Professional Documents
Culture Documents
LAMPIRAN
TENTANG
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR .................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................ii
BAB I
KETENTUAN UMUM
1.1. Pengertian / Istilah
Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
1.1.1. APLN adalah Anggaran PLN yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) dan telah disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan mendesak atau
Keadaan Darurat (emergency) yang belum ditetapkan di dalam RKAP;
1.1.2. Anak Perusahaan adalah anak perusahaan PLN yang sahamnya minimum 90% dimiliki oleh
PLN
1.1.3. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian, meliputi antara lain bahan baku,
barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pengguna
Barang/Jasa;
1.1.4. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah fisik pekerjaan
mencapai 100% (seratus persen);
1.1.5. Berita Acara Serah Terima Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa pemeliharaan
selesai;
1.1.6. Bidding Room adalah ruangan yang disediakan oleh Panitia Pengadaan e-Procurement PLN
guna menyampaikan harga penawaran baik melalui e-Bidding maupun e-Auction;
1.1.7. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan sebagai
pedoman dalam Penilaian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa yang digunakan pada prakualifikasi
maupun pascakualifikasi;
1.1.8. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang disiapkan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan sebagai
pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh Calon Penyedia
Barang/Jasa serta pedoman evaluasi penawaran oleh Panita/Pejabat Pengadaan;
1.1.9. Dokumen Penawaran adalah surat penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya yang
disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa;
1.1.10. Direksi adalah organ PLN yang terdiri dari anggota Direksi yang bertanggungjawab penuh atas
pengurusan PLN untuk kepentingan, tujuan dan mewakili kepentingan PLN;
1.1.11. DEKOM adalah Dewan Komisaris PT PLN (Persero) yang merupakan organ perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasehat kepada Direksi;
1.1.12. Direksi Pekerjaan adalah wakil Pengguna Barang/Jasa, untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan;
1.1.13. Direksi Teknis adalah wakil Pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam
pengawasan pekerjaan (misalnya dengan Unit Jasa Sertifikasi, Unit Jasa Enjiniring, dan Unit
Jasa Manajemen Konstruksi);
1.1.14. e-Procurement PLN adalah sarana Pengadaan Barang/Jasa yang diproses secara elektronik;
yang diakses melalui internet pada alamat http://eproc.pln.co.id;
1.1.15. e-Auction adalah teknik penyampaian penawaran harga oleh Calon Penyedia Barang/Jasa
melalui e-Procurement PLN dimana harga yang disampaikan dikompetisikan di antara Calon
Penyedia Barang/Jasa selama selang waktu tawar menawar yang ditentukan;
1.1.16. e-Bidding adalah teknik penyampaian penawaran harga oleh Calon Penyedia Barang/Jasa
melalui e-Procurement PLN dimana harga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan
dan bersifat final;
1.1.17. General Manager (GM)/Kepala adalah Pejabat yang memiliki kewenangan dan membawahi
suatu Unit Bisnis (Wilayah, Distribusi, Pembangkitan, Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
(P3B), Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan ) atau Unit Penunjang atau Unit Bisnis tertentu
berdasarkan Keputusan Direksi;
1.1.18. Harga Perkiraan Sendiri / HPS (Owner’s Estimate / OE) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh Panitia/Pejabat Pengadaan yang disahkan oleh
Pengguna Barang/Jasa;
1.1.19. International Reinsurance Broker adalah Perusahaan Broker Asuransi Internasional yang lulus
seleksi dalam proses seleksi dan dipilih dari 10 (sepuluh) besar dunia yang bertugas mencari
back up dalam penempatan risiko PLN kepada Perusahaan Reasuransi Dunia;
1.1.20. Jasa Konstruksi adalah layanan pelaksanaan pekerjaan atau wujud fisik lainnya yang
perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pengguna Barang/Jasa serta proses dan
pelaksanaannya diawasi oleh Pengguna Barang/Jasa;
1.1.21. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang
meliputi antara lain jasa perencanaan, jasa pengawasan, dan jasa pelayanan profesi lainnya;
1.1.22. Jasa Lainnya meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konstruksi dan
jasa konsultansi, antara lain tetapi tidak terbatas pada jasa pengoperasian, pemeliharaan,
pengujian, rekondisi, pencatatan meter, jasa teknik (pemutusan dan penyambungan), cleaning
service dan komisioning;
1.1.23. Jadwal Pengadaan adalah rincian waktu proses Pengadaan Barang/Jasa yang dimulai dari
pengumuman sampai dengan penandatanganan Kontrak;
1.1.24. Joint Procurement adalah Pelelangan yang diselenggarakan oleh satu Pengguna barang/jasa
yang mewakili beberapa pengguna barang/jasa lainnya;
1.1.25. Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN yang membawahi Unit Bisnis/Unit Penunjang;
1.1.26. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat/kedalaman kompetensi dan
kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
1.1.27. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan kepada
Penyedia Barang/Jasa atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi
penawaran;
1.1.28. Kontrak adalah perikatan dalam bentuk perjanjian tertulis antara Pengguna Barang/Jasa dengan
Penyedia Barang/Jasa;
menjadi pemimpin diantara Member Consorsium dalam penempatan risiko yang akan
diasuransikan melalui mekanisme yang telah ditentukan;
1.1.30. Masa Pelaksanaan Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak sampai dengan
berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak;
1.1.32. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara
Panitia/Pejabat Pengadaan dengan Penyedia Jasa;
1.1.34. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan: pengadaan barang, pengadaan Jasa Konstruksi
termasuk pengadaan barang dan pemasangan (supply & erect), pengadaan jasa konsultansi,
pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainnya di PLN yang dibiayai dengan APLN atau yang
dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman dalam negeri
(Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines);
1.1.35. Proses Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa mencakup sejak tahap
proses memilih penyedia jasa dan sampai dengan tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan;
1.1.36. Pengguna Barang/Jasa adalah Direksi atau Pejabat satu tingkat di bawah Direksi atau
GM/KEPALA atau Pejabat yang diberi kuasa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa dalam lingkungan kerja PLN;
1.1.37. Panitia Pengadaan adalah beberapa orang pegawai PLN yang diangkat oleh Pengguna
Barang/Jasa untuk melaksanakan proses pengadaan;
1.1.38. Pejabat Pengadaan adalah seseorang pegawai PLN yang diangkat oleh Pengguna Barang/Jasa
untuk melaksanakan pembelian langsung atau penunjukan langsung ;
1.1.39. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), konsorsium, joint operation (JO), Koperasi, Firma, Commanditaire
Vennotschap (CV), persekutuan perdata (Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau
perorangan yang kegiatan usahanya menyediakan Barang/Jasa;
1.1.40. Pengadaan Khusus meliputi segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konstruksi,
Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya, antara lain pengadaan energi primer, pembelian tenaga
listrik, sewa-menyewa/sewa beli, sewa guna usaha (leasing), outsourcing dan pengadaan
asuransi;
1.1.41. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa,
Panitia/Pejabat Pengadaan dan Penyedia Barang/Jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan persekongkolan baik vertikal, horizontal maupun penyelewengan hukum
lainnya dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
1.1.42. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran;
1.1.43. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran;
1.1.44. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan Panitia/Pejabat Pengadaan untuk menilai
kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa pada saat mengikuti Pengadaan
Barang/Jasa;
1.1.45. Pekerjaan Keadaan Darurat (emergency) adalah pekerjaan yang kebutuhannya sangat
mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda lagi berhubung terjadinya gangguan pada
pembangkitan dan/atau transmisi dan/atau distribusi, untuk menghindarkan terjadinya peristiwa
yang dapat mengancam jiwa manusia dan/atau kerugian PLN yang lebih besar dan/atau dapat
merusak citra perusahaan. Keadaan/kondisi seperti ini harus dinyatakan secara tertulis oleh
Direksi atau General Manager,atau Manajer Unit;
1.1.46. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang menurut Pengguna Barang/Jasa diperlukan
teknologi tinggi dan/atau dinilai mempunyai resiko tinggi dan/atau dinilai memerlukan peralatan
dengan spesifikasi khusus;
1.1.47. Pekerjaan Tidak Kompleks adalah pekerjaan yang menurut penilaian Pengguna Barang/Jasa
dianggap tidak memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai risiko rendah dan/atau dinilai
tidak memerlukan peralatan dengan spesifikasi khusus;
1.1.48. Perusahaan Asuransi Kerugian adalah suatu Badan Usaha yang bergerak dalam bidang
Asuransi Kerugian Umum (bukan Asuransi Jiwa) antara lain asuransi property, asuransi
kerusakan mesin, asuransi gangguan usaha, asuransi mobil, asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan yang ijin usahanya adalah dalam bidang asuransi kerugian yang dikeluarkan oleh
Departemen Keuangan;
1.1.49. RUPS adalah Rapat Umum Pemegang Saham PT PLN (Persero) yang merupakan organ
perseroan dan mempunyai wewenang yang tidak dimiliki Direksi dan DEKOM;
1.1.50. Reinsurance Company adalah Perusahaan Asuransi Dunia yang akan menerima risiko PLN dan
dipilih berdasarkan Rating dari Lembaga Rating Dunia yang diyakini dapat menjamin keamanan
risiko PLN apabila terjadi kerugian pada pertanggungan berjalan.
1.1.51. Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi
dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang diperoleh melalui ujian
sertifikasi keahlian Pengadaan Barang/Jasa;
1.1.52. Tenaga Ahli adalah orang yang dianggap ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi
baik selaku Konsultan Perorangan maupun konsultan yang bekerja pada suatu badan atau
organisasi;
1.1.53. Tahun Anggaran adalah kurun waktu 1 (satu) takwin terhitung sejak tanggal 1 (satu) Januari
sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember;
1.1.54. Unit Bisnis/Unit Penunjang adalah unit organisasi satu tingkat dibawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan lapangan usaha Perseroan;
1.2.1. Maksud diberlakukannya Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini adalah untuk mengatur
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dari APLN.
1.2.2. Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini bertujuan agar pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan
akuntabel, sehingga dapat diperoleh hasil Pengadaan yang tepat mutu, tepat waktu, dan tepat
biaya.
1.2.3. Meningkatkan sinergi antar BUMN dan atau/ Anak Perusahaan dengan tetap mengedepankan
penciptaan nilai tambah bagi PLN.
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk keperluan PLN dalam hal:
1.3.2. Pengadaan Barang/Jasa dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman
dalam negeri (Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide lines)
dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4.1. Efisiensi berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya
yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan
hasil yang dicapai dapat dipertanggung-jawabkan;
1.4.2. Efektif berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
1.4.3. Terbuka dan bersaing berarti Pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi Penyedia Barang/Jasa
yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Penyedia
Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas dan transparan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance;
1.4.4. Transparan berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang/Jasa, termasuk
syarat administrasi dan teknis Pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon
Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi calon Penyedia Barang/Jasa Penyedia Barang/Jasa
yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;
1.4.5. Adil/tidak diskriminatif berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia
Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberikan perbedaan perlakuan kepada pihak tertentu;
1.4.6. Akuntabel berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun azas manfaat sesuai
dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam Pengadaan Barang/Jasa.
1.5.1. Meningkatkan transparansi, persaingan usaha yang sehat dan kompetitif dengan melakukan
pengadaan secara terbuka.
1.5.2. Dalam hal sarana e-Procurement PLN telah tersedia, Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
dilaksanakan melalui e-Procurement PLN. Pengadaan Barang/Jasa yang diproses tidak melalui
e-Procurement PLN, hasil proses pengadaan yang telah dilakukan harus dilaporkan ke dalam e-
Procurement PLN.
1.5.3. Menyederhanakan ketentuan tata cara pengadaan untuk meningkatkan profesionalisme,
kemandirian dan tanggung jawab Pengguna dan Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa.
1.5.4. Mendelegasikan kewenangan kepada Unit-Unit Bisnis/Unit Penunjang dalam melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan prosedur dan tata cara yang ditetapkan.
1.6.1.1. Pengguna Barang/Jasa untuk Pengadaan Barang/Jasa di Kantor Pusat adalah Direksi,
atau Pejabat satu tingkat dibawah Direksi sesuai kewenangan atau Pejabat yang diberi
kuasa.
