You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Membangun peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya adalah


pengembangan watak dan karakter manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual,
emosional, dan fisikal yang dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik
tolak kemuliaan manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai
hasil proses pendidikan.
Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan
peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan
bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah
sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang
baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain
itu pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia.
Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal,
manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani
hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam
hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah
selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan
sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah
intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Seperti telah dituliskan sebelumnya, pada dunia sekolah, manusia dilatih
intelektualitasnya dengan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diajarkan dalam
proses pendidikannya pada jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu,

1
pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan
demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah
kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar
pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan
atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu.
Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi
yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di
atas,maka diperlukan sebuah penjelasa secara rinci dan mendetail tentang
supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan
pentingnya supervisi pendidikan itu.

B. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah tentang supervisi ini ialah untuk
memenuhi tugas kelompok yang di bebankan oleh dosen pengasuh mata kuliah
yang bersangkutan. Adapun tujuan khususnya ialah sebagai bahan pembelajran di
kelas tentang, Pengertian Supervisi, Tujuan Supervisi, Kriteria Supervisi, Fungsi
Supervisi, Tipe Supervisi, Prinsip Supervisi, Sasaran Supervisi, Jenis Supervisi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapum rumusan masalah yang ada adalah
sebagai berikut:
1. Seperti apa suvirvisi itu?
2. Apa tujuan dari supervisi itu?
3. Apa pungsi dari supervisi itu?

2
BAB II
PEMBAHASAN
SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Supervisi
1. Arti morfologis
Kata Supervision berasal dari bahasa Inggris yaitu: Super : atas, vision : visi,
Jadi supervise artinya : lihat dari atas.
2. Arti semantik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau
tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Beberapa istilah yang dijumpai dalam praktek, yang isi kegiatannya mirip
dengan supervisi. Istilah-istilah dimaksud adalah: Inspeksi, pemilikan,
pengawasan, monitoring dan penilaian evaluasi. Sesudah istilah tersebut dikaji,
kemudian dikemukakan pengertian supervisi.
Inspeksi berasal dari istilah bahasa belanda inspevtie. Didalam bahasa inggris
dikenal dengan inspection. Kedua kata tersebut berarti pengawasan, yang terbatas
kepada pengertian pengawasan apakah bawahan (dalam hal ini guru) menjalankan
apa yang telah diinstruksikan oleh atasan. Pelakunya disebut inspektur. Seringkali
kedatangan inspektur kesekolah lebih banyak dirasakan oleh guru sebagai
kedatangan petugas yang ingin mencari kesalahan.
Inspektur dalam hal ini mengadakan :
a. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya.
b. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan/digariskan.
c. Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan
sepihak.
d. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis.
e. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik.

3
Dengan kesan seperti itu, apabila ada seseorang inspektur datang, kepala
sekolah maupun guru cenderung merasa takut karena merasa akan dicari
kesalahannya. Inspektur pendidikan bertugas untuk melakukan pengawasan
terhadap semua kegiatan sekolah, mulai dari keberhasilan sekolah, masalah
ketatausahaan, masalah kemudian, keuangan dan sebagainya sampai kepada
proses belajar mengajar.
Dalam perkembangan supervisi selanjutnya dikenal istilah penilikan dan
pengawasan. Berbeda dengan infeksi, penilikan dan pengawasan mempunyai
pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari hal-hal kesalahan objek
pengawasan itu semata, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik, untuk
dikembangakan lebih lanjut. Pengawasan bertugas melakukan pengawasan,
dengan memperhatikan suatu komponen sistem sekolah dan peristiwa yang terjadi
disekolah. Hal-hal yang kurang baik dicatat dan disampaikan kepada kepala
sekolah atau guru untuk mendapatkan perhatian, penyempurnaan, sedang untuk
hal-hal yang sudah baik perlu dipertahankan atau dingat lebih lanjut.
Monitoring seringkali diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan
pemantauan. Monitoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu
kegiatan sebagai bahan yang melaksanakan penilaian. Dengan kalimat lain,
monitoring merupakan kegiatan yang dtunjukkan untuk mengetahui apa adanya
tentang suatu kegiatan. Didalam monitoring seseorang hanya mengumpulkan data
tanpa membandingkan data tersebut dengan kriteria tertentu.
Kegiatan penilaian, yang juga disebut evaluasi, merupakan suatu proses
membandingkan keadaan kuantitaif atau kualitatif suatu objek dengan kriteria
tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat
apakah dengan sumber daya yang tersedia, suatu kegiatan telah mengikuti proses
yang ditetapkan serta mencapai hasil yang dinginkan.
Untuk memudahkan kita dalam mengetahui supervisi pengajaran, dalam buku
ini pengertian supervisi dirumuskan secara sederhana, yaitu semua usaha yang
dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam
memperbaiki pengajaran.

