You are on page 1of 3

c  2  

  
 
             

Ô ÷ ÷

1. Pengertian : Suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan


tersangka atau terdakwa jika terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menuntut cara yang diatur dalam undang-
undang ini ( Pasal 1 butir 20 KUHAP)

2. Alasan Penangkapan : Dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak
pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup. (Pasal 17 KUHAP)

3. Persyaratan Penangkapan :
a. Untuk kepentingan penyidikan/penuntutan/peradilan (Pasal 16 KUHAP);
b. Penyidik memiliki alat bukti permulaan yang cukup (Pasal 17 KUHAP);
c. Dilakukan dengan surat perintah penangkapan (Pasal 18 ayat (1) KUHAP);
d. Hanya terhadap pelaku kejahatan. Terhadap pelaku pelanggaran bisa ditangkap jika
sudah dipanggil dua kali tapi tidak mau tanpa alasan yang sah (Pasal 19 ayat (2)
KUHAP)

4. Penangkapan dilakukan oleh penyidik (Kepolisian) dengan memperhatikan surat perintah,


kecuali dalam hal tertangkap tangan, semua orang berhak, bahkan wajib bagi orang yang
bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan (seperti SATPAM).

5. Tindak pidana yang hanya bisa disidik/dituntut/diadili dalam keadaan tertangkap tangan
(panangkapan dilakukan tanpa adanya surat perintah), yaitu:

a. Tindak pidana perjudian;


b. Tindak pidana narkotik; pemakai, penjual, pengedar, penyimpan, dll

6. Masa penangkapan : maximal 24 jam dan setelah itu harus diserahkan ke penyidik (Pasal
19 KUHAP).

Ô ÷ 

1. Pengertian: penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau
penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang
diatur oleh undang-undang ini. (Pasal 1 butir 21 KUHAP)

2. Alasan Penahanan :
1) Tindak pidana itu diancam dengan pidana lima tahun atau lebih.
2) Harus ada dugaan keras tersangka melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang
cukup, dan dikhawatirkan tersangka akan :
y Melarikan diri;
y Merusak/menghilangkan barang bukti;
y Mengulangi tindak pidana.

3. Pejabat yang berwenang melakukan penahanan, yaitu :


Ñ Penyidik
Ñ Penuntut Umum, dan
Ñ Hakim
1
4. Jenis Penahanan :
a. Penahanan RUTAN (Rumah Tahanan Negara)
b. Penahanan rumah; dihitung 1/3 dari RUTAN;
c. Penahanan kota; dihitung 1/5 dari RUTAN. (Pasal 22 KUHAP)

| Fakultas Hukum UNSRAT


c  2  
  
 
             

5. Masa Penahanan :
† Penyidik / Polisi (Pasal 24 KUHAP) ;
Melakukan penahanan selama 20 hari
Dapat diperpanjang oleh penuntut umum paling lama 40 hari

† Penuntut Umum (Pasal 25 KUHAP) ;


Melakukan penahanan selama 20 hari
Dapat diperpanjang oleh ketua PN paling lama 30 hari

† Hakim PN (Pasal 26 KUHAP) ;


Melakukan penahanan selama 30 hari
Dapat diperpanjang oleh ketua PN paling lama 60 hari

† Hakim PT (Pasal 27 KUHAP) ;


Melakukan penahanan selama 30 hari
Dapat iperpanjang oleh ketua PT paling lama 60 hari

† Hakim MA (Pasal 28 KUHAP) ;


Melakukan penahanan selama 50 hari
Diperpanjang oleh ketua MA paling lama 60 hari

y ÷   
  
Penahanan terhadap tersangka dapat diperpanjang dengan alasan yg patut dan
tidak dapat dihindarkan, karena ;
1) Tersangka menderita gangguan fisik/mental yang berat.
2) Perkara yang sedang diperiksa diancam dgn pidana penjara penjara 9 tahun
atau lebih.
3) Lamanya tambahan perpanjangan = 30 hari, kemudian bisa diperpanjang lagi
selama 30 hari, jadi jumlah perpanjangan 60 hari. (Pasal 29 ayat (1) KUHAP).