1.6.3.3. Mengangkat Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Pejabat Pengadaan yang dituangkan
dalam surat keputusan;
1.6.3.5. Menetapkan spesifikasi teknis untuk pengadaan barang atau Jasa Konstruksi atau
Jasa Lainnya, menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pengadaan Jasa
Konsultansi;
1.6.3.9. Jika dianggap perlu dapat mengangkat Direksi pekerjaan dan Pengawas pekerjaan;
Pengguna Barang/Jasa, Penyedia Barang/Jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut :
1.7.1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung-jawab untuk mencapai sasaran
kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
1.7.2. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;
1.7.3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan
menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
1.7.4. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan para pihak;
1.7.5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak
yang terkait dalam proses Pengadaan Barang/Jasa, baik langsung maupun tidak langsung, yang
merugikan kepentingan Pengguna Barang/Jasa;
1.7.6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Perusahaan dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
1.7.7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Perusahaan;
1.7.8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima
hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
BAB II
KETENTUAN PENGADAAN BARANG/JASA
Sebelum Pengadaan dilaksanakan, General Manager/Kepala wajib terlebih dahulu meminta Ijin
Prinsip dari Direksi dalam hal melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dibawah ini :
2.1.2.1. Pengadaan Barang/Jasa yang mempunyai kekhususan dan menggunakan teknologi baru
yang belum pernah digunakan PLN; atau
2.1.2.2. Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai di atas Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar
rupiah); atau
2.1.2.3. Pengadaan Barang/Jasa yang pembayarannya menggunakan valuta asing kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
a. Pengguna Barang/Jasa;
b. Pejabat dan staf di bidang Pengawasan;
c. Pejabat yang karena sifat pekerjaannya menimbulkan benturan kepentingan.
Masa kerja Panitia/Pejabat Pengadaan adalah sejak diterima surat penugasan sebagai
Panitia/Pejabat pengadaan sampai diterbitkannya surat penunjukan Penyedia
Barang/Jasa oleh Pengguna atau sesuai dengan masa penugasannya.
2.1.4.1. Pengumuman Pengadaan minimal selama 3 (tiga) hari kerja di papan pengumuman
dan e-Procurement PLN, sedangkan pengumuman pengadaan yang dilaksanakan
melalui surat kabar minimal dilakukan 1 (satu) kali;
2.1.4.5. Pemasukan Dokumen Penawaran sampai Usulan Calon Pemenang dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kerja.
2.1.4.7. Jawaban atas sanggahan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
diterimanya sanggahan.
2.1.4.9. Pengaturan jangka waktu pengadaan untuk Pemilihan / seleksi Langsung diserahkan
sepenuhnya kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa;
2.1.4.11. Dalam hal Pengadaan Khusus yang menurut sifat dan/atau jenis pekerjaan diperlukan
pengaturan jadual tersendiri, maka ketentuan pembatasan tenggang waktu
pelaksanaan pengadaan terhitung mulai dari hari pengumuman sampai dengan
penunjukan Calon Pemenang diserahkan sepenuhnya kepada Pengguna dan Panitia
Pengadaan Barang/Jasa.
Pengaturan jangka waktu dalam proses Pembelian langsung diserahkan sepenuhnya kepada
Pejabat Pengadaan.
2.2.1.1. Prakualifikasi dapat dilaksanakan untuk Pengadaan Jasa konstruksi yang bersifat
kompleks, antara lain tetapi tidak terbatas pada Pekerjaan Pembangunan Pembangkit.
2.2.1.4. Dalam proses Prakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian
kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya sebelum diusulkan sebagai calon
pemenang.
2.2.1.5. Penyedia Barang/Jasa wajib menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai
tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang
disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan
penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia
dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi
administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak
diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN untuk 2 (dua) tahun
berikutnya serta sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
2.2.1.6. Prakualifikasi secara massal tidak boleh dilakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa
dalam kurun waktu tertentu.
2.2.2.3. Dalam proses Pascakualifikasi Penyedia Barang/Jasa cukup mengisi formulir isian
kualifikasi yang akan dibuktikan kebenarannya setelah ditunjuk sebagai calon
pemenang yang diusulkan.
2.2.2.4. Penyedia Barang/Jasa harus menandatangani surat pernyataan yang dibubuhi materai
tentang kebenaran seluruh data yang disampaikan bahwa semua informasi yang
disampaikan dalam formulir isian kualifikasi adalah benar, dan apabila ditemukan
penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, yang bersangkutan bersedia
dikenakan sanksi pembatalan sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi
administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak
diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN untuk 2 (dua) tahun
Panitia Pengadaan menyusun Dokumen Kualifikasi yang disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
2.2.3.1. Penjelasan singkat mengenai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan (scope of
works), perkiraan nilai paket pekerjaan, sumber dana, dan jadual proses Pengadaan.
5) Untuk nilai pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa lebih besar dari Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) harus memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari
Bank sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai pekerjaan untuk Jasa
konstruksi dan 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan untuk pengadaan
barang/jasa lainnya.
6) Memiliki kemampuan pada bidang dan sub bidang pekerjaan yang sejenis:
Untuk Pekerjaan yang nilainya kecil dari Rp.300 000.000 tidak diperlukan
penilaian Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) dan Sisa Kemampuan Paket (SKP)
c. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir dalam
kerangka tersebut;
d. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat atau
tidak dapat dibiayai;
f. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran biaya;
g. Jadwal Pengadaan.
3) Surat Penawaran;
4) Jenis Kontrak;
7) Spesifikasi teknis;
b. Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi dan
Teknis;
c. Kerangka penyusunan penawaran teknis berikut uraian singkat tiap butir dalam
kerangka tersebut;
d. Kerangka dan format penyusunan penawaran biaya berikut hal-hal yang dapat atau
tidak dapat dibiayai;
f. Kriteria, batasan nilai dan formula dari penilaian teknis dan/atau penawaran biaya;
g. Jadual Pengadaan.
3) Surat Penawaran;
a. Uraian pendahuluan berupa gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, antara lain latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi, asal sumber
pendanaan, nama dan organisasi Pengguna Barang/Jasa;
b. Data penunjang berupa data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain
data dasar, standar teknis, studi-studi terdahulu yang pernah dilaksanakan, dan
peraturan perundang-undangan yang harus digunakan;
c. Lingkup pekerjaan yang memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin dicapai,
keluaran yang akan dihasilkan, peralatan dan material yang disediakan oleh Pengguna
Barang/Jasa serta peralatan dan material yang harus disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa, lingkup kewenangan yang dilimpahkan kepada Penyedia Barang/Jasa,
perkiraan jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang
harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa, perkiraan keseluruhan tenaga ahli/tenaga
pendukung yang diperlukan dan jadual setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan;
d. Jenis dan jumlah laporan yang disyaratkan (antara lain laporan pendahuluan, laporan
bulanan dan laporan akhir).
1) Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang berhak dan
dicap.
2.4.2. Dokumen Penawaran untuk Pengadaan Jasa Konsultansi sekurang-kurangnya terdiri dari :
1) Surat Penawaran harus bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh yang berhak dan
dicap.
b. Metode Pelaksanaan;
e. Daftar Biaya Langsung Personil (Remunerasi) dan Biaya langsung non personil (Direct
Cost);
2) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Pemeliharaan
5) Jaminan Sanggah.
2.5.2. Penetapan bentuk, besaran nilai dan masa berlaku dari masing-masing Jaminan ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jaminan Penawaran.
a. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimum sebesar 1% (satu persen) dari
Nilai HPS yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan, kecuali untuk Pengadaan
pembelian tenaga listrik dari Independent Power Producer (IPP) adalah sebesar 1%
(satu persen) dari perkiraan nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu) tahun.
b. Dalam hal harga satuan yang menjadi HPS, maka besar nilai nominal Jaminan
Penawaran minimum 1% (satu persen) dari hasil perkalian antara harga satuan dengan
perkiraan volume yang dibutuhkan untuk jangka waktu maksimum 1 (satu) tahun. Masa
berlaku Jaminan Penawaran tidak kurang dari masa berlaku penawaran dengan batas
akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan)
hari kalender setelah masa berlaku penawaran.
(1) Untuk Pemenang Pengadaan ditukar dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada saat
akan menandatangani kontrak;
(2) Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan ketiga akan dikembalikan setelah
kontrak ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
(4) Nilai Pekerjaan sampai dengan Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
2) Jaminan Pelaksanaan
a. Jaminan Pelaksanaan minimal 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak, kecuali untuk
Pembelian Tenaga Listrik dari IPP adalah:
(1) Minimal 2% (dua persen) dari nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu)
tahun sejak penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) sampai financial
closing; dan
(2) Minimal 5% (lima persen) dari nilai transaksi penjualan kWh selama 1 (satu)
tahun sejak financial closing sampai Commercial Operation Date (COD).
a. Jaminan Uang Muka (jika ada) harus sama dengan nilai uang muka yang diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa;
b. Masa berlaku jaminan sampai dengan masa waktu pelunasan uang muka tersebut.
c. Jaminan uang muka diberikan apabila sangat dibutuhkan demi kelancaran pekerjaan
dan keuangan Perusahaan memungkinkan.
4) Jaminan Pemeliharaan
5) Jaminan Sanggah
Jaminan sanggah dapat diberlakukan apabila dianggap perlu dengan pertimbangan sebagai
berikut :
a. Nilai jaminan sanggah sebesar nilai jaminan penawaran (bid bond) atau pencairan
jaminan penawaran (bid bond).
1) Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank asing
yang beroperasi di Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (surety bond) yang mendapatkan dukungan perusahaan reasuransi yang memiliki
rating A yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat internasional, kecuali yang didukung
oleh perusahaan reasuransi dalam negeri/lokal diutamakan memiliki pemeringkat dari
lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
2) Khusus untuk Jaminan Uang Muka harus dalam bentuk Bank Garansi yang diterbitkan
oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank asing yang
mempunyai kantor perwakilan di Indonesia;
3) Masa berlakunya jaminan tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
7) Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa telah ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa dan
tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan
kontrak maka Penyedia Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan
Penawaran dicairkan oleh PLN.
8) Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah ditunjuk sebagai Penyedia Barang/jasa
menyatakan mengundurkan diri sebelum penandatanganan Kontrak, maka Jaminan
Penawaran menjadi milik PLN dan Jaminan Penawaran dicairkan oleh PLN.
1) HPS dapat difungsikan sebagai batas kewajaran (passing grade) dalam melakukan proses
pengadaan Barang/Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang dapat
dipertanggungjawabkan berada pada kisaran nilai HPS. Total nilai HPS sebagai batas
kewajaran (passing grade) bersifat rahasia, ;
2) HPS dapat difungsikan sebagai batas atas (ceiling price) dalam melakukan proses
pengadaan Barang/Jasa apabila perkiraan harga penawaran yang dapat
dipertanggungjawabkan tidak akan melebihi HPS. Penawaran dinyatakan gugur apabila
harga penawarannya melebihi HPS. Total nilai HPS sebagai batas atas (ceiling price)
bersifat terbuka;
3) Dalam hal harga penawaran lebih kecil 80% dari HPS maka Penyedia Barang/Jasa wajib
menyertakan rincian unsur biaya.
4) Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing grade),
penawaran dinyatakan gugur apabila setelah dievaluasi nilainya melebihi 10% (sepuluh
persen) dari HPS;
5) Nilai total HPS harus diumumkan pada saat penjelasan Dokumen Pengadaan kecuali HPS
untuk pengadaan yang dilakukan melalui e-Auction dan Pengadaan yang menggunakan
HPS sebagai batas kewajaran (passing grade);
1) HPS wajib disusun oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan disahkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
c. Harga kontrak untuk barang atau pekerjaan sejenis yang sedang atau telah
dilaksanakan;
f. Informasi yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS) atau
media cetak dan elektronik lainnya atau instansi yang berwenang;
i. Untuk barang yang mengandung unsur komponen impor diperhitungkan antara lain
fluktuasi nilai tukar mata uang asing dari negara asal terhadap Rupiah dan/atau
LME (London Metal Exchange) rate dan/atau Harga Minyak Dunia serta bea masuk
yang berlaku.
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea masuk sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Risiko, Overhead Cost dan Keuntungan (ROK) yang wajar bagi Rekanan sesuai
dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan, dan maksimum besarnya 10%
(sepuluh persen).
