You are on page 1of 8

Transpor Pasif

dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membrane. pada transport pasif tidak memerlukan energy metabolic. transport pasif
dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau
difasilitasi (facilitated diffusion) dan osmosis
a. Difusi
Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi
tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis). Dengan kata lain setiap
zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Hasil dari difusi adalah konsentrasi
yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis.
Kecepatan zat berdifusi melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien
konsentrasi, tetapi juga pada besar, muatan, dan daya larut dalam lemak (lipid). Membran
sel kurang permeabel terhadap ion-ion (Na+, Cl–, K+) dibandingkan dengan molekul kecil
yang tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama molekul kecil lebih cepat berdifusi
melalui membran sel daripada molekul besar. Molekul-molekul yang bersifat hidrofobik
dapat bergerak dengan mudah melalui membran daripada molekul-molekul hidrofolik.
Molekul-molekul yang besar dan ion dapat bergerak melalui membran.
b. Difusi terfasilitasi
Difusi terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran
dengan bantuan protein transpor. Protein transpor merupakan protein khusus yang
menyediakan suatu ikatan ???? sik bagi molekul yang sedang bergerak. Protein transpor juga
merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan
molekul. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat
proses difusi dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.
difusi terfasilitasi adalah pelaluan zat melalui membrane plasma yang melibatkan
protein pembwa atau atau protein transforter. protein transforter tergolong protein
transmembran yang memiliki tempat perlekatan terhdap ion atau molekul yang akan
ditransfer ke dalam sel. setiap molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khsus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
protein transforter untuk glukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jntung,
sel-sel lemak dan sel-sel hati, Karen sel-sel tesebut selalu membutuhkan glukosa untuk
diubah menjadi energy.
c. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. osmosis adalah proses
perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut dari larutan yang konsentrasi zat
pelarutnya rendah menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi melalui membrane
selektifpermeabel atau semi permeable. Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai
konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan
osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari
daerah dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Sel akan
mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal
ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya jika sel
berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air,
karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel.
Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan turgor apabila
dalam lingkungan pada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu
terlepasnya sel dari dinding sel.
TRANPOR MOLEKUL_MOLEKUL KECIL
2. Transpor Aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di
dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).
Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP, sedangkan transpor aktif
sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis
transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktif primer akan menciptakan
potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran.
Kebanyakan sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam sel daripada di luar sel.
Sementara konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel. Transpor aktif
sekunder dicontohkan pada asam amino dan glukosa dengan molekul pengangkutannya
berupa protein transpor khusus. Pengangkutan tersebut bersama dengan pengangkutan Na+
untuk berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ adalah transpor aktif primer yang
memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam amino dan glukosa dapat
masuk ke dalam sel.
TRANPOR MOLEKUL_MOLEKUL BESAR
3. Endositosis dan Eksositosis
a. Eksositosis
Eksositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi
senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel tersebut akhirnya sampai
pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah perlekatan akan mengalami lisis dan isi
vesikel keluar.
b. Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Partikel-partikel
dari luar sel menempel pada membran kemudian mendesak membran sehingga terjadilah
lekukan yang semakin lama semakin dalam bentuknya seperti kantung dan akhirnya menjadi
bulat lalu terlepas dari membran. Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh
lisosom/ enzim pencerna yang lain. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu
pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam sel yang
berupa cairan. Hal ini sesuai dengan arti pino sendiri yaitu minum. Sedangkan fagositosis
(fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel. Sesuai
dengan artinya, peristiwa ini seperti sel memakan zat lain. Perhatikan gambar 1.13.
1) Pinositosis
Bahan pada membran plasma reseptor akan menempel sehingga terjadi lekukan. Lekukan
lama-kelamaan semakin dalam dan membentuk kantung. Kantung yang terlepas akan berada
dalam sitoplasma. Kantung ini disebut gelembung pinositosis. Gelembung pinositosis akan
mengerut dan pecah menjadi gelembung kecil-kecil kemudian bergabung menjadi
gelembung yang lebih besar.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan proses penelanan partikel-partikel makanan dan sel-sel asing,
misalnya pada Amoeba dan sel-sel darah putih. Makanan atau partikel lain akan menempel
pada membran, lalu membran akan membentuk lekukan. Membran akan menutup dan
membentuk kantung, lalu kantung melepaskan diri.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Difusia adlah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. contoh sederhana adalah
pemberian gula padancairan teh tawar. lambat laun cairan menjadi manis. contoh lain adalah
uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul
diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu
 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Difusi dan biologi


Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak
diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua
jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic
atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma
yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP
[Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur
kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini
dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan
mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk
spesifik partikel.

