Professional Documents
Culture Documents
Bahasa Jepang adalah bahasa yang kaya akan kosakata. Jenisnya pun sangat beragam tergantung
dengan cara, standar, dan dari sudut apa kosakata tersebut dipandang. Misalnya dilihat dari kelas
katanya (hinshi), Murakami menjelaskan bahwa terdapat 10 kelas kata bahasa Jepang.
Diantaranya adalah:
1. dôshi (verba)
2. i-keiyôshi (adjektiva-i)
3. na-keiyôshi (adjektiva-na)
4. meishi (nomina)
5. rentaishi (prenomina)
6. fukushi (adverbia)
7. kandôshi (interjeksi)
8. setsuzokushi (konjungsi)
9. jôdôshi (verba bantu)
10. joshi (partikel).
Selain diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada siapa yang menjadi penuturnya. Seperti berdasarkan usia
penutur, terdapat jidôgo atau yôjigo (bahasa anak-anak), wakamono kotoba (bahasa anak muda),
dan rôjingo (bahasa orang tua).
Berdasarkan jenis kelamin penutur, terdapat danseigo (bahasa laki-laki) dan joseigo (bahasa
perempuan).
Di samping beberapa yang telah diungkapkan di atas, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat
diklasifikasikan perbedaan zaman, tempat, asal-usul (goshu) seperti wago, kango, dan gairaigo,
dan sebagainya.
Dalam kelompok jiritsugo ada kata-kata yang dapat mengalami perubahan tetapi ada juga
yang tidak dapat mengalami perubahan. Kelompok jiritsugo yang dapat mengalami perubahan
dan dapat menjadi predikat disebut yoogen yang terdiri dari dooshi, keiyoodhi, dan keiyoodooshi.
Sedangkan yang tidak memiliki bentuk perubahan terdapat kata-kata yang dapat menjadi subjek
yang biasa disebut taigen yang mencakup satu kelas yaitu meishi. Dalam kelompok jiritsugo
yang tidak dapat mengalami perubahan ada juga kata-kata yang tidak dapat menjadi subjek tetapi
dapat menerangkan yoogen yaitu fukushi, menerangkan taigen yaitu rentaishi, kata-kata yang
tidak menjadi kata keterangan tapi berfungsi untuk menyambungkan dua kalimat atau dua bagian
kalimat yaitu setsuzokushi dan yang tidak berfungsi sebagai penyambung disebut kandooshi.
Dalam fuzokugo juga ada kelas kata yang dapat mengalami perubahan yang disebut
dengan jodooshi sedangkan yang tidak mengalami perubahan disebut joshi.
Dooshi adalah salah satu kelas dalam bahasa jepang yang dipakai untuk
menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Dooshi dapat mengalami
perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Dooshi termasuk jiritsugo
dapat membentuk sebuah bunsetsu walaupun tanpa bantuan kelas kata lain, dan dapat
menjadi predikat bahkan dengan sendirinya dapat memiliki potensi untuk menjadi
sebuah kalimat. Selain itu juga dooshi dapat menjadi keterangan kelas kata lain pada
sebuah kalimat, dalam bentuk kamus selalu diakhiri vocal u dan memiliki bentuk
perintah.
a. Jenis-jenis Dooshi
1. Jidooshi adalah kelompok dooshi yang tidak berarti mempengaruhi pihak lain.
Contohnya : iku (pergi), kuru (datang), okiru (bangun), neru (tidur) dan
sebagainya.
- fukugo dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari gabungan dua buah kata atau
lebih dan gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata.
Contoh : hanashiau ‘berunding’ (dooshi + dooshi)
- haseigo tohsite no dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari kelas kata lain dengan
cara menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap
sebagai satu kata. Contoh : samugaru (merasa kedinginan), asebamu
(berkeringat)
- hojo dooshi adalah dooshi yang menjadi bunsetsu tambahan. Contohnya : aru, iru
dan morau.
3. Shuushikei, yaitu bentuk dasar verb yang dipakai pada waktu mengakhiri ujaran.
Bentuk ini juga dapat diikuti kata ka atau kara.
4. Rentaikei, yaitu bentuk yang diikuti taigen seperi toki, koto, hito, mono, dan
sebagainya. Tapi dapat diikuti juga dengan yooda, bakari, kurai, gurai, no.