3) HPS tersebut tidak boleh memasukkan biaya tak terduga (contingency), biaya lain-lain dan
Pajak Penghasilan (PPh).
c. Meneliti harga satuan dasar upah tenaga kerja, bahan/material dan peralatan;
e. Melaksanakan analisa teknis perhitungan komponen tenaga kerja, bahan dan peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jenis pekerjaan dan spesifikasi teknis yang
ditentukan;
g. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
2) Dalam menyusun HPS untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi, Panitia Pengadaan wajib :
a. Mempelajari dan memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau Terms of Reference
(TOR) termasuk syarat kontrak;
d. Menetapkan jumlah kualifikasi tenaga ahli, tenaga teknis serta tenaga pendukung
lainnya termasuk jadwal penugasan masing-masing personil, fasilitas/peralatan yang
diperlukan dan lain-lain;
(1) Biaya Langsung Personil meliputi pembayaran tenaga ahli, teknisi dan tenaga
penunjang. Biaya langsung personil bagi masing-masing tenaga ahli dihitung
berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari, jam) dikaitkan dengan
rate yang berdasarkan harga pasar dan/atau berdasarkan gaji dasar dan/atau
kontrak-kontrak yang lalu/sedang berjalan sesuai dengan tahun pengalaman
profesional yang ditetapkan dalam KAK, dan
(2) Biaya Langsung Non Personil meliputi segala biaya yang langsung berkaitan
menunjang pelaksanaan tugas konsultan, antara lain pengadaan/sewa kantor, sewa
kendaraan, sewa rumah, biaya perjalanan dinas, biaya pelaporan, biaya
komunikasi dan lain-lain, dengan mengacu kepada rate/tarif harga pasar setempat
dan/atau tarif/harga satuan kontrak yang lalu/sedang berjalan;
g. Menghitung harga total pekerjaan termasuk PPN sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Meneliti harga-harga pasar dari barang yang dapat memenuhi spesifikasi teknis sesuai
dengan ketentuan di dalam Dokumen Pengadaan;
b. Menghitung harga satuan barang dengan mengacu harga pasar, harga kontrak sejenis
sebelumnya, biaya angkutan, dan biaya asuransi;
c. Menghitung seluruh harga barang yang akan diadakan termasuk PPN sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3) Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Pelelangan ternyata hanya 2 (dua)
Calon Penyedia Barang/Jasa konstruksi/Jasa lainnya yang :
a. Mendaftar; atau
c. Memasukkan Penawaran dalam Metoda Satu sampul dan Metoda Dua sampul;
atau
b. Dalam hal seperti angka 2.7.2.2 dan 2.7.2.3 di atas, Panitia Pengadaan
melakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya
a. Barang/Jasa konstruksi/Jasa Lainnya yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat
dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) dan/atau hanya ada satu Penyedia Barang/Jasa (agen tunggal) yang
mampu melaksanakan dan/atau mengaplikasikannya; atau
b. Pengadaan barang spesifik yang tak dapat digantikan oleh produk lain atau tidak
kompatibel. Pengadaan barang spesifik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Penyedia Barang/Jasa harus merupakan pabrikan (engine maker dan/atau primary
manufacture) atau Agen tunggal dengan penawaran dari pabrikan; atau
d. Pemeliharaan unit pembangkit dalam bentuk jangka panjang/LTSA (Long Term Service
Agreement) termasuk pengadaan suku cadang khusus dan spesifik Pabrikan atau Agen
Tunggal/Original Equipment Manufacture (OEM) serta Perusahaan yang menjadi Agen
Tunggal Pemegang Merek; atau
e. Dalam metode 2 tahap, Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus evaluasi Tahap I
sebanyak ≥ 3 peserta namun yang memasukkan penawaran harga (Tahap II) hanya 1
(satu) dan peserta yang tidak memasukkan penawaran harga maka jaminan
penawarannya dicairkan; atau
f. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Pelelangan ternyata hanya 1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa yang :
(3) Memasukkan Penawaran dalam Metoda Satu sampul atau Dua sampul; atau
(4) Memasukkan Penawaran administrasi dan Teknis dalam Metoda Dua Tahap; atau
(1) Terhadap Barang yang secara terus menerus dibutuhkan sepanjang harga yang
ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan kualitas barang; atau
(2) Terhadap Jasa Lainnya yang secara terus menerus dibutuhkan perusahaan
sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak mengorbankan
kualitas jasa. hanya dapat dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut kepada
Penyedia Barang/Jasa yang telah memenangkan pelelangan sebelumnya.
(3) Penyedia Jasa Lainnya yang telah memenangkan pelelangan dan dikontrak
multiyears, dapat dilakukan Penunjukan Berulang (repeat order) maksimal 1 kali
jangka waktu multiyears kontrak sebelumnya.
(1) Untuk mengamankan pasokan suplay bahan bakar maksimum 20 % dari total
kebutuhan;atau
(5) Untuk pengamanan layanan jasa engineering untuk optimalisasi investasi dan
operasi sistem ketenagalistrikan dengan batas maksimum 50% dari total
kebutuhan dalam 1 (satu) tahun anggaran.
(1) Di Kantor Pusat sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
(2) Di Unit Bisnis sampai dengan Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta rupiah )
2) Apabila terdapat kriteria Penunjukan Langsung yang belum diatur pada angka 2.7.3.1 diatas
harus melalui persetujuan direksi terlebih dahulu.
a. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf a sampai d di atas, dilakukan dengan
mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk memasukkan
penawaran.
b. Pengadaan barang spesifik sesuai angka 2.7.3.1 huruf b diatas dapat dilaksanakan
sepanjang dilakukan kepada penyedia barang tunggal yang merupakan pabrikan/kantor
cabang/unit usaha/agen tunggal/agen/distributor yang berstatus agen, dengan syarat
dibuktikan dengan perjanjian keagenan atau surat penunjukan dari pabrikan atau pihak
yang diberi kewenangan oleh pabrikan, dan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf e dan 2.7.3.1 huruf f angka 1, 2, 4 di atas,
dilakukan dengan mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk untuk
memasukkan Penawaran .
d. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf f angka 3 di atas, dilakukan evaluasi
Penawaran harga.
e. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf g diatas, Pengguna Barang/Jasa
menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Barang/Jasa yang
telah mempunyai ikatan kerja sebelumnya.
f. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf h di atas, Pengguna Barang/Jasa
menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Barang/Jasa dengan
terlebih dahulu melakukan evaluasi penawaran yang diajukan.
g. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf i di atas, dilakukan dengan mengundang
Anak Perusahaan yang ditunjuk untuk memasukan Penawaran.
h. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.7.3.1 huruf j di atas, dilakukan dengan mengundang
Calon Penyedia Barang/Jasa (yang mampu dan mempunyai reputasi baik) untuk
memasukan Penawaran dan dilakukan evaluasi Penawaran.
i. Dalam evaluasi penawaran dapat dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari segi
teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
1) Pembelian langsung, yaitu pembelian terhadap barang yang terdapat di pasar yang diyakini
bahwa harga tersebut merupakan hasil persaingan di pasar dan dengan nilai maksimal Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah);
2) Pembelian langsung untuk barang yang bernilai sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan bukti kuitansi tanpa SPK;
Pada prinsipnya Pengadaan Jasa Konsultansi dilakukan melalui Seleksi Umum, yang dilakukan
secara terbuka dan diumumkan secara luas melalui media elektronik (e-Procurement PLN) dan
papan pengumuman dan/atau melalui surat kabar dengan menetapkan daftar pendek Calon
Penyedia Jasa Konsultansi hasil kualifikasi antara 3 (tiga) sampai dengan 7 (tujuh) Calon
Penyedia Jasa Konsultansi.
2) Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Seleksi Umum ternyata hanya 2 (dua)
Calon Penyedia Barang/Jasa yang :
a. Mendaftar; atau
b. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.2.1 diatas, Panitia Pengadaan mengundang
sekurang-kurangnya 2 (dua) Calon Penyedia Jasa Konsultansi.
c. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.2.2 huruf a dan b diatas, dilakukan dengan
mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk untuk memasukkan
Penawaran.
d. Dalam hal seperti angka 2.8.2.2 huruf c diatas, Panitia Pengadaan melakukan
Klarifikasi dan Negosiasi baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
a. Jasa yang akan diadakan bersifat spesifik hanya dapat dilaksanakan dengan
penggunaan teknologi khusus/pemegang Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
dan/atau hanya ada 1 (satu) Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang mampu
mengaplikasikannya; atau
c. Dalam hal terjadi dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Direksi, Dekom atau
Karyawan yang menurut pertimbangan Direksi perlu didampingi oleh Konsultan
Hukum selama pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi yang berwenang; atau
e. Penasehat ahli Direksi yang melakukan suatu bidang pekerjaan yang bersifat khusus
seperti penasehat hukum corporat, accounting, pajak atau bidang khusus lainnya yang
ditentukan oleh Direksi; atau
f. Setelah dilakukan Pengadaan Ulang dalam Metoda Seleksi Umum ternyata hanya 1
(satu) Penyedia Jasa Konsultan yang:
h. Jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang sifatnya tidak dapat
dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya; atau
i. Penyedia Jasa adalah Anak Perusahaan yang memiliki kekhususan bidang usaha
dengan tujuan untuk pengamanan layanan jasa engineering untuk optimalisasi
investasi dan operasi sistem ketenagalistrikan dengan batas maksimum 50% dari total
kebutuhan dalam 1 (satu) tahun anggaran;
(1) Di Kantor Pusat sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
(2) Di Unit Bisnis sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
k. Pengadaan Jasa Hukum dengan nilai sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah)
2) Apabila terdapat kondisi yang belum diatur pada angka 2.8.3.1 diatas harus melalui
persetujuan direksi terlebih dahulu.
a. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf a sampai e di atas, dilakukan dengan
mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk untuk memasukkan
penawaran.
b. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf f angka 1, 2 di atas, dilakukan dengan
mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk untuk memasukkan
Penawaran.
c. Dalam hal sesuai angka 2.8.3.1 huruf f angka 3 di atas, dilakukan evaluasi Penawaran
harga.
d. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf g diatas, Pengguna Barang/Jasa
menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Jasa Konsultansi
yang telah mempunyai ikatan kerja sebelumnya.
e. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf h di atas, Pengguna Barang/Jasa
menerbitkan Surat Perintah Kerja atau Kontrak kepada Penyedia Jasa Konsultansi
yang telah mempunyai ikatan kerja sebelumnya di lokasi yang sama dengan terlebih
dahulu melakukan evaluasi penawaran.
f. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf i di atas, dilakukan dengan mengundang
Anak Perusahaan yang ditunjuk untuk memasukan Penawaran.
g. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf j di atas, dilakukan dengan mengundang
Calon Penyedia Jasa Konsultansi (yang mampu dan mempunyai reputasi baik) untuk
memasukan Penawaran dan dilakukan evaluasi Penawaran.
h. Dalam hal terjadi sesuai angka 2.8.3.1 huruf k di atas, dilakukan dengan mengundang
Calon Penyedia Jasa Konsultansi (yang mampu dan mempunyai reputasi baik) untuk
memasukan Penawaran dan dilakukan evaluasi Penawaran.
i. Dalam evaluasi penawaran dilakukan Klarifikasi dan Negosiasi baik dari segi teknis
maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Pihak yang memberikan jasa konsultansi tidak boleh terlibat menjadi pelaksana dari
pekerjaan yang menjadi obyek konsultansi.
3) Yang dapat mengikuti Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan adalah Penyedia Jasa
Konsultansi perorangan yang memiliki keahlian di bidangnya. Keahlian tersebut
dibuktikan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman pada bidang pekerjaan yang
dipersyaratkan.
4) Konsultan perorangan yang berasal dari Dosen/Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib
mengajukan cuti atau mendapat ijin tertulis dari atasan yang bersangkutan.
5) Proses Pengadaan Jasa Konsultansi Perorangan diproses melalui Seleksi Langsung atau
Penunjukan Langsung.
Yaitu penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis, dan
penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup.
Metoda Satu Sampul digunakan dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat sederhana dan
spesifikasi teknisnya jelas atau Pengadaan Barang/Jasa yang spesifikasi teknisnya atau volumenya
dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan.
1) Cara penyampaian Penawaran dengan Metoda Satu Sampul adalah sebagai berikut:
(2) Pada sampul hanya dicantumkan alamat Panitia Pengadaan Barang/Jasa (yang
mencantumkan jenis pekerjaan, tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, jam
pemasukan penawaran);
b. Jika disampaikan secara langsung, maka penawaran harus dimasukkan oleh Calon
Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh
Panitia Pengadaan;
c. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman, sampul
sebagaimana dimaksud huruf a. angka 2) diatas dimasukkan ke dalam sampul luar
yang hanya mencantumkan alamat Panitia Pengadaan Barang/Jasa serta tempat, hari,
tanggal, bulan, tahun;
d. Jika Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman, Panitia
Pengadaan mencatat tanggal dan jam penerimaannya.
e. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas waktu pemasukan penawaran tidak
diikutsertakan.
2) Cara pembukaan Penawaran dengan metode satu sampul adalah sebagai berikut:
a) Panitia Pengadaan meneliti isi kotak / tempat pemasukan Dokumen Penawaran dan
menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk sedangkan Surat pengunduran
diri tidak dihitung sebagai penawaran yang masuk.
b) Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk berjumlah 3
(tiga) atau lebih, Panitia Pengadaan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(2) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Panitia
Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari Panitia Pengadaan.
c) Pada saat pembukaan penawaran Panitia Pengadaan hanya mencatat semua kejadian
pada saat acara pembukaan penawaran, tidak dilakukan evaluasi atau pengguguran
penawaran kecuali untuk penawaran yang terlambat.
(1) Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan hal-hal
dan data-data pokok yang penting termasuk informasi yang diperoleh pada
saat pembukaan penawaran, sebagai berikut:
d) Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia Barang/Jasa
dalam proses pelelangan, maka proses pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan harus
diulang dengan ketentuan:
e) Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang memasukkan
Dokumen Penawaran, maka Panitia Pengadaan menyatakan Pengadaan gagal dan
melaporkan kegagalan tersebut beserta alasannya kepada Pengguna Barang/Jasa.
