You are on page 1of 16

PEMERINTAH DESA ........

PERATURAN DESA ...................


NOMOR ............ TAHUN ……….
TENTANG
KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ................,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)


serta Angka Kematian Bayi (AKB) di Desa ......... sebagai
upaya peningkatan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan
pelayanan kesehatan dasar terutama kepada ibu, bayi dan
anak;
b. bahwa pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah Desa ....... merupakan tanggungjawab
bersama antara Pemerintah Desa, Lembaga-lembaga yang
ada di tingkat desa, dunia usaha/swasta dan masyarakat;
c. bahwa sehubungan dengan maksud pada huruf a, dan b
konsideran menimbang ini, perlu adanya Peraturan Desa
tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 39, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4825);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4587);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006
tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan
Peraturan Desa;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2003
tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Malang (Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2003 Nomor 4/E);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA)
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor
7/E);

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA .............
dan
KEPALA DESA …………..

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU


LAHIR DAN ANAK (KIBBLA).

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang di maksud dengan:


1. Desa adalah Desa ...................
2. Peraturan Desa adalah kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa ............
setelah mendapat persetujuan dari Badan Permusyawaratan
Desa ..................
3. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.
4. Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak yang selanjutnya
disebut KIBBLA adalah paket pelayanan terpadu dengan
memfokuskan pada intervensi yang terbukti berhasil
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
serta Anak.
5. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu
adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi 5
program prioritas yaitu keluarga berencana, kesehatan ibu dan
anak, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
6. Pos Persalinan Desa yang selanjutnya disebut Polindes
adalah fasilitas pelayanan masyarakat desa yang memberikan
pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak.
7. Praktek bidan adalah tempat untuk penyelenggaraan
pelayanan kebidanan bagi wanita hamil, nifas, dan KB, dan
penyelenggaraan pelayanan bayi dan balita.
8. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi yang selanjutnya disingkat P4K adalah kegiatan
yang dilakukan dalam rangka peningkatkan peran aktif suami,
keluarga dan masy dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil
serta tanda bahaya kehamilan.
9. Dukun bayi adalah tenaga non profesional yang bekerja
membantu proses persalinan oleh tenaga kesehatan.
10. Tim Kesehatan Desa, atau nama lain yang sudah ada di
desa, adalah suatu lembaga yang pembentukannya
berdasarkan hasil musyawarah desa yang melibatkan tokoh
masyarakat, agama, pemuda, PKK, bidan di desa, kader
posyandu, BPD, dan LPMD. Tim Kesehatan Desa ini
dikoordinir oleh Pokja IV PKK, dan beranggotakan kader
kesehatan.
11. Sasaran KIBBLA adalah Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
nifas, bayi baru lahir dan balita.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Hak Masyarakat

Pasal 2

Setiap orang berhak:


a. mendapatkan akses pelayanan KIBBLA pada sarana
pelayanan kesehatan Pemerintah Desa dan Tenaga
Kesehatan;
b. mendapatkan informasi KIBBLA yang proposional;
c. bagi masyarakat miskin mendapat jaminan pembiayaan
KIBBLA dari Pemerintah Desa.

Bagian Kedua
Kewajiban Penyelenggara Pelayanan KIBBLA

Pasal 3

Penyelenggara pelayanan KIBBLA berkewajiban:


a. meningkatkan pemeliharaan KIBBLA;
b. memberikan informasi yang sebenranya mengenai
pelayanan KIBBLA;
c. melakukan kemitraan antara Pemerintah dan swasta
termasuk Bidan praktek swasta dalam upaya meningkatkan
derajad KIBBLA;
d. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan;
e. prosedur yang sebagimana dimaksud pada ayat (4)
adalah segala aturan yang berlaku pada Polindes dan
Posyandu Desa.

Bagian Ketiga
Kewajiban Masyarakat

Pasal 4

Masyarakat pengguna layanan KIBBLA berkewajiban:


a. mematuhi prosedur dan abjuran dari penyelenggara
pelayanan;
b. meningkatkan pemeliharaan kesehatan diri dan keluarga;
c. meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
d. membantu pengguna layanan KIBBLA;
e. membantu mensosialisasikan program Pemerintah Desa
tentang KIBBLA.

BAB III
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DESA

Bagian Pertama

Wewenang

Pasal 5

Wewenang Pemerintah Desa dalam penyelenggaran pelayanan


kesehatan:
a. memberikan penerangan dan penyuluhan KIBBLA kepada
masyarakat;
b. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada para tenaga
kesehatan baik perorangan maupun yang berada pada institusi
pemerintah desa dan swasta;
c. membantu Pemerintah melakukan Audit Maternal Perinatal
(AMP) terhadap setiap kasus yang terkait dengan kematian ibu
dan bayi.
Bagian Kedua
Tanggung Jawab

Pasal 6

Tanggung jawab Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan


pelayanan kesehatan:
a. mengatur, membina dan mengevaluasi penyelenggaraan
pelayanan KIBBLA;
b. menyelenggarakan pelayanan kesehatan KIBBLA yang merata
dan terjangkau oleh masyarakat;
c. meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.

BAB IV
PELAYANAN KESEHATAN

Bagian Pertama

Pasal 7

(1) Bayi dan balita dari keluarga miskin yang kekurangan


energi kronis berhak mendapat jaminanan pemberian
makanan tambahan melalui dana APBDES dan swadaya
masyarakat.
(2) Bayi dan balita berhak mendapat pelayanan Posyandu
secara rutin: monitoring pertumbuhan, gizi, imunisasi,
pencegahan diare.

Bagian Kedua
Tenaga Persalinan

Pasal 8

(1) Setiap pertolongan persalinan harus dilaksanakan di


sarana kesehatan dan ditangani oleh tenaga kesehatan yang
kompeten.
(2) Dalam melaksanakan pertolongan persalinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tenaga kesehatan
dapat menjalin kemitraan dengan dukun bayi.

Bagian Ketiga
Pembagian Tugas Bidan, Dukun Bayi, Tim Kesehatan Desa

Pasal 9

(1) Bidan mempunyai tugas:


a. melakukan asuhan kebidanan sesuai standar pelayanan
dan kewenangannya;
b. melakukan pemeriksaan pada kehamilan;
c. melakukan pertolongan persalinan;
d. melakukan asuhan kebidanan paska persalinan pada ibu
nifas dan bayi baru lahir; dan
e. melakukan perawatan pada bayi baru lahir.
(2) Dukun bayi mempunyai tugas:
a. memotifasi setiap ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan sedini mungkin pada Bidan atau
Tenaga Kesehatan;
b. memotifasi ibu hamil untuk merencanakan
persalinan bersama Bidan dan atau Tenaga Kesehatan;
c. mendampingi ibu bersalin pada saat persalinan di
Bidan dan atau Tenaga Kesehatan;
d. melakukan perawatan pada bayi lahir sesuai
standar pelayanan dan kewenangannya.
(3) Tim Kesehatan Desa mempunyai tugas:
a. melakukan pertemuan rutin dengan difasilitasi oleh Bidan;
b. memberikan masukan untuk pemantapan pelaksanaan
P4K;
c. melakukan up-date (pemutakhiran data) bulanan KIA;
d. membahas hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan P4K
dan bagaimana mengatasinya;
e. memantau kesiapan masyarakat dalam berpartisipasi
dalam pelaksanaan P4K (komponen P4K).

