Professional Documents
Culture Documents
6.3.Persiapan Pasien 1. Pakaian pasien diganti dengan pakaian khusus untuk bersalin
2. Dilakukan clisma untuk mengosongkan rectum
3. Sedapat – dapatnya pasien dapat BAK spontan
4. Rambut pubis dicukur seperlunya
6.4.Pelaksanaan a. Pemeriksaan
Pemeriksaan ditujukan untuk mencari apakah ada kelainan –
kelainan obstetric yang tidak memungkinkan untuk terjadinya
persalinan sungsang pervaginam , atau indikasi – indikasi lain
untuk melakukan sektio secaria , seperti :
Gawat janin
Plasenta previa
Tumor jalan lahi
Bayi besar > 3500 gram
Bokong kaki
KPD
Riwayat trauma lahir bayi sebelumnya ( dengan letak
sungsang
Riwayat kematian perinatal ( dengan letak sungsang )
Imbang feto pelvic yang tidak baik
PENGERTIAN Retensio plasenta adalah : Plasenta yang belum lahir dalam setengah jam
setelah janin lahir.
PENGERTIAN Pre eklamsi ringan adalah Timbulnya hipertensi di sertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 mgg atau segera
setelah persalinan.
PENGERTIAN Pre eklamsi berat adalah Suatu komplikasi yang di tandai dengan
timbulnya hipertensi > 160/ 110 mmHg disertai protein urine dan edema,
pada kehamilan 20 mgg atau lebih.
PENGERTIAN Eklampsia adalah Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma.Sebelumnya
wanita tadi menunjukan gejala-gejala preeklampsia ( kejang-kejang
timbul bukan akibat kelainan neurologik )
SUBYEKTIF
PENGERTIAN Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses
persalinan berlangsung.
1. PENATALAKSANAAN HEG
- Infus Dextrose 5 %
- Primperan Injeksi 3x 1 ampul
- Antacyd syrup 3x1 sdm
2. PENATALAKSANAAN KONTRAKSI
- Infus RL + 2 ampul Duvadilan 12-16 tpm
- Dexamethason Injeksi 1x12 mg (2 hari)
- Cefotaxim Injeksi 1 gr/IV
3. PENATALAKSANAAN HAP
- Infus RL (1/2 Line tergantung kondisi)
- O2 (2-3 Liter/menit)
- USG
4. PENATALAKSANAAN PER
- Nifedipine 3x10 mg (oral)
- Kontrol 1 minggu
- Istirahat cukup
- Os pulang
5. PENATALAKSANAAN PEB
- Infus Dextrose 5% + 8 gr MgSO4 (20 ml) 28 tpm
- MgSO4 2 gr/bolus (5 cc MgSO4 + 5 ml Aquadest), selama 5 menit
perlahan-lahan.
- Urin (Dauer Catheter)
- Terminasi kehamilan dalam 24 jam
Syarat MgSO4 :
- Reflek patella (+)
- Frekuensi pernapasan ≥ 16 x/menit
- Urin > 30 ml/jam
KEBIJAKAN Pelayanan imunisasi dapat dilakukan oleh Dokter umum dan Bidan.
b. Kemasan :
Kemasan dalam ampul dengan 4 ml pelarut dan flakon dengan 1
ml pelarut,sediaan beku kering.
d. Kontraindikasi ;
Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksi,
furunkulosis, atau yang sedang menderita TBC.
e. Efek Samping :
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan
kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula,
kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan
sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda perut. Kadang –
kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau
leher,terasa padat,tidak sakit dan tidak menimbulkan
demam.Reaksi ini normal,tidak memerlukan pengobatan dan akan
menghilang dengan sendirinya.
b. Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri,
pertusis dan tetanus.
c. Kemasan:
Kemasan dalam vial.
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial.
1 Vial berisi 10 dosis.
Vaksin berbentuk cairan.
e. Efek samping :
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala
berat seperti demam tinggi, Iritabilitas dan meracau yang biasanya
tejadi 24 jam setelah imunisasi.
f. Kontraindikasi ;
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau
gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi
pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosisi
pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua
dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
b.Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
c. Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 vial.
1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.
e.Efek samping :
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala
seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara dan kadang-kadang gejala demam.
f. Kontraindikasi ;
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.
c. Kemasan :
1 box vaksin tersiri dari 10 vial.
1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan.
e.Efek Samping ;
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan
yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
f. Kontraindikasi :
Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.
b. Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
d. Efek Samping :
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang
dari 0,17:1.000.000 ; Bull WHO 66 : 1988).
e. Kontraindikasi :
Pada individu yang menderita ”Immune Deficiency”. Tidak ada
efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada
anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya
sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan
setelah sembuh.
6. VAKSIN CAMPAK
a. Diskripsi :
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 100 Invective
Unit Virus Strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu
kanamycin dan 30 mcg residu erytromycin.
b. Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
c. Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 vial.
1 vial berisi 10 dosis.
1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml.
Vaksin ini berbentuk beku kering.
d. Cara pemberian dan Dosis :
Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi
5 ml cairan pelarut.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada
lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulanga booster
pada usia 6-7 tahun (Kelas I SD) setelah catch-up campaign
campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
e. Efek Samping :
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam rinagn dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.
f. Kontraindikasi :
Individu yang mengidap penyakit Immune Deficiency atau individu
yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia,
lymphoma.
7. VAKSIN HEPATITIS B
a. Diskripsi :
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus Recombinan yang telah
diinaktifkan dan bersifat non infectius, berasal dari HbsAg yang
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan
teknologi rekombinan.
b. Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus Hepatitis B.
c. Kemasan :
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan.
Vaksin Hepatitis B terdiri dari 2 kemasan.
Kemasan dalam Prefill Injection Device (PID).
Kemasan dalam vial.
1 box vaksin Hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID.
1 box vaksin Hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.
e. Efek Samping :
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di
sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan
dan biasanya hilang setelah 2 Hari.
f. Kontraindikasi :
Hipersensitive terhadap komponen vaksin, sama halnya seperti
vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh deberikan kepada
penderita infeksi berat yang disertai kejang.
8. VAKSIN DPT-HB
a. Diskripsi :
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid Difteri dan toxoid tetanus
yang dimurnikan dan pertusis yang inaktif serta vaksin Hepatitis B
yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg
dan bersifat non infectius.
b. Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
tetanus, pertusis dan hepatitis B.
c. Kemasan :
1 box vaksin DPT-HB vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.
Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT.