You are on page 1of 7

ufiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata.

Dalam bahasa
Indonesia, "-nya", sebagai contoh adalah sebuah sufiks.

Daftar Isi:
1. Daftar akhiran dalam bahasa Indonesia
2. Daftar akhiran dalam bahasa asing
3. Lihat pula

1. Daftar akhiran dalam bahasa Indonesia

 -an
 -i
 -kan
 -ku, -mu, -nya
 -nda

2. Daftar akhiran dalam bahasa asing

 -a/-i
 -at, -in
 -gara, -gari
 -is, -{is)asi
 -isme
 -log, -logi
 -man, -wan, -wati
 -tas
 -tor
 -us

2. 1. Gabungan awalan dan akhiran/konfiks

 ke-an
 pe-an
 per-an

3. Lihat pula

 Awalan
 Sisipan
 Daftar istilah linguistik

Artikel bertopik bahasa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan .
Daftar kategori: Rintisan bertopik bahasa, Sufiks
Bahasa lain: English, Español, Deutsch, Français, Italiano, 日本語, Русский, Português, Latina,
‫العربية‬, Polski, Lebih banyak...
Artikel "Sufiks" adalah bagian dari ensiklopedia Wikipedia. Lisensi dengan aturan-aturan
Creative Commons Attribution/Share-Alike License.

 "Sufiks" di situs Wikipedia.


 Versi terdahulu
 Diskusi
 Sunting halaman ini

terakhir diubah: 2010-04-08 07:31:09


Halaman Utama
Wapedia: Wikipedia untuk ponsel

Akhiran (Sufiks)
Oktober 27, 2007 — qlearn

Seperti kita ketahui dalam penggunaan kata baik dalam percakapan maupun tulisan kita harus
menggunakan kat-kata yang benar dan sesuai dengan EYD. Untuk kali yang akan dibahas yaitu
akhiran kata atau sering disebut juga sufiks

Akhiran merupakan imbuhan yang dibubuhkan di akhir kata. Contoh akhiran antara lain –kan, -i, dan –
an.

Akhiran –an

Akhiran –an memiliki makna :

1. Menyatakan alat

Contoh : ayunan, timbangan

2. Menyatakan tempat

Contoh : belokan, tikungan, pangkalan

3. Menyatakan sesuatu yang di

Contoh : tulisan, catatan

4. Menyatakan hal atau cara

Contoh : asuhan, bujukan


5. Menyatakan akibat atau hasil perbuatan

Contoh : guntingan, kudapan

6. Menyatakan mempunyai sifat

Contoh : manisan

7. Menyatakan seluruh atau kumpulan

Contoh : lautan, luapan

8. Menyatakan menyerupai

Contoh : rumah-rumahan, mobil-mobilan, kuda-kudaan

9. Menyatakan tiap-tiap

Contoh : satuan, harian, mingguan, bulanan, tahunan

Akhiran –kan dan –i

Akhiran –kan dan –i berfungsi untuk membentuk pokok kata. Contoh : tuliskan, bacakan, belikan,
bayarkan, jauhi, hindari.

Kata-kata tersebut bukan kata mandiri namun merupakan pokok kata, karena masih memerlukan
imbuhan lain yang melengkapinya.

Kata-kata, seperti bacakan, belikan, bayarkan, tuliskan, jauhi, dan hindari tidak bisa digunakan dalam
kalimat normal, karena kata-kata tersebut belum bisa digunakan sebagai kata mandiri.

Contoh kalimat yang tidak mungkin digunakan sebagai kata normal ( kita tidak mungkin menggunakan
kalimat berikut ini ) :

1. Saya tuliskan buku terjemahan ini.


2. Dia jauhi semua teman-temannya.

Hanya dalam kalimat perintah, kata-kata tersebut dapat digunakan, antara lain :

1. Coba kamu tukiskan isi buku ini di papan tulis !


2. Jauhi semua teman-temanmu !

Dengan ditambahi awalan men(N)-, di-, dan ter- pokok kata tersebut dapat membentuk suatu kata.
a. Makna akhiran -kan

Secara umum akhiran –kan mengandung arti perintah.

Contoh : Tunjukan semua hasil perbuatanmu!