PERBEDAAN DIFUSI DAN OSMOSIS


Difusi merupakan pergerakan atau perpindahan partikel atau molekul suatu zat (padat,cait
atau gas) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah, baik
melalui membrane ataupun tidak. sedangkan osmosis merupakan proses perpindahan
molekul-molekul zat pelarut (air) dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju tempat
yang berkonsentrasi tinggi dengan melewati membrane semipermeabel.

I. Dasar Teori
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain
adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan
dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Menurut Kimball (1983:28) Menyatakan bahwa, osmosis adalah difusi dari tiap
pelarut melalu suatu selaput yang permiabol secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak
melalui membrane semipermiabel ialah air dari larutan hepotesis 9konsentrasi air tinggi
kekonsentrasi air rendah)kehipertonis (konsentasi air rendah ke konsentrasi at terlarut
tinggi).
Konsentrasi merupakan konsentrasi pelarutnya yaitu air dan bukan konsentrasi dari
zat yang larut (mplekul, ion) dalam air pertukaran antara suatu penamaan khusus yaitu
osmosis. Difusi dapat terjadi karena gerakan acak kontinu yang menjadi ciri khas semua
molekul yang tidak terikat hanya tergantung pada gradient kontraksi.
Menurut Campbell (1999 : 147) Disufi adalah perpindahan zat (gas, padat atau cair)
tanpa melewati membrane, daridaerah yang konsetrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah sehingga konsetrasi zat menjadi sama. Difusi di sebut juga suatu
substansi melintang membra biologis di sebut juga dengan transportasi aktif.
Menurut Frank (1995 : 27) struktur dinding sel dan mebra sel berbeda, membrane
memungkinkan molekul air melintasi lebih cepat dari pada unsure terlarut, dinding sel
primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya memang membrane se tumbuhan
memungkinkan berlangsungnya osmosis tetapi dinding sel yang tegar ituah yang
menimbulkan tekanan dengan meningkatnya jumlah molekul di dalam sel, isi sel mulai
menekan dinding sel, tekanan ini disebut tekanan turgar. Tekanan turgar inlah yang
menyebabkan kekakuan pada bagian tanaman yang tidak berkaya seperti daun dan bunga.
Menurut DWIOJOSEPUTRO (1990 : 67). Difusi adlah penyebaran yang di maksut
penyebaran di sini penyebaran molekul-molekul suatu zat, dan penyebaran itu di timbulkan
oleh suatu gaya yang identil dengan energi kinetis tersebut. Baik gas, maupun zat cair dan
zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan utuk menyebar sampai terdapat suatu
konsentrasi yang sama. Difusi juga akan di lakukan oleh molekul-molekul gula apabila kita
mencampurkan suatu gua dengan air biasa, setelah kita beri waktu yang cukup lama, maka
seluruh air akan berasa manis.
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hirarki biologi.
Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur
organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh
karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpor zat yang
memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang tidak memerlukan energi
(transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis.
Adapun transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Tahukah kalian lingkungan di mana sel-sel itu hidup? Lingkungan suatu sel
selamanya berupa cairan. Namun, hal ini tidak begitu terlihat jelas pada organisme-
organisme multiseluler seperti pohon dan manusia. Sel-sel pada organisme multiseluler
dikelilingi cairan yang disebut cairan ekstra sel (CES). CES memiliki komponen utama air.
CES menyediakan molekul atau ion yang diperlukan suatu sel. CES juga menampung hasil
atau limbah yang dihasilkan sel.
Lalu, bagaimanakah cara sel memperoleh molekul atau ion? Sel akan melakukan
transpor molekul. Transpor molekul dilakukan sel melalui membran sel yang bersifat
selektif permiabel. Artinya, membran sel dapat dilewati molekul tertentu sesuai yang
dikehendakinya. Transpor molekul pada sel terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
cairan antara ruang di dalam sel dengan cairan ekstra sel. Inilah yang disebut dengan
gradien konsentrasi.
Transpor molekul melalui membran dapat terjadi secara pasif (transpor pasif) dan
dapat pula terjadi secara aktif (transpor aktif). Transpor pasif merupakan transpor yang tidak
memerlukan energi, meliputi difusi, difusi terfasilitasi, dan osmosis. Transpor aktif adalah