BAB V
MEKANISME USULAN KESEHATAN DAN SUMBER DANA

Bagian Pertama

Mekanisme Usulan Kesehatan

Pasal 10

(1) Perencanaan kesehatan dan atau KIBBLA dimulai dari


tingkat desa melalui musrenbangdes dengan melibatkan unsur
masyarakat secara partisipatif.
(2) Hasil pembahasan prioritas usulan termasuk di dalamnya
bidang kesehatan dan atau KIBBLA selanjutnya akan dibahas
pada musrenbang di tingkat kecamatan dan kabupaten.
(3) Dalam musrenbang ditingkat kecamatan Forum
Masyarakat Desa (FMD) masuk sebagai delegasi/utusan desa
untuk membawa aspirasi/usulan tentang kesehatan dan atau
KIBBLA.
(4) Utusan Forum Masyarakat Desa dalam musrenbang
kecamatan yang dimaksud pada butir 3 adalah unsur Tim
Kesehatan Desa yang memiliki kemampuan untuk meyakinkan
dan membawa aspirasi usulan kesehatan dan atau KIBBLA
dalam pembahasan usulan pada musrenbang kecamatan.
Bagian Kedua

Sumber Dana Dan Mekanisme Pengelolaan

Pasal 11

(1) Sumber dana untuk mendukung program KIBBLA diperoleh


dari APBDes, bersumber dari:
a. APBN;
b. APBD;
c. ADD;
d. Sumbangan masyarakat desa;
e. Bantuan lainnya (misalnya dari PNPM).
(2) Pengelolaan dana dilakukan oleh Tim Kesehatan Desa
melalui Bendahara Tim Kesehatan Desa.

BAB VI
PELAKSANAAN PROGRAM KIBBLA

Bagian Pertama

Pemantauan Wilayah Setempat - Kesehatan Ibu Dan Anak

Pasal 12

(1) Tim Kesehatan Desa melakukan pendataan dan


pemantauan semua sasaran KIBBLA.
(2) Biaya pendataan sasaran KIBBLA akan dialokasikan dari
dana Program KIBBLA.
(3) Pemantauan kesehatan ibu dan anak dilakukan secara
menyeluruh untuk aspek pemeriksaan kehamilan (K4),
persalinan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan bayi baru lahir
(KN2), pelayanan nifas, dan kontrasepsi pasca persalinan.
(4) Bidan desa secara aktif menggerakkan kelompok dasa
wisama untuk menemukan kasus-kasus KIBBLA resiko tinggi.
(5) Kader posyandu bersama bidan desa secara aktif
melakukan pencatatan dan pelacakan untuk sasaran yang
tidak datang (pelayanan 5 T = Timbang berat badan, Tekanan
darah diukur, imunisiasi TT, Tablet besi, Tinggi fundus atau
usia kehamilan) pada saat posyandu.
(6) Tim Kesehatan Desa melaporkan kasus kematian
maternal ke petugas kesehatan (kematian ibu yang
melahirkan, hamil dan nifas sampai dengan 42 hari setelah
melahirkan), perinatal (kematian janin umur 28 minggu dan
sampai dengan 7 hari setelah bayi lahir), dan neonatal
(kematian bayi berumur 8-28 hari). Tim Kesehatan Desa juga
ikut membantu memberikan informasi apabila dilakukan AMP
(Audit Maternal Perinatal).

Bagian Kedua
Persiapan Biaya

Pasal 13

(1) Bagi keluarga yang sangat miskin (pra sejahtera) yang


mendapatkan Jamkesmas maka tidak dikenakan biaya untuk
pelayanan kesehatan ibu dan anak (pemeriksaan ibu hamil,
penanganan gawatdaruratan, ibu nifas, dan neonatus).
(2) Bagi masyarakat miskin yang belum terdaftar dalam
Jamkesmas dan mengalami kasus kegawatdaruratan maka
dibantu dari alokasi dana APBDES, Jamkesmasda dan
swadaya masyarakat sesuai kemampuan desa.
(3) Bagi masyarakat yang masuk kategori miskin (sejahtera
1), terutama yang tinggal di dusun terpencil apabila mengalami
kasus kegawatdaruratan maka dibantu biaya transportasi
menuju Rumah Sakit.
(4) Penjelasan mengenai kreteria sejahtera 1 akan diatur
kemudian berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa atas
masukan dari lembaga desa dan Bidan desa.
(5) Untuk persiapan kelahiran, setiap ibu hamil harus
melakukan tabungan ibu bersalin (Tabulin) sejak diketahui
hamil sampai melahirkan.
(6) Setiap masyarakat harus melakukan penggalangan dana
sosial ibu bersalin (dasolin) yang dikelola oleh Tim Kesehatan
Masyarakat dan digunakan untuk membantu pelayanan
masyarakat yang tidak mampu.
(7) Tata cara masyarakat yang membutuhkan Dasolin ini
adalah dengan meminta surat pengantar dari ketua RT
setempat kemudian menghubungi Tim Kesehatan Desa,
selanjutnya jira pengajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, Ketua Tim Kesehatan Desa
merekomendasikannya lepada bendahara untuk melakukan
pembayaran.

