampatan, garis 2-3
adalah pembakaran secara cepat yang menghasilkan pemanasan gas pada volume
konstan, langkah 3-4 adalah langkah ekspansi gas panas, sedang segmen 4-1 turunnya
tekanan secara tiba-tiba karena dibukanya katup buang. Setelah itu gas dibuang pada
langkah 1-0.
Asumsi yang digunakan pada siklus seperti pada gambar di atas beserta penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1. Langkah isap (0-1) dan langkah buang (1-0) dianggap sebagai proses tekanan
tetap.
2. Langkah pemampatan (1-2) dianggap berlangsung secara adiabatik, karena
proses tersebut berlangsung sangat cepat sehingga dianggap tidak ada panas
yang sempat keluar sistem.
3. Proses pembakaran (garis 2-3) dianggap sebagai pemasukan (pengisian) kalor
pada volume konstan.
4. Langkah kerja (3-4) dianggap juga berlangsung adiabatik. Penjelasan sama
dengan nomor 2.
5. Proses penurunan tekanan karena pembukaan katup buang (garis 4-1) dianggap
sebagai pengeluaran (pembuangan) kalor pada volume tetap.
6. Fluida kerja dianggap gas ideal sehingga memenuhi hukum-hukum gas ideal.
Sesuai hukum 1 termodinamika, kesetaraan panas dan gerak dapat dituliskan sebagai
persamaan energi sebagai berikut:
Q = U + W …………………..(9)
Dengan
e = W / Qin………………….(10)
Pada siklus di atas U = 0, karena pada akhir siklus posisi grafik kembali ke titik
semula (atau keadaan fluida pada akhir siklus sama seperti pada awal siklus), sehingga
Persamaan penambahan panas pada volume konstan pada siklus di atas ialah:
Qin = M cv (T3 – T2)
Dengan cv ialah panas spesifik udara pada volume tetap. (Notasi 1, 2, 3, dan 4 pada
persamaan di atas adalah sesuai dengan titik-titik pada grafik dalam gambar 4 di atas.)
Proses 1-2 dan 3-4 adalah adiabatik, sehingga dan Sedangkan dari grafik terlihat
bahwa V1 = V4 dan V3 =- V2, sehingga Dengan demikian maka
Dari persamaan di atas terlihat bahwa efisiensi siklus ideal Otto akan sebanding
dengan perbandingan kompresi dan tidak tergantung pada besarnya pemasukan dan
pengeluaran panas.
siklus diesel
Siklus diesel sebenarnya prosesnya hamper mirip dengan mesin otto Cuma
yang membedakan pada diesel tidak ada busi, tetepi hanya busi pemanas saja,dan pada
mesin diesel umumnya menganut komresi yang jauh lebih tinggi dari mesin otto.
2.-Siklus otto
Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)
adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Secara thermodinamika, siklus ini memiliki 4 buah proses thermodinamika yang
terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor
tetap). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram tekanan (p) vs temperatur (V)
berikut:
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada
proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi
karena adanya loncatan api listrik yang ditimbulkan oleh dua elektroda busi,
sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar hingga mencapai temperatur nyala akibat kompresi
torak. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel
juga disebut compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark
ignition engine.
3. Perbedaan langkah ICE 2tak dan 4tak
Didalam dunia otomotif, sebagai prime mover (pengerak utama) digunakan internal
combustion engine (motor pembakaran dalam), baik itu motor bensin maupun motor
disel, dan kedua jenis motor tersebut ada yang menggunakan proses kerja 4 tak atau
atau menggunakan proses kerja 2 tak. Istilah motor 4 tack dan motor 2 tack adalah
istilah dalam bahasa Belanda, dalam bahasa Inggris disebut four stroke engine dan
two stroke engine, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut motor 4 langkah dan
motor 2 langkah, tapi secara umum lebih populer motor 4 tak dan 2 tak.
Motor 4 tak adalah motor yang tiap satu kali proses kerjanya memerlukan 4 kali
gerakan piston (seker : Belanda, torak : Indonesia) dari TMA (Titik Mati Atas) ke
TMB (Titik Mati Bawah) dan dari TMB ke TMA atau dua kali putaran crank shaft
(kruk as : Belanda, poros engkol : Indonesia).
Motor 2 tak adalah motor yang tiap satu kali proses kerjanya memerlukan 2 gerakan
piston dari TMA ke TMB dan dari TMB ke TMA atau satu kali putaran crank shaft.