Metoda Dua Sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam
untuk menjaga agar evaluasi teknis tidak dipengaruhi oleh besarnya harga penawaran.
1) Cara penyampaian Penawaran dengan Metoda Dua Sampul adalah sebagai berikut:
(1) Sampul pertama berisi kelengkapan data administrasi dan teknis serta
Jaminan Penawaran asli yang disyaratkan, dan pada sampulnya ditulis
“Data Administrasi dan Teknis“;
(2) Sampul kedua berisi data perhitungan harga penawaran dan pada
sampulnya ditulis “Harga Penawaran”;
(3) Sampul pertama dan kedua sebagaimana dimaksud angka 2.9.2.1 huruf a.
angka 1) dan 2.9.2.1 huruf a. angka 2) diatas dimasukkan ke dalam satu
Sampul Penutup;
e. Dalam hal Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman,
Sampul Penutup yang berisi sampul pertama dan sampul kedua, dimasukkan
dalam satu sampul (disebut “Sampul Luar”). Sampul Luar hanya mencantumkan
alamat Panitia Pengadaan Barang/Jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun.
f. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa pengiriman, pada
Sampul luarnya diberi catatan tanggal dan jam penerimaan oleh Panitia
Pengadaan.
2) Cara pembukaan Penawaran dengan Metoda Dua Sampul adalah sebagai berikut:
b. Dalam hal Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang masuk berjumlah 3
(tiga) atau lebih, Panitia Pengadaan melakukan urutan langkah-langkah sebagai
berikut:
(2) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Panitia
Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari Panitia Pengadaan.
(3) Sampul I yang berisi data administrasi dan teknis dibuka, dan dijadikan
lampiran berita acara pembukaan penawaran Sampul I.
(4) Sampul II yang berisi data penawaran harga tidak boleh dibuka.
(6) Sampul II dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus persyaratan teknis
dan administrasi dapat dibuka dihadapan Calon Penyedia Barang/Jasa
disaksikan 2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa.
Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Panitia
Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari Panitia Pengadaan.
c. Dalam hal penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam proses pelelangan, maka proses Pengadaan tidak dapat
dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan:
d. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang, ternyata tidak ada yang
memasukkan Dokumen Penawaran, maka Panitia Pengadaan menyatakan
Pengadaan gagal dan melaporkan kegagalan tersebut beserta alasannya kepada
Pengguna Barang/Jasa.
Yaitu penyampaian Dokumen Penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan
dalam sampul tertutup Tahap I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup
Tahap II. Penyampaiannya dilakukan dalam dua tahap secara terpisah dan dalam waktu yang
berbeda.
Metoda Dua Tahap digunakan dalam hal diperlukan penyesuaian kriteria teknis untuk
menyetarakan spesifikasi teknis barang/jasa yang ditawarkan diantara Calon Penyedia
Barang/Jasa seperti yang dipersyaratkan pada Dokumen Pengadaan sebelum Calon Penyedia
Barang/Jasa memasukkan penawaran harga.
Cara penyampaian Penawaran dengan Metoda Dua Tahap adalah sebagai berikut:
(c) Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui pos atau jasa
pengiriman, Panitia Pengadaan Barang/Jasa memberi catatan
tanggal dan jam penerimaan pada Sampul luarnya.
(2) Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan, tidak
diikutsertakan dan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa
untuk diambil kembali.
(2) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak
ada, Panitia Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari
Panitia Pengadaan. Sampul yang berisi data administrasi dan
teknis dibuka satu persatu, dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran Tahap
I.
d) Dalam hal yang lulus Tahap I (administrasi dan teknis) kurang dari
3 (tiga) Calon Penyedia Barang/Jasa, maka proses pengadaan tidak
dapat dilanjutkan dan harus diulang dengan ketentuan sebagai
berikut:
5) Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus Tahap I tidak
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) atau terlambat
memasukkan Dokumen Penawaran harga (Tahap II) pada waktu yang telah
ditentukan, maka Jaminan Penawaran dicairkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
(1) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang
masuk 3 (tiga) atau lebih, Panitia Pengadaan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
b) Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada,
Panitia Pengadaan dapat menunjuk saksi diluar dari Panitia
Pengadaan. Sampul yang berisi data harga dibuka satu persatu,
dibacakan serta dicatat dan dijadikan lampiran Berita Acara
Pembukaan Penawaran Tahap II.
(2) Dalam hal Dokumen Penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang
masuk kurang dari 3 (tiga) atau sekurang-kurangnya 1 (satu), maka proses
Pengadaan dilanjutkan dengan ketentuan:
(3) Dalam hal tidak ada Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan
Dokumen Penawaran maka Pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan
dinyatakan gagal.
1) Kriteria dan tata cara evaluasi harus ditetapkan dalam dokumen pengadaan dan
dijelaskan pada waktu pemberian penjelasan. Dalam hal terjadi perubahan kriteria
dan tata cara evaluasi setelah pemberian penjelasan agar disampaikan secara tertulis
kepada seluruh Calon Penyedia Barang/Jasa sebelum pemasukan penawaran.
4) Dalam Pelelangan Panitia pengadaan dilarang melakukan negosiasi dalam bentuk dan
cara apapun, kecuali negosiasi teknis pada Tahap Pertama terhadap Calon Penyedia
Barang/Jasa dalam Sistem Dua Tahap;
a. Untuk pekerjaan tidak kompleks, HPS merupakan batas atas (ceiling price) dan
dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. Sedangkan untuk pekerjaan
kompleks, HPS dijadikan dasar mengevaluasi penawaran;
1) Sistem Gugur
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis
(2) Faktor-faktor yang dievaluasi pada tahap ini harus sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan (tidak dikurangi atau
ditambah).
(3) Hasil evaluasi teknis adalah: memenuhi syarat teknis/lulus atau tidak
memenuhi syarat teknis/gugur.
c. Evaluasi Harga
(2) Berdasarkan hasil evaluasi harga, panitia membuat daftar urutan penawaran
yang dimulai dari urutan harga penawaran terendah dan mengusulkan
penawar terendah sebagai calon pemenang.
2) Sistem Nilai
Adalah evaluasi penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap
unsur yang dinilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran Calon
Penyedia Barang/Jasa dengan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa lainnya.
a. Evaluasi Administrasi
(2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(4) Bila menggunakan nilai ambang batas lulus (passing grade) untuk
penilaian teknis, hal ini harus dicantumkan dalam Dokumen Pengadaan.
Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari nilai tertinggi untuk
semua penawaran yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan nilai
ambang batas lulus.
Sistem economic life cycle cost digunakan khusus untuk mengevaluasi Pengadaan
Barang/Jasa yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan biaya operasi dan
pemeliharaan serta nilai sisa selama umur ekonomis barang tersebut;
a. Evaluasi Administrasi
(2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
(4) Biaya-biaya yang dihitung dalam evaluasi, kecuali harga penawaran yang
terkoreksi, tidak dimasukkan dalam harga kontrak (hanya berfungsi
sebagai alat evaluasi saja).
1) Evaluasi Kualitas
Panitia Pengadaan hanya membuka penawaran harga terhadap Calon Penyedia Jasa
Konsultansi dengan peringkat teknis terbaik dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan
biaya.
a. Evaluasi Administrasi
(2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. Evaluasi Teknis.
Seleksi jasa konsultansi dengan menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas dan Biaya
dipergunakan untuk pekerjaan tidak kompleks yang dilakukan berdasarkan nilai
kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan
klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.
a. Evaluasi Administrasi :
(2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. Evaluasi Teknis
(3) Mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang nilai teknis memenuhi
ambang batas untuk melanjutkan ke tahap pembukaan penawaran harga;
(4) Kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tidak memenuhi ambang
batas atau tidak memenuhi persyaratan administrasi, dokumen penawaran
biaya dikembalikan kepada yang bersangkutan dalam keadaan masih
tertutup.
c. Evaluasi Biaya
(2) Penawaran biaya dengan biaya terendah diberikan nilai tertinggi dengan
rumusan :
dimana :
d. Evaluasi Akhir
Seleksi Jasa Konsultansi dengan metoda evaluasi biaya terendah dipergunakan untuk
pekerjaan yang sederhana dan standar yang dilakukan berdasarkan penawaran biaya
terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang
batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan
negosiasi teknis serta biaya.
a. Evaluasi Administrasi
(2) Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. Evaluasi Teknis
(3) Mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang nilai teknis memenuhi
ambang batas untuk melanjutkan ke tahap pembukaan penawaran harga;
(4) Kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang tidak memenuhi ambang
batas atau tidak memenuhi persyaratan administrasi, dokumen penawaran
biaya dikembalikan kepada yang bersangkutan dalam keadaan masih
tertutup.
c. Evaluasi Biaya
Penunjukan Langsung untuk Calon Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan kriteria
sebagaimana dimaksud dalam angka 2.8.3 diatas dievaluasi berdasarkan kualitas
teknis dan biaya, dan dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi.
2.11.2. Calon Penyedia Barang/Jasa dengan harga evaluasi terendah yang diusulkan sebagai pemenang
Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya diatas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah),
sebelum ditetapkan sebagai pemenang pengadaan oleh General Manager/Kepala harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
2.11.3. Dalam hal Direksi atau General Manager/Kepala tidak sependapat dengan usulan Panitia
Pengadaan, maka Direksi atau General Manager/Kepala membahas hal tersebut dengan Panitia
Pengadaan untuk mengambil keputusan sebagai berikut :
2) Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan evaluasi ulang atau
pengadaan ulang atau menetapkan pemenang pengadaan dan dituangkan dalam berita
acara yang memuat keberatan dan kesepakatan masing-masing pihak.
2.12. Sanggahan
2.12.1. Tata Cara Sanggahan
2.12.1.1 Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas penetapan pemenang, diberikan
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis.
2.12.1.4 Calon Penyedia Barang/Jasa dapat menyampaikan sanggahan dalam hal terjadi
penyimpangan terhadap hal-hal sebagai berikut:
Pengguna Barang/Jasa setelah menerima masukan dari Panitia Pengadaan memberikan jawaban
tertulis dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diterima sanggahan dari Calon Penyedia
Barang/Jasa. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Apabila terbukti terjadi rekayasa antara Pengguna Barang/Jasa, Panitia Pengadaan dan
Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka
diambil tindakan sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku terhadap Pengguna
Barang/Jasa dan/atau Panita Pengadaan Barang/Jasa yang terlibat dan menggugurkan
penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut;
2) Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan karena kesalahan atau kelalaian Panitia Pengadaan, maka Pengguna
Barang/Jasa memerintahkan Panitia Pengadaan melakukan evaluasi ulang;
3) Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan Barang/Jasa, maka dilakukan pengadaan ulang dimulai dari
pengumuman kembali oleh Panitia Pengadaan.
2.12.3. Proses Pengadaan Barang/Jasa dapat dilanjutkan setelah terbitnya jawaban atas sanggahan.
2.12.4. Apabila ternyata sanggahan atau protes yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan pada angka
2.12.2 di atas serta tidak disertai dengan bukti-bukti dan/atau materi sanggahan tidak dapat
dibuktikan kebenarannya oleh penyanggah, maka penyanggah/ pemrotes dapat dikenakan sanksi
pencairan jaminan sanggahan.
d. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis; atau
e. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas(ceiling price), pada
saat pembukaan surat penawaran harga, apabila harga penawaran terendah lebih
tinggi dari HPS.
2) Seleksi Umum dinyatakan gagal oleh Panitia Pengadaan dengan menerbitkan Berita
Acara yang ditandatangani oleh semua anggota Panitia Pengadaan dan dilaporkan
kepada Pengguna Barang/Jasa dalam hal :
b. Jumlah Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang dari 3
(tiga) ; atau
d. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis; atau
a. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis; atau
b. Pada Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas atas (ceiling price),
negosiasi atas harga penawaran gagal karena tidak ada kesepakatan untuk
mencapai harga penawaran lebih kecil atau sama dengan HPS.
b. Calon Penyedia Barang/Jasa baru yang lulus prakualifikasi ulang dan Calon
Penyedia Barang/Jasa yang telah lulus prakualifikasi sebelumnya diundang
untuk mengambil Dokumen Pengadaan.
c. Calon Penyedia Barang/Jasa baru yang lulus prakualifikasi ulang dan Calon
Penyedia Barang/Jasa yang telah memasukkan penawaran sebelumnya diundang
untuk memasukkan penawaran.
3) Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal karena tidak ada penawaran yang
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, setelah mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Barang/Jasa maka Panitia Pengadaan segera melakukan:
c. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada penawaran
yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, maka Panitia Pengadaan
melaporkan kepada Pengguna Barang/Jasa bahwa pelelangan gagal.