4
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan. Supervisi bercirikan :
a. Research :meneliti situasi sebenarnya disekolah.
b. Evalution : penilaian.
c. Improvement :mengadakan perbaikan.
d. Assiatance :memberikan bantuan dan bimbingan.
e. Cooperation :kerjasama antara supervisor dan supervised ke arah perbaikan
situasi.
Kepengawasan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami masa transisi
dari inspeksi ke arah supervise yang dicita-citakan. Yang disebut supervisor
pendidikan bukan hanya para pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala
sekolah, guru-guru dan bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, bila
misalnya diserahi tugas untuk mengetuai kelas atau kelompoknya.

B. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


1. Prinsip-Prinsip Fundamental
Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor
pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais
sejati.
2. Prinsip-prinsip praktis
a. Negatif
1) Tidak otoriter
2) Tidak berasas kekuasaan
3) Tidak lepas dari tujuan pendidikan
4) Bukan mencari kesalahan
5) Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil
b. Positif
1) Konstruktif dan kreatif
2) Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri
3) Propessional
4) Sanggup mengembangkan potensi guru dkk

5
5) Memperhatikan kesejahteraanguru dkk
6) Progresif
7) Memperhitungkan kesanggupan supervised
8) Sederhana dan informal
9) Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri.

C.Tujuan Supervisi Pendidikan


1. Tujuan umum
a. Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup
berdiri sendiri.
b. Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia pembangunan
dewasa yang berpancasila.
c. Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan
mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
2. Tujuan khusus
a. Membantu guru-guru lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya
b. Membantu guru-guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid
c. Memperbesar kesnggupan guru mendidik murid untuk terjun ke msyarakat
d. Memperbesar kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif
e. Membesar ambisi guru untuk berkembang
f. Membantu guru-guru untuk memanfaatkan pengalaman yang dimiliki
g. Memperkenalkan karyawan baru kepada sekolah
h. Melindungi guru daru tuntutan tak wajar dari masyarakat
i. Mngembangkan professional guru.

D. Fungsi Supervisi Pendidikan


1. Penelitian (research) → untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
objektif tentang suatu situasi pendidikan
a. Perumusan topiK
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data

6
d. Konlusi hasil penelitian
2. Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative
3. Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi
pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
4. Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang
disupervisi

E. Keterampilan-Keterampilan Supervisor Pendidikan


1. Keterampilan Dalam Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa menjalin hubungan yang
harmonis dengan yang dipimpin
a. Working on : wibawa (power on)
b. Working for : pembantu bagi orang yang di supervisi
c. Working mithin : bersama-sama.
2. Keterampilan Dalam Proses Kelompok
Supervisor harus terampil :
a. Membangkitkan semangat kerjasama
b. Merumuskan tujuan
c. Merencanakan bersama
d. Mengambil keputusan bersama
e. Menciptakan tanggung jawab bersama
f. Menilai dan merevisi bersama
3. Keterampilan Dalam Hubungan Insani (Human Relation)
Supervisor tidak semata-mata berurusan dengan aspek meteril tetapi
berhadapan dengan manusia-manusia yang berbeda perilaku.
a. Hubungan pribadi : pribadi orang yang bersangkutan
b. Hubungan fungsionil : fungsi yang dijalankan seseorang
c. Hubungan instrumental : didasarkan atas pandangan memperalat bawahan
d. Hubungan konsensionil : didsarkan atas kebiasaan atau kelaziman yang
berlaku.
4. Keterampilan Dalam Administrasi Personal