Proses kerja motor 4 tak dan 2 tak telah banyak sekali dibahas pada situs-situs di-
internet, cari dengan Google search engine ketikan : “proses kerja motor pembakaran
dalam”, perhatikan ternyata ada 60.000 lebih posting yang membahas tentang judul
tersebut, coba buka salah satu situs, misalnya :
http://baiuanggara.wordpress.com/category/i-p-t-e-k/motor-pembakaran-dalam/,
silahkan pelajari dan silahkan juga kalau mau membuka situs-situs yang lainnya
supaya lebih memahami.
Daya yang dihasilkan oleh mesin adalah sama dengan kerja yang dilakukan per siklus
operasi kali jumlah siklus operasi per detik. Jika N adalah jumlah putaran per detik,
dan n_c adalah jumlah putaran per siklus, jumlah siklus per detik hanya rasio mereka.
Kita dapat menulis
Menurut definisi:
W = pmep * Vd
Sehingga,
Karena torsi T terkait dengan kecepatan sudut (yang baru N 2 π) dan kekuasaan yang
dihasilkan oleh P = TN2π
Perhatikan bahwa kecepatan telah menurun dari persamaan dan satu-satunya variabel
torsi dan perpindahan volume. Karena jangkauan maksimum tekanan rem berarti
efektif untuk desain mesin yang baik sudah terbentuk dengan baik, sekarang kita
memiliki perpindahan mesin ukuran independen torsi kapasitas menghasilkan desain
mesin (torsi tertentu macam). Hal ini berguna untuk membandingkan perpindahan
mesin yang berbeda. Berarti tekanan efektif juga berguna untuk perhitungan desain
awal, yaitu diberi torsi, kita dapat menggunakan nilai MEP standar untuk
memperkirakan perpindahan mesin yang dibutuhkan. Namun, penting untuk diingat
bahwa tekanan yang efektif berarti tidak mencerminkan tekanan-tekanan aktual di
dalam ruang pembakaran individu - meskipun kedua tentu terkait - dan berfungsi
hanya sebagai pengukur kinerja nyaman.
Brake Mean Effective Tekanan atau bmep adalah, seperti biasa, dihitung dari torsi
diukur dynamometer. Ditunjukkan berarti tekanan atau imep efektif dihitung dengan
menggunakan kekuasaan yang ditunjukkan, yaitu: volume tekanan integral dalam
kerja per siklus persamaan. Kadang-kadang istilah fmep (gesekan berarti tekanan
efektif) digunakan sebagai indikator tekanan efektif rata-rata kehilangan gesekan (atau
gesekan torsi) dan hanya perbedaan antara imep dan bmep.
Nilai-Nilai BMEP
• Tentu saja percikan-penyalaan disedot mesin: nilai maksimum dalam kisaran 8,5-
10,5 bar (~ 125-150 lb/in2), pada kecepatan mesin di mana torsi maksimum diperoleh.
Pada rated kekuasaan, nilai-nilai bmep biasanya 10 hingga 15% lebih rendah.
• turbocharged percikan pengapian mesin otomotif: bmep maksimum dalam 12,5-17
bar kisaran (180-250 lb/in2).
• Tentu disedot empat-tak mesin diesel: bmep maksimum dalam 7-9 bar rentang (100-
130 lb/in2).
• otomotif turbocharged empat-tak mesin diesel: bmep maksimum dalam 14-18 bar
jangkauan.
• Dua-stroke sebanding mesin diesel memiliki nilai-nilai, tapi sangat besar kecepatan
rendah seperti mesin diesel Wartsila-Sulzer RTA96-bmep C dapat memiliki hingga 19
bar.
Sebagai contoh, empat-stroke memproduksi motor 160 N • m dari 2 liter perpindahan
akan memiliki bmep dari (4π) (160 N • m) / (0,002 m³) = 10,05 bar). Jika mesin yang
sama menghasilkan 76 kW pada 5400 rpm (90 Hz), dengan torsi 134 N • m dan bmep
adalah 8,42 bar. Seperti mesin piston selalu memiliki torsi maksimum pada kecepatan
rotasi yang lebih rendah daripada output maksimum, yang BMEP lebih rendah pada
kekuatan penuh.
Daya yang dihasilkan oleh mesin adalah sama dengan kerja yang dilakukan per siklus
operasi kali jumlah siklus operasi per detik. Jika N adalah jumlah putaran per detik,
dan n_c adalah jumlah putaran per siklus, jumlah siklus per detik hanya rasio mereka.
Kita dapat menulis
Menurut definisi:
W = pmep * Vd
Sehingga,
Karena torsi T terkait dengan kecepatan sudut (yang baru N 2 π) dan kekuasaan yang
dihasilkan oleh P = TN2π
The CT 400 equipment series offers a wide range of experiments on industrial engines
with a power output of up to 75 kW. The complete test stand is made up of the CT 400
brake unit and a test engine. A choice of two water-cooled engines is available:
The test engine can be connected to the brake unit quickly and easily. The CT 400
load mechanism essentially consists of an adjustable air-cooled eddy current brake.