Pengadaan yang menggunakan HPS sebagai batas kewajaran (passing grade), setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa maka Panitia Pengadaan segera
melakukan:
a. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam hal
terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS, maka
Panitia Pengadaan berkewajiban meminta pengesahan dari Pengguna
Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
c. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
d. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), Panitia Pengadaan
menyampaikan ulang Nilai Total HPS apabila terjadi perubahan pada Nilai Total
HPS kepada Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah memasukkan Penawaran
Harga.
5) Apabila Seleksi dinyatakan gagal karena Negosiasi atas harga penawaran tidak ada
kesepakatan harga dan telah mendapatkan persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa
maka Panitia Pengadaan segera melakukan:
a. Meninjau ulang isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS. Dalam hal
terjadi perubahan pada isi Dokumen Pengadaan dan/atau Perhitungan HPS,
maka Panitia Pengadaan berkewajiban meminta pengesahan dari Pengguna
Barang/Jasa sebelum Pengadaan Ulang.
c. Menyampaikan ulang isi Dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi
Dokumen Pengadaan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang telah
memasukkan Penawaran Harga.
d. Dalam hal HPS sebagai batas atas (ceiling price), menyampaikan ulang Nilai Total
HPS apabila terjadi perubahan pada Nilai Total HPS kepada Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang telah memasukkan Penawaran Harga.
b. Dalam hal setelah dilakukan Pengadaan Ulang dan masih tetap tidak tercapai
kesepakatan harga, maka Panitia Pengadaan dapat mengusulkan kepada
Pengguna Barang/Jasa untuk melakukan Penunjukan langsung kepada Calon
Penyedia Barang/Jasa yang menyampaikan penawaran harga terendah
BAB III
PROSES PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
Apabila Calon Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka
dinyatakan gagal.
Apabila Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga) maka
dinyatakan gagal.
3.1.1.7. Mengundang para Calon Penyedia Barang/Jasa yang lulus kualifikasi untuk
mengambil Dokumen Pengadaan.
Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka
Pengadaan dinyatakan gagal.
1) Metode pengadaan;
4) Metode evaluasi;
c. Panitia Pengadaan mencatat waktu dan tanggal dokumen penawaran yang diterima
melalui pos atau jasa pengiriman pada sampul luar penawaran dan memasukkan
ke dalam kotak/tempat dokumen penawaran;
e. Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman dan
diterima terlambat, Panitia Pengadaan membuka sampul luar dokumen
penawaran untuk mengetahui alamat Calon Penyedia Barang/Jasa. Panitia
Pengadaan segera memberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh dokumen penawaran.
Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan bukti serah terima;
1) Untuk Sistem Satu Sampul, Panitia Pengadaan membuka kotak dan sampul
dokumen penawaran di hadapan para Calon Penyedia Barang/Jasa.
a) Sampul Pertama
b) Sampul Kedua
a) Tahap Pertama
b) Tahap Kedua
b. Pada tahap awal, Panitia Pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik terhadap
semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi sekurang-kurangnya 3
(tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik.
4) Jumlah barang yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan;
i. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah
hal-hal yang pokok atau penting, meliputi:
b) Untuk HPS yang difungsikan sebagai batas atas (ceiling price), total
harga penawaran diatas HPS dinyatakan gugur dan apabila semua
harga penawaran di atas HPS maka pengadaan dinyatakan gagal;
2) Dalam hal terjadi harga satuan timpang yaitu nilainya lebih besar dari 10%
(sepuluh persen) diatas HPS maka perlu diklarifikasi. Apabila setelah
dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan tersebut tidak berubah, maka
harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume yang ditawarkan sesuai
dengan dokumen pengadaan, tambahan volume selebihnya menggunakan
harga satuan pada HPS;
3) Untuk kontrak Lumpsum, mata pembayaran yang harga satuannya nol atau
tidak ditulis, dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan, dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;
4) Untuk kontrak lumpsum atau kontrak harga satuan yang harga satuannya
ditulis dalam angka dan huruf, apabila terdapat perbedaan antara penulisan
nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai
dalam tulisan huruf;
Terhadap Calon Penyedia Barang/Jasa yang akan diusulkan sebagai pemenang dan
pemenang cadangan, dilakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang
ada dalam formulir isian kualifikasi dengan meminta rekaman atau asli dokumen
yang sah.
3.1.2.10. Sanggahan
f. SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan kepada
Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
Pada dasarnya Pemilihan Langsung dapat dilakukan melalui Prakualifikasi atau melalui
Pascakualifikasi.
3.1.3.2.7. Sanggahan
c. Perhitungan biaya kontrak berdasarkan harga satuan sejenis dari kontrak yang
ada dan perkiraan volume dari pekerjaan yang akan dilaksanakan setelah melalui
proses Negosiasi;
Pengadaan barang yang dilakukan melalui pembelian langsung dapat menggunakan SPK atau
tanpa SPK.
a. Mendeskripsikan antara lain tipe, jenis, spesifikasi dan jumlah dari barang yang
akan dibeli.
Pengadaan Jasa Konsultansi dengan Seleksi Umum dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
Panitia Pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya Seleksi Umum
melalui media elektronik (e-Procurement PLN) dan papan pengumuman dan/atau
surat kabar.
Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang mendaftar kurang dari 3 (tiga), maka
pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan dinyatakan gagal.
Fomulir isian kualifikasi Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang memuat ringkasan
informasi dari persyaratan kualifikasi disertai pernyataan Calon Penyedia Jasa
Konsultansi yang ditandatangani di atas materai, disampaikan kepada Panitia
Pengadaan Jasa Konsultansi.
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi dimasukkan dalam daftar
pendek sekurang-kurangnya 3 (tiga) Calon Penyedia Jasa Konsultansi dan sebanyak-
banyaknya 7 (tujuh) Calon Penyedia Jasa Konsultansi dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi lebih dari 7
(tujuh), maka yang dimasukkan dalam daftar pendek adalah 7 (tujuh) Calon
Penyedia Jasa Konsultansi dengan peringkat terbaik;
b. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang dari
7 (tujuh) dan lebih besar atau sama dengan 3 (tiga), maka yang dimasukkan
dalam daftar pendek adalah sesuai hasil yang lulus prakualifikasi dengan
peringkat terbaik;
c. Apabila Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi kurang dari
3 (tiga), maka pengadaan tidak dapat dilanjutkan dan dinyatakan gagal.
3.2.1.7. Undangan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang masuk Daftar Pendek.
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang masuk dalam daftar pendek diundang untuk
mengambil dokumen seleksi umum.
c. Berita acara memuat segala keterangan dan perubahan yang dianggap perlu,
serta risalah tanya jawab. Apabila terjadi perubahan atau tambahan ketentuan
dan persyaratan yang tercantum dalam dokumen seleksi umum harus dituangkan
dalam adendum. Berita acara dan adendum ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen seleksi umum;
d. Berita acara dan adendum dokumen seleksi umum wajib disampaikan kepada
para Calon Penyedia Jasa Konsutansi dalam waktu yang sama;
e. Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman dan
diterima terlambat, Panitia Pengadaan membuka sampul luar dokumen
penawaran untuk mengetahui alamat Calon Penyedia Barang/Jasa. Panitia
a) Sampul Pertama
b) Sampul Kedua
a) Tahap Pertama
b) Tahap Kedua
a. Evaluasi Administrasi
b. Evaluasi Teknis
d) Pengumuman Peringkat
3.2.1.11. Pembukaan Penawaran Harga (sampul II/tahap II) Peringkat Teknis Terbaik.
b. Dalam hal menggunakan metoda evaluasi kualitas teknis dan biaya, maka
Panitia Pengadaan mengundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus
evaluasi teknis untuk menghadiri acara pembukaan penawaran sampul II sebagai
berikut:
Catatan :
Pembobotan nilai (score) teknis dan biaya sesuai dengan bobot yang
telah ditentukan dalam dokumen seleksi umum. Pada saat menyusun
dokumen seleksi umum, acuan yang digunakan untuk pembobotan
sesuai dengan rentang sebagai berikut :
4) Organisasi pelaksanaan;
8) Fasilitas penunjang.
g. Unit biaya personil dihitung berdasarkan satuan waktu dengan ketentuan sebagai
berikut :
i. Panitia Pengadaan membuat berita acara hasil klarifikasi dan negosiasi dilampiri
pernyataan Calon Penyedia Jasa Konsultansi tentang telah/tidak tercapainya
kesepakatan klarifikasi dan negosiasi.
j. Panitia Pengadaan menyusun risalah dan Berita Acara hasil klarifikasi dan
negosiasi serta melaporkan hasilnya kepada Pengguna Barang/Jasa untuk
ditetapkan.
b. Dalam hal terdapat 2 (dua) Calon Penyedia Jasa Konsultansi mempunyai harga
penawaran hasil evaluasi yang sama, maka Panitia Pengadaan meneliti kembali
data kualifikasi Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang bersangkutan, dan
memilih Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang menurut pertimbangannya
mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini dicatat dalam berita acara.
3.2.1.15. Sanggahan
f. Surat Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi dibuat setelah masa sanggah dilewati
dan segera disampaikan kepada Penyedia Jasa Konsultansi yang ditunjuk.
Tata cara seleksi langsung pada prinsipnya sama dengan tata cara seleksi umum, dengan
mengirimkan undangan kepada Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang lulus prakualifikasi yang
dimasukkan dalam daftar pendek sekurang-kurangnya 2 (dua) Calon Penyedia Jasa Konsultansi
dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) Calon Penyedia Jasa Konsultansi .
3.2.3.1. Undangan
b. Apabila dari hasil penilaian, ternyata Calon Penyedia Jasa Konsultansi tidak
memenuhi kualifikasi, maka diundang Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang
lain;
Calon Penyedia Jasa Konsultansi memasukkan penawaran pada waktu dan tempat
yang telah ditetapkan.
a. Panitia pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga kepada
Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang akan ditunjuk sebagaimana pada
pengadaan jasa konsultansi metoda seleksi umum.
b. Panitia pengadaan membuat berita acara klarifikasi dan negosiasi yang ditanda-
tangani Panitia pengadaan dan Calon Penyedia Jasa Konsultansi serta membuat
laporan hasil klarifikasi dan negosiasi kepada Pengguna Barang/Jasa.
Proses Pengadaan Jasa lainnya dapat diproses seperti halnya proses Pengadaan Barang.
3.4.1 Joint Procurement dilakukan dengan metoda Pelelangan melalui e-auction untuk mendapatkan
kontrak Kesepakatan Harga Satuan (KHS).
3.4.2 Joint Procurement digunakan untuk pengadaan barang-barang yang sering digunakan PLN
dalam jumlah besar, misal : Material Distribusi Utama (MDU) atau barang-barang sejenis.
3.4.3 Pelelangan dapat dilaksanakan oleh satu Pengguna Barang/Jasa yang mewakili beberapa
Pengguna Barang/Jasa lainnya.
3.4.4.1 Beberapa Pengguna Barang/Jasa menunjuk salah satu pengguna untuk mewakili
pengguna barang/jasa lainnya dalam melaksanakan proses Joint Procurement;
3.4.4.3 Panitia melaksanakan Joint Procurement dengan metoda Pelelangan sesuai dengan
Pelaksanaan Pelelangan yang diatur dalam Keputusan Direksi ini.
3.5.2. Pekerjaan Kondisi darurat untuk keperluan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan
menggunakan konstruksi darurat dengan ketentuan sebagai berikut :
3.5.2.1. Konstruksi darurat harus diselesaikan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk
menghindari kerugian PLN;
3.5.2.2. Konstruksi darurat harus dapat mengatasi kelangsungan pelayanan listrik kepada
pelanggan dan harus tetap memenuhi persyaratan teknis sebagai jenis pekerjaan
darurat walaupun kemampuan konstruksinya dapat lebih rendah, dan pengamatan atas
kestabilan konstruksi/ perawatannya harus diawasi secara terus menerus.
c. Perhitungan biaya kontrak berdasarkan harga satuan sejenis dari kontrak yang
ada dan perkiraan volume dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3.5.3.2. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa yang sedang melaksanakan kontrak pekerjaan
sejenis terdekat tidak tersedia, maka proses pengadaan Barang/Jasa dapat
dilaksanakan dengan tahapan sebagaimana diatur pada angka 3.1.4 dan 3.2.3.
3.5.4. Pengadaan Barang/Jasa untuk bantuan korban bencana alam dapat dilakukan melalui
Penunjukan Langsung dan/atau Pembelian Langsung.
BAB IV
PENGADAAN KHUSUS
Proses pengadaan Energi Primer mengikuti Keputusan ini, kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan atau Keputusan Direksi yang mengatur khusus pengadaan energi
primer.
Energi Terbarukan mencakup antara lain : aliran & terjunan air, panas bumi, angin, sinar
matahari, gerakan & perbedaan suhu lapisan laut dan bioenergi.
