You are on page 1of 96

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia memasuki era baru perdagangan bebas, perdagangan yang melewati

batas-batas negara. Pelaku perdagangan internasional berubah dari

perdagangan antar negara menjadi perdagangan yang dilakukan perusahaan-

perusahaan multinasional, perusahaan perusahaan multinasional ini disebut

juga intra firm, yang di definisikan sebagai

“Multinational corporation integrated business and production cross


national borders, particularly between developed countries with result
that it is increasingly more accurate to talk about international trade as
being within companies rather than state”1

Perusahaan multinasional ini merupakan pelaku persaingan global. pandangan

konversional bahwa persaingan perdagangan Internasional adalah persaingan

antara negara atau antar benua, sudah mengalami pergeseran definisi.

“We tended to describe global competition as Europe versus the United


States versus Japan versus the Newly Industrializing Countries, that is
misleading, because, wherever you go in the world, you find companies
who are wrestling with problem of transforming their industries ... I don’t
see competition as between nation states”2

1
David Linan, International Trade and Economic Law, bahan kursus Video Confrence, (Jakarta UI 2001) hal 3
2
Tanri Abeng, Managing Atau Chaos, Tantangan Globalisasi dan Ketidak pastian, (Jakarta, IPMP dan Pustaka
Sinar Harapan, 2000) hal 50

1
Dengan adanya perusahaan multinasional, faktor produksi yang semula

dilakukan secara terintegrasi pada suatu negara, berkembangdan tersebar

diseluruh dunia, melewati batas-batas negara guna mencapai effisiensi dan

keuntungan yang maksimal3. Kegiatan produksi, seperti pembuatan komponen,

pembuatan bahan baku, perakitan, dan penyelesaian akhir produk disebar ke

lokasi-lokasi yang dianggap paling menguntungkan diseluruh dunia dengan

tetap dapat mengendalikan proses produksi dari suatu tempat pengendalian,

hal ini disebut Globalisasi produksi

“It is no longer possible to simply send product around the world from
factory located in metropolis of origin, but now they are obliged to
accompany their product abroad, that is to say, to established
themselves outside of metropolis”4

Perusahaan besar di negara maju mengirimkan komponen ke negara

berkembang untuk di proses dengan menggunakan tenaga kerja murah dan

menerima barang jadi yang siap untuk di pasarkan.

3
Tantangan dan Peluang Bisnis Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Abad 21, (Jakarta, Departemen
Perdagangan1997) hal.18

4
Eduardo Arrango Pirennes, The World Industri and Export Processing Zone (flagstaff Institute, Flagstaff USA,
1989) hal 6

2
Globalisasi produksi ini diikuti dengan adanya globalisasi pemasaran yang

menembus batas-batas suatu negara. globalisasi produk dan pemasaran ini

mengharuskan perusahaan-perusahaan perusahaan multinasional untuk

senantiasa bergerak untuk mencari sumber-sumber produksi, tempat proses

produksi dan daerah pemasaran yang memberikan keuntungan maksimal.

Kegiatan ini di sebut oleh Peter F. Ducker dengan istilah “Production Sharing”

yang didefinisikan

“The concept is sharing production and services among factories in


different countries each supplying optimum input to the final product in
the service of local, regional and global market”5

Gejala perusahaan multinasional ini direspon oleh negara-negara di dunia

dengan menciptakan berbagai keunggulan komparatif yang memungkinkan

perusahaan itu untuk menanamkan modalnya. Bentuk keunggulan/kemudahan

yang ditawarkan itu beragam seperti, pajak yang rendah, pembebasan bea

masuk, ketentuan hukum perburuhan yang longgar, kepastian hukum dan

keamanan investasi, kemudahan akses pasar, Free Trade Zone, Export

Processing Zone dan Blok Perdagangan.

Saat ini terdapat dua pandangan terhadap perdagangan, yaitu pandangan

yang mendukung liberalisasi perdagangan dan pandangan pentingnya proteksi

5
Richard L. Bolin, Production sharing for stability in dvelopent in the 2 st Cntury (flagstaff Institute, USA,
2000) hal 51

3
perdagangan. Disatu sisi dipandang perlu adanya perdagangan bebas, disisi

lain ada kecenderungan negara-negara di dunia untuk semakin protektif.

Organisasi perdagangan dunia (WTO) yang tujuan utamanya adalah liberalisasi

perdagangan, yang adil dan transparan, pada kenyataannya tidaklah seperti

ide dasarnya. Banyak benturan kepentingan negara-negara di dunia terutama

antara negara maju dan negara berkembang yang menyebabkan perdagangan

bebas sulit untuk dilaksanakan.

“Free trade exist only in the mind on the grasp of neo classical
economist. If economic law of comparative advantage were translated
fully and faithfully by trade negotiator into ‘real’ law than surely trade
liberalizing deals like the Uruguay round agreement or the NAFTA need
only one page. Article I, no tariff and non-tariff barriers, Article II no
exception to the term tariff barrier and non-tariff barriers”.6

Pandangan diatas menjelaskan bahwa, perdagangan bebas bukanlah hal yang

gampang untuk dilaksanakan, mengingat perbedaan kepentingan tadi satu

sama lainya.

Aturan WTO mentolerir adanya pengeculian perdagangan bebas berupa

adanya blok-blok ekonomi, blok-blok perdagangan seperti European Union

(EU), North America Free Trade Area (NAFTA) dan ASEAN Free Trade Area

(AFTA).

6
Ralph Folsom, Michael W Gordon, John A.S International Business Ttransaction a Problem Oriented Course
Book, Fourth Edition, American Case Book Series, (West Group 1999) page 342

4
Salah satu Blok Perdagangan itu adalah NAFTA, yang merupakan blok

perdagangan di Amerika Utara yang beranggotakan Amerika Serikat, Kanada

dan Meksiko yang bertujuan untuk mengadakan perdagangan bebas sesama

anggotanya, guna meningkatkan kemakmuran rakyat di ketiga negara

anggotanya, namun berlakunya NAFTA, di sisi lain akan memberikan dampak

bagi negara-negara diluar anggota NAFTA karena NAFTA memberlakukan

perdagangan yang diskriminatif dan protektif.

NAFTA, dalam usaha memaksimalkan perdagangan dan investasi,

memberlakukan proteksi untuk menjaring perusahaan multinasional ini, dikenal

dengan istilah “Administered tarrif to encourage investment”. Perusahaan

multinasional yang memiliki pasar tujuan NAFTA, diberi pilihan untuk masuk

berinvetasi di NAFTA atau bila tidak, akan ditinggal dan tidak memperoleh

akses pasar NAFTA.

Sebagai suatu blok perdagangan yang memiliki ketentuan protektif dan

diskriminatif, berlakunya NAFTA menyebabkan terjadinya perubahan struktur

perdagangan dunia, dan menyebabkan terjadinya perubahan lokasi industri.

Perubahan struktur perdagangan karena proteksi dan perlakuan diskriminatif

NAFTA telah menyebabkan terjadinya pemisahan pihak-pihak yang

diuntungkan dengan berlakunya NAFTA dan pihak pihak yang dirugikan dan

5
ditinggal (being left out), serta menyebabkan terjadinya perubahan lokasi

industri

Pihak yang diuntungkan dengan berlakunya NAFTA adalah ketiga negara

anggotanya, dan perusahaan-perusahaan asing atau dapat memberikan

kontribusi lewat bisnis substantial mereka di negara NAFTA

“Businesses owned by anyone which are ”constituted or organized” inside


NAFTA benefit from agreement provided they carry on substantial
business activities in North America, this Asian, European and Latin
America (for example) can invest in North America and benefit from
NAFTA7.

Ketentuan NAFTA memberikan juga keuntungan bagi negara yang memiliki

hubungan bilateral dengan negara angota NAFTA,

Bagi negara-negara industri baru di Asia, dan Asia Tenggara, yang

mengandalkan ekspor produk manufaktur terutama produk otomotif, elektronik

dan tekstil, proteksi NAFTA berpotensi menimbulkan kerugian. Sehingga

banyak argumen para ahli yang menyatakan bahwa negara yang akan

dirugikan dengan berlakunya NAFTA terutama adalah Negara Industri Baru

Asia dan Asia Tenggara.

“Asia in general and ASEAN in particular have a great deal to lose from
this trend to the extend that it serves to close market or extend
preferential treatment to competitor” 8

7
Michael J. Trebillock Nafta In Nutshell (West Group, St Paul Minn, 1999) Hal 155
8
ibid hal 151

6
Dari sisi persaingan perdagangan dunia, beberapa negara Asia Tenggara

seperti Indonesia dan Thailand, industri manufaktur ini mengandalkan buruh

upah murah (labor intensive), keberadaan Meksiko dan Vietnam merupakan

masalah tersendiri. Perubahan posisi Meksiko yang semula sebagai pesaing

negara-negara berkembang dalam kompetisi yang seimbang, menjadi bagian

internal NAFTA dan perubahan posisi Vietnam sehubungan dengan

ditandatangani perjanjian perdagangan bilateral Vietnam – Amerika Serikat,

membuat posisi negara-negara berkembang berada dalam persaingan yang

tidak seimbang, mendorong perusahaan penanaman modal asing untuk beralih

ke meksiko.

“Many expert say that principal “loser” under NAFTA will be Newly
Industrializing Nation of East Asia and ASEAN as producer Shift to North
America, especially Mexico”9

Kawasan Berikat Nusantara (KBN) merupakan salah satu penunjang ekonomi

pemerintah Indonesia yang dalam usaha menarik investor juga mengandalkan

kepada keunggulan komparatif tersedia buruh dengan upah murah.

9
Ralph Folsom dan David Folsom, Understanding NAFTA and It’s Bussiness Implication,(Time Miror 1996)
hal 238

7
Pada saat ini kondisi Investasi di KBN sebagian besar (80 %) merupakan

investasi asing pada industri “foot loose,10’ dengan tujuan ekspor ke Amerika

Serikat. Investor asing ini memiliki karakteristik sebagai perusahaan

penanaman modal asing yang tidak memiliki ikatan emosional dengan bangsa

Indonesia serta tujuan utamanya adalah keuntungan (Profit oriented).

Karakteristik lain adalah mobilitasnya yang tinggi, selalu bergerak mencari

tempat investasi yang dapat memberikan keuntungan maksimal.

Beberapa asumsi menyebutkan bahwa berlakunya NAFTA secara penuh

dikombinasikan dengan karakteristik investasi dan perdagangan menyebabkan

hilangnya keunggulan komparatif KBN, dan berpotensi menyebabkan investor

mengalihkan investasinya keluar KBN

B. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dihadapi PT. (Persero) KBN sehubungan dengan

berlakunya NAFTA dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa ketentuan yang diberlakukan NAFTA

2. Apa implikasi berlakunya NAFTA bagi perdagangan dunia

3. Apa Implikasi NAFTA bagi PT (Persero) KBN


10
Foot Loose untuk menyebutkan industri yang mengandalkan tenaga kerja upah murah (low labor intensif)
seperti industri tekstil, garmen, sepatu, mainan anak, elektronik dll

8
C. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori yang menjadi dasar penyusunan thesis ini adalah “Comperative

advantages” dari ilmuan Inggris, David Richardo.

“ Country should specialize in producing and exsporting goods in which


comparative advantages is greatest, or comparative disadvantages is
smallest, and should import in which its comparative disadvantages is
greatest.”11

Penggambaran teori ini dicontohkan oleh Petter Passel dalam New York

Times dengan kasus “Presiden Wilson”. Dimana presiden Wilson yang dapat

mengetik lebih cepat dari sekretarisnya, menyerahkan urusan pengetikan ini

kepada orang lain, sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar produktifitasnya seperti urusan

perdamaian dunia, demokrasi dan pekerjaan tingkat tinggi lainnya.

Kaitannya dengan tulisan ini, KBN mengandalkan keunggulan komparatif

seperti upah buruh murah, dan kemudahan-kemudahan perdagangan dan

11
Michael Trebillock and Robert Rowse, The Regulation of International Trade (USA Routledge, 1999) hal 27

9
investasi. Keunggulan komparatif ini harus terjaga agara dapat menampung

investor-investor dari negara maju yang menyerahkan urusan pekerjaan-

pekerjaan yang mengandalkan upah buruh murah menjadi keunggulan

komparatif KBN. Namun ketentuan blok perdagangan NAFTA memberikan

keunggulan komparatif secara maksimal kepada anggotanya, memiliki potensi

mengalihkan investasi keluar KBN dan menghambat ekspor KBN ketujuan

NAFTA. Sehingga KBN kehilangan daya tariknya bagi Investor.