The engines can be investigated in two modes:
Torque control: Manual adjustment of braking torque. The characteristic curve for the
brake is changed, different full load points are approached and measurements are
carried out depending on the speed.
Speed control: A controller keeps the speed constant, while the engine torque is
increased. This allows different load points to be approached and measurements are
carried out depending on the load. An indicating system with PC data acquisition for
the pressure curves in the engines and an exhaust gas analysis unit are available as
accessories.
Learning content/Exercises:
p-V diagram
p-t diagram
Pressure curve over gas cycle
Determination of indicated power
Determination of mechanical efficiency
The production of the prototype 4-cylinder engine posed numerous design and
manufacturing issues. Key to the project was that the new cylinder head must be
capable of being used on an existing production cylinder block, in this case a Ford 2.0l
unit.
This meant the design team at Powertrain Technologies Ltd had to work around
existing fixed features such as the head bolts and the coolant and oil transfer passages.
In order to make the 4-cylinder as versatile as possible it was also necessary to make
sure that the key design features of the helix that generates the air motion, the transfer
port plus the spark plug and injector locations could all be removable for revised
designs. A final requirement was for the provision of significant amounts of
instrumentation as well.
This resulted in a highly complex design that had to be translated into a casting. In
order to achieve this in an acceptable time frame it was decided to use rapid
prototyping. This work was undertaken by Castings Technology International who
first had to create the core models from, which the rapid prototypes were
manufactured. This head was probably the most complex they had ever attempted and
had many unavoidable regions where the metal condition was marginal due to either
thin sections or sudden changes in section. Nonetheless, they successfully executed
the project and produced three castings.
An area of concern to the design team was that of the combustion chamber. The
inclusion of numerous bosses through the water jacket to allow pressure and
temperature sensors to be included meant that the cooling jacket was compromised
around the chamber. Thus there would be a likelihood that elevated temperatures
might be sustained that could have an impact on the structural integrity of the
aluminium. To mitigate this issue it was decided that the combustion chamber would
be sleeved with stainless steel to provide thermal protection to the parent metal.
Motor listrik
1. PENDAHULUAN
Bagian ini menggambarkan ciri-ciri utama motor listrik.
1.1 Dimana motor digunakan Motor listrik merupakan sebuah perangkat
elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di
rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut
“kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan
sekitar 70% beban listrik total di industri.
1.2 Bagaimana sebuah motor bekerja
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama (Gambar 1):
Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004):
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan
fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.
Komponen motor listrik bervariasi untuk berbagai jenis motor, dalam bab 2 dijelaskan
untuk masing-masing motor
Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak
langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana
diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran
kecepatan yang luas.
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:1
Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet
akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan
yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari
utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau
lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur
medan.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet.
Dinamo yang berbentuk silinder.
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat
yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut
generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga
seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron,
dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik
(milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi
ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi yang
dimilikinya, sebagai standar di EU, pembagian kelas ini menjadi EFF1, EFF2 dan
EFF3. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan
tenaga, sedangkan EFF3 sudah tidak boleh dipergunakan dalam lingkungan EU, sebab
memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara otomatis akan
menimbulkan buangan karbon yang terbanyak, sehingga lebih mencemari lingkungan.
Standar IEC yang berlaku adalah IEC 34-1, ini adalah sebuah standar yang mengatur
rotating equipment bertenaga listrik. Ada banyak pabrik elektrik motor, tetapi hanya
sebagian saja yang benar-benar mengikuti arahan IEC 34-1 dan juga mengikuti arahan
level efisiensi dari EU.
Banyak produsen elektrik motor yang tidak mengikuti standar IEC dan EU supaya
produknya menjadi murah dan lebih banyak terjual, banyak negara berkembang
manjdi pasar untuk produk ini, yang dalam jangka panjang memboroskan keuangan
pemakai, sebab tagihan listrik yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Lembaga yang mengatur dan menjamin level efisiensi ini adalah CEMEP, sebuah
konsorsium di Eropa yang didirikan oleh pabrik-pabrik elektrik motor yang ternama,
dengan tujuan untuk menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi pencemaran
karbon secara global, karena banyak daya diboroskan dalam pemakaian beban listrik.
Sebagai contoh, dalam sebuah industri rata-rata konsumsi listrik untuk motor listrik
adalah sekitar 65-70% dari total biaya listrik, jadi memakai elektrik motor yang
efisien akan mengurangi biaya overhead produksi, sehingga menaikkan daya saing
produk, apalagi dengan kenaikan tarif listrik setiap tahun, maka pemakaian motor
listrik EFF1 sudah waktunya menjadi keharusan.