Energi tidak terbarukan mencakup antara lain: Minyak Bumi, Gas Bumi /LNG/CNG/Gas Bumi
lainnya, Batubara, Gambut dan serpihan bitumen.
4.1.2.1. Pengadaan Minyak Bumi/BBM dapat dilakukan dengan metoda Pelelangan atau
Penunjukan langsung sesuai kriteria pemilihan metoda pada angka 2.7.1 dan 2.7.3
yang pesertanya terdiri dari:
a. Penyedia BBM dalam negeri yang memiliki Ijin Usaha Niaga BBM dari
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM);dan/atau
a. Pelelangan sesuai kriteria pemilihan metoda pada angka 2.7.1 yang pesertanya
terdiri dari :
2) Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga.
2) Penyedia Gas Bumi di sisi hilir yang memiliki Ijin Usaha Niaga; yang
memenuhi kriteria Penunjukan langsung sesuai angka 2.7.3 atau
4.1.2.3. Pengadaan LNG, CNG dan Gas lainnya dilakukan dengan metoda Pelelangan atau
Penunjukan langsung sesuai kriteria pemilihan metoda pada angka 2.7.1 dan 2.7.3
4.1.2.4. Pengadaan Batubara dapat dilakukan dengan metoda Pelelangan atau Penunjukan
Langsung mengikuti kriteria pemilihan metoda pada angka 2.7.1 dan 2.7.3 dan/atau
kriteria dibawah ini :
a. Pelelangan
b. Penunjukan langsung
(2) Harga batubara terdiri dari harga dasar dan formula yang
merupakan fungsi komponen-komponen yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan harga.
(2) Harga batubara terdiri dari harga dasar dan formula yang
merupakan fungsi komponen-komponen yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan harga.
Dalam Pembelian Tenaga Listrik, Pengguna Barang/Jasa wajib memperhatikan Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), Kajian Kelayakan Operasional (KKO), Kajian Kelayakan Finansial
(KKF) dan Analisis Risiko.
Kontrak pembelian tenaga listrik dilakukan dengan jangka waktu minimal 15 (lima belas) tahun
dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan atas kesepakatan bersama.
b. Dalam hal konsorsium, salah satu anggota harus mempunyai pengalaman dalam
pembangunan pembangkit tenaga listrik yang dipersyaratkan;
4.2.2.2. Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kontrak pembelian tenaga listrik, antara
lain :
e. Escrow account.
4.3.2. Sewa beli adalah aktivitas Pengguna Barang/Jasa yang saling mengikatkan diri dengan Penyedia
Barang/Jasa untuk menggunakan suatu barang, baik barang bergerak dan/atau tidak bergerak.
Selama pembayaran yang disepakati belum diselesaikan seluruhnya, kepemilikan barang tetap
ada pada Penyedia Barang/Jasa dan pada akhir masa kontrak atau pembayaran yang disepakati
telah diselesaikan seluruhnya, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan dokumen yang diperlukan
dan hak kepemilikan beralih kepada Pengguna Barang/Jasa.
Khusus untuk benda tidak bergerak seperti gedung dan /atau tanah, Sewa/sewa beli
dapat dilakukan dengan Penunjukan Langsung.
Pengguna Barang/Jasa wajib melakukan analisa bisnis (commercial analysis) dalam
hal menentukan Barang yang dapat disewa/sewa beli.
4.3.3. Proses Pelaksanaan sewa menyewa/sewa beli dilakukan mengikuti Keputusan Direksi ini
kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
Penyewa guna (Lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
obyek sewa guna dari pihak yang menyewa gunakan (Lessor) berdasarkan nilai sisa
(residual value) yang disepakati bersama.
1) Jumlah pembayaran selama masa finance lease ditambah nilai sisa barang
modal harus dapat menutup perolehan barang modal dan keuntungan
Lessor.
b. Jenis Barang
Obyek sewa guna usaha dioperasikan sendiri oleh Lessee namun kepemilikan obyek
sewa guna usaha tidak beralih kepada Lessee.
1) Jumlah pembayaran selama Operating Lease tidak dapat atau tidak harus
menutupi harga perolehan barang modal, ditambah dengan keuntungan
oleh Lessor,
b. Jenis Barang
4.4.2. Proses pelaksanaan sewa guna usaha (leasing) dilakukan mengikuti Keputusan Direksi ini
kecuali ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku.
4.4.3. Jangka waktu kontrak Pengadaan melalui sewa guna usaha (leasing) dilakukan sesuai dengan
kemampuan project cash flow.
4.5. Outsourcing
4.5.1. Outsourcing adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain melalui
perjanjian pemborongan pekerjaan ataupun penyediaan jasa tenaga kerja yang dibuat secara
tertulis.
4.5.2. Kontrak Outsourcing diadakan dengan Perjanjian Penyediaan Jasa Tenaga Kerja atau Perjanjian
Pemborongan Pekerjaan.
4.5.4.1 Pekerjaan yang secara terus-menerus perlu dikerjakan tetapi pekerjaan tersebut tidak
memerlukan keahlian khusus yang dapat dikerjakan oleh setiap orang tanpa
kualifikasi tertentu.
4.5.4.4 Menuntut keahlian yang sangat khusus dan langka tetapi tidak tersedia di PLN.
4.5.4.5 Mempunyai kandungan pelayanan sosial atau pembinaan usaha kecil dan tidak
mempunyai nilai ekonomi bagi PLN.
4.5.4. Proses pelaksanaan Outsourcing dilakukan seperti halnya proses pengadaan jasa lainnya, kecuali
ditentukan lain oleh Perundang-undangan yang berlaku atau Keputsan Direksi khusus mengatur
pengadaan outsourcing.
Adalah asuransi yang menjamin segala macam risiko kerugian yang mungkin timbul
di lingkungan proyek pembangunan selama masa pelaksanaan pembangunan.
a. Asuransi Contractor All Risk/Erections All Risk dan Third Party Liability
(CAR/EAR + TPL)
f. Automobile Liability
g. Personal Accident
Yang dimaksud asuransi pada masa operasional adalah asuransi yang menjamin
segala macam risiko kerugian yang mungkin timbul atas harta benda atau asset milik
perusahaan pada masa operasi dan dimulai sejak proyek diserahterimakan Taking
Over Certificate (TOC) atau proyek dioperasikan secara komersial.
f. Money Insurance (Cash In Save, Cash In Transit, Cash In Cashier Box, Fidelity
Guarantee)
4.6.2.1. Penyedia Jasa Asuransi dapat berupa perusahaan tunggal atau co-insurance dengan
satu pemimpin (leader) bekerja sama secara co-insurance dengan perusahaan
asuransi lainnya (member);
4.6.2.2. Pengguna Barang/Jasa menetapkan bentuk Penyedia Jasa Asuransi yang digunakan /
dibutuhkan dapat berupa Penyedia Jasa Asuransi Tunggal atau co-insurance dengan
Penyedia Jasa Asuransi Lainnya;
4.6.2.3. Dalam hal co-insurance dengan Perusahaan Asuransi Lainnya, maka Pengguna
Barang/Jasa menetapkan jumlah maksimum anggota yang akan mendampingi
Penyedia Jasa Asuransi yang bertindak sebagai Pemimpin/leader;
4.6.2.4. Pengguna Barang/Jasa menetapkan kriteria Penyedia Jasa Asuransi yang dapat
bertindak sebagai pemimpin/leader dan yang dapat bertindak sebagai
anggota/member;
4.6.2.5. Dalam Dokumen Pengadaan ditetapkan jumlah Peserta yang menjadi leader dan
Jumlah Peserta yang menjadi member berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan
pada saat prakualifikasi. (Disesuaikan dengan perkembangan pasar asuransi saat itu);
4.6.2.6. Pemenang Pengadaan secara otomatis akan menjadi leader dan bekerja sama secara
co-insurance dengan Penyedia Jasa Asuransi lainnya dan mempersiapkan Polis
Asuransi, Kontrak Asuransi dan Prosedur Klaim, apabila proses pengadaannya
dilaksanakan oleh Pengguna Jasa;
4.6.2.7. Peserta Pengadaan yang menjadi anggota akan mengikuti harga penawaran dari
pemenang Pengadaan (leader) dengan ketentuan harus mengikuti persyaratan seperti
yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan;
4.6.2.8. Untuk Pelaksanaan Penutupan Asuransi Proyek yang pengadaannya melekat pada
kontrak Proyeknya, maka Pengguna Barang/Jasa berhak mengevaluasi term and
conditions Polis Asuransi, Premi dan Perusahaan Asuransi yang digunakan serta
memberikan approval sesuai persyaratan kontrak yang harus dipenuhi oleh Penyedia
Jasa.
4.6.3. Ketentuan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Asuransi Masa Operasi untuk asset Pembangkit,
Transmisi, Distribusi dan Gardu Induk dan peralatan penunjangnya dapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
4.6.3.1. Pengadaan Jasa Asuransi untuk Asset Operasi Pembangkit, Transmisi, Distribusi dan
Gardu Induk dan peralatan penunjangnya yang dinilai strategis dalam menunjang
sistem ketenagalistrikan dilakukan secara terpusat di PLN Kantor Pusat;
4.6.3.2. Pengadaan Jasa Asuransi dilaksanakan dengan seleksi umum dalam 2 (tahap)
yaitu tahapan Pemilihan Leader Konsorsium/Pemimpin Konsorsium Asuransi
Kerugian dan Member Consorsium/Anggota Konsorsium serta Tahapan Pemilihan
International Reinsurance Broker dan Reinsurance Company;
4.6.3.3. Pengadaan Jasa Asuransi dilaksanakan dengan seleksi umum yang pesertanya
diyakini dapat menanggung resiko PLN dengan kualifikasi yang ditentukan dalam
dokumen pengadaan;
a. Pengadaan Tahap I :
b. Pengadaan Tahap II :
g. Memastikan suatu Badan Usaha yang akan diundang tidak termasuk dalam
daftar hitam PLN;
i. Melakukan klarifikasi kepada penyedia Jasa Asuransi, jika ada data atau yang
kurang jelas atau meragukan;
BAB V
PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI MEDIA
ELEKTRONIK
(e - PROCUREMENT PLN)
5.1 Maksud dan Tujuan
5.1.1 Maksud pelaksanaan e-Procurement PLN adalah :
5.1.1.4 Sarana bursa material antar Unit PLN di lingkungan PT PLN (Persero).
5.1.2 Tujuan pelaksanaan e-Procurement PLN adalah untuk lebih meningkatkan integrasi antar unit
PLN, transparansi, kecepatan proses, efisiensi waktu dan biaya, akuntabilitas, memudahkan
pengendalian dan pengawasan, dan mengoptimalkan pemanfaatan material di gudang (baik
material fast moving maupun material slow moving).
5.2.2 Dalam hal dan kondisi tertentu yang menurut pertimbangan dan penilaian Panitia Pengadaan
sulit dilaksanakan dengan e-Auction, Panitia Pengadaan dapat menentukan pelaksanaan e-
Procurement PLN melalui penawaran harga dengan e-Bidding.
5.2.3 Pengguna Barang/Jasa diwajibkan untuk menggunakan material yang telah dibursakan oleh
Unit-unit PLN dalam hal material yang dibursakan tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan.
5.2.4 Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui sarana e-Procurement PLN wajib mengacu pada
Keputusan Direksi ini dan Keputusan Direksi lainnya mengenai e-Procurement PLN dan/atau
Terms Of Condition yang terdapat pada aplikasi e-Procurement PLN.
5.3.1 Tempat pelaksanaan e-Procurement PLN dilakukan di Bidding Room yang disediakan oleh PLN
dan/atau dari internet browser di luar PLN;
5.3.2 Waktu pelaksanaan e-Procurement PLN dilakukan pada tanggal, hari, dan jam yang sama sesuai
dengan jadual yang telah ditetapkan oleh Panitia Pengadaan;
5.3.3 Pada saat memulai e-Procurement PLN, Panitia Pengadaan wajib menyampaikan jangka waktu
pelaksanaan;
5.3.5 Dalam pelaksanaan e-Procurement PLN Panitia Pengadaan bertanggung jawab dalam memandu
dan mengawasi jalannya e-Procurement PLN;
5.3.6 Penawaran harga yang dilakukan dengan e-Auction adalah sebagai berikut :
5.3.6.1 Nilai Total HPS tidak harus disampaikan kepada para Calon Penyedia Barang/Jasa
sebelum pemasukan penawaran;
5.3.6.2 Penawaran harga awal yang dimasukkan adalah harga sebelum PPN;
5.3.6.3 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga awal dapat melampaui HPS;
5.3.6.4 Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan sebelum batas waktu akhir
yang ditentukan;
5.3.6.5 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga akhir melampaui HPS
dinyatakan gugur dalam hal HPS sebagai ceilling price;
5.3.7 Penawaran harga yang dilakukan dengan e-Bidding adalah sebagai berikut :
5.3.7.1 Penawaran harga akhir adalah harga yang dimasukkan sebelum batas waktu akhir
yang ditentukan;
5.3.7.2 Calon Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan harga akhir melampaui HPS
dinyatakan gugur;
5.3.7.3 Nilai Total HPS harus disampaikan kepada para Calon Penyedia Barang/Jasa sebelum
pemasukan penawaran.