2. Konsepsi

a. Bonded, Warehouse : menurut definisi dari Black Law Dictionary adalah

“Warehouse where goods are stored until custom duties are paid”, yaitu

tempat penyimpanan sementara barang sebelum barang dikeluarkan

dengan membayar bea.

b. Tarif, menurut Black Law Dictionary adalah daftar atau jadwal dari item

barang yang dikenakan bea impor, cukai dan bea lainnya.

c. Bonded Zone adalah istilah yang dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai Kawasan Berikat. Kawasan Berikat menurut

definisi UU No. 33 tahun 1996 tentang tempat Penimbunan Berikat

adalah Kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya

10
diberlakukan kegiatan industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan

rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal,

pemeriksaan akhir dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor

atau barang dan bahan dari dalam daerah pabean Indonesia lainnya

yang hasil utamanya adalah untuk tujuan ekspor.

d. Ekspor Menurut UU No. 10 tahun 1995 tentang kepabeanan adalah

kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

e. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean

f. Pengusaha Kawasan Berikat adalah PT. (Persero) KBN, suatu badan

usaha milik negara yang dibentuk khusus untuk menyelenggarakan KBN

sesuai dengan definisi dari UU No. 22 tahun 1986 tentang kawasan

berikat.

g. Daerah Pabean Indonesia lainnya (DPIL) adalah istilah untuk

menyebutkan daerah pebean di luar areal Kawasan berikat.

h. Preferential Treatment (perlakuan istimewa) menurut M Osborne adalah

“More Preference are granted to another contracting state (or it’s subject)

11
than to third state or the subject”, yaitu suatu perbedaan perlakuan

terhadap negara satu dan negara lain.

i. Ketentuan Asal Barang (Rules of origin) adalah kriteria/persyaratan yang

ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral, regional, multilateral maupun

ketentuan sepihak dari suatu negara tertentu, yang wajib dipenuhi suatu

barang ekspor untuk dapat diterbitkan surat keterangan asal barangnya

oleh pemerintah negara asal barang.

j. Origin Goods : adalah barang yang berasal dari negara negara NAFTA

atau yang memenuhi persyaratan untuk disebut berasal dari NAFTA.

k. Non Origin goods adalah barang atau material yang bukan berasal dari

NAFTA

l. Anggota NAFTA (NAFTA Party) adalah negara anggota NAFTA,

perusahaan atau perorangan yang berasal dari ketiga negara NAFTA

12
m. Bukan anggota NAFTA (Non NAFTA Party) adalah untuk menyebutkan

negara lain, perusahaan atau perorangan yang bukan berasal dari negara

negara anggota NAFTA

n. Dipersamakan (Constituted/Organized) NAFTA adalah negara,

perusahaan atau perorangan yang dianggap anggota NAFTA dan

memperoleh persamaan perlakuan dengan anggota NAFTA

o. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang yang

dikenakan terhadap barang yang diimpor.

E. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini selain sebagai Tugas Akhir mata kuliah Riset dan Penelitian

Hukum program Pascasarjana Hukum Ekonomi Universitas Indonesia, juga di

harapkan dapat memberikan masukkan bagi pihak yang terkait.

1. Pemerintah karena terkait dengan kebijakan Makro dalam bidang

perekonomian, khususnya dalam menyikapi ketentuan NAFTA. Mengingat

permasalahan yang dihadapi KBN secara umum sama dengan masalah

13
yang dihadapi pemerintah saat ini, dan kebijakan masalah Kawasan berikat

merupakan kebijakan Pemerintah.

2. Bagi PT (Persero) KBN dalam rangka penentuan kebijakan dan strategi

manajemen KBN dimasa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif, untuk menggambarkan

ketentuan-ketentuan NAFTA yang diasumsikan mempengaruhi keberadaan KBN

G. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber data

Data yang diperlukan berasal dari bahan :

a. Primer : berupa hasil wawancara dengan informan yang berasal dari

instansi yang terkait, pengusaha dan hasil penelitian lapangan.

b. Bahan Hukum Sekunder : Berupa peraturan perundangan yang berkaitan

dengan substansi masalah berupa peraturan bidang perdagangan

14
internasional, dibidang kawasan berikat, makalah-makalah, jurnal dan

laporan hasil penelitian dibidang yang sama.

c. Bahan Tersier : berupa kamus

3. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data : dengan cara Study dokumen, wawancara dan

pengamatan. Metodhe pengumpulan data dilakukan dengan melakukan

wawancara, angket, riset perpustakaan atas data skunder berupa peraturan

perundangan, buku-buku, karangan ilmiah dan tulisan yang berkaitan dengan

masalah perdagangan dunia

H. Kerangka Penulisan

Kerangka tulisan ini pada Bab I pendahuluan, berisi tentang A. Latar belakang

masalah, B. Perumusan Masalah, C. Kerangka teori, D. Kerangka Konsepsi, E

Tujuan Penulisan, F. Metode penelitian dan G. Metode pengumpulan data.

Bab II membahas masalah NAFTA, yang berisi A. pengertian dan B. ketentuan

yaitu pengaturan tentang a. Anggota NAFTA 1) Perdagangan, 2) bidang

15
Keimigrasian, c) bidang keuangan,4) bidang investasi .b ketentuan yang

mengatur pihak diluar anggota NAFTA yang terdiri dari 1) bidang perdagangan,

2) bidang keimigrasian, 3) bidang Investasi dan 4) bidang kepabeanan

BAB III Pengaruh NAFTA terhadap perdagangan dunia yang berisi A. Pengaruh

terhadap struktur pedagangan dunia 1. Pihak yang diuntungkan dan 2 pihak

yang dirugikan B. Perubahan Lokasi Industri

BAB IV Implikasi ketentuan NAFTA terhadap KBN A. Export Processing Zone

B. KBN 1. Pengertian dan dasar hukum 2. Karakteristik Investasi dan

perdagangan 3. Dampak NAFTA terhadap KBN a. Penurunan nilai investasi

dan nilai ekspor b. Potensi Kerugian PT (Persero) KBN

16
BAB II
NAFTA

A. Pengertian

NAFTA merupakan suatu area perdagangan bebas di Amerika Utara yang

beranggotakan negara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Kesepakatan

pembentukannya ditandatangani pada tahun 1992 dan berlaku efektif tanggal 1

Januari 1994. Cikal bakal NAFTA adalah perjanjian bilateral perdagangan bebas

antara Amerika Serikat dan Kanada yang disebut Canada-America Free trade

Area (CFTA) yang kemudian ditambah dengan Meksiko dan membentuk formasi

blok perdagangan baru yang disebut North America Free Trade Area (NAFTA).

Perjanjian CFTA sendiri masih belum dicabut, artinya bila penerapan NAFTA

gagal maka Amerika Serikat dan Kanada tetap terikat dalam CFTA. Pasal-pasal

dalam CFTA dan NAFTA relatif sama kecuali beberapa tambahan sehubungan

dengan masuknya Meksiko.

17
Free Trade Area , dalam GATT artikel XXIV (8) di definisikan

“Grouping of two or more custom territories for which the custom and other
restriction are lifted for an essential part of trade between members. The trade
only relates to free movement of goods between members in respect to their
countries there is a neither a common custom tariff nor common trade policy”
12

Pendapat diatas menjelaskan bahwa Free trade itu merupakan area

perdagangan yang menyatukan daerah kepabeanan, dimana bea dan hambatan

perdagangan dihilangkan.

NAFTA memuat lebih kurang 1000 halaman aturan subtantif yang di bagi dalam

22 sub judul dan beberapa lampiran. Namun bagian terbesar pengaturan NAFTA

adalah penurunan tarif, rules of origin (ketentuan asal barang) dan peraturan

kepabeanan.

NAFTA bukan seperti pasar bersama seperti Uni Eropah, karena NAFTA tidak

memiliki kebijakan umum sebagai organisasi tertentu dan NAFTA bukan

merupakan institusi yang mempunyai susunan hirarki, tidak punya sistem

peradilan.

12
Hans Van Haute The law of International trade (London Sweet and Maxel 1995) hal 60

18
NAFTA tidak memiliki kebijakan anti monopoli atau kebijakan anti dumping,

NAFTA adalah daerah perdagangan bebas bea yang bertujuan untuk memacu

investasi dan perdagangan negara negara anggotanya13.

Tujuan utama NAFTA adalah menciptakan perdagangan bebas sesama anggota

NAFTA, dengan menghilangkan hambatan perdagangan. Hambatan

perdagangan itu bisa berupa hambatan tarif , dan hambatan non tarif .

Hambatan tarif berupa bea masuk, bea masuk tambahan dan pungutan negara

lainya terhadap barang –barang yang masuk ke salah satu negara NAFTA, yang

besarnya berbeda satu negara dan lainnya, sedangkan hambatan non tarif

berupa peraturan atau ketentuan yang berfungsi untuk menghambat

perdagangan. Selengkapnya tujuan NAFTA itu terdapat di dalam artikel 102 :

1. The Elimination of barriers to trade and facilitation of cross border


movement of goods and services.
2. Promotion of condition of fair competition
3. Increase of substantially of investment opportunities in the territories of the
party”.
4. Provide adequate and effective protection and enforcement of intellectual
property rights in each party territory
5. Create effective procedures for implementation and application of this
agreement for its joint administration and for the resolution of disputes.
6. Establish a framework for further trilateral, regional and multilateral
cooperation to expand and enhance the benefits of this agreement.

13
Donal Haarer, The World Impact of NAFTA (Flagstaff Institute, USA 1994) hal 5

19
Mencermati apa yang menjadi tujuan keberadaan NAFTA dalam artikel 102 di

atas, ketentuan NAFTA berdasar subjek yang diaturnya dibagi menjadi dua

yaitu: 1. Mengatur Anggota NAFTA dan 2. Ketentuan yang mengatur pihak di

luar anggota NAFTA

1. Ketentuan yang mengatur Anggota NAFTA

Tujuan utama NAFTA adalah untuk mengatur hak-hak dan kewajiban

serta kepentingan-kepentingan negara-negara anggotanya dalam bidang :

a. Perdagangan

Dalam bidang perdagangan pengaturannya memuat ketentan tentang

penghapusan hambatan tarif dan non tarif. Tarif akan diturunkan secara

perlahan, tergantung jenis dan tingkat kepentingan terhadap produk.

Menjelang tahun 1994, 50% tarif dihilangkan dan penurunan terhadap

tarif yang lain dilakukan dalam waktu 5 s/d 10 tahun diharapkan secara

perlahan ketiga negara NAFTA pada akhirnya dapat memperoleh

keuntungan dari penghapusan tarif.. Hambatan non tarif seperti user

fees, izin impor (import License) dan kuota akan segera di hapus

20
dengan beberapa pengecualian, kuota masih dikenakan terhadap

bidang energi, pertanian, otomotif dan tekstil.

b. Keimigrasian

Di bidang keimigrasian, NAFTA memberikan kemudahan bagi

pengusaha yang akan melakukan kegiatan bisnisnya, NAFTA

mengizinkan adanya visa sementara kepada pengusaha dan barang

barang untuk tujuan tertentu (temporary entry for bussines person &

goods), bentuk insentif yang diberikan untuk mempermudah investasi

dengan membebaskan orang, barang, peralatan promosi seperti

televisi alat peraga, barang-barang dengan tujuan pameran serta

barang modal dibebaskan masuk secara temporer.

c. Finansial

Dalam bidang finansial, hak-hak yang diatur adalah hak untuk transfer

mata uang dalam investasi dan perdagangan, pembebasan

penggunaan mata uang ketiga negara berdasarkan nilai pasar pada

saat hari transaksi.

21
“Such transfer must be possible in freely usable currency at the
market rate of exchange prevailing in spot transaction on
transfer date”14.
Ketentuan dalam bidang finansial ini juga mengatur tentang larangan

transfer yang berkitan dengan kepailitan.

d. Investasi

Artikel 1102 NAFTA mengatur tentang Investasi, yang menurut definisi

umum berarti pembelian aset untuk meningkatkan nilai suatu produk,

yang meliputi tanah, bangunan, barang modal dan bahan baku serta

bahan penolong untuk kegiatan produksi, Investasi dalam pengertian

NAFTA bukan merupakan investasi portofolio. Definisi Investasi dalam

NAFTA ditasirkan secara luas dalam Anex III. Definisi investasi

meliputi juga Stock, Bond, Loans, Income, Profit, Interest, Real Estate,

Tangible or intangible business Property, turnkey, concession

licensing and franchising contract

Dalam bidang investasi NAFTA memberlakukan ketentuan “equal

treatment”, persamaan perlakuan terhadap investor di masing-masing

negara anggota. Investor yang menanamkan investasi di Kanada

14
Mj Trebilloc,NAFTA In A Nutshell, Opcit hal 158

22
akan mendapat perlakuan yang sama di negara Amerika Serikat dan

Meksiko, begitu juga sebaliknya, investor dari Amerika Serikat dan

Meksiko akan diperlakukan sama di Kanada. ketentuan ini berbunyi

“US, Canada and Mexico have to treat investor and trader


from other country in the same way their own national’s own
trader”15

Perlakuan kepada investor masing-masing negara ini berdasarkan

perdagangan internasional yang adil, transparan dan liberal dan akan

memperoleh proteksi penuh dan jaminan keamanan di masing masing

negara, negara bagian. Ketentuan ini diadopsi dari pasal I artikel 105

CFTA.