Bagian Ketiga

Persiapan Donor Darah

Pasal 14

(1) Tim Kesehatan Desa dan dibantu aparat desa


melakukan pendataan kepada masyarakat untuk menjadi
calon pendonor, guna mempersiapkan apabila terjadi kasus
kegawatdaruratan yang dialami oleh masyarakat dan
membutuhkan darah.
(2) Masyarakat yang telah terdaftar sebagai calon pendonor
darah secara sukarela menandatangani surat perjanjian
sebagai calon pendonor dan siap apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan untuk menyumbang darahnya.
Bagian Keempat

Persiapan Transportasi

Pasal 15

(1) Tim Kesehatan Desa dan dibantu aparat desa


melakukan pendataan kepada masyarakat untuk menjadi
sukarelawan transportasi, guna mempersiapkan apabila terjadi
kasus kegawatdaruratan yang dialami oleh masyarakat dan
membutuhkan sarana transportasi.
(2) Masyarakat yang telah terdaftar sebagai sukarelawan
transportasi secara sukarela menandatangani surat perjanjian
sebagai sukarelawan transportasi dan siap apabila sewaktu-
waktu dibutuhkan transportasinya.

BAB VII
PENGAWASAN DAN PELAPORAN

Pasal 16

(1) Penanggungjawab pengawasan pengelolaan kegiatan


dan keuangan adalah Kepala Desa, BPD dan LPMD.
(2) Tim Kesehatan Desa wajib melaporkan pelaksanaan
kegiatan dan pengelolaan keuangan kepada Kepala Desa,
BPD, LPMD dan kepada masyarakat melalui musyawarah
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
(3) Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan untuk
KIBBLA diatur dalam Perdes APBDes.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN–LAIN

Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten ............(nama kabupaten/kota).

Ditetapkan di ........................
pada tanggal .........................

KEPALA DESA ................ ,

..........................
Diundangkan di ....................
pada tanggal ..........................
SEKRETARIS DAERAH

NAMA TERANG
NIP. …………………

LEMBARAN DESA ......... TAHUN ........ NOMOR ................


BERITA ACARA

RAPAT PARIPURNA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
DENGAN PEMERINTAH DESA ..................

Pada hari ini tanggal ......................., bertempat di balai desa ............,


Kecamatan ............., Kabupaten ............... telah diadakan Rapat Paripurna Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Pemerintah Desa .................
Rapat Paripurna tersebut dihadiri oleh : Pimpinan dan Anggota BPD serta Kepala
Desa dan Perangkat Desa .............., Kecamatan ............... sebagaimana daftar
hadir terlampir.

Dalam rapat Paripurna tersebut telah diperoleh kata sepakat mengenai pokok-pokok
hasil pembicaraan para peserta rapat dengan kesimpulan sebagai berikut:
Menetapkan Peraturan Desa tentang Kesehatan Ibu Bayi baru Lahir dan Anak
(KIBBLA)

Demikian Berita Acara Rapat Paripurna ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya
dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruhan akan diadakan perubahan dan
dibetulkan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ...................
Pada Tanggal .........................

Ketua BPD .................... Kepala Desa ………………

............................... …………………..
DAFTAR HADIR
RAPAT PARIPURNA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ............
KECAMATAN …………………..KABUPATEN ..............

No. Nama Jabatan dalam Tanda tangan


Kelembagaan Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Tgl , bln dan tahun


KETUA BPD .........................

.................

You might also like