REFERENSI
Automated Buildings. www.automatedbuildings.com/news/jul01/art/abbd/abbf2.gif
Bureau of Energy Efficiency (BEE), Ministry of Power, India. Components of an
Electric
Motor. 2005.
www.energymanagertraining.com/equipment_all/electric_motors/eqp_comp_motors.h
tm
Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. Energy Efficiency in
Electrical
Utilities. Book 3. 2004
Bureau of Indian Standards. Indian Standard Code for Motors – IS1231.
C.R. Nave, Department of Physics and Astronomy, Georgia State University. How
does an
electric motor work? In: Hyperphysics, Electricity and Magnetism. 2005
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/hframe.html
DirectIndustry. Virtual Industry Exhibition. 2005. www.directindustry.com
Electricians Toolbox Etc (E.T.E.). Motor Characteristics. 1997. www.electoolbox.
com/motorchar.htm
Integrated Publishing. Synchronised Motors, In: Neets, Module 01, Introduction to
Matter,
Energy, and Direct Current, Chapter 4, Alternating Current Motors. 2003
www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htm
L.M. Photonics Ltd. DC Motor Control. 2002.
www.lmphotonics.com/vsd/vsd_02.htm
myElectrical. DC Machine Construction. 2005.
www.myelectrical.com/book/Machines/DC%20Machine%20Construction%20(Field
%20Win
ding).aspx?%09%09%09ID=P040507102940
Parekh, R., Microchip Technology Inc. AC Induction Motors Fundamentals, AN887.
2003.
www.microchip.com, ww1.microchip.com/downloads/en/AppNotes/00887a.pdf
Rodwell International Corporation. Basic Motor Theory. On: Reliance Electric Motor
Technical Reference home page, 1999. www.reliance.com/mtr/mtrthr.htm
US Department of Energy (US DOE). Fact Sheet:Determining Motor Load and
Efficiency.
Developed as part of: Motor Challenge, a program of US DOE
www1.eere.energy.gov/industry/bestpractices/pdfs/10097517.pdf
Copyright:
Copyright © United Nations Environment Programme (year 2006)
This publication may be reproduced in whole or in part and in any form for
educational or non-profit purposes without
special permission from the copyright holder, provided acknowledgement of the
source is made. UNEP would appreciate
receiving a copy of any publication that uses this publication as a source. No use of
this publication may be made for resale
or any other commercial purpose whatsoever without prior permission from the
United Nations Environment Programme.
Hak Cipta:
Hak cipta © United Nations Environment Programme (year 2006)
Publikasi ini boleh digandakan secara keseluruhan atau sebagian dalam segala
bentuk untuk pendidikan atau keperluan
non-profit tanpa ijin khusus dari pemegang hak cipta, harus mencantumkan sumber
yang membuat. UNEP akan menghargai
pengiriman salinan dari setiap publikasi yang menggunaan publikasi ini sebagai
sumber. Tidak diijinkan untuk
menggunakan publikasi ini untuk dijual belikan atau untuk keperluan komersial
lainnya tanpa ijin khusus dari United
Nations Environment Programme.
Disclaimer:
This energy equipment module was prepared as part of the project “Greenhouse Gas
Emission Reduction from Industry in
Asia and the Pacific” (GERIAP) by the National Productivity Council, India. While
reasonable efforts have been made to
Electrical Energy Equipment: Electric Motors
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org
©UNEP 26
ensure that the contents of this publication are factually correct and properly
referenced, UNEP does not accept
responsibility for the accuracy or completeness of the contents, and shall not be liable
for any loss or damage that may be
occasioned directly or indirectly through the use of, or reliance on, the contents of
this publication, including the translation
into other languages from English. This document is a translation of the chapter in
English and does not constitute an
official United Nations publication.
Disclaimer:
Modul peralatan energi ini dibuat sebagai bagian dari proyek “Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca dari Industri di Asia
dan Pasifik/ Greenhouse Gas Emission Reduction from Industry in Asia and the
Pacific” (GERIAP) oleh Badan
Produktivitas Nasional, India. Sementara upaya-upaya masih dilakukan untuk
menjamin bahwa isi dari publikasi ini
didasarkan fakta-fakta yang benar, UNEP tidak bertanggung-jawab terhadap
ketepatan atau kelengkapan dari materi, dan
tidak dapat dikenakan sangsi terhadap setiap kehilangan atau kerusakan baik
langsung maupun tidak langsung terhadap
penggunaan atau kepercayaan pada isi publikasi ini.