transpor melalui membran dengan melawan kecenderungan alami yaitu melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Transpor melalui membran jenis lain adalah
endositosis dan eksositosis.
Prinsip-prinsip dasar transpor melalui membran adalah setiap molekul memiliki
kecenderungan untuk menempati ruang secara merata. Molekul pada konsentrasi tinggi
memiliki tekanan yang lebih besar dan setiap molekul mempunyai kecenderungan untuk
selalu bergerak karena mengandung energi kinetik. Dengan demikian secara alami terdapat
kecenderungan molekul pada konsentrasi tinggi bergerak ke konsentrasi rendah.
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada di luar
permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan S.J Jinger dan G. Nicholson pada
tahun 1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan
melihat struktur seperti yang disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pembatas
suatu sel, tetapi lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti
berperan dalam lalu lintas keluar masuknya sel.
Transportasi molekul yang menuruni gradien konsentrasi disebut dengan transportasi
pasif, sedangkan transportasi molekul yang melawan gradien konsentrasi disebut
transportasi aktif. Molekul-molekul yang berukuran besar dalam proses transportasinya
melibatkan pelekukan membran sel sehingga membentuk suatu vesikula. Transportasi aktif
meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi
proses difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Transpor pada membran tergantung pada ukuran molekul dan konsep zat yang
melewati membran sel tersebut molekul-molekul yang berukuran kecil dapat melalui
membran sel dengan dua cara, yaitu:
· Dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau bisa juga
· Menuruni gradien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
KESIMPULAN
1. Transportasi zat melalui membran sel dapat dilakukan dengan cara transportasi aktif dan
transportasi pasif.
2. Difusi merupakan pergerakan atau perpindahan partikel atau molekul suatu zat (padat,cair,
atau gas) dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah, baik
melewati membran ataupun tidak. Sedangkan osmosis merupakan proses perpindahan
molekul-molekul zat pelarut (air) dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju ke tempat
yang berkonsentrasi tinggi dengan melewati membran semipermeabel.
3. Molekul berukuran kecil dapat melewati membran sel dengan dua cara, yaitu dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau bisa jugaMenuruni gradien konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah.
4. Dari kegiatan praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa. Difusi ialah
penyebaran sedangkan penyebaran itu sendiri di timbulkan oleh suatu gaya yang identik
dengan energi kinetis. Dimana pada difusi molekul k- permanganate penyebarabya sangat
lambat.
5. Pada osmosis naik atau turunya tekanan di akibatkan karena potensial kimia. Potensial air
merupakan kemapuan untuk melakukan perbandingan antara kentang dan mantang.

Campbell, dkk. 199. Biologi Edisi kelima Jilid I, Jakarta : Erlangga


Dwinjoseputo. 1990. Pengatar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Kimball, Jhon W, dkk. 1983. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga
Salisbury, Frank B, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jidil I, Bandung : ITB

Funsi asam asetat pada kulit telur


Cuka atau asam asetat (CH3COOH) merupakan senyawa asam, sedangkan cangkang
telur kebanyakan tersusun dari protein pengikat yang lentur (macam kolagen) dan partikel2
kecil senyawa basa kalsium karbonat, CaCO3 (sejenis kapur) yang membuat cangkang
menjadi kaku.
Saat cangkang telur direndam cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan cuka membentuk
garam kalsium asetat yang larut dalam cairan cuka. Jika perendaman diteruskan, hampir
semua kalsium karbinat larut sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang
elastis.karena kulit telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tau jika asam dapat
merusak suatu benda dan merubah ketebalannya, jadi asam cuka ini merombak kalsium di
kulit telur dan melunakannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam
cuka akan melembek.Karena cuka di kategorikan dalam zat – zat asam, berarti cuka
memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti kalsium, yaitu yang merupakan
komponen utama penyusun kulit telur dan gypsum.

You might also like