Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Kelompok 3
Ada empat pendekatan perkembangan psikososial orang dewasa diwakili oleh model tahapan
normative, model timing of event, model trait, model typological.
Menurut Erikson, masa dewasa awal merupakan waktu perubahan dramatis dalam
hubungan personal. Dewasa awal mencari keintiman emosional dan fisik dalam hubungan
dengan teman sebaya atau pasangan romantic.pembukaan diri dan rasa memiliki merupakan
aspek penting intimacy.hubungan yang intim dapat diasosiasikan dengan kesehatan fisik dan
mental. Mayoritas orang dewasa awal memiliki teman tapi memilki waktu yang terbatas untuk
dihabiskan bersama mereka yang terus meningkat. Pertemanan wanita lebih intim dari pada pria.
Merujuk kepada teori segitiga cinta(Stanberg), cinta memiliki tiga aspek yaitu intimacy,
komitmen dan hasrat. Intimasi adalah element emosional yang mencakup pengungkapan diri
yang mengarahkan kepada keterhubungan seperti kehangatan dan kepercayaan,Hasrat element
motivasional didasarkan kepada dorongan batin yang menerjemahkan gejolak fisiologis kedalam
hasrat seksual.komitment adalah element kognitif yaitu keputusan untuk mencintai dan untuk
terus dicintai.
Pertemanan
Pertemanan pada masa dewasa awal cenderung berpusat pada pekerjaan dan aktivitas
parenting serta berbagi kepercayaan diri masukan. Pertemanan memiliki kualitas dan
karakteristik yang beragam sebagian pertemanan berlangsung seumur hidup sedangkan yang lain
cepat beralalu, beberapa pertemanan terbaik lebih stabil ketimbang keterikatan kepada lain jenis
atau pasangan. Seorang dewasa awal yang masi lajang amat bergantung kepada pertemanan
untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka dibanding orang dewasa awal yang telah menikah atau
menjadi orang tua. Seorang dewasa awal yang membangun karier dan mengasuh bayi memiliki
waktu lebih sedikit untuk bersama dengan teman mereka.
Cinta
Menurut teori cinta triangular ada 3 elemen cinta yaitu intimacy, hasrat dan komitmen. Dimana
intimacy adalah elemen emosional mencakup pengungkapan diri yang mengarah pada
keterhubungan kehangatan dan kepercayaan. Hasrat yaitu elemen motivasional didasarkan
kepada dorongan batin yang menerjemahkan gejolak fisiologis ke dalam hasrat seksual.
Komitmen, elemen kognitif yang merupakn keputusan untuk mencintai dan untuk terus dicintai.
Ketiga elemen itu akan mempresentasikan penentuan jenis cinta apa yang dimiliki oleh
seseorang.
Seksualitas
Orang-orang cenderung mencari pasangan yang mirip dengan diri mereka. Sikap terhadap
hubungan seks pranikah telah makin liberal. Akan tetapi pria dan wanita memiliki tingkat
berhubungan seks yang lebih rendah ketimbang yang dipercayai. Ketidaksetujuan terhadap
homoseksual mulai menurun tetapi masih tetap kuat. Penolakan terhadap perselingkuhan seksual
semakin besar.
Dibandingkan masa lalu saat ini lebih banyak orang dewasa yang menunda pernikahan atau tidak
menikah sama sekali. Alasan terus melajang diantaranya adalah peluang karier, bepergian,
kebebasan seksual, dan gaya hidup, hasrat akan kepuasan diri, kecakapan diri lebih besar bagi
seorang wanita, menurunkan tekanan sosial untuk menikah, ketakutan akan perceraian dan
kesulitan menemukan pasangan yang pas.
Bagi para homoseksual proses pengungkapan diri mereka mungkin baru berjalan dengan baik
pada masa dewasa dan keterbukaan total akan orientasi seksual mereka mungkin tidak akan
pernah tercapai. Baik pria gay dan wanita lesbian membentuk hubungan seksual dan romantis
yang bertahan lama.
Hubungan tanpa ikatan pernikahan, hidup bersama (kumpul kebo) sudah menjadi semakin jamak
dan menjadi norma di banyak negara. Hidup bersama dapat menjadi percobaan pernikahan atau
pengganti pernikahan. Pasangan yang hidup bersama sebelum menikah cenderung memiliki
pernikahan yang lebih rapuh.
Pernikahan adalah sesuatu yang universal dan memenuhi kebutuhan dasar ekonomis, emosional,
seksual, dan pengasuhan anak. Pemilihan pasangan dan waktu menikah bervariasi dari satu
kultur ke kultur yang lain. Orang – orang yang berada di negara industri menikah di waktu yang
lebih lama dibandingkan generasi yang sebelumnya. Frekuensi relasi seksual dalam pernikahan
menurun seiring usia dan hilangnya kemudaan. Lebih sedikit orang yang melakukan
perselingkuhan seksual dibandingkan masa lalu.
Kesuksesan dalam pernikahan bisa jadi tergantung pada kekuatan komitmen dan pola interaksi
yang ditetapkan pada masa dewasa awal. Usia pada pernikahan merupakan prediktor utama
apakah sebuah pernikahan akan langgeng. Kelenturan dalam menghadapi kesulitan ekonomi,
kompabilitas, dukungan emosional, dan perbedaan harapan antara pria dan wanita bisa jadi
merupakan faktor penting.
Pernikahan dianggap cara terbaik menjamin keteraturan dalam membesarkan anak juga
memungkinkan pembagian dalam hal konsumsi dan pekerjaan. Idealnya pernikahan menawarkan
intimacy, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan, dan peluang
terhadap pertumbuhan emosional serta sumber identitas dan kepercayaan diri yang baru.