You are on page 1of 9

A.

Pengertian Pemerintahan

1. Dalam arti sempit


Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan
eksekutif berserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
2. Dalam arti luas
Pemerintahan adalah perbuatan manusia yang dilakukan oleh badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara.
3. Menurut Uterch
a. Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang
berkuasa memerintah.
b. Pemerintahan sebagai gabungan dari badan-badan kenegaraan tertinggi
yang berkuasa memerintah di wilayah satu negara.
c. Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden) bersama dengan
kabinetnya.

B. Bentuk Pemerintahan

a. Pemerintahan Klasik
Dalam teori klasik, bentuk pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang
yang memerintah dan sifat pemerintahannya.

 Ajaran Plato (429-347 SM)


Plato mengemukakan lima nemtuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu
menurut Plato harus sesuai dengan sifat-sifat tertentu manusia.
1. Aristrokrasi
Bentuk pemerintahan dipegang oleh kaum cendikiawan yang
dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan.
2. Timokrasi
Bentuk pemerintahan dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemansyuran dan kehormatan.
3. Oligarki
Bentuk pemerintahan dipegang oleh golongan hartawan.
4. Demokrasi
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata.
5. Tirani
Bentuk pemerintahan dipegang oleh seorang Tiran (sewenang-wenang)
sehingga jauh dari cita-cita keadilan.

 Ajaran Aristoteles (384-322 SM)


Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria
pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan
kualitas pemerintahannya.
1. Monarki
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan
umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
2. Tirani
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang demi kepentingan
pribadi, sifat pemerintahan ini buruk.
3. Aristokrasi
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
4. Oligarki
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan kelompok, sifat pemerintahan ini pemorosotan dan
buruk.
5. Politeria
Bentuk pemerintahn yang dipegang oleh seluruh rakyat demi
kepentingan umum, sifat pemerintahn ini baik dan ideal.
6. Demokrasi
Bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagian orang, sifat pemerintahan ini kurang baik.

 Ajaran Polybios (204-122 SM)


Menurut Polybios bahwa pada mulanya pemerintahn berbentuk:
1. Monarki menjalankan kekuasaan atas nama rakyat dengan baik dan
dapat dipercaya. Namun, dalam perkembangan raja tidak lagi
menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, bahkan
cenderung sewenang-wenang dan menindas rakyat. Bentuk
pemerintahan monarki bergeser menjadi tirani.
2. Dalam pemerintahan tirani yang sewenang-wenang, munculah kaum
bangsawan yang bersekongkol untuk melawan. Mereka bersatu untuk
mengadakan pemberontakan sehingga kekuasaan beralih kepada
mereka.

b. Pemerintahan monarki (kerajaan)


1. Monarki absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang (raja, ratu, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan
wewenangnya tidak terbatas.
2. Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu
negara yang dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi
oleh undang-undang dasar (konstitusi).
3. Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara
yang dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR)
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

c. Pemerintahan republik
1. Republik absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa
ada pembatasan kekuasan.
2. Republik konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional presiiden memegang kekuasaan
kepala negara dan kepala pemerintahan.
3. Republik parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya berfungsi sebagai
kepala negara.

C. Pengertian sistem

 Prajudi
Sistem adalah suatu jaringan prosedur-prosedur yang berhubungan satu
sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakan suatu
fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.
 WJS Poerwadarminta
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja
bersama-sama utuk melakukan suatu maksud.
 Sumantri
Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk
melakukan suatu maksud.

D. Unsur -unsur dalam sisitem

1. Seperangkat komponen, elemen, atau bagian.


2. Saling berkaitan dan tergantung.
3. Kesatuan yang terintegrasi (terkait dan menyatu).
4. Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

E. Ciri-ciri umum sistem

1. Cenderung ke arah entropi lamban, menua, kemudian mati.


2. Hadir dalam ruang dan waktu yang tidak bisa dihentikan.
3. Mempunyai batas-batas yang dapat berubah.
4. Mempunyai lingkungan proksimal dan distal.
5. Mempunyai variabel dan parameter.
6. Mempunyai subsistem.

F. Bentuk sistem pemerintahan

Sistem pemerintahan menyangkut bagaimana mengatur bekerjanya komponen-


komponen utama dalam suatu negara, terutama lembaga eksekutif dan
lembaga legislatif.
Secara umum, sistem pemerinthan dibagi menjadi 3 macam yaitu sebagai
berikut.

a. Sistem pemerintahan parlementer


Dalam pemerintahan parlementer, kepala pemerintahan (Kepala Menteri)
memimpin suatu dewan menteri (kabinet) yang anggotanya berasal dari
parlemen. Mereka menduduki jabatannyaselama mendapat dukungan dari
politik dari parlemen.
 Ciri-ciri pemerintahan parlementer :
1. Raja/ratu atau presiden adalah kepala negara. Kepala negara ini tak
bertanggung jawab atas segala kebijakan yang diambil oleh kabinet.
2. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahn adalah perdana menteri.
3. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang
anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
4. Eksekutif bertanggung jawab terhadap legislatif. Eksekutif adalah
kabinet.
5. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan
sekaligus sebagai perdana menteri adalah ketua partai politik yang
memenangkan pemilu. Sedangkan partai politik yang kalah akan berlaku
sebagai pihak oposisi.
6. Dalam sisitem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk
kabinet secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukangan
kepercayaan dari kabinet.
7. Apabila terjadi perselisiahan antara kabinet dan parlemen dan kepala
negara beranggapan kabinet berada pada pihak yang benar, maka
kepala negara akan membubarkan parlemen.