“Each country has to treat NAFTA investors in accordance with


international law including fair and equitable treatment and full
protection and security”16

Dalam ketentuan NAFTA tercakup juga masalah jaminan Investasi,

pelarangan pengistimewaan sumber-sumber lokal bagi kepentingan

ketiga negara, transfer teknologi, keseimbangan perdagangan dan

pengistimewaan pemakaian produk NAFTA terhadap pihak diluar

NAFTA

15
Ralph H Folsom, Opcit hal 83
16
Ralph H Folsom, Michael Wallace Gordon, John A.S. Jr, International Trade & Investment in a Nutshel, ST.
Paul, West Publishing Co. (1996) hal 377

23
Dalam beberapa hal tertentu negara anggota masih di mungkinkan

memperlakukan khusus terhadap investor tertentu yang memiliki arti

penting bagi perekonomian negara. Dalam Artikel 1169 merebutkan

keterkaitan investasi dengan transfer mata uang, keuntungan, royalti,

manajemen dan bantuan teknik yang harus di perlakukan secara bebas

Beberapa pengecualian dalam bidang investasi yang lain dalam

ketentuan NAFTA adalah sektor-sektor yang secara konstitusi dilarang

untuk investasi asing, seperti pelarangan pemerintah Meksiko terhadap

Investasi asing untuk sektor energi, rel kereta api, perumahan/properti

yang terletak di perbatasan dan di sepanjang pantai.

Pengecualian lain adalah masalah monopoli, bentuk-bentuk monopoli

perusahaan negara masih dimungkinkan, sepanjang tidak menggunakan

posisi monopoli untuk bersaing di pasaran non monopoli. Perhatian lain

dari ketentuan NAFTA adalah terhadap masalah lingkungan, negara-

negara NAFTA setuju untuk tetap mempertahankan standar baku mutu

lingkungan

24
2. Ketentuan Terhadap Pihak Luar NAFTA

a. Perdagangan

Ketentuan terhadap pihak diluar NAFTA dalam masalah

perdagangan, memberlakukan ketentuan proteksi untuk

memaksimalkan keuntungan angota NAFTA. Produk-produk

perdagangan dari negara diluar NAFTA, disamping dikenakan

hambatan tarif yang bervariasi, juga dikenakan hambatan non tarif

yang ditujukan untuk melindungi, memaksimalkan produksi dan

penggunaan tenaga kerja anggota NAFTA

1) Hambatan Perdagangan

Artikel 302 NAFTA mengatur tentang pembatasan tarif melalui

ketentuan asal barang (rule of origin). Perdagangan bebas antar

sesama anggota NAFTA, hanya berlaku terhadap barang yang

25
berasal dari NAFTA, bukan terhadap barang, meterial dan

komponen yang berasal dari luar NAFTA.

Pada saat ini perdagangan dunia yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan perusahaan multinasional tidak lagi

mengenal batas-batas negara dalam proses produksi dan

penjualan barang, menjadi hal yang sulit untuk mendeteksi asal

usul barang yang sudah tergabung dalam barang jadi.

“In the modern global economy, with multinational


cooperation producing goods and part for goods in many
nations, it is not easy to determine which product come from
where.” 17

Untuk mendeteksi barang-barang yang berasal dari luar NAFTA

maka diberlakukan ketentuan asal barang , yang di dalamnya

juga diperinci prosentase bahan baku, asal bahan baku dan

komponen biaya lain seperti upah buruh, transportasi dan lain-lain.

Terhadap barang yang berasal dari luar NAFTA yang impor oleh

salah satu negara NAFTA, bila akan di perdagangkan lebih lanjut

ke negara NAFTA lainnya. Maka skema ketentuan asal barang di

jadikan landasan.

17
Ralph Folsom, David Folsom, Understanding NAFTA and it’s Bussines Implications, (Miror 1996) hal 86

26
18
Ada tujuh macam ketentuan asal barang yaitu :

a) Goods wholly obtained rules


b) Originating material rules
c) Goods substantially transformed rules
d) Hybrid rules
e) Assembled goods rules
f) Specified process rules
g) De minimis test

a). The Goods Wholly Obtained Rules

Artikel 401 (a)

“Goods is wholly obtained or produced in NAFTA party


qualifies for freferential treatment.”

Ketentuan ini menyebutkan barang-barang yang berasal dan

diperoleh secara keseluruhan di NAFTA akan memperoleh

perlakukan khusus, menikmati keuntungan NAFTA. Barang

barang tersebut meliputii produk mineral, pertanian dan

perikanan.

Ketentuan ini mengadopsi Kyoto Convention 1974 dengan

menambahkan ketentuan tentang barang-barang yang

diperoleh anggota NAFTA dari angkasa luar dianggap berasal

dari NAFTA (originating goods), guna mengantisipasi


18
Raj Bhala, Patricia, and Robert Harris, International Trade Law Theory and Practice, 2 Nd Edition (USA,
George Washington University 2001) Hal 678

27
perkembangan eksplorasi dan eksploitasi serta riset luar

angkasa.

Ketentuan ini digunakan untuk membedakan barang NAFTA

dengan barang yang bukan berasal dari NAFTA

b). Originating Material Rules

Artikel 401 ( c )

“ Good is originating if it is produced entirely in NAFTA party


exclusively from originating material”.

Ketentuan ini merupakan kelanjutan ketentuan Good Wholly

obtained rules, untuk mengkatagorikan barang-barang yang

diproses secara keseluruhan di negara anggota NAFTA.

Yang sama sekali tidak mengandung unsur material dari luar

NAFTA

Contoh :

Payung yang dibuat di Meksiko, dengan tangkai, kain dan

aksesoris berasal dari Amerika Serikat dan Kanada. Karena

payung sebagai barang jadi merupakan produk asli Meksiko

begitu juga material barang seperti tangkai, kain dan

28
aksesoris berasal dari Amerika Serikat dan Kanada, maka

barang jadi payung tersebut tergolong dalam originating

material rule.

c) Substantial Transformation Rules

Definisi Substantial Transformation Rules sebagai berikut :

“Substantial transformation means a change which


carries an Article or other object across from one class to
another class, when used to aid in determination of the
appropriate rate of duty under tariff schedule. It means
such established by official tariff schedule, or from one to
another class of the class goods, wares and
merchandise commonly recognized in the commercial
market where such Article are traded 19

Bahwa Perubahan substansial itu berarti perubahan dari satu

klasifikasi barang ke klasifikasi barang yang lain. Ketentuan ini

diatur dalam artikel 401 (b), khusus terhadap barang produksi

yang mengandung material yang bukan berasal dari NAFTA,

dengan menggunakan aturan Harmonization system yang

rumit yang disebut sebagai “Change In Tarrif Heading” (CTH).

Contoh :

Kecap Tomat (Salsa de Tomato) mempunyai klasifikasi

dalam Chapter 21 dari Harmonization Tariff System

19
Keputusan Hakim Pengadilan Amerika Serikat (United States V. Muray 621, F2d 1163, 1168-69)

29
dalam item 2103.20. Sedangkan Pasta Tomat (Pasta de

Tomato) berklasifikasi dalam chapter 20 dengan HTS

item 2002.90

Perubahan produk impor dari pasta tomat menjadi

kecap tomat tidak akan memperolah Preferential

treatment , karena perubahan itu tidak digolongkan

sebagai produk asli NAFTA. oleh sebab itu keseluruhan

produksi kecap tomat harus di produksi dalam NAFTA.

d) The Hybrid Rules

Ketentuan ini diatur dalam Anex 401.1. hal ini ditujukan untuk

menghitung kandungan material asing atas produk barang

yang diproduksi anggota NAFTA. Perhitungan prosentase

material asing ini disebut “ Regional Value Content” (RVC)

dengan formula sebagai berikut :

TV - VNM
1). RCV = -------------------- X 100
TV

NC-VNM
2). RCV = ---------------------- X 100
NC

Keterangan :

30
RVC = Regional value content
TV = Total value
VNM = Value non originating material

NC = Net Cost

Bila nilai kandungan material impor lebih dari yang ditetapkan,

maka barang tersebut akan diperlakukan sebagai bukan produk

NAFTA20.

Contoh :

ketentuan kandungan lokal otomotif harus mencapai 62,5

% dari total nilai penggunaan barang, bila material asing

mencapai lebih dari 37,5 % dari keseluruhan penggunaan

material barang, maka produk tersebut akan dikenakan

bea masuk yang ditetapkan dan dianggap bukan produk

NAFTA.

e). Assembled Goods Rules

Artikel 401 (d) menyebutkan bahwa hasil akhir suatu produk

yang dibuat yang mengandung satu atau lebih material yang

bukan berasal dari NAFTA, tidak digolongkan sebagai produk

20
NAFTA Artikel 402 : 2-3, total nilai barang bisa diganti dengn nilai transaksi barang, nilai akhir barang, lihat
keterangan Rajh Bhala, International Law, Theory and Practice, hal 680

31
yang mengalami perubahan, bila produk akhir dan material

pembuatnya berada dalam HTS yang sama.

Contoh :

Produk manufaktur sepeda, dan komponen

pembuatannya seperti, Sadel, Ban, Kerangka, Rantai,

Pedal berada dalam HTS yang sama. Untuk menentukan

apakah sepeda tersebut berhak memperoleh perlakukan

Preferential Treatment, ditentukan oleh besarnya

kandungan lokal materialnya. Bila kandungan lokalnya 60

% maka sepeda tersebut digolongkan sebagai produk

lokal NAFTA.

f). Specified Goods Rules

Specified Goods Rules merupakan suatu aturan unik yang

diciptakan untuk menghalangi barang-barang jenis tertentu

dari negara lain memasuki NAFTA. Ketentuan ini diatur dalam

chapter 4, NAFTA memuat ketentuan jenis barang dan

ketentuan yang mengaturnya.

(1). Tekstll dan Garmen

32
Untuk produk tekstil dan Garmen ketentuan NAFTA

disebut dengan Yarn Forward dan Multifiber Forward

yang menyatakan bahwa barang-barang tekstil dan

produk tekstil (garmen) yang masuk dan di pasarkan di

negara-negara anggota NAFTA harus menggunakan

bahan baku dari anggota NAFTA, di pintal di negara

anggota NAFTA, di proses dan penyelesaian akhir produk

haruslah di negara anggota NAFTA

“ This yarn forward & multifiber forward requires.


a) Use of North America spun yarn
b)To make North America Fabric
c) That are cut and sewn into clothing in North
America21

(2). Alas kaki

Hambatan untuk produk alas kaki adalah melalui suatu

ketentuan yang mengatur bahwa 55% asal barang

haruslah diproduksi oleh negara NAFTA. Komponen

produk alas kaki ini, umumnya meliputi alas, pelapis

sepatu yang berasal dari bahan-bahan lateks, kulit dan

aksesorinya. Bila barang jadi produk alas kaki tidak

21
Ralfph Folson and David Folsom op.cit Hal 89

33
memenuhi standar 55% kandungan lokal maka produk

tersebut dilarang untuk memasuki pasar NAFTA.

(3). Elektronik

Untuk elektronik, ketentuan hambatan perdagangannya di

sebut dengan istilah specific component yaitu untuk dapat

memasuki pasar NAFTA, komponen tertentu dari barang

elektronik haruslah merupakan barang yang di produksi

oleh perusahaan-perusahaan dari negara NAFTA..

Komponen tertentu yang dipersyaratkan dalam Specific

Component biasanya merupakan bagian terpenting dari

produk barang jadi elektronik. Contoh untuk televisi warna

14 inchi, tabung televisi warna (color television tube) harus

berasal dari negara NAFTA Sedangkan untuk video kaset,

harus mengandung circuit board buatan NAFTA. Untuk

microwave, seluruh bagian utama, kecuali magnetron

harus diproduksi NAFTA.

(4) Mesin Produksi

34
Untuk memenuhi kandungan lokal mesin produksi yang

dipersyaratkan NAFTA, maka bagian-bagian penting

dalam industri peralatan berat (mesin) harus memenuhi

paling tidak tiga dari empat komponen inti peralatan

mesin berasal dari NAFTA. Komponen inti itu meliputi22 :

(a) Main engine


(b) Hydraulic
(c) Numerical control
(d) Major weld mentor casting.

g). The Minimis Test

Ketentuan ini terdapat dalam artikel 405 : 1 NAFTA. yang

menyebutkan

“A goods that fails to satisfy the applicable rules of origin


nevertheless is an originating goods if the value of non
NAFTA materials used to make the goods is more than 7
(seven) percent of price the total cost of the goods”

“The minimis test” merupakan palang pintu terakhir hambatan

perdagangan NAFTA, yang menyebabkan peluang untuk

mengekspor barang produk olahan manufaktur yang

mengalami proteksi ke tujuan NAFTA, dari pihak lain yang

tidak tergolong anggota NAFTA (atau yang tidak dianggap


22
Raj Bhala opcit hal 674

35
termasuk NAFTA) menjadi sangat kecil. Barang-barang

prouduk tekstil sutera yang tidak terkena ketentuan asal

barang terkena ketentuan ini.

Rangkaian hambatan perdagangan diatas pada intinya hanya

akan memberikan kemudahan bagi produk NAFTA dan yang

tergolong NAFTA, dan merugikan pihak lain.

2). Embargo

Untuk mencegah pihak pihak yang tidak turut memperolah

manfaat dari NAFTA, NAFTA dalam ketentuan pengecualiannya,

mentolerir adanya ketentuan embargo terhadap pihak pihak yang

dinilai membahayakan atau negara yang memiliki hubungan

diplomatik yang buruk dengan salah satu negara NAFTA.

Hal ini mengadopsi ketentuan “Super 301” Amerika Serikat yang

memberikan kekuasaan kepada presiden Amerika Serikat untuk

menetapkan dan mencabut embargo.