2. I – Keiyooshi (adjective – i)
i-keiyooshi sering disebut juga keiyooshi yaitu kelas kata yang menyatakan sifat
atau keadaan sesuatu dengan sendirinya menajdi predikat dan dapat mengalami
perubahan bentuk. Setiap kata yang termasuk i-keiyooshi selalu diakhiri i dalam bentuk
kamus, dapat menjadi predikat, dan juga dapat menjadi kata keterangan yang
menrangkan kata lain dalam sebuah kalimat. Tapi ada kata yang berakhiran i seperti
yumei (mimpi), kirai (benci) dan kirei (cantik, indah, bersih) walaupun berakhiran i tapi
tidak termasuk i-keiyooshi karena dalam bentuk kamusnya berakhiran da.
- Jenis-jenis i-keiyooshi
1. Zokusei keiyooshi yaitu kelompok i-keiyooshi yang menyatakan sifat atau keadaan
secara objektif. Misainya : takai (tinggi), nagai (panjang), hayai (cepat), omoi
(berat), akai (merah) dan sebagainya.
- Jenis-jenis na-keiyooshi
4. Meishi (nomina)
- Jenis-jenis Meishi
5. Rentaishi (prenomina)
Rentaishi adalah kelas kata yang tidak mengenal konjugasi yang diguanak untuk
menerangkan nomina. Oleh karena itu, kelas kata ini tidak dalat dijadikan sebagai
subjek atau predikat.
- Macam-macam Rentaishi
1. Yang berpola ‘….no atau ….ga’. misalnya : kono michi (jalan itu) ano hito (orang
itu, sono hon (buku itu), waga kuni (negeri kita) dan lain-lain.
2. Yang berpola ‘….ru’. misalnya : aru hi (suatu hari), arayuru kuni (seluruh
Negara), saru muika (tanggal 6 yang lalu)
3. Yang berpola ‘…na’. Misalnya : ookina ki (pokon besar), chiisana mi (buah kecil),
okashina katachi (bentuk yang aneh)
4. Yang berpola ‘….ta atau da’. Misalnya : tatta ippo (hanya satu batang), taishita
sakubin (karya yang hebat), tonda sainan (kecelakaan yang tidak terduga)
6. Fukushi (adverb)
Fukushi adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan
sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yoogen walaupun tanpa mendapat bantuan
dari kata-kata lain. Fukushi tidak dapat menjadi subjek, predikat dan obejek.
- Jenis-jenis fukushi
1. Jootai no fukushi berfungsi terutama menerangkan keadaan verb yang ada pada
bagian berikutnya. Cintoh : shikkari (to) nigiru (memegang dengan kuat),
yukkuri (to) aruku (berjalan dengan pelan-pelan), hakkiri (to) mieru (terlihat
dengan jelas), sotto chikazuku (mendekati dengan diam-diam).
7. Kandooshi (interjeksi)
Kandooshi adalah kelas kata yang tidak dapat berubah bentuknya, tidak dapat
menjadi subjek, keterangan ataupun konjugasi. Namun kelas kata ini dengan sendirinya
dapt menjadi sebuh bunsetsu walaupun tanpa bantuan kelas kata lain. Dalam bahasa
jepang modern kondooshi terdiri dari tiga macam yaitu :
1. Kandooshi yang menyatakan rasa haru (aa, aru, oyaoya, chikushoo, hatena, are, dore)
2. Kandooshi yang menyatakan panggilan (moshi, kore, kora, nee, saa, haru)
8. Setsuzokushi (konjungsi)
Setsuzokushi adalah kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk tapi
tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat ataupun kata yang menerangkan kata lain.
Setsuzokushi berfungsi menyambungkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya atau
menghubungkan bagian kalimat dengan kalimat lain.
- Jenis-jenis Setsuzokushi
7. Tenkan no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengganti atau
mengubah pokok pembicaraan. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini
misalnya : tokorode, tokini, tsugini, dewa.
Jodooshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah
bentuknya. Tidak dapat membentuk bunsetsu dengan sendirinya tapi dapat membentuk
bunsetsu bila digabungkan dengan kata lain.
- Jenis-jenis Jodooshi
1. reru dan rareru (ukemi, kanoo, jihatsu, sonkei)
a. ukemi (pasif)
Kata reru dan rareru sebagai bentuk pasif menunjukan bahwa aktivitasnya
tidak dilkukan oleh sendiri.
c. jibatsu (menyatakan makna bahwa suatu kejadian, keadaan atau aktivitas terjadi
atau dilakukan secara alamiah)
Kata seru dan saseru menyatakan bahwa aktivitas tersebut merupakan suruhan
untuk melakukan suatu kegiatan.
4. nai, nu (uchikeshi=negative)
5. ta (kako=bentuk lampau)
9. soda (denbun to yootai), denbun adalah jenis jodooshi yang dipakai pada waktu
menyampaikan atau memberitahu lagi berita atau kabar yang didengar rai orang
lain kepada orang lain.