 Kekurangan dan kelebihan pemerintahan parlementer


1. Kelebihan
 Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah
terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlementer terhadap kabinet
sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan.
2. Kekurangan
 Kedudukan badan eksekutif tergantung pada dukungan parlemen,
jadi sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan badan eksekutif tidak dapat ditentukan kapan masa
berakhirnya jabatan, karena sewaktu-waktu dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

b. Sistem pemerintahan presidensial


Dalam pemerintahan presidensial, presiden tidak dapat diturunkan sebelum
masa jabatannya berakhir, kecuali melakukan pelanggaran konstitusi atau
pelanggaran yang sangat berat sebagaimana ditetapkan dalam UUD.
 Ciri-ciri pemerintahan presidensial :
1. Penyelenggaraan negara berada ditangan presiden.
2. Kabinet dibentuk oleh presiden.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen karena ia
tidak dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai
lembaga perwakilan.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

 Kelebihan dan kekurangan pemerintahan presidensial


1. Kelebihan
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak
tergantung terhadap parlementer.
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka
waktu tertentu.
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan.
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan
eksekutif.

2. Kekurangan
a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif
sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
b. Sistem pertanggung jawabannya kurang jekas.
c. Pembuatan keputusan/kebijakan publik pada umumnya
hasil tawar menawar antara eksekutif dan legislatif.

c. Sistem pemerintahan referendum


Sistem pemrintahan referendum adalah variasi dari sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial. Di negara Swiss, tugas pembuat undang-
undang berada dibawah pengawasan rakyat yang mempunyai hak pilih.
Pengawasan itu dilakukan dalam bentuk referendum yang terdiri dari :
1. Referendum obligatoir adalah referendum yang harus terlebuh dahulu
mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-
undang tertentu diberlakukan.
2. Referendum fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila
dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan
dilaksanakan.
3. Referendum konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal
teknis.

Keuntungan sisitem referendum adalah bahwa pada setiap masalah negara,


rakyat langsung ikut serta menanggulanginya. Keuntungan lain adalah
bahwa kedudukan pemerintah itu stabil sehingga pemerintah akan
memperoleh pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan kepentingan
rakyatnya.

d. Sistem parlemen satu kamar dan dua kamar


1. Sistem parlemen satu kamar
Sistem pemerintahan satu kamar ialah sisitem pemerintahan yang
hanya memilki satu kamar pada parlemen atau lembaga legislatif. Sering
kali negara yang menggunakan sistem satu kamar merupakan negara
kesatuan yang kecil dan homogen serta menganggap sebuah majelis
tinggi atau kamar kedua tidak perlu.
Beberapa hal terkait dengan parlemen sisitem satu kamar adalah
sebagai berikut:
a. Para pendukung menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat
perlunya pengendalian atas pengeluaran pemerintahan dan
dihapuskannya pekerjaan berganda yang dilakukan oleh kedua
kamar.
b. Para pengkritik menyatakan bahwa sistem satu kamar menunjukkan
adanya pemeriksaan dan pengimbangan ganda yang diberikan oleh
sistem dua kamar dan dapat menambah tingkat konsensus dalam
masalah legislatif.

Kelemahan sistem satu kamar adalah bahwa wilayah-wilayah urban


yang memiliki penduduk yang lebih besar akan mempunyai pengaruh
yang lebih besar daripada wilayah-wilayah pedesaan yang penduduknya
lebih sedikit .
2. Sistem parlemen dua kamar
Sistem parlemen dua kamar adalah praktik pemerintahn yang
menggunakan dua kamar legislatif atau parlementer. Jadi, parlemen dua
kamar adalah parlemen atau lembaga legislatif yang terdiri ats dua
kamar.
Adapun bentuk parlemen dengan dua sistem kamar, dapat dibedakan
menjadi :
a. Federalisme
Beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, India, Brazil,
Swiss dan Jerman, mengaitkan sistem dua kamar mereka dengan
struktur politik federal mereka. Di AS, Australia dan Brazil misalnya,
masing-masing negara bagian mendapat jumlah kursi yang sama di
majelis tinggi badan legislatif dengan tidak memperdulikan
perbedaan jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian.
Hal ini dirancang untuk memastikan bahwa negara-negara bagian
keciltidak dibayang-bayangi oleh negara-negara bagian yang
penduduknya lebih kecil. Di majelis rendah dari masing-masing
negara tadi, pengaturan ini tidak diterapakan dan kursi
dimenangkan semata-mata berdasarkan jumlah penduduk. Karena
itu, sistem dua kamar adalah sebuah metode yang menggabungkan
prinsip kesetaraan demokratis dengan prinsip federalisme.

b. Sistem dua kamar kebangsawanan


Di beberapa negara, sistem dua kamar dilakukan dengan
menjejerkan unsur-unsur demokratis dan kebangsawanan. Sejak
beberapa tahun lalu telah muncul berbagai usulan untuk
memperbaharui Majelis Tinggi dan sebagian telah berhasil.

You might also like