Professional Documents
Culture Documents
PEKERJAAN JALAN
BUKIT MEDITERANIA SAMARINDA
1. UMUM
Bagian ini agar dipakai dalam hubungan dengan bagian-bagian lain dari
spesifikasi teknis dan gambar-gambar. Apabila ada hal-hal yang
bertentangan, maka bagian inilah yang harus didahulukan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.4. Pengukuran dengan alat ukur dan patok bantunya sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam spesifikasi ini.
2.5. Pekerjaan pembuangan sisa material, sisa galian dan atau kotoran.
3. LOKASI PROYEK
4. KONDISI LAPANGAN
5. SCHEDULE PEKERJAAN
8. KEBERSIHAN
9. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
10.6 Alat yang dipakai oleh Kontraktor dalam melakukan setting out
minimal menggunakan theodolit ketelitian 5” dengan EDM.
12.3. Pengujian
- Pengujian kepadatan dilakukan dengan menggunakan sand
cone method atau sesuai petunjuk Pengawas dengan Dynamic
Cone Penetrometer Test. Pengujian dilakukan pada maksimum
200 m2 untuk satu titik pengujian secara zigzag sampai
kedalaman tertentu pada lokasi yang diarahkan oleh Pengawas.
13.2. Bahan
Uraian Kelas B
Abrasi dari agregat kasar 0 - 40 %
(AASHTO T96 - 74)
Index Plastisitas 4 – 10 %
(AASHTO T90 - 70)
CBR Soaked 30 % min
(AASHTO T193)
Rongga dalam Agregat mineral 10 % min
pada kepadatan maksimum
13.3. Pengujian
14.2. Bahan
a. Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan % Berat Lolos
No. (mm) Kelas A
2½“ (63.5 mm) 100
1½“ (38.1 mm) 100
¾” (19.0 mm) 65 - 81
3/8” (9.51 mm) 42 - 60
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Jalan
Bukit Mediterania Samarinda 11
No. 4 (4.76 mm) 27 - 45
No. 8 (2.38 mm) 18 - 33
No. 16 (1.19 mm) 11 - 25
No. 40 (0.425 mm) 6 - 16
No. 20 (0.074 mm) 0-8
b. Sifat Agregat
Uraian Kelas A
Abrasi dari agregat kasar 0 - 40 %
(AASHTO T96 – 74)
Indek Plastisitas 0–6%
(AASHTO T90 – 70)
Hasil kali Indek Plastisitas dengan 25 maks
persentase lolos No. 200 (75
micron)
Batas Cair 0 – 35 %
(AASHTO T89-68)
Bagian yang lunak 0–5%
(AASHTO T112 - 78)
CBR Soaked 80 % min
(AASHTO T193)
Rongga dalam Agregat mineral min
pada kepadatan maksimum
14.3. Pengujian
15.1. Umum
15.3. Bahan
Gradasi Filler :
b. Aspal Emulsi
ASPAL EMULSI
I. Test Emulsi
1. Viskositas, Saybolt Furol pada 25°C 20 100 - - 20 100 - -
2. Viskositas, Saybolt Furol pada 50°C - - 75 400 - - - -
3. Storage Stability Test - 1 - 1 - 1 - 1
4. Sieve Test % - 0.1 - 0.1 - 0.1 - 0.1
I. Test Emulsi
1. Viskositas, Saybolt Furol pada 50°C 20 100 100 400 50 450 50 450
2. Storage Stability Test - 1 - 1 - 1 - 1
3. Sodium Diocotyl S-S 40 40 - - - - - -
4. Particle Charge Test POS - - - - - - -
5. Sieve Test % - 0.1 POS 0.1 POS 0.1 POS 0.1
6. Destilasi
- Oil test dari volume emulsi (%) - 3 - 3 - 12 - 12
- Residu (%) 60 - 65 - 65 - 65 -
ASPAL CAIR
1. Rapid Curing (RC)
b. Bitumen± 1%
Hotmix ATB
c. Stabilitas Min. 900 kg Min. 650 kg
d. Flow Max. 4 mm Max. 4,5 mm
e. Suhu campuran ketika ke luar dari mixer 6°C
f. Suhu campuran ketika dihampar pada jalan 6°C.
15.5.3. Pengangkutan
15.5.4. Penghamparan
15.5.5. Pemadatan
- Cara Pemadatan:
Pada jalan lurus, pemadatan dimulai dari tepi perkerasan,
sejajar dengan sumbu jalan menuju ketengah.
Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah
sejajar sumbu jalan menuju kebagian yang tinggi.
Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari
bagian yang rendah sejajar sumbu jalan menuju bagian
yang tinggi.
Untuk mencegah pelekatan campuran pada mesin gilas,
maka roda mesin gilas perlu dibasahi dengan air.
Roda penggerak mesin gilas pada lintasan pertama
ditempatkan dimuka.
Pekerjaan pemadatan dihentikan jika kepadatan telah
mencapai 97% dari kepadatan laboratorium.
15.7. Lapisan aspal beton baru boleh digunakan untuk lalu lintas
dengan kecepatan rendah, setelah selesai pemadatan akhir dan
temperatur sudah dibawah titik lembek aspal, atau setelah lebih
kurang 2 jam. Lapisan aspal beton baru boleh digunakan untuk
lalu lintas secara bebas minimum setelah 4 jam dari pemadatan
akhir.