“Businesses owned by anyone which are ”constituted or


organized” inside NAFTA benefit from agreement
provided they carry on substantial business activities in
North America, this Asian, European and Latin America
(for example) can invest in North America and benefit
from NAFTA. Exception are made for NAFTA

36
Businesses owned or controlled by third parties from
countries lacking diplomatic relationship with or
economically embargoed by Canada, US or Mexico23.

Terhadap bisnis yang dikendalikan oleh warga negara yang

mengalami embargo Amerika Serikat atau negara NAFTA lainnya,

maka perusahaan tersebut dikecualikan dari keuntungan yang

bisa diperoleh NAFTA.

b. Investasi

Dari tujuan-tujuan diadakannya NAFTA, keinginan untuk meningkatkan

kesempatan investasi, akan memiliki pengaruh secara langsung

terhadap pihak-pihak di luar NAFTA. Peningkatan kesempatan

investasi ini bisa berarti membuka peluang semakin banyaknya investor

menanamkan modal di NAFTA dengan memberlakukan proteksi yang

di tujukan untuk menarik investasi asing masuk ke dalam NAFTA

Investor yang akan diperlakukan diskriminatif adalah mereka :

1). Mereka yang tidak memiliki bisnis yang substansial, yaitu mereka

yang tidak melakukan investasi nyata di bidang bidang manufaktur

atau kegiatan lain yang memberikan keuntungan substansial bagi

NAFTA.
23
Michael J. Trebillock NAFTA In Nutshell Op Cit Hal 155

37
2). Investor yang memiliki perusahaan di NAFTA, namun pengendali

perusahaan itu berasal dari negara-negara yang memliki hubungan

diplomatik yang buruk dengan negara anggota NAFTA atau negara

yang diembargo salah satu negara NAFTA. .

C. Imigrasi

Dalam Chapter 18 NAFTA di atur ketentuan mengenai Temporary entry

for business person (TEFBP). TEFBP ini di berikan kepada para

pengusaha yang berasal dari luar NAFTA yang melakukan kegiatan

usaha di bidang perdagangan dan investasi, yaitu :

1. Pekerja professional

2. Pedagang dan investor substantial

3. perpindahan perkerja antar perusahaan

4. Pengusaha yang melakukan kunjungan bisnis

ke empat golongan ini di bebaskan dari keharusan memiliki

sertifikat/perijinan kerja, di bebaskan dan keharusan mengikuti test

kelayakan kerja. Ketentuan NAFTA ini bersifat diskriminatif terhadap

orang-orang di luar ke 4 golongan di atas. Dengan adanya ketentuan

ini, investor potensial di beri kemudahan untuk melakukan bisnis di

NAFTA.

38
d. Kepabeanan

Terhadap komponen barang yang berasal dari luar NAFTA, yang

diimpor dengan membayar sejumlah bea masuk yang menjadi bagian

proses produksi suatu barang, bea masuk yang sudah dibayarkan

pada saat barang itu diimpor, dapat ditarik kembali, setelah barang jadi

hasil produksi diekspor, dengan menunjukkan dokumen-dokumen yang

menyatakan bahwa barang-barang tersebut benar-benar telah di

ekspor. Ketentuan ini di Indonesia dikenal dengan istilah “restitusi bea

masuk”. Dalam istilah NAFTA, sistem ini di sebut dengan Drawback

System.

Dalam ketentuan NAFTA, Ketentuan Drawback system ini akan

dihapus 6 tahun sejak tahun 1993. artinya, terhadap komponen

barang-barang yang berasal dari luar NAFTA tidak lagi memperoleh

kemudahan pengembalian bea masuk, dan pungutan lainnya, itu

berarti para pengusaha yang mendatangkan komponen barang dari

luar NAFTA harus mengganti komponen barang dengan barang sejenis

yang berasal dari NAFTA.

39
Ketentuan ini untuk mengantisipasi perusahaan Multinasional Jepang

yang menerapkan gaya Keiretsu yang merupakan suatu model

hubungan saling keterkaitan antar perusahaan Jepang, yang akan

menggunakan komponen, peralatan yang berasal dari sesama

perusahaan Jepang.

Tujuan drawback system ini untuk mendorong pertumbuhan ekspor24,

terutama diberlakukan di export processing zone di Maquiladoras

Meksiko, dimana banyak terdapat perusahaan manufaktur dari Asia

beroperasi. Maquiladoras merupakan contoh yang paling akurat untuk

menganalisa ketentuan Drew Back System

Maquiladoras merupakan export processing zone yang didirikan oleh

pemerintah Meksiko untuk menampung investor asing pemerintah

Meksiko mengizinkan pembebasan bea masuk bagi bahan baku,

dengan tujuan barang di ekspor kembali dengan menggunakan

drawback system .

NAFTA membuat 2 macam ketentuan perubahan terhadap

Maquiladoras.
24
Di Indonesia hal ini lazim dilakukan terhadap barang barang yang masuk kedalam kawasan industri bebas bea
seperi Batam atau Kawasan Berikat Nusantara, terhadap bahan baku produksi yang berasal dari dalam daerah
pabean Indonesia lainnya. Barang- barang tersebut yang sebelumnya telah dibayarkan bea masuk, setelah
barang itu telah diproses menjadi barang jadi, bea masuk yang sudah dibayarkan dapat ditarik kembali

40
1) Menghilangkan fungsi export processing yang dapat menjual 50%

hasil produk ke Meksiko, umumnya Pemerintah yang memiliki

fasilitas EPZ mengizinkan produk-produk barang dari EPZ untuk

dapat di jual kenegara induknya dalam prosentase tertentu.

Contohnya pemerintah Indonesia mengizinkan 50 % produk dari

export processing zone dapat di jual ke Indonesia dengan

membayar bea masuk.

Pemerintah Meksiko sejak th 1989 mengizinkan barang-barang

yang berasal dari Maquiladoras untuk dijual 50% ke pasar

Meksiko, menghilangkan perbedaan barang yang berasal dari

Maquiladoras dan lainnya, maka ketentuan NAFTA

menghilangkan kemungkinan penjualan dalam negeri ini secara

bertahap, dengan menaikan 5% setiap tahun sampai pembatasan

selesai.

2) Menghapuskan drew back system. Sesuai dengan tujuannya

sebagai export processing zone yang memproses bahan baku

untuk tujuan export, biasanya negara induk EPZ akan

membebaskan bahan baku dan bahan penolong dari bea masuk

dan bea lainnya.

41
Maquiladoras membebaskan bea masuk terhadap bahan baku

dan bahan dengan menggunakan penolong drew back system

tanpa membedakan dari mana asal barang tersebut hal ini

dibatasi oleh ketentuan NAFTA yang mengizinkan pemakaian

bahan baku /penolong harus berasal dari NAFTA.

Ketentuan ini ditujukan untuk merobah kebiasaan perusahaan-

perusahaan milik orang Asia yang beroperasi di Maquiladoras,

agar tidak lagi mendatangkan bahan baku dan bahan penolong

dari Asia, namun mencarinya dari supplier NAFTA. Ketentuan ini

akan menjadikan produsen NAFTA menggantikan posisi produsen

Asia

42
BAB III

PENGARUH KETENTUAN NAFTA TERHADAP PERDAGANGAN

DUNIA

NAFTA merupakan suatu blok perdagangan yang mempunyi peran dan pengaruh

yang besar terhadap perdagangan dunia, karena salah satu anggota NAFTA adalah

negara Amerika Serikat yang merupakan pasar yang besar yang mampu menyerap

sebagian besar produk manufaktur yang dihasilkan dunia. Perubahan ketentuan

yang menyangkut perdagangan ke Amerika Serikat, akan memberikan pengaruh

yang luas terhadap tatanan perdagangan internasional.

A. Potensi Pasar NAFTA

Pasar NAFTA merupakan pasar yang berdaya serap tinggi, terutama pasar

Amerika Serikat, dengan kemakmuran yang telah dicapainya, bangsa Amerika

Serikat merupakan konsumen yang mampu menyerap produk ekspor dari

negara-negara di seluruh dunia. Bergabungnya negara Kanada dan Meksiko

dalam NAFTA menyebabkan daya serap pasar NAFTA menjadi lebih tinggi

karena disamping negara Amerika Serikat, Kanada juga merupakan negara kaya

terutama sumber daya alamnya yang melimpah. Negara ini kaya akan bahan

43
tambang. Meksiko merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah

penduduk yang padat. yang merupakan pasar potensial.

Untuk mengetahui potensi pasar NAFTA dapat dinilai berdasarkan Gross

Domestic Product (GDP), yang merupakan total nilai jual barang jadi dan jasa

yang dihasilkan suatu negara tertentu dalam waktu tertentu (tahun). Sejak tahun

Tahun 1991 GDP ketiga negara terus mengalami

Data berikut menunjukkan nilai GDP negara negara NAFTA

TABEL III – 1

NILAI PETUMBUHAN GDP NEGARA ANGGOTA NAFTA

(TAHUN TERPILIH)

(Dalam US $ Milyar)

1991 1992 1993 1997 1998 1999

Kanada 593 594 601 631 604 617

Meksiko 283 289 - 402 415 448

Amerika
Serikat 5.672 6.038 6.374 9.268 9.872 10.208

Sumber : US statistic Bureu Bisnis 2000

44
Pertumbuhan GDP ketiga negara menunjukkan peningkatan yang pesat,

Terutama Meksiko dan Amerika Serikat, tahun 1999 angkanya mencapai

hampir dua kali lipat dibanding tahun 1991. Prosentase pertumbuhan itu dapat

dilihat pada tabel berikut.

TABEL III-2

ANGKA PERTUMBUHAN GDP NEGARA – NEGARA NAFTA

TAHUN 1997-1999

1997 1998 1999

Kanada 4,0 3,1 3,4

Meksiko 7,0 4,8 3,4

Amerika 4,1 4,1 1,2

Serikat
(Data US statistic & Bisinis Bureu 2000)

Pertumbuhan GDP ketiga negara mengalami penurunan tahun 1999, setelah

sebelumnya mengalami pertumbuhan yang pesat sejak tahun 1997, terutama

data berikut menunjukan karakteristik pasar berdasarkan jumlah penduduk,

kepadatan dan angka prosentase pertumbuhannya.

45
TABEL III-3

DATA POTENSI POPULASI NAFTA

TAHUN 1999

Kana
Meksiko Amerika Serikat
da

Populasi 27.770.000 90.420.000 258.104.000

Angka Pertumbuhan

1980-1990 1.0% 2.1% 0.9%

1990-2000 1.2% 1.9% 1.0%

Kepadatan/SQM
8 122 73
(Data :US Statistic & Business Bureu 2000)

Daya beli masyarakat di negara-negara NAFTA sangat tinggi dan ini berkaitan

dengan jumlah penduduk dan tingkat kemakmurannya. Total jumlah penduduk

di negara NAFTA mencapai 371 juta jiwa. Amerika Serikat berpenduduk

terpadat keempat di dunia, daya beli masyarakatnya tinggi terlihat dari tingkat

pendapatan penduduknya

46
TABEL III-4

DATA PENDAPATAN PERKAPITA NEGARA ANGGOTA NAFTA

1997 1998 1999

Amerika Serikat 7.777 8.319 8.723

Kanada 20.765 19.673 20.495

Meksiko 4.237 4.294 4.565

Dari nilai ekspor 1999, ekspor Kanada US $ 128 Milyar, Meksiko US $ 27 Milyar,

dan AS US $ 417 Milyar. Nilai impor, Kanada US $ 120 Milyar, Meksiko US $ 38

milyar dan Amerika Serikat US $ 490 milyar.

B. Dampak NAFTA Terhadap Perdagangan Dunia

NAFTA sebagai instrumen baru perdagangan international, bersifat liberal dan

terkedepan dalam melaksanakan ketentuan GATT, namun sangat protektif dan

diskriminatif bagi pihak lain diluar NAFTA.

‘‘NAFTA is discriminatory trading block that may allow free trade


between member states but does discriminative between partner and
outsider25

Sebagai suatu blok perdagangan yang memproteksi investasi dan perdagangan

negara-negara anggotanya, NAFTA telah menyebabkan terjadinya perubahan

25
Moh. Arief & Heindz W. AFTA in the Changing International Economy (ISAS 1997) hal.120 .

47
struktur perdagangan dunia dan menyebabkan terjadinya perubahan peta lokasi

industri dunia

“Major effect of the new protectionisme (NAFTA) has been it’s affect
on the structure of international trade and the location of the world
industri”.26

Perubahan struktur perdagangan dunia disebabkan oleh besarnya peran

perekonomian negara-negara NAFTA dalam perdagangan dunia. Sebagai blok

perdagangan yang protektif, ketentuan NAFTA telah menyebabkan terjadinya

pemisahan siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan, serta merubah

jenis barang yang dapat diperdagangkan.27

“ The new protectionism has affected who is trading, who is left out and
what is being traded”

Mereka yang diuntungkan adalah mereka yang karena ketentuan NAFTA dapat

melakukan kegiatan perdagangan, menggatikan posisi pihak yang tidak lagi

dapat melakukan kegiatan perdagangan dan investasi di NAFTA.