7
Supervisor harus terampil :
a. Menyeleksi anggota/karyawan baru
b. Mengorientasi anggota/karyawan baru
c. Menempatkan dan menugaskan sesuai kecakapan
d. Membina
5. Keterampilan Dalam Evaluasi (Evaluation)
a. Merumuskan tujuan dan norma-norma
b. Mengumpukan fakta-fakta perubahan
c. Menterapkan criteria dan menyusun pertimbangan
d. Merevisi rencana yang disusun

F. Tipe-Tipe Supervisor Pendidikan


1. Otokratis : supervisor penentu segalanya
2. Demokratis : mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau
gontong royong secara kekeluargaan.
3. manipulasi diplomatis : mengarahkan orang yang disupervisi untuk
melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara musulihat
4. laissez-faire : memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang
disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

G. Jenis – Jenis Supervisi Pendidikan Berdasarkan Prosesnya


1. Koraktif : lebih mencari kesalahan
2. Preventif : mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
3. Konstruktif : membangun (dapat memperbiki jika terjadi kesalahan)
4. Kreatif : menekankan inisiatif dan kebebasan berfikir

H. Metode Supervisi
1. Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervise
2. Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media)

8
I. Teknik Pelaksaan Supervisi Akademik
Petugas supervisi akademik hendaklah menyusun perencanaan atau program
dan mempersiapkan penguasaan bahan yang di perlukan.
1. Bersipat Kekerabat
Pada pelaksaan petugas supervisi akademik hendaklah menciptakan suasana
kekerabatan dengan guru yang akan disupervisi, berbeda dengan seseorang yang
akan menginspeksi.

2. Sebelum, sewaktu, dan sesudah, KBM


Sebelum melakukan observasi dikelas, petugas supervisi berdialog keakrapan
dengan guru yang akan disupervisi atau observasi menyakan materi / bahan apa
yang akan diajarkan, bagaimana keadaan para siswa dan sikap mereka terhadap
mata pelajaran tersebut.
3. Identifikasi Kesukaran guru
Sejak awal pertemuan hingga observasi kelas petugas supervisi akademik
telah membuat beberapa catatan penting untuk menjadi bahan identifikasi.
Aspek yang perlu dibina
Pada bagian dua telah menyangkut aspek-aspek yang perlu menjadi perhatian
dalam supervisi akademik. Semuanya itu dapat digolongkan menjadi dua hal
pokok, yaitu: pertama penguasaan materi atau bahan pembelajaran pada KBM,
kedua penguasaan didaktik metodik.
5.Pengadministrasian
Baik perencanaan, pemerosesannya maupun hasil pelaksaan supervisi
akademik perlu diadministrasikan, dilaporkan, dianalisis, ditindaklanjuti, dan
diarsipkan.

J. Etika Jabatan Supervisor Pendidikan


Etika suatu jabatan (professional ethics) yang dirumuskan dalam kode etika
jabatan (profesi) tersebut memuat nilai-nilai atau norma yang merupakan
pedoman bagi sikap dan tingka laku para pejabat yang berkeahlian dibidang yang
bersangkutan.

9
Prinsip-prinsip :
1. Cinta kasih sebagai prinsip pokok setiap etika jabatan (lebih universalistic
sifatnya).
2. Pancasila dapat merupakan pula prinsip pokok yang bersifat nasionalistik
yang hendak menjiwai setiap etika jabatan bangsa Indonesia.