10. yooda (tatoe ‘perumpamaan’, futashikana dantei ‘keputusan yang tidak pasti’)
Joshi adalah yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk
menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti
kata tersebut lebih jelas lagi.
- Jenis-jenis Joshi
1. Kakujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah nomina untuk
menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Joshi yang
termasuk kelompok ini adalah ga, no, o, e, to, yori, kara, de, dan ya.
2. Setsuzokujoshi adalah joshi yang dipakai setelah yoogen atau setelah jodooshi
untuk melanjutkan kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada
b again berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah ba, to, keredo,
keredomo, ga, kara, shi, temo, te, nagara, tari, noni dan node.
3. Fukujoshi adalah joshi yang dipakai setelah berbagai macam kata. Joshi yang
termasuk kelompok ini adalah wa, mo, demo, shika, made, bakari, dake, hodo,
kurai, nado, ka, nari, yara, sae dan zutsu.
4. Shuujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata
benda pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan,
seruan, rasa haru, dll. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah ka, kashira, na,
naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa.
Wisata Bahasa (5) : Klasifikasi Kata Bahasa Jepang dan Bahasa Apr 23, '06 11:58 PM
Indonesia for everyone
A. Klasifikasi Kata bahasa Jepang
Konsep morfem tidak dikenal oleh para tata bahasawan tradisional , yang selalu ada dalam tata
bahasa tradisional adalah satuan lingual yang disebut kata (語・単語), apa yang disebut kata
ini, menurut ahli linguistik tradisional Leonard Bloomfield, kata adalah satuan bebas terkecil (a
minimal free form), dibawah ini akan di jelaskan bagaimana klasifikasi kata dalam bahasa
Jepang.
Istilah kata (語・単語 go atau tango) dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa kelompok yaitu :
1. Kata Dasar (単純語 tanjungo)
Misalnya kata orang(人 hito), makan (食べる taberu ), tidur )寝る neru) dan lain
lain.Kengan lain kata dasar adalah kata yang mempunyai satu arti dan dapat berdiri sendiri, tidak
mengalami penambahan imbuhan dan perubahan bentuk.
2. Kata Turunan (派生語 haseigo)
Yaitu kata kata yang sudah mengalami perubahan bentuk, penambahan imbuhan dan proses
perubahan ucap. Kata turunan ini dalam bahasa Jepang terbagi menjadi 3 bagian yaitu,
a. gejala perubahan pengucapan (変音現象 hen on genshou)
b. Penamahan imbuhan di awal kata (接頭辞 settouji ) dan
c. penambahan imbuhan di akhir kata(接尾辞 setsubiji.
3. Kata Majemuk (複合語 fukugougo)
Yaitu kata kata yang mengalami proses pembentukan kata majemuk, dalam bahasa jepang
kata majemuk ini jumlahnya sangat banyak dan bervariasi. Kata majemuk dalam bahasa Jepang
terbagi menjadi :
3.1. Kata Benda Majemuk (複合名詞)
Yaitu kata benda yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur kata yang membentuk satu
kata benda majemuk. Kata majemuk ini terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di
bawah ini ;
a. Verba + Verba : 取り扱い toriatsukai ; perlakuan
b. Noun + Verba :物置 mono oki : tempat barang
c. Noun + Noun
d. Adjektiva + Noun
e. AD + Noun
f. Verba + Noun,
g. Noun Adjektiva + Noun.
3.2 Kata Kerja Majemuk (複合動詞 fukugoudoushi)
Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan gabungan dua
buah unsur yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba majemuk ini terbagi
menjadi 5 kelompok yaitu :
a. V + V ; 食べ始める tabehajimeru ; mulai makan
b. N + V : 勉強する benkyousuru : belajar
c. A + V ; 若返る wakakaeru ; muda kembali
d. 副詞+V ; ぼんやりする bonyarisuru ; melamun
e. 接辞+V ; さし上げる sashiageru ; memberi
Diantara kelompok ini, kelompok 「V+V」ini kalau di teliti lebih jauh lagi terbagi lagi
menjadi 4 sub kelompok yaiitu
1) V+ V 実質的複合語
2) V+ v 接尾辞化
3) v + V 接頭辞化
4) v + v 単純語化
Untuk bagian ini perlu penjelasan lebih lanjut, dan nanti akan dibahas secara rinci di jurnal
tersendiri.
3.3 Kata Sipat 1 majemuk 複合形容詞 fukugo keiyoushi (CA)
Seperti diketahui kata sipat dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golonga yaitu. kata sipat 1
yang berakhiran i seperti atararashii, takai dan lain lain, dan kata sipat golongan 2 yang berakhira
na/da, seperti kireida, shizukada da lain lain.