1. Pihak Yang Diuntungkan

a. Anggota NAFTA

Negara anggota NAFTA adalah ketiga negara NAFTA, Amerika Serikat,

Kanada dan Meksiko. Termasuk didalamnya perusahaan-perusahaan


26
Rajh Bhala opcit hal 501
27
Lokcit

48
dan perorangan warga Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko,

pendatang yang sudah memperoleh status permanen. Manfaat NAFTA

itu dirasakan negara negara NAFTA berupa pertumbuhan tingkat

perekonomian, Investasi dan nilai perdagangan. Sebagai contoh untuk

tahun 1998 saja, nilai investasi Kanada ke Amerika US $ 75 milyar dan

investasi A.S ke Kanada US $ 4 milyar. Sedangka data nilai ekspor

impor ketiga negara dapat dilihat sebagai berikut :

TABEL III-5
DATA PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR/IMPOR KANADA DAN MEKSIKO
TUJUAN AMERIKA SERIKAT
(US $ Milyar)

1997 1998 1999


Ekspor 175 181 194
Kanada
Impor 152 157 163

Ekspor 94,3 103 112


Meksiko
Impor 82 93 101
Data : (US Statistic and Business Bureu 2000)

Berdasarkan jenis industri yang ada, manfaat yang dapat diperoleh

negara anggota NAFTA dapat dilihat dari perkembangan nilai ekspor

impor tekstil dan otomotif sebagai berikut :

1) Industri tekstil, yang merupakan bidang yang di proteksi NAFTA,

menyebabkan terjadinya pertumbuhan perdagangan ketiga negara.

49
Tabel berikut memperlihatkan data perkembangan ekspor tekstil

Meksiko dan Kanada tujuan Amerika Serikat pada masa awal

diberlakukannnya NAFTA

TABEL III-6

PERKEMBANGAN EKSPOR TEKSTIL KANADA DAN MEKSIKO

TUJUAN AS

(US $ Milyar)

1993 1996
Meksiko 1,4 4,2
Kanada 1,0 2,0
(data dari US Bureau Statistic and business 2000)

Angka ekspor tekstil Meksiko ke AS tahun 1993 senilai 1,4 milyar dolar

meningkat menjadi 4,2 milyar dolar tahun 1996. Sementara

pertumbuhan ekspor tekstil Kanada ke Amerika Serikat meningkat dari 1

milyar US dollar tahun 1993 menjadi 2 milyar dollar tahun 1996. Ekspor

Amerika Serikat ketujuan Meksiko meningkat dari US $ 1.6 milyar tahun

1993 menjadi US $ 2.8 milyar tahun 1996. Ekspor Amerika Serikat ke

Meksiko meningkat dari US $ 1.6 milyar tahun 1993 menjadi US $ 2,8

milyar tahun 1996

50
Di bidang otomotif, terjadi peningkatan nilai perdagangan ketiga negara.

Data berikut menunjukkan peningkatan itu pada masa awal

diberlakukannya NAFTA.

TABEL III-7

PERTUMBUHAN EKSPOR OTOMOTIF MEKSIKO DAN KANADA

TUJUAN AS (DALAM US $ MILYAR)

1993 1996 Keterangan


Meksiko 3,7 11,3
Kanada 37,1 46,3
Data : (US Statistic and Business Bureu 2000)

Ekspor produk otomotif Amerika Serikat ke Meksiko meningkat pesat

mencapai 1.548 % dari 17.000 unit tahun 1993 menjadi 91.000 unit

tahun 1996 dengan nilai US $ 1,3 milyar28

Dari sisi penggunaan komponen otomotif, proteksi telah menyebabkan

terjadinya peningkatan penggunaan komponen yang berasal dari negara

anggota NAFTA sendiri. Meksiko menggunakan komponen otomotif asal

Amerika Serikat meningkat dari US $ 717,9 juta tahun 1993 menjadi US

$ 2,7 Milyar. Penggunaan komponen otomotif yang berasal dari Amerika

Serikat ke Kanada meningkat dari US $ 27,5 milyar tahun 1993 menjadi

US $ 34,4 milyar tahun 1996, meningkat 24,4 %. Impor Amerika Serikat


28
Michael Wallace Gordon & David Lopez, NAFTA Problem Oriented (St Paul 2000 ) hal 69

51
dari Kanada meningkat dari 37,1 % tahun 1993 menjadi 46,3 % tahun

1996 , meningkat 25 %.

b. Yang dianggap (Constituted) anggota NAFTA

NAFTA memberlakukan proteksi untuk tujuan menarik investor asing

yang di sebut dengan istilah “Administered protection to encouroge

foreign investment.” Strategi ini menuntun investor asing untuk masuk

ke dalam “Dinding Proteksi” (inside protection wall).

Mereka yang dianggap anggota NAFTA adalah investor yang berasal

dari luar NAFTA namun berinvestasi dan memiliki bisnis yang

substansial di NAFTA maka mereka akan dianggap sebagai anggota

NAFTA

“Businesses owned by anyone which are ”constituted or


organized” inside NAFTA benefit from agreement provided they
carry on substantial business activities in North America, this
Asian, European and Latin America (for example) can invest in
north America and benefit from NAFTA29

Ketentuan ini menjadi semacam “pintu masuk dinding proteksi” bagi

perusahaan-perusahaan asing untuk masuk dan menanamkan

investasinya di NAFTA. Bila di analisa, ketentuan ini hanya


29
Michaeel trebilock opcit hal 115

52
memberikan dua alternatif bagi perusahaan-perusahaan asing yang

mempunyai kepentingan terhadap akses pasar NAFTA,

a. Masuk berinvestasi di NAFTA, maka akan menjadi bagian yang

dilindungi, diberi berbagai fasilitas dan kemudahan.

b. Bila tidak masuk dan berinvestasi di NAFTA maka akan menjadi

investor yang sudah memanamkan modalnya di negara NAFTA

akan memperolah proteksi penuh dan akan dianggap sebagai

bagian NAFTA.

“The NAFTA provides some protection for investor from


non NAFTA countries who already have substantial
business activities in the territory of one of the NAFTA
countries.30

Perusahaan-perusahaan bisnis dan non bisnis yang di dirikan di ketiga

negara merupakan mereka yang dianggap berhak.

Apa bila investor asing memenuhi syarat sebagai “NAFTA Investor”

maka akan memperoleh perlakuan “Minimum standard of treatment”

yang di atur dalam Artikel 1105. investor di NAFTA di perlakukan sesuai

hukum international termasuk masalah “Fair and equitable treatment

and full protection and security” 31

30
Michel J. trebilloc and Robert Rowse The Regulation of International Trade (USA Routledge, 1999) hal 354
31
Ibid

53
Dengan dasar ini investor NAFTA akan memperoleh perlakuan “Most

Favoured Nation” dari negara anggota. Perlakuan itu meliputi hak untuk

mendirikan dan memperluas bisnis, hak control, management,

operasional, menjual investasi dan lain-lain

Artikel 1132 NAFTA menyebutkan :

“Investors from non NAFTA parties are to enjoy the full rights of
NAFTA countries if they choose to expand their activities in to
territory of another NAFTA party”.32

c. Negara yang memiliki Hubungan Bilateral dengan anggota NAFTA

Kata bilateral menunjukan hubungan parsial Amerika Serikat negara

anggota NAFTA lainnya dengan negara tertentu untuk dapat

mengakses pasar NAFTA.

Amerika Serikat mempelopori hal ini dengan menandatangani

perjanjian bilateral dengan beberapa negara untuk menjamin akses

pasar produk negara tersebut ke pasar Amerika Serikat

NAFTA dalam ketentuannya juga memberikan keuntungan kepada

negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bilateral setelah

perjanjian bilateral dengan Israel yang lebih bersifat politis, Amerika

Serikat juga menandatangani beberapa perjanjian bilateral dengan


32
Ralfh Folsom, Opcit Hal 86

54
negara-negara Karibia, Singapore dan Vietnam . Vietnam adalah

contoh yang menggambarkan pengaruh hubungan bilateral dengan AS

terhadap perkembangan perdagangan dan investasi Vietnam

2. Pihak Yang Dirugikan

Dalam masalah investasi, NAFTA menerapkan perbedaan perlakuan

mereka yang “di anggap berhak” (NAFTA Investor) memperoleh

keuntungan dari NAFTA dan terhadap mereka yang dianggap tidak berhak

memperoleh keuntungan itu (Non NAFTA Investor).

“They NAFTA countries did not want companies who contribution was
less significant to participate in free NAFTA trade since primarily benefit
of others nations 33

Beberapa ahli telah telah memprediksi pada saat awal berlakunya NAFTA,

akan adanya kerugian yang bakal dialami negara Negara Industri Baru

Asia, dan Asia Tenggara yang ekspor utamanya adalah NAFTA khususnya

Amerika Serikat.

33
34. Ralft folsom and David H Folson opcit hal 86

55
Profesor Grinia dari Michigan State University dan Mr. Phimer dari East

West Center United states mengatakan

“12 % of ASEAN trade with North America and Europe will be diverted
with the creation of NAFTA and single European market34

Prediksi beberapa ahli di atas pada umumnya menunjukan bahwa berlaku

nya NAFTA akan mempengaruhi negara-negara Asia Timur dan ASEAN

yang mengexport barang mereka ke Amerika Serikat, dan memandang

posisi Meksiko sebagai ancaman yang akan menggantikan posisi negara

negara tsb dalam mengakses pasar Amerika Serikat.

“The principal losers under NAFTA is newly industrial countries


(NIC) in Asia and ASEAN 35

Negara negara Asia Tenggara dan Negara Industri Baru Asia merupakan

negara yang export utama produk mereka bergeser dari produk pertanian

dan hasil alam ke produk manufaktur. Ini menunjukkan bahwa peran

industri manufaktur sangat besar dalam nilai export negara Negara

Industri Baru Asia dan Asia Tenggara

TABEL III-9
DATA NEGARA DAN JENIS
EKSPOR DAN IMPOR UTAMA

34
Tampugay R. Jurdiniano How NAFTA will impact Philipina, Jurnal Flagstaf institute (1994) hal 33
35
Ralph Folsom, opcit hal 237

56
Negara Ekspor utama Import utama
India Tekstil, Garmen Minyak, bh.kimia
China Makanan, Tekstil,elektronik Kimia, otomotive
Indonesia Minyak,Tekstil,garmen Kimia, otomotif
Meksiko Minyak Alat kantor
Korea Elektronik, mesin, Makanan ,minyak

garmen, otomotif
Singapore Mesin,peralatan Kimia

kantor, pakaian
Jepang Mesin , peralatan, Makanan,pakaian

elektonik otomotif
Philipina Pakaian, Tekstil, Mesin,otomotif

elektronik
Vietnam Pakaian, makanan Mesin,otomotif
Tabel diatas menunjukan Negara Industri Baru Asia dan Asia Tenggara

merupakan negara dengan ekspor utamanya adalah tekstil garmen,

elektronika dan otomotif,

Dan seberapa jauh peran ekspor manufaktur itu bagi total ekspor masing

masing negara dapat dilihat dari data berikut :

TABEL III-10

Data Prosentase Ekspor Produk Manufaktur Negara Asia Dibanding

Keseluruhan Ekspor

1985 1992
NEGARA INDUSTRI BARU ASIA
Hongkong 96 98
Korea Selatan 97 98

57
Singapore 96 94
Taiwan 97 98
ASIA TENGGARA
Indonesia 51 63
Malaysia 66 79
Philipina 86 89
Thailand 79 86

Terlihat bahwa negara-negara Asia Tenggara dan terutama

Negara Industri Baru Asia mengandalkan ekspor produk

manufaktur mereka sebagai bagian terbesar dari produk

ekspornya, Negara Industri Baru Asia mencapai 97 % dari ekspor,

sementara negara Asia Tenggara yang baru berkembang di sektor

industri ekspor produk manufaktur berkisar 85% dari total ekspor

kecuali Indonesia yang sedikit tertinggal karena sebelumnya

banyak mengandalkan produk ekspor hasil alam terutama minyak

dan gas bumi. Keseluruhan nlai ekspor Negara Industri Baru Asia

dan Asia Tenggara terhadap total ekspor dunia meningkat dari 1,5

% tahun 1950 menjadi 20 % tahun 199536

Tingginya prosentase ekspor produk manufaktur itu akan terkene

imbas berlakunya NAFTA, karena produk-produk ekspor negara

negara tersebut merupakan produk yang diproteksi NAFTA.


36
Kris Old’s, Peter Dickens, Philip, Henry Way Chung (ed) Globalisasi and the Asia Pacific (Routledge London
1999) hal 111

58
Akibat Hambatan dibidang otomotive yang mengharuskan leadga

lokal 62,25 % dan komponen harus di peroleh di negara–negara

NAFTA, menyebabkan penurunan nilai ekspor otomotife negara

Korea dan Jepang. ekspor negara Korea dan Jepang ke pasar

Amerika Serikattahun 1993 senilai US $ 24 Milyar dengan 50 %

komponen didatangkan dari Asia, menurun 3 % tahun 1996

menjadi US $ 13,7 milyar

Dibidang tekstil dan garmen, dengan adanya ketentuan rule of

origin NAFTA yang menetapkan skema yarn forward dan

Multifiber Forward, terjadi penurunan nilai ekspor Negara Industri

Baru Asia dan Asia Tenggara. Tahun 1993 nilai ekspor tekstil

Negara Industri Baru Asia/Asia Tenggara ke Amerika Serikat

senilai US $ 19,5 milyar turun menjadi 16.9 tahun 1996.

turun 13%

Begitu juga yang terjadi dalam bidang elektronik, perusahaan

perusahaan yang bisa memasuki pasar NAFTA, yang selama ini

di ekspor oleh perusahaan di negara Asia timur dan Asia

Tenggara berganti dengan pemasok dari negara anggota NAFTA.