Kode etika supervisi pendidikan :


1. Hubungan Dengan Orang Yang Disupervisi: Guru Dan Murid
a. Supervisor hendaklah jujur dan adil
b. Supervisor hendaklah membina perkembangan
potensialitas
c. Supervisor hendaklah memberi kesempatan dan
bantuan]

2. Hubungan Dengan Orang Tua Dan Masyarakat


a. Supervisor hendaklah memelihara hubungan
kerjasama yang baik
b. Supervisor hendaklah mengindahkan moral dan
adapt istiadat dalam masyarakat

3. Hubungan Dengan Rekan Seprofesi


a. supervisor hendakalah memelihara dan
mengembangkan rasa solidaritas
b. supervisor hendaklah jujur dan toleran

4. Hubungan Dengan Profesi Supervise Pendidikan


a. Supervisor hendaklah selalu bersikap dan bertindak
professional
b. Supervisor hendaklah berusaha mewujudkan dan
mengembangkan karya supervisi

10
5. Hubungan Dengan Tuhan
a. Supervisor mempasrahkan diri kepada Tuhan YME
b. Setia melakukan kewjiban-kewjibannya terhadap
Tuhan YME

K. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Supervisi Pendidikan


a. Perbedaan konsep inspeksi dan supervise pendidikan
1. Pebedaan fungsi
a. Inspeksi merupakan suatu jabatan (position) dalam suatu jawatan
b. Supervise merupakan suatu fungsi (funcition) untuk membina perbaikan
suatu situasi

2. Perbedaan prinsip
a. Inspeksi dilaksanakan berdasarkan prinsip otokrasi/inspector, atau pengawas
b. Supersvisi dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi yang dijiwai oleh
fasafah pancasila

3. Pebedaan interpretasi terminologis


4. Pebedaan aktualisasi fungsi sebagai administrator dan supervisor pendidikan
a. administrator berfungsi mengatur agar segala sesuatu berjalan dengan
baik
b. supervisor berfungsi membina agar sesuatu itu berjalan secara lebih
baik dan lebih lancar lagi (meningkatkan mutu) dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan
5. Perbedaan konsepsional tentang kepemimpinan dan kekuasaan
Kekuatan (mendapat yang diberikan tidak disertai wewenang bertindak,
sehingga bukan hanya sulit, ia juga tidak tau apa yang menjadi wewenangnya.

L.Masalah-Masalah Yang Dihadapi Supervisor


1. Masalah dan proporsinya

11
Kadang-kadang sesuatu hal tidak dianggap suatu problem, karena hanya
merupakan sebab timbulnya suatu problem.
2. Masalah praktis
a. Masalah-masalah kepemimpinan (leadership)
b. Masalah-masalah proses kelompok (group proses)
c. Masalah-masalah hubungan insani (human relation)
d. Masalah-masalah administrasi personal (personnel administration)
e. Masalah-masalah penilaian (evaluation)

M. Responsi Terhadap Masalah-Masalah Supervisi


1. Berpedomankan prinsip
Yaitu prinsip pendidikan dan prinsip-prinsip supervise pendidikan, baik yang
fundamental maupun yang praktis.

2. Bekerja sistematis
a. Mengumpulkan data yang merupakan masalah
b. Mengumpulkan sebab
c. Memilih dan mengklasifikasikan sebab-sebab yang kiranya dapat
dianggap berlaku pada persoalan itu
d. Mampertimbangkan dan membandingkan sebab
e. Manyimpulkan dan meninjau segala kemungkinan yang dapat
meniadakan sebab timbulnya masalah
f. Menyusun tahap-tahap penyelesaian data

3. Berkepribadian
Kepribadian yang telah terintegrasi yan sanggup mengambil keputusan dengan
penuh rasa tanggung jawab, akan lebih memudahkan dan mengefektifkan
pemecahan-pemecahan masalah hidup.