Namun pada kata kerja aktif intransitif (kata kerja yang membutuhkan objek) dapat mengandung makna
sebagai berikut :

1. Menyatakan menganggap sebagai

Contoh : menganak-emaskan, mengagungkan, mendewakan

2. Menyatakan membuat jadi

Contoh : meningkatkan, merendahkan, dibersihkan

3. Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan

Contoh : merobekkan kertas, mengunuskan pedang

4. Menyatakan perbuatan untuk orang lain

Contoh : dibawakan, menyajikan, membawakan, menuliskan

5. Mengantar objek sebagai pengganti kata depan

Contoh : bertahtahkan, beratapkan, beralaskan

6. Mentransitifkan kata kerja intransitif

Contoh : Sinar mentari pagi memantul ke dinding

Menjadi Kaca itu memnatulkan sinar mentari pagi ke dinding

7. Menyebabkan sesuatu melakukan tindakan

Contoh : mengoperasikan, menempatkan

Nah bagaimana sudah jelas kan. Kadangkala kita suka slah pakai kahiran harusnya pakai -kan
malah -an jadi aneh kan. Jadi jangan salah lagi deh kan udah tahu mana yang bener kan. Untuk
Selanjuatnya kan dibahas temennya si sufiks yaitu infiks (sisipan) dan prefiks (awalan) ditunggu
yaaa!
Akhiran (sufiks/ sufix)

Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini
tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation).
Contoh: -an + pikir→pikiran, -in + hadir→hadirin, -wan + karya→karyawan, -wati+karya→kryawati, -wi+
manusia→manusiawi. Semua akhiran ini di sebut sebagai akhiran untuk kata benda. Sedangkan akhiran
yang berupa kata sifat, seperti: -if→aktif, sportif. -ik→magnetik, elektronik. -is→praktis, anarkis.
-er→komplementer, parlementer. -wi→manusiawi, surgawi, duniwi. Kadang-kadang akhiran yang
berupa kata sifat, ada yang berasal dari bahasa inggris dan ada yang berasal dari bahasa arab. Contoh:
-al→formal, nasional. -iah→alamiah, batiniah. -i→abadi, alami, hewani, rohani. -nya→melihatnya,
mendengarnya, mengalaminya. -in→muslimin, mu’minin. -at→muslimat, mu’minat. -us→politikus.
-or→koruptor. -if→produktif, sportif.

Sisipan (infiks /infix)

Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif,
artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami
pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan
konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut
infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.

Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:


Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya: tali→ temali, artinya terdapat bermaca-macam
tali. gigi→gerigi, artinya terdapat bermacam gigi. sabut→serabut, artinya terdapat bermacam-macam
sabut. kelut→kemelut, gunung→gemunung, artinya terdapat bermacam-macam gunung..
Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya waktu. Contoh: getar→gemetar,
artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak suatu benda. guruh→gemuruh, artinya
menujukan banyaknya waktu guruh. gertak→gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi
gertak. cicit→cericit, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi cicit.
Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata dasarnya. Contoh: kata
kerja→kinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan.
kuning→kemuning, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan warna kuning.
gilang→gemilang, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turun→temurun, artinya
sesuatu yang mempunyai sifat terus-menerus. tunjuk→telunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai sifat
seperti tunjuk. Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata
kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata dasar sekunder.
Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-
menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata
dasar juga terdapat istilah yang sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata
dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier. Kata dasar primer adalah kata dasar yang
berupa kata asal atau morfem dasar, yang di pakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata
jadian. Contoh: dengar→dengarkan→perdengarkan, artinya kata dengarkan merupakan kata dasar dari
kata dengar yang mendapat akhiran – kan . Demikian juga dengan kata perdengarkan, berasal dari kata
dasar dengar yang mendapat konfiks per-kan. Kata dasar primer, haruslah pada kata jadian yang
sekurang-kurangnya di bentuk melalui dua tahap. Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang berupa
kata jadian yang di pakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks.
Contoh: dengarkan→perdengarkan, dipikir→dipikirkan, main→bermain-main, merata→meratakan. Kata
dasar tersier adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai dasar ketiga dalam
pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: kata guna→gunakan→pergunakan→mempergunakan.
ingat→ingatkan→peringatkan→diperingatkan. harap→harapkan→diharapkan→diharapkannya. Sisipan
(infiks/ infix) biasanya di bentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat (adjektifa). Adjektifa tingkat
kuatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks atau
sisipan –em- pada nomina, adjektiva yang jumlahnya sangat terbatas.

Benda (nomina) →sifat (adjectifa)

Getar → gemetar

Guruh → gemuruh

Kilap → kemilap

Kilau → kemilau

Santan → semantan

Gerlap → gemerlap

Gilang → gemilang

Gilap → gemilap

Taram → temaram

Serbak → semerbak

Sufiks atau akhiran, adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk dasar.
Contoh:

-kan  tanamkan, bacakan, lembarkan

-an  tulisan, bacaan, lemparan

-i  akhiri, jajaki, tulisi

-nya  agaknya, rupanya

-wan  rupawan, hartawan, ilmuwan

You might also like