59
3. Dampak NAFTA Terhadap Beberapa Negara

Contoh berikut adalah pengaruh NAFTA terhadap berbagai negara

a. Meksiko

Meksiko merupakan contoh negara yang memperoleh keuntungan

sebagai anggota NAFTA. Produk ekspor sebagian ditujukan ke pasar

Amerika Serikat, memiliki karakter sebagai tempat tujuan investasi sama

seperti apa yang menjadi unggulan negara-negara Asia Tenggara, yaitu

industri yang mengandalkan upah buruh murah dan tersedianya buruh

dalam jumlah banyak (labour intensive). Jenis industri itu adalah industri

tekstil, garmen, tas, sepatu, elektronik, mainan anak.

60
Negara negara Asia Tenggara merupakan lokasi investasi negara Negara

Industri Baru Asia dan Jepang pada dekade tahun 70-an yang merelokasi

industri berbasis upah buruh murah.

Menurut Lee Kwan Yeu , mantan Perdana Menteri Singapura mengatakan

“ketika NAFTA diratifikasi, maka akan terjadi relokasi investasi


dari Asia ke Meksiko , karena disamping membuat produk mereka
di Asia, banyak perusahaan Amerika Serikat sudah menanamkan
investasinya di Meksiko dengan menggunakan upah buruh murah
Meksiko, Perusahaan-perusahaan Korea, Taiwan, Jepang dan
Hongkong akan melakukan hal yang sama.

Asyari Darus, mantan direktur KBN pada tahun 1994 berpandangan yang

sama tentang kemungkinan kerugian Negara Industri Baru Asia dan Asia

Tenggara namun ia menekankan saat itu, semua tergantung berapa besar

NAFTA menetapkan tarif/proteksi atas barang – barang manufaktur dari

Negara Industri Baru Asia dan Asia Tenggara :

“Since ASEAN and Mexico compete in U. S market, especially in


synthetic fiber garment, and NAFTA will give Mexican exporter a
certain yarn competitive edge in the United States over the
exporter from the ASEAN countries. The degrees to which
Mexican yarn will be used depend on how protective the US
market is under multifiber agreement. ASEAN exporter of yarn
will be replaced by Mexican 37

37
Ibid hal.77)

61
TABEL III-8

PERTUMBUHAN EKONOMI ASEAN, NEGARA INDUSTRI

BARU ASIA DAN MEKSIKO (TAHUN TERPILIH)

Negara 1993 1994 1995 1996 2000 2001 2002

Indonesia 10.1 9.4 8.0 12.6 4.8 3.0 4.3


Malaysia 14.1 24.0 22.0 20 8.3 1.0 4.8
Philipina 9.0 19.5 18.5 18 4.0 2.5 3.5
Singapore 13.4 23.3 14.5 12 9.9 -0.2 4.0
Thailand 12.8 20.5 16.6 11.4 4.4 2.0 4.0
Korsel 8.4 15.7 12.8 11.4 8.8 2.5 4.5
Taiwan 6.7 9.4 8.1 7.1 6.0 -1.0 4.0
Meksiko 3.4 17.2 16.0 15.1 6.9 0.8 4.0
Data : (US Statistic and Business Bureu 2000)

Data diatas menunjukkan bahwa secara umum terjadi penurunan

pertumbuhan ekonomi dari negara negara Asia Tenggara dan Negara

Industri Baru Asia dan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekspor Meksiko setelah tahun 1994,

62
saat ditandatanganinya NAFTA. Namun seiring dengan melemahnya

pasar dunia tahun 2001/2002 hampir semua negara mengalami

pelambatan pertumbuhan.

b. Vietnam

Vietnam meruapak contoh negara yang memperoleh manfaat dari NAFTA

melalui perjanjian bilateral yang ditandatangani dengan negara anggota

NAFTA.

Peran penanaman modal asing (PMA) di Vietnam sangat penting untuk

mengangkat perekonomian negara. Sejak tahun 1987 ada 3.770

perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Vietnam, dengan total

investasi sebesar US $ 41 milyar. Umumnya Industri itu adalah industri

manufaktur yang mengandalkan tenaga kerja upah murah, dan semangat

kerja bangsa Vietnam yang terkenal tinggi dan ulet. Saat ini ada sekitar 60

negara yang menanamkan investasi di Vietnam. 64% adalah perusahaan

yang berasal dari Asia, 21% perusahaan Eropah, Amerika Utara dan

Karibia 13 %. Negara-negara industri Asia ,Korea, Jepang, Taiwan,

Hongkong, dan Singapura menguasai 59% PMA dengan total investasi

US$ 22 milyar.

63
GRAFIK PERTUMBUHAN INVESTASI DI VIETNAM

(Data dari Vietnam General statistik office)

9000
8000
7000
6000
5000 PMA
4000
3000
2000
1000
0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Pengaruh berlakunya NAFTA terasa pada saat terjadinya penurunan alur

PMA ke Vietnam sejak tahun 1996 s/d tahun 2000 namun sejak tanggal

13 juli tahun 2000, Vietnam menandatangani perjanjian bilateral dengan

Amerika Serikat38 yang menurunkan tarif barang dari Vietnam ke Amerika

hingga 3%, menyebabkan posisi Vietnam berubah dari pihak yang di luar

NAFTA menjadi pemain yang memiliki akses pasar ke Amerika Serikat

dan dapat mengambil keuntungan NAFTA.

c. Thailand

38
Vietnam a Destination for FDI 2001, Ministry of plan and Investment Vietnam

64
Thailand merupakan contoh negara yang mengalami kerugian akibat

berlakunya NAFTA, Tahun 2000 ekspor product manufaktur Thailand

tercatat sebesar US$ 69.270. juta Pada periode Januari - Juli 2001,

ekspor Thailand tercatat US$ 38.376.juta sedangkan impornya US$

38.129 juta, dibandingkan periode yang sama tahun 2000 ekspor

meningkat 21,85% dan import meningkat 25,45%.

Negara tujuan ekspor utama, AS (turun 0,47%) , Jepang (naik 7,69%)

Singapore (turun 2,58%) Hongkong (naik 0,81%) Malaysia (naik 11,08%),

China (naik 11,26%) Inggris (naik 12,84%) negara tujuan ekspor yang

tumbuh mencapai 30-40% adalah sejumlah negara Eropah, Asia

Tenggara, Timur tengah dan Amerika Latin.

Ekspor Thailand ke tujuan Amerika serikat di dominasi produk pertanian,

elektronik, dan Garmen, penurunan ekspor Thailand ke tujuan Amerika

Serikat merupakan dampak berlakunya NAFTA, yang menyebabkan

perusahaan industri melakukan relokasi perusahaan keluar dari Thailand,

terutama ke Vietnam yang upah buruhnya lebih murah dan memiliki akses

pasar ke Amerika Serikat.

65
“Thailand may be in process of loosing it’s comparative advantages
in labor intensive manufacture exsport39

Dari sisi investasi tabel berikut menunjukkan arus investasi di Thailand

(dalam US $ juta)

Grafik III-2

Pertumbuhan Investasi Asing di Thailand

6000

5000

4000
PMA
3000

2000

1000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000

Dari data di atas, terlihat terjadi penurunan investasi di Thailand setelah

tahun 1998, saat Thailand mengalami krisis ekonomi, sebagaimana yang

dialami negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia

39
Gerald Tan, ASEAN Economic Development and Cooperation (Times Academy Press 1996) hal 194

66
d. Indonesia

Indonesia merupakan contoh lain negara mengalami kerugian akibat

berlakunya ketentuan NAFTA, Indonesia dalam upaya meningkatkan

perekonomian, berusaha untuk meningkatkan ekspor non migas. Bidang

usaha yang marak di Indonesia adalah bidang usaha yang mengandalkan

tenaga kerja murah. Bidang industri andalan adalah garmen, tekstil,

elektronik, alas kaki dan boneka. Industri tekstil indonesia mengalami

kesulitan untuk mendapatkan order dari pembeli, ada sekitar 124

perusahaan tekstil yang berpotensi putus, 40 di sekitar Jakarta dan 84 di

Jawa Tengah.40 Nilai ekspor tekstil tujuan Amerika Serikat tahun 2002

senilai US $ 2,26 milyar, turun 13,2 % dibanding tahun 2001 41. Dan nilai

ekspor tekstil tujuan Kanada US $ 9.741 juta. Produk Indonesia untuk

menembus pasar Amerika Serikat, mendorong terjadinya penurunan nilai

investasi dan nilai ekspor Indonesia.

40
Tinjauan perdagangan 2001, Trade Management and Development Institute, no 23 hal 1
41
Bisnis Indonesia, Industri tekstil kesulitan menjual produk, selasa 25 Juni 2002 hal 6

67
Grafik III-2
Trend nilai Investasi asing dan Nilai Ekspor
Indonesia

15000

10000
US $ Juta

5000 investasi
ekspor
0
96

97

98

99

00

01
-5000
19

19

19

19

20

20
-10000
TAHUN

Dari grafik di atas terlihat jelas penurunan arus investasi

semenjak tahun 1996, bahkan trend investasi menjadi negatif

setelah tahun 1997, tahun 1998 pertumbuhan negatif 356,

tahun 1999 - 2.475 dan tahun 2000 - 4.550

C. Pengaruh NAFTA Terhadap Perubahan Lokasi Industri

Sebagai blok perdagangan yang protektif, NAFTA menyebabkan terjadinya

perubahan lokasi industri. Proteksi memang cenderung untuk membuat terjadinya

perubahan lokasi industri. Amerika Serikat pada tahun 1970-an, memproteksi

68
produk otomotif Jepang, mobil sedang berukuran besar dilarang untuk

memasuki pasar Amerika Serikat, akibatnya Jepang justru mengembangkan

mobil mobil kecil, dan merelokasi pabriknya ke kawasan Asia Tenggara. Adanya

proteksi Amerika Serikat terhadap produk ekspor tekstil negara lain, dengan

memberikan kelonggaran kepada negara berkembang untuk memasuki pasar

Amerika Serikat melalui skema Sertifikat Asal Barang, telah menyebabkan

perusahaan-perusahaan yang berasal dari negara-negara yang tidak lagi

tergolong negara berkembang seperti Korea, Taiwan dan Hongkong,

mengalihkan investasinya ke negara berkembang seperti Indonesia dan Thailand

dengan tujuan untuk dapat memasuki pasar Amerika Serikat.

Adanya proteksi yang diberlakukan NAFTA, menyebabkan terjadinya

perpindahan lokasi industri, banyak perusahaan mulai memindahkan pabrik

mereka ke negara anggota NAFTA, industri yang berbasis teknologi tinggi akan

memilih Amerika Serikat dan Kanada, sementara Industri yang berbasis tenaga

kerja murah akan memilih Meksiko. Sebagai contoh : Hitachi ltd memindahkan

produksi television chasis mereka dari pabrik di Malaysia ke Meksiko alasan nya

karena adanya ketentuan NAFTA yang mengharuskan produk television chasis


42
harus origin NAFTA .Toyota merelokasi pabrik mereka untuk produk corolla ke

42
Ralph H Folsom, David Folsom Understanding NAFTA and Its Bussiness Implication, (Time mirror, 1996)
hal 236

69
Toronto Kanada, dalam upaya mereka untuk tetap dapat memasarkan produk

mereka ke NAFTA, karena ketentuan kandungan lokal NAFTA untuk produk

otomotif harus 62,5% .

Ketentuan NAFTA telah menyebabkan terjadinya pelarian investasi dari Asia

Tenggara dan Negara Industri Baru Asia, contoh PT. Karwel dari Indonesia, yang

memeperkerjakan 18.000 orang dalam industri tekstil, pindah ke ke Elsavador,

yang memiliki akses ke Amerika Serikat. Total nilai investasi yang keluar dari

Negara Industri Baru Asia dan Asia Tenggara senilai US $ 28,9 milyar/ tahun

sejak 1998

70
BAB IV

ANALISA IMPLIKASI KETENTUAN NAFTA TERHADAP KBN

A. Pengertian Export Processing Zone (Kawasan Berikat )

Export Processing Zone (EPZ) atau Bonded zone disebut juga sebagai Free

Trade zone (Amerika Serikat) Economic Processing Zone (Korea) Special

Economic Zone (China) Free Zone (Mesir), dalam bahasa indonesia disebut

sebagai Kawasan Berikat dan lain-lain. Istilah yang menunjuk kepada suatu

area khusus yang mana barang-barang import yang masuk ke area tersebut

tidak dianggap sebagai import, tidak dikenakan bea, sampai barang tersebut

diekspor kembali, atau di masukkan kedalam negara tempat itu berada dengan

membayar sejumlah bea sebagaimana barang impor lainnya.43

“While imported remain in the zones, they are not subject to tariff rules.
The imported goods are subject to tariff rules when they leave the
zones to the host country, if they exported from the zone to other
country, they will never be subjected to tariff rules”.44

Export processing zone merupakan sarana perdagangan international dan

investasi. Ide awalnya, kawasan berikat merupakan pengecualian dari sistem

kepabeanan. Setiap barang yang akan masuk kesuatu negara harus melewati
43
Robert Haywort, Economic Processing Zones, Bring the Global Market within Reach Of Developing
Countries, Jurnal Flgstaff Institut Vol XXIV, No. 1 April 2001 hal 1
44
Rajh Bhala, Patricia, opcit hal 358

71
sistem kepabeanan yang mengharuskan dibayarnya nilai bea cukai atas barang

tersebut, yang besar dan jenis bea yang dikenakan berbeda beda pada masing-

masing negara. Sedangkan Kawasan berikat merupakan pengecualian dari

ketentuan pabean diatas.