N. Fungsi Dan Peran Guru.

12
Tidak semua orang dapat melakukan supervisi pengajaran. Oleh karena itu,
dikatakan bahwa supervisi pengajaran merupakan pekerjaan profesional.
Tugas seseorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu,
mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar-
mengajar dapat dan harus diperbaiki. Peran pengembangan berbagai pengalaman
pengetahuan, sikap dan keterampilan guru harus dibantu secara profesional
sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya.
Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah
pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
belajar-mengajar secara terus menerus.

O. Pelaksanaan Supervisi
Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses melaksanakan
supervisi pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu dlandasi oleh hal-hal
sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi pendidikan harus atas filsafat pancasila. Ini berarti bahwa
dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar-mengajar,
supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.
b. Pecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan
dilakukan secara kreatif. Ini berarti bahwa ilmiah dalam memecahkan
masalah harus digunakan kaidah ilmiah seperti berpikir logis, objektif,
berdasarkan data yang dapat diferivikasi, dan terbuka terhadap kritik.
c. Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut
menunjang program prestasi belajar siswa dalam proses belajar-mengajar.
d. Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan
program pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan, maka hasilnya harus
merupakan suatu peningkatan proses dan mengajar.
e. Untuk terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar-
mengajar yang efektif dan efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses
itu mendukung.

13
Dalam kaitannya dengan perbaikan situasi belajar mengajar ini, tugas seorang
supervisor (Harris, 1975) adalah membantu guru dalam hal:
a. Pengembangan kurikulum. Kurikulum perlu diperbaiki dan dikembangkan
secara terus menerus. Dalam hal kurikulum dirancang secara terpusat seperti
sekarang maka tugas supervisor adalah membantu guru dalam melaksanakan
penyesuaian dan perancangan pengalaman belajar dengan keadaan
lingkungan dan siswa.
b. Disamping itu, supervisor juga membantu dalam menyusun panduan dalam
melaksanakan kurikulum, menentukan satuan pelajaran, merancang muatan
lokal, dan merancang ko serta ekstra kurikulum.
c. Pengorganisasian pengajaran. Supervisor bertugas membantu melaksanakan
pengajaran sehingga siswa, guru, tempat dan bahan pengajaran sesuai dengan
waktu yang disediakan serta tujuan isntruksional yang ditetapkan.
Mengelompokkan siswa, merencanakan jadwal pertemuan, mengalokasikan
waktu pengajaran, merencanakan tim pengajar merupakan contoh-contoh
tugas dalam mengorganisasikan pengajaran ini.
d. Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar-mengajar.
Pengembangan ruang serta peralatan, misalnya harus didasarkan atas
pertimbangan sampai seberapa jauh sumbangnya terhadap tercapainya tujuan
pengajaran.
e. Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan
kurikulum. Guru harus selalu melakukan titik ulang, evaluasi dan perubahan
tentang bahan pengajaran agar lebih besar sumbangnya terhadap tercapainya
tujaun pengajaran
f. perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan
unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Kegiatan ini meliputi
bantuan dalam menyelenggarakan workshop, konsultasi, wisata karya, serta
berbagai macam latihan dalam jabatan.
g. Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-
mengajar. Guru perlu melengkapi dengan informasi yang relevan dengan
tugas serta tanggung jawabnya.

14
h. Pengkoordinasian antar kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan layanan
lainnya yang diberikan sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa. Hal ini
antara lain meliputi kegiatan mengembangkan kebijaksanaan serta
menetapkan tata aliran kerja antara berbagai bagian yang memberikan
layanan untuk mencapai tujuan instruksional.
i. Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalu
lintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan
pengajaran.
j. Pelaksanaan evaluasi pengajaran, terutama dalam perencanaan, pembuatan
instrument-instrumen, pengorganisasian dan penetapan prosedur untuk
pengumpulan data, analis dan interpretasi hasil pengumpulan data, serta
pembuatan keputusan untuk memperbaiki proses pengajaran.