Ô ÷   

1. Menurut KUHAP, Penggeledahan terbagi 2, yaitu :


1)      , yaitu tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat
tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan
atau penyitaan dan atau penanagkapan dalam hal dan cara yang diatur dalam
undang-undang ini, (Pasal 1 butir 17 KUHAP)

2)       , yaitu tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan


badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada
badannya atau dibawa serta untuk disita. (Pasal 1 butir 18 KUHAP).

2. Pejabat yang berwenang melakukan penggeledahan : untuk kepentingan penyidikan,


penyidik dapat melakukan penggeledahan rumah atau penggeledahan pakaian atau
penggeledahan badan menurut tatacara yang ditentukan dalam UU ini (Pasal 32 KUHAP).

3. Tata Cara Penggeledahan rumah :


1) Penggeledahan Biasa :
a. penggeledahan oleh penyidik berdasarkan surat ijin ketua pengadilan negeri. 2
b. penggeledahan disaksikan dua orang saksi
c. disaksikan kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi jika tersangka
menolak.
d. dalam waktu 2 hari dibuat berita acara

| Fakultas Hukum UNSRAT


c  2  
  
 
             

e. jika bukan penyidik, maka selain surat ijin ketua pengadilan negeri juga surat perintah
tertulis penyidik.
f. penyidik terlebih dahulu menunjukan tanda pengenal.
g. penyidik membuat berita.

2). Penggeledahan dalam Keadaan Mendesak :

a. penggeledahan dilakukan tanpa ijin ketua pengadilan negeri.


b. terhadap surat, buku, dan tulisan tidak diperkenankan digeledah kecuali berkaitan
dengan tindak pidana tersebut. (Pasal 34 KUHAP)

4. Tata Cara Penggeledahan Badan


1) penggeledahan badan meliputi pakaian dan rongga badan (pasal 37 KUHAP)
2) penggeledahan terhadap wanita dilakukan oleh pejabat wanita (penjelasan pasal 37).

5. Tempat yang dilarang dilakukan penggeledahan, kecuali dalam hal tertangkap tangan :
a. Ruang di mana sedang berlangsung sidang MPR, DPR, DPRD.
b. Tempat di mana sedang berlangsung upacara ibadah.
c. Ruang di mana sedang berlangsung sidang pengadilan.

Ô ÷ 


1. Pengertian : serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan
di bawah penguasaannya terhadap benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam proses penyidikan, penuntutan
dan peradilan. (pasal 1 butir 16 KUHAP).

2. Tujuan Penyitaan : untuk kepentingan pembuktian , terutama ditujukan sebagai barang bukti
dimuka sidang pengadilan

3. Penyitaan dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua PN setempat.

4. Tata cara penyitaan :


a. berdasarkan surat ijin ketua pengadilan negeri kecuali tertangkap tangan hanya atas benda
bergerak. (Pasal 38 ayat (1) KUHAP).
b. penyitaan oleh penyidik terlebih dahulu menunjukan tanda pengenal (Pasal 128 KUHAP).
c. penyitaan disaksikan oleh kepala desa atau kepala lingkungan dan dua orang saksi (Pasal
129 ayat 1).
d. penyidik membuat berita acara yang dibacakan, ditandatangani serta salinannya
disampaikan kepada atasan penyidik, orang yang disita , keluarganya dan kepala desa.
(Pasal 129 ayat 2,3 dan 4 KUHAP).
e. benda sitaan dibungkus, dirawat, dijaga, serta dilak dan cap jabatan. (pasal 130 KUHAP)

5. Benda yang dapat disita :


a. Benda atau tagihan tersangka/terdakwa yang diduga seluruh/sebagian diperoleh
dari tindak pidana;
b. Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana;
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan;
d. Benda yang khusus dibuat/diperuntukkan melakukan tindak pidana; 3
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang
dilakukan. (Pasal 39 KUHAP)

| Fakultas Hukum UNSRAT

You might also like