You are on page 1of 4

TUGAS INTERMEDIATE II

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI


KESALAHAN

Tiermanda Ekaprasetya
2007-12-545
Perubahan Akuntansi
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi bagi pemakai
laporan keuanan yang berguna sebagai alat pengambilan keputusan. Laporan keuangan
perusahaan terkadang melaporkan hasil yang berbeda secara signifikan dari tahun ke tahun.
Hal ini mungkin disebabkan perubahan dalam kondisi ekonomi, tetapi hal tersebut juga dapat
disebabkan perubahan dalam metode akuntansi atau koreksi kesalahan dalam mencatat
transaksi masa lalu.

Terdapat beberapa penyebab utama sehingga perusahaan melakukan perubahan akuntansi :

1. Setelah mendapat informasi baru, perusahaan dapat merubah estimasi pendapatan atau
bebannya, seperti estimasi piutang tak tertagih atau estimasi masa manfaat dari aktiva
tetap.

2. Karena perubahan kondisi ekonomi, perusahaan mungkin perlu mengubah metode


akuntansi untuk dapat lebih jelas mencerminkan situasi ekonomi saat ini.

3. Badan pembuat standar akuntansi mewajibkan penggunaan metode atau prinsip


akuntansi yang baru.

4. Manajemen mendapatkan tekanan untuk melaporkan kinerja yang menguntungkan.


Dengan membuat perubahan akuntansi dapat menghasilkan laba bersih yang lebih
tinggi.

Perubahan akuntansi dapat diidentifikasikan menjadi dua kategori, perubahan estimasi


akuntansi dan perubahan prinsip akuntansi. Ketika perubahan akuntansi terjadi, permasalahan
akuntansi yang timbul adalah bagaimanakah perubahan tersebut harus dilaporkan. Beberapa
alternatif untuk melaporkan perubahan akuntansi :

1. Pernyataan kembali laporan keuangan.

2. Tidak membuat penyesuaian atas laporan yang disajikan pada periode sebelumnya.
Melaporkan langsung ke laba ditahan.

3. Tidak membuat penyesuaian atas laporan yang disajikan pada periode sebelumnya.
Melaporkan langsung ke laporan laba rugi tahun berjalan.

4. Melaporkan efek kumulatif perubahan sebagai pos khusus dalam laporan laba rugi
tahun berjalan.

5. Membuat perubahan menjadi efektif hanya untuk periode berjalan dan yang akan
datang dengan tidak melakukan penyesuaian.

Perubahan Estimasi Akuntansi


Informasi akuntansi yang disajikan di dalam laporan keuangan tidak selalu dapat diukur dan
dilaporkan secara tepat. Data estimasi yang didasarkan pada pengalaman dan pertimbangan
professional terpaksa digunakan karena keadaan dan peristiwa yang akan datang tidak dapat
dipastikan secara akurat. Berikut ini merupakan contoh yang termasuk perubahan estimasi
akuntansi:

1. Piutang tak tertagih

2. Masa manfaat dari aktiva tetap atau aktiva tak berwujud

3. Nilai residu aktiva tetap

4. Kewajiban garansi

5. Kuantitas cadangan mineral

6. Asumsi aktuaria untuk pension

7. Jumlah periode manfaat dari biaya tangguhan

Secara keseluruhan, seluruh perubahan dalam estimasi akuntansi harus dicerminkan dalam
periode berjalan atau dan yang akan datang. Perubahan dalam estimasi adalah merupakan
bagian dari proses akuntansi yang normal, bukan koreksi atau perubahan periode masa lalu.

Perubahan Prinsip Akuntansi


Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perusahaan dari satu prinsip atau metode yang
berlaku umum ke prinsip atau metode lainnya. Jika suatu aktiva dipengaruhi oleh perubahan
prinsip dan perubahan estimasi dalam periode yang sama, SAK mensyaratkan bahwa
perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Perusahaan seharusnya tidak
mengubah prinsip akuntansinnya dari satu periode ke periode lainnya. Penggunaan satu
prinsip secara konsisten meningkatkan kegunaan laporan keuangan bagi pemakai dalam
menganalisis dan memahami data akuntansi komparatif. Secara umum, dampak perubahan
prinsip akuntansi dicerminkan oleh pelaporan efek kumulatif dari perubahan tersebut dalam
laporan laba rugi periode terjadinya perubahan.

Koreksi Kesalahan
Koreksi kesalahan tidak dipandang sebagai perubahan akuntansi. Kesalahan akuntansi yang
dilakukan di tahun-tahun sebelumnya yang belum dibalik, dilaporkan sebagai koreksi periode
sebelumnya dan dicatat langsung ke laba ditahan. Beberapa kesalahan ditemukan pada
periode kesalahan itu terjadi dan dengan murah dapat dikoreksi. Kesalahan lain mungkin
tidak ditemukan pada periode berjalan dan tercermin di laporan keuangan sampai ditemukan.
Kesalahan-kesalahan dapat diklasifikasian sebagai berikut:

1. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam kondisi prosedur akuntansi yang normal,


seperti kesalahan penambahan, posting ke perkiraan yang salah, atau salah saji suatu
perkiraan.
2. Kesalahan-kesalahan yang terbatas pada perkiraan neraca, misalnya mendebet piutang
usaha dan bukan wesel tagih. Kesalahan seperti ini sering ditemukan dan dikoreksi
pada periode terjadinya kesalahan.

3. Kesalahan-kesalahan yang terbatas pada perkiraan laba rugi, misalnya mendebet


beban gaji kantor dan bukan beban gaji penjualan. Harus segera dikoreksi setelah
ditemukan.

4. Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi baik perkiraan laba rugi dan perkiraan


neraca. Apabila kesalahan ini tidak ditemukan pada periode berjalan, akan
mengakibatkan salah saji pada laba bersih sehingga mempengaruhi perkiraan laba
rugi dan perkiraan neraca.

You might also like