P. Teknik Supervisi
Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru untuk
mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan
demikian, pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan
pilihan tentang cara bagaimana supervisor itu akan membantunya. Pendekatan itu
antara lain adalah (1) Pendekatan humanistik, (2) pendekatan kompetensi, (3).
pendekatan klinis, dan (4)pendekatan professional.

1. Pendekatan humanistik
Salah satu pendekatan yang sering dipakai dalam melaksanakan supervisi
adalah pendekatan humanistik.
Teknik supervise yang digunakan yang sering digunakan oleh para supervisor
yang menggunakan pendekatan humanistik tidak mempunyai format yang standar,
tetapi tergantung pada kebutuhan guru. Mungkin ia hanya melakukan observasi
tanpa melakukan analis dan interpretasi, mungkin dia hanya mendengar tanpa
membuat observasi atau mengatur penataran dengan atau tanpa memberi sumber
dan bahan belajar yang diminta guru. Jika supervisi dibagi menjadi lima bagian

15
(pembicaraan awal), observasi, analisis dan interpretasi serta (pembicaraan akhir),
maka supervisi dilakukansebagai berikut:

1. Pembicaraan awal. Dalam penbicaraan awal, supervisor memancing apakah


dalam mengajar guru menemui kesulitan.
2. Pembicaraan ini dilakukan secara formal. Jika dalam pembicaraan ini guru
tidak minta dibantu, maka prose supervise akan berhenti. Ini yang dsebut
dengan titik lanjutan atau berhenti (go-or-no-point).
3. Obeservasi. jika guru perlu bantuan. Supervisor mengadakan observasi kelas.
Dalam observasi, supervisor masuk kelas dan duduk dibelakang mengambil
catatan. Ia mengamati kegiatan kelas.
4. Analisis dan interpretasi. Sesudah melakukan observasi, supervisor kembali
kekantor memikirkan kekeliruan guru dalam melaksanakan proses belajar-
mengajar. Jika menurut supervisor, guru telah menemukan jawaban maka
supervisor nasehat oleh guru, supervisor hanya melukiskan keadaan kelas
tanpa memberikan penilaian. Kemudian menanyakan apakah yang dilakukan
oleh guru tersebut untuk memperbaiki situasi itu. Kalau diminta sarannya,
supervisor akan memberikan kesempatan kepada guru untuk mencoba cara
lain yang sekiranya tepat dalam upaya mengatasi kesulitannya.
5. Pembicaraan akhir. Jika perbaikan telah di lakukan , pada periode tertentu
guru dan supervisor mengadakan pembicaraan akhir. Dalam pembicaraan
akhir ini, supervisor berusaha membicarakan apa yang sudah dicapai oleh
guru, dan menjawab kalau ada pertanyaa dan menanyakan kalau-kalau guru
perlu bantuan lagi.
6. laporan. laporan disampaikan secara deskriptif dengan interpretasi
berdasarkan judgment supervisor. laporan ini ditulis untuk guru, kepala
sekolah atau atas kepala sekolah (Kakandep), untuk bahan perbaikan
selanjutnya.

2. Pendekatan Kompetensi

16
Pendekatan kedua yang dapat dipakai dalam melaksanakan supervisi adalah
pendekatan kompetensi. Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus
mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya.
Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi
adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru.
Analisis dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif) antara supervisor
dengan guru, sehingga dicapai kesepakatan tentang status kompetensi guru setelah
pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini dilakukan melalui pembicaraan akhir.

3. Pendekatan Klinis
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa proses belajar agar untuk
berkembang dalam jabatannya tidak dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan
guru.Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan
kepribadian guru.
Untuk hal ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai
keterampilan kepada guru yang meliputi antara lain: a) keterampilan mengamati
dan memahami (mempersepsi) proses pengajaran secara analitis, b) keterampilan
menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti
pengamatan yang jelas dan tepat, c) keterampilan pembaharuan kurikulum,
pelaksanaan, serta percobaannya, dan d) keterampilan dalam mengajar.
Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu: (a)
pembicaraan pra-observasi, (b) melaksanakan observasi, (c) melakukan analisis
dan menentukan strategi, (d) melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi serta
(e) melakukan analisis setelah pembicaraan.