5.3.8 Pemberlakukan ketentuan e-Procurement PLN tersebut di atas disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan pada saat pelaksanaan pengadaan dan harus dituangkan ke dalam ketentuan
pengadaan yang merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan.
BAB VI
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
6.1.1.1. Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan suku cadang, komponen utama, dan
komponen pembantu;
6.1.2. Jasa yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia meliputi jasa konstruksi, jasa
konsultansi, dan jasa lainnya.
6.2.2.2. Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan; dan/atau
6.2.2.3. Dalam hal kuantitas barang tidak dapat dipenuhi dari Penyedia Barang/Jasa dalam
negeri.
6.2.3. Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang diimpor langsung
diwajibkan untuk semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri,
seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan.
6.3.1.1. Untuk jasa konstruksi di atas Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).
6.3.1.2. Untuk barang/jasa lainnya di atas Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah).
6.3.1.3. Untuk jasa konsultansi di atas Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah).
6.3.2. Perusahaan asing yang melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada butir 6.3.1 di atas
harus melakukan kerjasama usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, sub
kontrak, dan lain-lain, apabila ada perusahaan nasional yang memiliki kemampuan di bidang
yang bersangkutan.
6.3.3. Ketentuan pada angka 6.3.1.3 di atas dapat dikecualikan untuk pengadaan jasa konsultansi
perorangan.
6.4.2. Para Penyedia Barang/Jasa harus dapat membuktikan kebenaran pernyataan besarnya komponen
dalam negeri barang/jasa dan melampirkan rincian dan nilai bahan baku, baik dari dalam negeri
maupun impor, nilai barang jadi keseluruhan serta daftar nama pemasok.
6.4.3. Besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan oleh Penyedia Barang/Jasa dapat
diklarifikasi oleh panitia pada saat evaluasi.
BAB VII
PERJANJIAN/KONTRAK
7.1.1.1. Lumpsum
Sistem kontrak ini lebih tepat digunakan atas Pengadaan Barang/Jasa dengan contoh
yang jelas, atau untuk jenis pekerjaan borongan yang perhitungan volumenya untuk
masing-masing unsur/jenis pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan
rencana kebutuhan sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknisnya. Harga yang
mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total penawaran harga.
Harga satuan, pertimbangan untuk memilih dengan cara ini adalah karena untuk
keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan
penelitian yang sangat mendalam, detail dan sampel yang banyak, waktu yang lama
sehingga biaya sangat besar, padahal pengukuran juga lebih mudah dalam
pelaksanaan, di pihak lain pekerjaan sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan,
sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak dapat
digunakan kontrak dengan sistem Lumpsum. Kontrak bentuk ini memungkinkan
pekerjaan tambah/kurang.
Adalah kontrak yang merupakan gabungan Lumpsum dan harga satuan dalam satu
pekerjaan yang diperjanjikan.
Turn key, sistem ini lebih tepat digunakan untuk mengadakan suatu barang yang
hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih
(transfer) teknologi selanjutnya.
7.1.1.6. Kontrak Angsuran (delay payment) adalah kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
pembayarannya dilaksanakan secara angsuran selama waktu tertentu setelah Penyedia
Barang/Jasa menyerahkan barang yang dikontrakkan kepada Pengguna Barang/Jasa
lengkap dengan dokumen yang diperlukan.
Adalah suatu kesepakatan harga satuan Barang/Jasa tertentu dalam kurun waktu dan
spesifikasi tertentu. Selanjutnya harga satuan yang disepakati dapat ditindak lanjuti
menjadi kontrak yang prosesnya mengikuti Keputusan ini.
a. Tujuan KHS adalah untuk memperoleh Barang/Jasa secara cepat, tepat waktu,
mengurangi stock barang di gudang PLN, dan mendapatkan harga satuan yang
kompetitif. KHS dapat juga diberlakukan untuk jasa, dalam hal jasa tersebut
sifatnya pekerjaannya rutin dan dapat distandarkan.
f. Kriteria KHS
Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana APLN untuk masa 1
(satu) Tahun Anggaran.
Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana APLN untuk masa lebih
dari 1 (satu) Tahun Anggaran.
a. Judul Kontrak
b. Nomor Kontrak
2) Dalam hal kontrak berupa perubahan kontrak maka nomor kontrak harus
berurut sesuai dengan berapa kali mengalami perubahan.
c. Tanggal Kontrak
Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani oleh para
pihak.
d. Kalimat Pembuka
e. Penandatanganan Kontrak
d) Penjelasan mengenai identitas para pihak harus jelas dan terinci dan
menerangkan hal yang sebenarnya;
a. Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk mengadakan
kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan jenis pekerjaannya;
b. Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak. Harga
kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta rincian sumber
pembiayaannya;
d. Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan
merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;
e. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam
dokumen-dokumen perjanjian/kontrak maka yang dipakai adalah dokumen
urutannya lebih dulu;
7.3.1.3. Penutup
a. Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia pada hari dan tanggal penandatanganan perjanjian tersebut;
b. Tanda tangan para pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi materai.
a. Definisi
b. Penerapan
c. Asal Barang/Jasa
Asal Barang/Jasa adalah ketentuan mengenai penjelasan dari negara mana asal
Barang/Jasa yang menjadi obyek perjanjian dalam kontrak.
Asal Barang adalah tempat barang diperoleh, antara lain tempat barang
ditambang, tumbuh, atau diproduksi. Dalam ketentuan ini juga harus dirinci
komponen dalam negeri dan komponen impornya. Asal Barang harus dibedakan
dengan negara penjual. Penjelasan dan rincian komponen dalam negeri dan
impor dijelaskan pada syarat-syarat khusus kontrak.
Hak paten, hak cipta, dan merek adalah ketentuan yang mengatur kewajiban
Penyedia Barang/Jasa untuk melindungi Pengguna Barang/Jasa dari segala
tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta, dan
merek.
f. Jaminan
Jaminan adalah ketentuan mengenai jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa berupa, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan.
g. Asuransi
Asuransi adalah ketentuan mengenai asuransi yang harus disediakan oleh pihak
Penyedia Barang/Jasa dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yaitu :
h. Pembayaran
i. Harga
Harga adalah ketentuan mengenai harga yang harus dibayarkan oleh Pengguna
Barang/Jasa kepada Penyedia Barang/Jasa atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak. Harga kontrak harus jelas, pasti, dan dirinci sumber pembiayaannya.
j. Amandemen Kontrak
1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
(5) Amandemen bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak yang
membuat kontrak tersebut.
l. Pengawasan
1) Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar
kehendak para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi;
a) Peperangan;
b) Kerusuhan;
c) Revolusi;
e) Pemogokan;
f) Kebakaran;
3) Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan
oleh perbuatan atau kelalaian para pihak;
p. Pemutusan Kontrak
q. Penyelesaian Perselisihan
1) Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang
digunakan dalam kontrak.
2) Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal kontrak
melibatkan pihak asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris dengan
terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia dengan terjemahan
Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran terhadap klausula
di dalam kontrak, maka bahasa yang dipakai untuk menafsirkan adalah
bahasa aslinya.
s. Perpajakan
t. Korespondensi
Ketentuan khusus berikut ini berlaku untuk masing-masing kontrak sesuai dengan
jenis pekerjaannya.
1) Standar
2) Pengepakan (Packaging)
3) Pengiriman
4) Transportasi
6) Layanan Tambahan
a) Umum
(2) Hukum
b) Pertentangan Kepentingan
a) Umum
b) Personil Inti
c) Persetujuan Personil
a) Jam kerja dan waktu cuti untuk tenaga kerja inti ditentukan dalam
dokumen kontrak;
(1) Personil
(2) Penemuan-penemuan
(3) Kompensasi
(a) Semua pekerja dibayar selama hari kerja (22 hari dalam
sebulan) dan datanya disimpan oleh pihak penyedia jasa.
Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh Pengguna Barang/Jasa;
Dokumen berikut ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kontrak.
2) Surat penawaran;
3) Spesifikasi umum;
4) Spesifikasi khusus;
5) Gambar-gambar;
3) Hasil negosiasi;
2) Dokumen Penawaran;
3) Spesifikasi umum;
4) Spesifikasi khusus;
7.3.3.3. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh
Pengguna Barang/Jasa.
7.3.3.7. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama
dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain.
7.3.4.1. Perubahan kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan bersama antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa, namun tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Keputusan ini.
7.3.5.1. Penghentian kontrak (suspension of contract) dapat dilakukan dalam hal terjadi
peristiwa yang berada di luar kekuasaan para pihak yang mengakibatkan para pihak
tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam kontrak yang
disebabkan oleh Keadaan Kahar (Force Majeure) atau keadaan yang ditetapkan
dalam kontrak.
7.3.5.2. Pemutusan kontrak (termination of contract) dapat dilakukan dalam hal para pihak
tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam
kontrak.
7.3.5.3. Pengguna Barang/Jasa dapat memutuskan kontrak secara sepihak, apabila denda
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah
melampaui besarnya Jaminan Pelaksanaan atau maksimum denda keterlambatan,
setelah memberikan peringatan ketiga atas keterlambatan pelaksanaan kontrak.
7.3.5.5. Dalam hal terbukti adanya praktek persekongkolan, kecurangan, dan pemalsuan
dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan kontrak, Pengguna Barang/Jasa wajib
membatalkan kontrak.
BAB VIII
PELAKSANAAN KONTRAK
8.1. Direksi Pekerjaan, Panitia Penerima Pekerjaan dan Wakil Penyedia Barang/Jasa
8.1.1. Dalam melaksanakan pengendalian pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa dapat menunjuk wakil
yang bertindak atas namanya sebagai Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa
Barang / Tim Penerima Barang.
8.1.2. Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa Barang / Tim Penerima Barang
dimaksudkan untuk menilai hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa
pada waktu penyerahan pertama pekerjaan dan penyerahan akhir pekerjaan.
8.1.3. Direksi Pekerjaan / Pengawas Pekerjaan / Tim Pemeriksa Barang / Tim Penerima Barang
berkoordinasi dengan Penyedia Barang/Jasa, selanjutnya Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk
personil sebagai wakilnya yang berdomisili di lokasi pekerjaan, yang diberi wewenang penuh
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan atas namanya.
8.2.1.3. Melakukan perubahan kontrak, jika ada alasan yang sah dan disepakati oleh para
pihak;
8.2.1.6. Membayar tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum dalam
Berita Acara Kesepakatan;
8.2.1.8. Memberikan instruksi sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam kontrak.
8.2.2.1. Menerima pembayaran tahapan sesuai dengan progress fisik pekerjaan yang tercantum
dalam Berita Acara Kesepakatan;
8.2.2.3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik (laporan harian, mingguan dan
bulanan) kepada Pengguna Barang/Jasa;
8.2.2.5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
8.3. Asuransi
8.3.1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang nilai kontraknya
lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) atau pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi
untuk kepentingan Pengguna Barang/Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo,
Contractor All Risk (CAR), Erection All Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga
Kerja sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan hukum yang berlaku.
8.3.2. Ketentuan angka 8.3.1 diatas tidak diwajibkan untuk Jasa Konsultansi.
8.3.3. Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi, obyek asuransi, harga
pertanggungan, dan ketentuan lainnya diatur dalam kontrak.
8.3.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan tertulis kepada
Pengguna Barang/Jasa atas usulan Calon penanggung (perusahaan asuransi) beserta konsep
(draft) syarat-syarat dan kondisi pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis
sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada
Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diberikan
Persetujuan.
8.4. Perpajakan
8.4.1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan
perundang-undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam
Dokumen Penawaran;
8.4.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan
penawaran harus dilakukan penyesuaian.
8.5. Pembayaran
8.5.1. Pembayaran uang muka (down payment) pada prinsipnya tidak diberikan kecuali apabila sangat
dibutuhkan demi kelancaran pekerjaan dan keuangan Perusahaan memungkinkan. Pemberian
uang muka untuk pengadaan internasional dibayarkan dalam hal tersebut merupakan persyaratan
efektifnya kontrak.
8.5.3. Sistem pembayaran progress fisik pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak (angsuran /
termijn atau bulanan / monthly certificate).
8.5.4. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Angsuran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
8.5.4.1. Setelah kemajuan hasil pekerjaan mencapai nilai prosentase tertentu sesuai dengan
ketentuan dokumen kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan laporan kemajuan
hasil pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan dengan lampiran data pendukung.
8.5.4.2. Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari Direksi
Pekerjaan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah diterimanya laporan
kemajuan hasil pekerjaan tersebut berikut laporan data pendukungnya.