Sebagai Kawasan Produksi untuk tujuan ekspor, barang-barang yang masuk ke

area export processing zone merupakan bahan baku, yang kemudian diolah

dengan proses tertentu, yang merubah wujud dan nilai barang, dengan

mencampur/mengunakan komponen dari negara lain, kemudian diekspor

kembali. Barang-barang lain yang dapat dimasukkan ke EPZ dengan fasilitas

pebebasan bea adalah barang-barang yang dimasukkan untuk tujuan pameran,

pelabelan atau pensortiran. Menurut Raj Bhala :

“Any foreign or domestic merchandise can be brought in to bonded


Foreign Trade Zone for the purpose of storage, sale Exhibition,
repackaging, distribution, cleaning, grading, mixing with foreign
merchandise”45

Metode kepabeanan yang umum dipakai negara-negara yang memiliki export

processing zone adalah melakukan post audit pada akhir tahun terhadap barang

barang yang masuk ke areal tersebut. Dan akan mengenakan denda sejumlah

bea terhadap barang barang yang tidak terdeteksi penggunaannya, tidak

45
Ibid hal 111

72
diekspor atau tidak dimusnahkan dalam pengawasan kepabeanan. Kepabeanan

tidak melakukan pemeriksaan phisik pada saat barang masuk.

Post audit ini biasanya dilakukan oleh pejabat dari Bea dan Cukai, atau pada

negara tertentu, hak untuk melaksanakan tugas-tugas kepabeanan ini

dilimpahkan dari instansi Bea dan Cukai kepada pengelola export processing

zone .

Untuk menunjukkan bahwa area export processing zone merupakan area yang

khusus, maka lokasi keberadaannya harus memiliki batas-batas tertentu seperti

suatu pulau, seperti Maurutius, Singapore atau Batam dan Bintan, Untuk KBN,

lokasi dikelilingi pagar pengaman dua lapis yang cukup tinggi (Double Fence)

dengan hanya satu gerbang masuk untuk keluar masuk barang. Penjagaan yang

dilakukan dalam areal ini juga bersifat khusus.

B. Manfaat Export Processing Zone

Keuntungan negara yang memiliki area kawasan berikat ini adalah untuk

memacu investasi, memacu perekonomian, penyerapan tenaga kerja, untuk

tujuan transfer teknologi, dan menjadi semacam “Oase” liberalisasi perdagangan

73
bagi negara-negara berkembang. dalam suratnya yang ditujukan kepada

anggota World Export Processing Zone (WEPZA) tanggal 18 Mei 2002, Richard

Bolin, direktur WEPZA menyebutkan export processing zone sebagai

“Zone incubator to create employment and add new skills in poor


countries to connect them to global market.”46

Export processing zone merupakan area khusus dimana negara-negara

berkembang dapat menciptakan lapangan kerja, mempelajari teknologi baru

yang sebelumnya tidak mereka kenal dan hal yang paling penting untuk

menghubungkan mereka dengan pasar global.

Export processing zone merupakan alat bagi negara berkembang untuk menuju

pasar global, karena di dalamnya negara-negara berkembang akan memberikan

ketentuan dan perlakuan khusus yang sesuai dengan standard internasional,

seperti masalah kepastian hukum, masalah kontrak, administrasi yang tidak

birokratis, pembatasan campur tangan intansi pemerintah dan masalah

keamanan yang harus terjaga. Negara negara dunia berkembang yang

pemerintahannya cenderung birokratis dan korup, belajar banyak dari

pengelolaan export processing zone untuk kemajuan perekonomian mereka.

46
Richard L Bolin, pers release Moday, may 20,2002 .

74
Disamping itu manfaat export processing zone adalah untuk menampung

menampung modal asing, untuk itu export processing zone harus memenuhi

standard internasional dari sisi peraturan dan fasilitas sebagai daya tarik

investasi asing menurut Eduardo Arango Pirenes,

“As Consequences of Intra firm, the asset, the operation and the
personnel of the international companies have diversified. And it is
here that industrial park and export processing Zone provide an
ideal situation for production sharing where large companies can
through comparative advantages, locate and reach their objectives of
achieving competitive prices and excellent product quality in labor
incentive product47

Menurut pendapat di atas, keberadaan export processing zone merupakan

tempat ideal bagi perusahaan multinasional

Eduardo Arrango Pirennes48 memerinci keuntungan adanya kawasan berikat ini

dengan :

a. Foster export directed toward Industrial development


b. Entail foreign capital and the most advanced technology
c. Active all markets
d. Improve productivity
e. Provide new opportunity for employment
f. Achieve new levels of technical skills and management
g. Develop the national economy through the demonstration effect
h. Reach regional objectives
47
Eduado Arrango Pirenes, Op.cit hal 7
48
lokcit

75
i. provide opportunity to apply special conditions including new ideas and
initiatives

Bagi Investor, disamping pembebasan bea masuk atas barang modal yang

digunakan, keuntungan lain yang diberikan kepada investor adalah kebebasan

sub kontrak ke luar area, penyederhanaan birokrasi dengan, perijinan-perijinan

yang biasanya di terbitkan oleh banyak departemen, diterbitkan dalam satu

badan saja. Untuk itu dibentuk semacam institusi yang khusus untuk

menanganinya.

Investor yang memiliki usaha penyimpanan (storage) barang, dengan tujuan

untuk dipakai di daerah pabean dalam negeri lainnya didalam negara tempat

kawasan berikat itu berada maka Investor akan memperoleh keuntungan

dengan hanya membayar bea sejumlah bagian barang yang dikeluarkan,

sehingga tidak perlu membayar bea keseluruhan barang secara sekaligus.

Keuntungan lainnya bagi invesor adalah adanya kemudahan untuk menjual

sebagain hasil produksi ke dalam negeri dalam prosentase tertentu. Artinya

walaupun tujuan export processing zone adalah ekspor barang keluar negeri,

namun investor tetap diberi kemudahan untuk menjual kedalam negeri produk

mereka, misalnya 25 % atau 50 % hasil produksi dapat di jual kedalam negeri

76
Perkembangan Kawasan berikat di dunia cukup pesat, dan di kenal hampir di

seluruh dunia. Berdasarkan data dari The Starnberg University of West

Germany, tahun 1989. Terdapat 178 export prosesing zone, 25 di Afrika, 95 di

Asia dan fasifik, 58 di Amerika Latin dan Karabia. Tahun 1995 terdapat 500

ekspor procesing zone yang terbesar di 73 negara di seluruh dunia

4. Kawasan Berikat Nusantara (KBN)

PT (Persero) KBN merupakan sebuah Badan usaha Milik negara yang didirikan

dengan mengemban dua misi dari pemerintah, sebagai institusi pencari laba dan

sebagai agen pembangunan yang mengemban misi untuk menopang

perekonomian pemerintah dengan menyelenggarakan suatu kawasan industri

yang berstatus berikat di Indonesia (Kawasan Berikat Nusatara) . Definisi

Kawasan Industri berikat ini terdapat pada Pasal 1 PP No. 22 tahun 1986

tentang Kawasan Berikat

“Suatu kawasan dengan batas-batas tertentu di wilayah pabean Indonesia,


yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khsus dibidang pabean atau dari
dalam daerah pabean indonesia lainnya tanpa terlebh dahulu dikenakan
pungutan negara lainnya sampai barang tersebut dikeluarkannya kawasan
berikat”

77
Barang yang masuk ke area kawasan berikat biasanya merupakan bahan baku,

yang kemudian diolah dengan proses tertentu yang merubah wujud dan nilai

barang dan kemudian barang diekspor kembali, atau untuk tujuan pameran,

pelabelan atau pensortiran.

Secara umum kegiatan itu dapat dibagi menjadi dua :

1. Penyimpanan barang (warehousing) adalah kegiatan penyimpanan yang

didalamnya diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pengepakan (packing)

dan pemberian lebel (labeling).

2. Pengolahan (processing), kegiatan yang ditunjukan untuk mengubah nilai dan

bentuk barang sehingga mempunyai nilai tambah

Untuk memberikan kemudahan kepada investor yang berusaha di KBN ini,

sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah DKI Jakarta melalui

Peruran Daerah nomor : 800 tahun 2002, melimpahkan wewenang perizinan

melalui sistem satu atap “one stop Service” kepada PT (Persero) KBN

wewenang untuk menerbitkan setiap perijinan yang diperlukan untuk investasi

kepada KBN,

78
izin itu meliputi :

1. Izin Penanaman Modal Asing

2. Izin Penanaman Modal Dalam Negeri

3. Daftar induk barang modal/bahan baku & bahan penolongnya

4. Izin Usaha Industri

5. Angka Pengenal Importir Terbatas

6. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

7. Izin Kerja Tenaga Kerja Asing

8. Izin Surat Keterangan Asal Barang (Certificate of origin)

9. Izin Mendirikan Bangunan (dalam proses pelimpahan).

Kemudahan lain yang diberikan pemerintah, disamping pembebasan Bea Masuk,

Bea masuk tambahan dan pembebasan pungutan negara lainnya, Investor yang

berusaha di KBN diberikan kemudahan untuk menjual kedalam negeri 50 % dari

hasil produksi mereka.

Wilayah usaha ditetapkan di Cakung lewat Keputusan Presiden nomor 16 tahun

1986 tentang Penunjukan dan Penetapan Wilayah Usaha Perusahaan Perseroan

di bidang Pengusahaan Kawasan Berikat teletak di :

79
1. Cakung, seluas 1.735.000 M2 berlokasi di Jl. Raya Cakung- Cilincing

Jakarta Utara.

2. Tanjung Priok, Seluas 80.000 M2 di dalam pelabuhan Tanjung Priok

3. Marunda seluas 410.000 M2.

Bisnis utama KBN adalah penyewaan Standard Factory Building (SFB) kepada

investor, ditopang bisnis lain berupa Jasa Forwarding dan Jasa Warehousing

(Pergudangan).

Pada saat ini terdapat 147 perusahaan yang beroperasi di KBN, terdiri dari

perusahaan asing dan perusahaan PMDN. Untuk menganalisa dampak

ketentuan NAFTA terhadap KBN, penulis memulainya dengan uraian tentang

karakteristik investasi/investor dan industri di KBN.

1. Karakteristik Investasi

KBN menjadi daya tarik investor, terutama investor asing untuk menanamkan

modal di Indonesia. Pada tahun 1980-an, terjadi booming investasi di

Indonesia, perusahaan-perusahaan Jepang dan Negara Industri Baru Asia

mengalihkan investasi industri padat karya ke Indonesia, untuk itu

80
pemerintah mendirikan PT (Persero) KBN untuk menampung Investor asing

ini.

Kondisi keamanan yang stabil, upah buruh murah dan melimpah, serta

insentif yang diberikan pemerintah terhadap pengusaha yang berusaha di

Kawasan Berikat, membuat KBN menjadi primadona tujuan investasi di

Indonesia.

TABEL IV -1

DATA INVESTOR KBN DAN ASAL NEGARA

No Asal Negara Jumlah Keterangan


1 Indonesia 51 PMDN
2 Korea 44 PMA
3 Taiwan 22 PMA
4 Hongkong 13 PMA
5 Jepang 1 PMA
6 Singapore 9 PMA
7 Malaysia 2 PMA
8 Itali 2 PMA
9 China 1 PMA
10 India 2 PMA
Total 147
Data dari KBN (diolah)

Dari data tabel di atas terlihat bahwa investor asing merupakan investor

yang dominan di KBN. Data di atas menunjukkan besarnya peran investasi

asing dalam menghidupkan kegiatan industri di KBN. 65 % dari keseluruhan

81
investor merupakan invesor asing. Investor dalam negeripun umumnya

merupakan Joint Venture dengan investor asing (35 % dari PMDN), yang

didirikan untuk mengantisipasi ketentuan terdahulu yang melarang

kepemilikan 100 % asing atas Perseroan Terbatas. Data tahun 2001 nilai

investasi PMA menunjukkan angka US $ 176.413.000, sedangkan nilai

PMDN sebesar Rp 212.515.000.000.49

Berdasarkan jenis investasi, komposisi investor asing tersebut adalah

sebagai berikut (Tabel 14):

TABEL IV -2

DATA JENIS PERUSAHAAN DI KBN, STATUS DAN

NILAI EKSPOR TAHUN 2001

Jenis Jumlah Nilai Ekspor


PMA PMDN
No Perusahaan (US $) % Keterangan
1. Garmen 55 37 54.828.542 62,5
2. Pendukung 5,4 Washing,
Garmen 3 5 2.667.16 Pencelupan,
3. Tas, Sepatu &
Bordinr dsb
sarung tangan 6 2.780.451 4
4. Elektronika 10 5.191.99 6,8
5. Lain-lain 31 176.307.755 21
6. JUMLAH 105 42 75.766.008 100

49
Laporan Operasioanl KBN Tahun 2001, Biro hukum Humas KBN

82
Dari data di atas terlihat bahwa investor dominan di KBN adalah investor

asing yang bergerak dalam industri tekstil dan garmen (62%).