1. Tahap Pra-Observasi
Tahap ini disebut pula dengan pembicaraan pendahuluan. Dalam tahap ini,
supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang
akan di observasi atau dicatat.Pada tahap ini guru melakukan latihan dalam
tingkah laku mengajar yang dipilih dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan.
2. Tahap Analisis dan Penetapan Strategi

17
Supevisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi, tujuan
tahapan ini adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan
manajemen pertemuan yang akan diadakan dengan guru. Strategi manajemen
pertemuan yang akan mendapatkan perhatian, data mana yang akan dipakai dalam
penbicaraan, apa tujuan pembicaraan, dari mana mulainya, dan siapa yang harus
menggunakan kategorisasi perilaku mengajar dan melihat data yang dikumpulkan
itu atas kategori yang ditetapkan.

3. Pembicaraan Tentang Hasil


Tujuan pertemuan atau pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan
kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya.
4. Analisis Sesudah Pembicaraan (Post-Conference)
Supervisi merupakan pekerjaan porfesional. Oleh karena itu pengalaman
supervisor dalam melaksanakan supervisi harus dapat dimanfaatkan untuk
pertumbuhan jabatannya sendiri. Dalam analisis sesudah pembicaraan ini,
supervisor harus menilik ulang tentang apa yang telah dilakukan dalam
menetapkan kriteria perilaku mengajar yang ditetapkan dalam pro-observasi dan
kriteria yang dipakai supervisor dalam melakukan observasi.

4. Pendekatan Profesional
Pendekatan keempat dalam supervisi adalah pendekatan professional. Kata
profesional menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran
secara profesional.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru
itu adalah mengajar, maka sasaran supervisi juga harus mengarah pada hal-hal
yang menyangkut tugas mengajar itu dan bukan tugas guru sifatnya administratif.

5. Peranan Guru Dalam Supervisi


Seperti telah dikemukakan, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu
guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar melalui peningkatan kompetensi
guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas profesional mengajarnya. seperti juga

18
berlaku untuk segala kegiatan, usaha, bantuan ini tidak akan berhasil apabila tidak
ada keinginan untuk bekerja sama dan tidak ada kooperatif baik dari yang dibantu,
yaitu guru sendiri maupun supervisor.
Dengan demikian, peranan guru terhadap berhasil tidak program supervisi ini
adalah sangat besar. Peranan guru dalam supervisi secara lebih rinci dapat di
telusuri dari proses pelaksanaan supervisi ini.
Guru hendaknya secara aktif memberikan masukan kepada supervisor tentang
masalah yang dihadapi dalam mengajar. Seperti halnya pasien kepada dokternya,
guru harus berterus terang tentang masalah yang dihadapinya, sehingga dapat
dicari cara pemecahan yang tepat.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi pendidikan ialah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran di sekolah, serta perbaikan dan perkembangan proses belajar,
mengajar secara total, bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki
mutu mengajar guru tapi juga pembina pertumbuhan fasilitas-fasilitas pelajaran
yang baik kepada semua siswa-siswi.
Supervisi pendidikan berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri atas
dua kata, yaitu super dan vision yang mengandung pengertian melihat dengan
sangat teliti dalam pekerjaan secara keseluruhan.

B. Saran-saran
Melalui penulisan karya ilmiah ini, penulis menyarankan kepada seluruh
pembaca hendaknya kita sebagai manusia menggunakan akal untuk berfikir,
dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat di tempuh setepat-tepatnya
sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang akan
kembali kepada-Nya.
Diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan
pembaca dan dijadikan sebagai ilmu acuan dasar.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2009/11/supervisi-pendidikan.html
http://constitutionlaw.blogspot.com/
http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/supervisi-pendidikan-administrasi-dan.

21

You might also like