8.5.5. Pembayaran dengan Sistem Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate) dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
8.5.5.1. Pada setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan yang bersangkutan, Penyedia
Barang/Jasa mengajukan sertifikat bulanan kepada Direksi Pekerjaan dengan
lampiran data pendukung.
8.5.5.2. Kemajuan hasil pekerjaan sesuai Sertifikat Bulanan tersebut harus sudah mendapat
penetapan dari Direksi Pekerjaan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah
diterimanya laporan kemajuan hasil pekerjaan tersebut berikut laporan data
pendukungnya.
8.5.6. Pembayaran progress fisik pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh Pengguna Barang/Jasa
apabila Penyedia Barang/Jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari
kerja.
8.5.7. Pembayaran progress fisik pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada dilapangan.
8.5.8. Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, denda (bila ada), dan pajak.
8.5.9. Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada Pengguna
Barang/Jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.
8.5.10. Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontraknya hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan Penyedia Barang/Jasa
harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah
berita acara penyerahan pertama diterbitkan.
8.6.2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila hasil pemeriksaan
lapangan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis
pekerjaan, kuantitas), maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan
kontrak yang ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.
8.6.3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaan
pekerjaan untuk menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayarkan setiap
bulan/angsuran.
8.7.1.1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Kontrak;
8.7.1.3. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan;
8.7.2. Pekerjaan Tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan, dengan
ketentuan nilainya tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direksi Pekerjaan.
8.7.3. Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direksi Pekerjaan dan wajib mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Barang/Jasa sebelum pelaksanaannya.
8.7.4. Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh Pengguna Barang/Jasa kepada
Penyedia Barang/Jasa, ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
8.9.1.1. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
8.9.1.2. Dalam hal penyesuaian harga belum dicantumkan dalam kontrak, maka dapat
dilakukan kesepakatan penyesuaian harga yang hasilnya dituangkan dalam
amandemen kontrak, yang pelaksanaannya didasarkan pada justifikasi dan dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional.
8.9.1.3. Penyesuaian harga dapat diberlakukan bagi kontrak yang masa pelaksanaannya lebih
dari 12 (dua belas) bulan;
8.9.1.4. Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran kecuali
komponen keuntungan dan overhead sebagaimana tercantum dalam penawaran;
8.9.1.5. Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadual pelaksanaan yang
tercantum dalam kontrak/addendum. Bagian kontrak atau pekerjaan yang terlambat
8.9.1.6. Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri dan
dibayar dengan valuta asing menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut;
Keterangan :
Ho = Harga satuan barang/jasa pada saat penyusunan harga Penawaran (28 hari
sebelum pemasukan penawaran)
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat kerja dsb.
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada saat penyusunan harga penawaran (28 hari
sebelum pemasukan penawaran).
Catatan :
a. Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan Badan Pusat Statistik (BPS). Jika
indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS, maka digunakan indeks harga yang
disiapkan oleh departemen teknis.
Keterangan :
8.10.2.1. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh para pihak
dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan;
8.10.3.2. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari
Pengguna Barang/Jasa dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Pengguna Barang/Jasa harus memberikan
tanggapan atas usulan perubahan kontrak dari Penyedia Barang/Jasa selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
8.10.3.3. Atas usulan perubahan kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita
acara hasil negosiasi;
8.11. Mobilisasi
8.11.1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
penandatanganan Kontrak atau serah terima lokasi pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
8.11.2.5. Mobilisasi peralatan dan personil pelaksana dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan di lapangan.
8.12.2. Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan waktu pelaksanaan adalah
sebagai berikut :
8.12.3. Pengguna Barang/Jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah
melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh Penyedia
Barang/Jasa;
8.13.2. Penyedia barang/jasa tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut;
8.13.3. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada kontrak serta menganut prinsip
kesetaraan.
8.14.2. Pengguna barang/jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh penyedia barang/jasa. Bilamana terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia barang/jasa wajib memperbaiki/ menyelesaikannya;
8.14.3. Pengguna barang/jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak;
8.14.4. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai kontrak, sedangkan
yang 5% (lima persen) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran
dilakukan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak dan penyedia barang/jasa harus
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak;
8.14.5. Penyedia barang/jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga
kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;
8.14.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan;
8.14.7. Pengguna barang/jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia barang/jasa
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik dan wajib
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan jaminan
pemeliharaan;
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
9.1. Pembinaan
Pengguna Barang/Jasa wajib mensosialisasikan secara intensif kepada semua unit dan Satuan Pengawasan
Intern (SPI)/Audit Internal (AI) di lingkungan PLN agar Keputusan Direksi ini dapat dipahami dan
dilaksanakan dengan baik dan benar.
9.2. Pengawasan
9.2.1. Pengguna Barang/Jasa wajib :
9.2.1.1. Melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan, kontrak dan hasil kerja pada setiap
kegiatan, baik kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya;
9.2.2. Semua laporan dalam bentuk hardcopy dan/atau soft copy harus disampaikan kepada SPI setiap
triwulan, sedangkan kepada Audit Internal setiap bulan.
9.2.3. Laporan pelaksanaan Kontrak sampai dengan Rp.1.000.000.000 (satu milyar rupiah) wajib
dilaporkan kepada SPI dalam bentuk daftar (list).
9.2.4. Laporan pelaksanaan Kontrak dengan nilai diatas Rp.1.000.000.000 (satu milyar rupiah) wajib
dilaporkan kepada Direksi Terkait dengan tembusan kepada Kepala Satuan Pengawasan Intern
(KSPI) / Kepala Audit Internal (KAI).
b. Progres Pembayaran;
c. Akuntansi.
a. Kronologi Pengadaan;
1) Uraian Pekerjaan;
2) Jenis Pengadaan;
6) Amandemen;
8) Nilai Denda;
9) Keterangan;
9.2.6 Pengawasan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) / Audit Internal (AI) adalah:
9.2.6.2 Menampung dan menindaklanjuti pengaduan yang berkaitan dengan masalah atau
penyimpangan dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1
Contoh PAKTA INTEGRITAS
Lampiran 1.a.
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan yang dilaksanakan untuk periode tahun
…………………. (Mohon diisi sesuai periodenya) dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan;
2. Dalam proses pengadaan ini (mulai dari pembuatan HPS sampai dengan usulan penetapan pemenang),
berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih, transparan dan profesional dalam arti akan mengerahkan
segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik;
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Panitia/Pejabat Pengadaan :
Lampiran 1.b.
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dalam rangka pengadaan ...........................(nama perkerjaan/kegiatan) pada
proyek/satuan kerja........................, dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan;
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama diantara para Calon Penyedia Barang/Jasa lain
dan/atau Pengguna Barang/Jasa dan/atau Panitia Pengadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan
usaha tidak sehat ;
3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lampiran 2
Contoh Dokumen Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa
Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi
Lampiran 2
Contoh Formulir Penilaian Kualifikasi Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi/Jasa
Lainnya/Jasa Konsultansi
Nama : ...............................
Jabatan : ...............................
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Koperasi/ Perorangan/Persekutuan Usaha . . . . . . . . . . . . . . .
dan atas nama
Alamat : ...............................
Telepon/Fax : ...............................
Email : ...............................
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Pusat/Unit
…………… …………… , Tahun Anggaran ….., maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti proses
Pengadaan paket pekerjaan/kegiatan ……………………….…. (nama pekerjaan/kegiatan) sampai selesai.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanggal dan
Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 3
Contoh Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Lampiran 3
Contoh Formulir Isian Penilaian Kualifikasi
Pengadaan ………………….…….
Kantor Pusat /Unit ………………
Tahun Anggaran …………………
Nama : ...............................
Jabatan : ...............................
Bertindak untuk
dan atas nama : PT/CV/FIRMA/KOPERASI/Perorangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat : ...............................
Telepon/Fax : ...............................
Email : ...............................
1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Surat ……………………
(sesuai Akta Pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas Nomor Akta
Pendirian/perubahan/surat kuasa dan tanggalnya);
2. Saya/perusahaan saya tidak sedang dinyatakan pailit atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan atau tidak
sedang menjalani sanksi pidana atau sedang dalam pengawasan pengadilan;
3. Saya tidak pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite
profesional saya;
4. Data-data saya/perusahaan saya adalah terlampir ( lampiran 4).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Apabila di kemudian hari,
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi administrasi
yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan
Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
…………… , ………………. 200…
PT/CV/Firma/Koperasi …………..
Materai
Rp. 6.000,-
Tanggal dan
Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
SK DIR No.:305.K/DIR/2010, Tgl.03 Juli 2010
127
Jabatan
Lampiran 4
1. Nama (PT/CV/Firma/ :
Koperasi/Perorangan)
2. Status (PT/CV/Firma/ :
Pusat Cabang
Koperasi/Perorangan)
3. Alamat PT/CV/Firma/ :
Koperasi/Perorangan)
No. Telepon :
No. Fax :
E-Mail
B. Ijin Usaha
No. SIUP/IUJK/SIUI * : ………………. Tanggal …………….
Masa berlaku ijin usaha : ………………………………………
Instansi pemberi ijin usaha : ………………………………………..
* Pilih yang sesuai
E. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Sekutu (untuk CV/Firma)
2. Pajak
Direktur Utama /
Penanggung jawab /
Pengurus
Nama Jelas
G. Data Peralatan/Perlengkapan (prinsipnya hanya untuk jasa konstruksi)
H. Data Pengalaman Perusahaan Sesuai dengan Bidang/Sub bidangnya
I. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan ( hanya untuk jasa konstruksi)
J. Modal Kerja
Nomor :
Tanggal :
Nama Bank :
Nilai :
Lampiran 4
Contoh Pakta Integritas Dalam Rangka Usulan Pemenang
PAKTA INTEGRITAS
(LETTER OF UNDERTAKING)
Nomor :
Kami, yang menyatakan dan bertandatangan di bawah ini, Panitia Pengadaan …………….melalui
………………(metoda pengadaan) yang dibentuk berdasarkan …………………….tentang ………………..,
dengan ini menyatakan dengan sebenarnya, bahwa sehubungan dengan pengajuan usulan penetapan calon
penyedia jasa atau calon pemenang untuk ……………………:
1. Kami telah melaksanakan dan memeriksa bahwa proses pengadaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
kewenangan yang diberikan berdasarkan ………………( Keputusan Direksi tentang Pengadaan Barang/Jasa)
serta memperhatikan ketentuan yang berlaku, berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik, dengan kecermatan yang
tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau tidak dibawah tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain
(independency).
2. Kami telah melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas dengan penuh kehati-hatian (duty of
care and of loyalty) demi untuk kepentingan yang terbaik bagi perusahaan, dengan mengindahkan berbagai
sumber informasi, keterangan dan telah melakukan perbandingan yang cukup, sebagaimana layaknya seorang
profesional dalam posisi yang sama melakukan hal serupa, atau sebagaimana kami mempertimbangkan
keputusan bagi kepentingan diri kami sendiri (prudent person role).
3. Dalam melaksanakan proses pengadaan sebagaimana tersebut di atas kami tidak memiliki kepentingan pribadi
atau tujuan untuk melakukan sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun menguntungkan pihak-pihak yang
terkait dengan diri kami, atau pihak yang terafiliasi dengan kami, dan dengan demikian tidak memiliki posisi
yang mengandung potensi benturan kepentingan (conflict of interest), termasuk dengan seluruh pihak yang
terlibat dengan tindakan di atas.
4. Kami telah melaksanakan proses pengadaan tersebut dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai peraturan
dan kewajiban normatif lainnya yang terkait, dan mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk mempertimbangkan best practice, yang dipandang perlu, penting dan kritikal
dalam proses tersebut (duly abiding the laws).
Pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya, tanpa menyembunyikan fakta dan hal material apapun,
dan dengan demikian kami bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dari hal-hal yang kami nyatakan
disini, demikian pula akan bersedia bertanggung jawab baik secara perdata maupun pidana, apabila laporan dan
pernyataan ini tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
……………., 200
Panitia Pengadaan
NARA SUMBER : Nasser Iskandar, Tri Setyo Nugroho, Budi Kristanto, Nurhaeni
Setiawan, Fery Krisna, Tondojojo Sujono, Doddy Hertanto,
Ulysses Simanjuntak
KETUA : Sugiman WA,
WAKIL KETUA : Dedeng Hidayat.
SEKRETATIS 1 : Dwi Atmo Priyanto.
SEKRETARIS 2 : Agha Mubarak Yusman.
ANGGOTA : Dasnulmadi, Poster Simarmata, Abidin Marpaung, Christyono,
Gunadi W Handaka, Ipung Purwomarwanto, Machdar, Raman
Mohamad, Derina, Hairudin, Delima, Job Syam, Widya Ananta
Prabawa, Risnandar Halid, Arrum Rizkiani Nugrahanti, Chorinus
Eric Nerokou.