Data pada tabel I juga menunjukkan bahwa bidang investor di dominasi

bidang usaha industri manufaktur garmen (62,5%), industri pendukung

garmen (5,4%), tas dan sepatu (4%), serta industri elektronik (6,8%) Industri

ini tergolong dalam industri Foot Lose keadaan ini.

Industri foot lose yang mengadalkan tenaga kerja buruh dengan barang

modal yang digunakan tidak bernilai besar, bukan merupakan barang modal

yang berupa mesin-mesin besar dan berteknologi tinggi. Mesin-mesin yang

digunakan adalah mesin-mesin yang berfungsi untuk membantu tenaga kerja

manusia mesin-mesin seperti mesin jahit dalam industri Garmen, tas dam

sepatu tergolong dalam jenis industri ini. Mesin-mesin ini gampang untuk di

pindahkan/dialih tangankan.

Keadaan investasi di KBN yang di dominasi industri foot lose menyebabkan

para investor akan gampang untuk mengambil tindakan untuk mengalihkan

investasi mereka ke negara NAFTA atau negara lain yang memiliki hubungan

dengan NAFTA

83
2. Karakteristik Ekspor

Perusahaan pengolahan di KBN di dominasi oleh perusahaan garmen,

elektronik dan alas kaki. Nilai ekspor garmen tahun 2001 senilai 54.828.542

((62%), elektronik senilai 5.191.660 (6,8%0 dan alas kaki senilai 2780.451 (4

%) . adapun tujuan ekspor dari KBN adalah sebagai berikut. :

Data tabel 15 berikut ini menjelaskan tujuan ekspor perusahaan yang

beroperasi di KBN.

TABEL IV-3
DATA EKSPOR BERDASARKAN NEGARA TUJUAN

Nilai
No. Negara Tujuan % Keterangan
Ekspor(US $)

1 Amerika Serikat 201.472.547 27,9

Kanada 12.069.886 1,06


2
Meksiko 843.000 0,1
3
4 Belanda 11.948.585 1,62

5 Inggris 9.584.334 1,3

6 Singapore 9,675.494 1,6

7 Italy 2,269,000 0,30

84
8 Jepang 6,244,000 0,84
9 Lain-lain 474,988,470 64,5

10 JUMLAH 735,766,008 100

Dari data di atas, terlihat bahwa tujuan utama ekspor barang produksi dari

KBN adalah Amerika Serikat (27,9%) baru sisanya di bagi di negara-negara

tujuan ekspor di seluruh dunia. Jenis ekspor ini akan terpengaruh oleh

kebijakan NAFTA yang memberlakukan ketentuan hambatan perdagangan

Yarn forward dan Multifiber forward, untuk bidang tekstil dan produk tekstil,

garmen, tas dan sepatu. Ketentuan proteksi ini NAFTA akan menghalangi

ekspor barang-barang yang merupakan ekspor utama dari KBN.

Amerika Serikat merupakan pasar potensial untuk meyerap hasil produksi

barang dari seluruh dunia. Dengan adanya hambatan perdagangan yang di

berlakukan NAFTA, maka potensi kerugian bagi investor, investor akan

kehilangan akses pasar ke Amerika Serikat, pembeli akan mengalihkan order

kenegara lain dan mereka akan kesulitan membuka pasar baru.

3. Karakteristik status Properti

85
Investasi para investor masih berkaitan dengan masalah properti di KBN turut

menentukan nilai investor di KBN. PT (Persero) KBN mengikat investor yang

berinvestasi dengan perjanjian sewa menyewa lahan dan bangunan. Investor

di ikat dalam perjanjian yang berjangka waktu 15 tahun dan investor dapat

memutus perjanjian dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada PT.

(Persero) KBN dengan investor yang hanya menyewa bangunan, investor

akan merasa tidak punya beban terhadap investor di bidang propertinya,

mereka bisa setiap saat meninggalkan propertinya.

C. Analisa Pengaruh NAFTA Terhadap KBN

Kombinasi karakteristik investasi dan perdagangan KBN dan ketentuan NAFTA

akan menghasilkan keadaan dimana investor KBN yang sebagian besar

merupakan investor asing di bidang industri Foot loose, dengan negara tujuan

ekspor utama adalah NAFTA, dihadapkan adanya hambatan perdagangan di

NAFTA dan tawaran berusaha yang menarik di NAFTA menyebabkan mereka

meninggalkan KBN dan beralih ke NAFTA atau ke negara lain yang mempunyai

hubungan bilateral dengan salah satu negara NAFTA, seperti Israel, Vietnam

atau Singapore.

86
Salah satu negara NAFTA adalah Meksiko yang memiliki beberapa keunggulan

komparatif dibanding Indonesia. Daya tarik investasi itu berupa tersedianya

buruh dengan upah murah dan peraturan perlindungan perburuhan yang tidak

seketat dinegara-negara maju. Meksiko memiliki beberapa keunggulan lain,

seperti keamanan, kestabilan politik, kepastian hukum dan birokrasi dengan

bergabung kedalam NAFTA, kemudahan akses ke Amerika Serikat dan

Kanada. Bebas hambatan perdagangan dan jarak transportasi yang dekat

dengan pasar, dengan faktor keunggulan itu, negara Meksiko menjadi tujuan

untuk penanaman investasi industri yang berbasis upah buruh murah, seperti

garmen dan elektronik.

Investor di KBN umumnya merupakan perusahaan penanaman modal asing

yang tidak memiliki ikatan kultural/ikatan emosional dengan Indonesia, sebagai

perusahaan produksi yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-

besarnya, mereka akan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Investor

berupaya untuk membuka peluang pasar yang lebih besar. Keunggulan dan

kelebihan berinvestasi di NAFTA (Meksiko) dan negara yang memiliki hubungan

bilateral dengan negara anggota NAFTA (Vietnam) menyebabkan mereka

merelokasi pabriknya di NAFTA.

87
Akibat bagi KBN, terjadi penurunan nilai investasi dan nilai ekspor (Grafik IV-

1)yang cukup signifikan di KBN. Dengan alasan relokasi banyak perusahaan

memutuskan kontrak dan mengurangi. Disisi lain KBN mengalami kesulitan

untuk mendatangkan investor baru. Alasan relokasi ini terutama di sebabkan

kesulitan akses pasar, sepi order bagi perusahaan manufaktur tekstil. Alasan

harga sewa properti dan masalah keamanan tidak mendapat porsi yang besar,

keamanan terjamin karena investor berusaha di areal yang terjaga dengan baik

dari sisi keamanan. Dari sisi harga sewa, harga sewa di KBN US $ 2 s/d 3

dinilai masih kompetitif .

Data berikut menunjukkan hasil survey terhadap para investor

TABEL IV-4

JAWABAN PERTANYAAN ALASAN KEPINDAHAN INVESTOR

N=40
No Alasan Jawaban
Ya Tidak

1 Kesulitan Pemasaran/ 30 10
kesulitan order

2. Keamanan 3 37

3 Pelayanan PT KBN - 40

4. Sewa Property 3 37
(tarif, Service Charge

88
4 Buruh 4 36
(Pemogokan, upah)

Dari jawaban di atas, 75 5 responden menyatakan bahwa alasan kesulitan

mendapatkan order, kesulitan pemasaran merupakan alasan utama

kepindahan mereka.

Sebagaimana diketahui, Investor mengerjakan barang berdasarkan

pesanan pembeli, pembeli memesan barang dengan jenis dan kualitas

yang telah ditentukan. Pembeli yang memasukkan barang ke NAFTA, saat

mengalami hambatan untuk memasukkan barang yang berasal dari KBN,

akan mengalihkan order ke negara lain. Hal inilah yang menjadi alasan

utama kepindahan perusahaan-perusahaan asing tersebut, tidak ada order.

Kepindahan perusahaan yang terjadi, dapat dilihat dari banyaknya

perusahaan yang memutuskan kontrak sewa lahan dan bangunan, begtu

juga yang mengembalikan sebagian sewa lahan dan bangunan

89
TABEL IV -5

PERUSAHAAN YANG PUTUS KONTRAK DAN MENGUNDURKAN DIRI

TAHUN 2001/2002

Jumlah Luas Tarif Perkiraan


Perusahaan M2 (US $/bl) kerugian Jenis
(s/d Des.
PMA PMDN 2002 dalam
US $)

Putus Kontrak
Tahun 2001
7 - 15.892 2 s/d 3 45.315 -Garmen
Pengembalian
lahan 30 .
Tahun 2001 3 - 5.826 2 s/d 3 33.649
Putus kontrak - Elektronik
Tahun 2002
18 - 21.849 2 s/d 3 783.520 3
Pengurangan
luas lahan - Boneka 1
2002 8 - 8.401 2 s/d 3 20.620
- Tas 2
Total
36 - 8.401 20.620

90
Sampai dengan April 2002 jumlah luas bangunan yang tersedia adalah 79.002

m2. Terdiri dari gedung bekas investor yang mengundurkan diri, putus kontrak

dan pengurangan luas lahan seluas 30.250 m2 dari luas bangunan yang

tersedia seluas 48.751 m2. Disamping itu terdapat data potensi investor putus

kontrak sebanyak 13 investor dengan luas 47.158 m2

TABEL IV-6

POTENSI KERUGIAN PT KBN

Nilai kerugian
URAIAN Luas (M2) Nilai kerugian
S/d April S/d Des 2002
2002 (US $)
(US $)
Investor Putus
Kontrak dan 30.250 182.478
Pengurangan 804.340

Luas bangunan 48.751 133.085


yang belum 1.064.682
terpasarkan

Jumlah 79.022 315.564


1.869.022

Potensi putus 47.158 -


kontrak 378.295

Total 126.160 315.564 2.247.317

91
Grafik IV-1
Pertumbuhan Ekspor dan
investasi KBN (ribu US $)

1400

1200

1000

800 Ekspor
Investasi
600

400

200

0
1998 1999 2000 2001

Bila dihitung nilai dari data tersebut dengan asumsi tidak ada perubahan hingga

akhir tahun maka total kehilangan penghasilan s/d Desember 2002 sebesar US

$ 2.247.317. Bila dihitung dalam Rupiah (dengan kurs Rp 9000 = US$ 1),

sampai dengan bulan Desember 2002 maka total kerugian/kehilangan

92
pendapatan PT (P) KBN tahun s/d 2002 sebesar 20,200.000.000 (dua puluh

milyar dua ratus juta rupiah).

Akibat lanjut dari penurunan kinerja ekspor dan investasi di KBN adalah

terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya kecendrungan penurunan

Investasi , terjadi pemutusan hubungan kerja.

Dengan asumsi sampai dengan akhir tahun 2002 sebanyak 26 perusahaan

mengundurkan diri, maka akan terjadi penurunan jumlah tenaga kerja

sebanyak 30.500 orang

120000

100000

80000
tenaga kerja
60000

40000

20000

0
1998 1999 2000 2001 2002

93
Tahun 1998 s/d tahun 2001, jumlah tenaga kerja mengalami

kecendrungan meningkat. Namun perkiraan akhir tahun 2002, jumlah

tenaga kerja itu menurun dari 110.000 orang menjadi 79.000 orang

94
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. NAFTA merupakan blok perdagangan yang protektif dan diskriminatif,

yang memberlakukan hambatan perdagangan bagi pihak diluar NAFTA.

2. Berlakunya NAFTA menyebabkan terjadinya perunbahan struktur

perdagangan dunia dan perubahan lokasi industri. Ketentuan NAFTA

menyebabkan terjadinya pemisahan pihak yang dapat berperan serta

mengambil manfaat NAFTA dan mereka yang ditinggalkan. Negar

anggota NAFTA, Perusahaan yang memiliki bisnis substansial di

NAFTA dan negara yang memiliki hubunan bilateral dengan salah sat

negara NAFTA merupakan mereka yang memperoleh manfaat.

Sedangkan negara atau perorangan diluar ketiga golongan itu akan

ditinggal dan diperlakukan secara diskriminatif.

3. Bagi KBN, Pengaruh NAFTA membuat investor mengalihkan

investasinya keluar KBN, menyebabkan terjadinya penurunan nilai

ekspor dan pendapatan serta terjadi penurunan penyerapan tenaga

kerja.

95
B. SARAN

1. Agar Pemerintah Indonesia dan Management KBN Aktif melobi pemerintah

Amerika Serikat dan Singapore untuk menyertakan PT (Persero) KBN

bersama sama kawasan berikat Batam dan Bintan dalam kerjasama

perdagangan bebas Singapore – Amerika Serikat.

2. Menyarankan PT (Persero) KBN melakukan diversifikasi usaha dan

meningkatkan kinerja unit usaha lain seperti pergudangan dan forwarding.

96

You might also like