You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Teori relativitas Albert Einstein adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisika: relativitas
umum dan relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerakan Newton.

Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa


dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua
pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan
interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat
sama oleh keduanya. Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi
sangat sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen
berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan relativitas
khusus. Teori relativitas khusus telah diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-
kasus yang lebih luas diperkenalkan teori relativitas umum.

1.2 Relativitas khusus

Tulisan Einstein tahun 1905, "Tentang Elektrodinamika Benda Bergerak", memperkenalkan


teori relativitas khusus. Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada
dalam kerangka acuan lembam dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap
pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk
menentukan apakah mereka bergerak atau diam. Bayangkan ini seperti saat Anda berada di
dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap. Anda tidak akan dapat
mengatakan apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus
disandarkan pada postulat bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat
yang berada dalam kerangka acuan lembam.

Postulat lain yang mendasari teori relativitas khusus adalah bahwa hukum fisika memiliki
bentuk matematis yang sama dalam kerangka acuan lembam manapun. Dalam teori relativitas
umum, postulat ini diperluas untuk mencakup tidak hanya kerangka acuan lembam, namun
menjadi semua kerangka acuan.

1
1.3 Relativitas umum

Relativitas umum diterbitkan oleh Einstein pada 1916 (disampaikan sebagai satu seri
pengajaran di hadapan "Prussian Academy of Science" 25 November 1915). Akan tetapi,
matematikawan Jerman David Hilbert menulis dan menyebarluaskan persamaan sejenis
sebelum Einstein. Ini tidak menyebabkan tuduhan pemalsuan oleh Einstein, tetapi
kemungkinan mereka merupakan para pencipta relativitas umum.

Teori relativitas umum menggantikan hukum gravitasi Newton. Teori ini menggunakan
matematika geometri diferensial dan tensor untuk menjelaskan gravitasi. Teori ini memiliki
bentuk yang sama bagi seluruh pengamat, baik bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka
acuan lembam ataupun bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan yang dipercepat.
Dalam relativitas umum, gravitasi bukan lagi sebuah gaya (seperti dalam Hukum gravitasi
Newton) tetapi merupakan konsekuensi dari kelengkungan (curvature) ruang-waktu.
Relativitas umum menunjukkan bahwa kelengkungan ruang-waktu ini terjadi akibat
kehadiran massa.

1.4 Konsep teori relativitas

• Teori relativitas khusus Einstein-tingkah laku benda yang terlokalisasi dalam


kerangka acuan inersia, umumnya hanya berlaku pada kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya.
• Transforasi Lorentz-persamaan transformasi yang digunakan untuk menghitung
perubahan koordinat benda pada kasus relativitas khusus.
• Teori relativitas umum Einstein-Teori yang lebih luas, dengan memasukkan graviti
sebagai fenomena geometris dalam sistem koordinat ruang dan waktu yang
melengkung, juga dimasukkan kerangka acuan non inersia (misalnya, percepatan).
• Prinsip relativitas fundamental.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Relativitas

Relativitas klasik (yang diperkenalkan pertama kali oleh Galileo Galilei dan didefinisikan
ulang oleh Sir Isaac Newton) mencakup transformasi sederhana diantara benda yang bergerak
dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia). Jika kamu berjalan di
dalam sebuah kereta yang bergerak, dan seseorang yang diam diatas tanah (di luar kereta)
memperhatikanmu, kecepatanmu relatif terhadap pengamat adalah total dari kecepatanmu
bergerak relatif terhadap kereta dengan kecepatan kereta relatif terhadap pengamat. Jika
kamu berada dalam kerangka acuan diam, dan kereta (dan seseorang yang duduk dalam
kereta) berada dalam kerangka acuan lain, maka pengamat adalah orang yang duduk dalam
kereta tersebut.

Permasalahan dengan relatifitas ini terjadi ketika diaplikasikan pada cahaya, pada akhir 1800-
an, untuk merambatkan gelombang melalui alam semesta terdapat substansi yang dikenal
dengan eter, yang mempunyai kerangka acuan(sama seperti pada kereta pada contoh di atas).
Eksperimen Michelson-Morley, bagaimanapun juga telah gagal untuk mendeteksi gerak bumi
relatif terhadap eter, dan tak ada seorangpun yang bisa menjelaskan fenomena ini. Ada
sesuatu yang salah dalam interpretasi klasik dari relatifitas jika diaplikasikan pada cahaya…
dan kemudian muncullah pemahaman baru yang lebih matang setelah Einstein datang untuk
menjelaskan fenomena ini.

2.2 Pengenalan Relativitas Khusus

Pada tahun 1905, albert eintein mempubilkasikan (bersama dengan makalah lainnya)
makalah yang berjudul, “On the Electrodynamics of Moving Bodies” atau dalam bahasa
indonesianya kurang lebih demikian,”Elektrodinamika benda bergerak” dalam jurnal
Annalen der physik. Makalah yang menyajikan teori relativitas khusus, berdasarkan dua
postulat utama:

1. Prinsip relativitas (pestulat pertama): Hukum-hukum fisika adalah sma untuk setiap
kerangka acuan
2. Prinsip kekonstanan kecepatan cahaya (postulat kedua): Cahaya dapat merambat
dalam vakum (misalnya, ruang vakum, atau “ruang bebas”), kecepatan cahaya
dinotasikan dengan c, yang konstan terhadap gerak benda yang meiliki radiasi.
Sebenarnya, makalah tersebut menyajikan lebih formal, formulasi matematika dari
postulat tersebut. Bentuk dari postulat mungkin sedikit berbeda dari buku teks yang
satu dengan yang lain karena translasi dari bentuk matematika Jerman dengan bentuk
Inggris.

Postulat kedua sering ditulis sembarangan dengan memasukkan bahwa kecepatan cahaya
dalam ruang hampa adalah c untuk setiap kerangka acuan. Sebenarnya postulat ini adalah
berasal dari dua postulat, bukan dari postulat kedua itu sendiri.
3
Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun juga postulat kedua
merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah memperkenalkan teori foton
cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang menghasilkan kesimpulan
ketidakperluan eter). Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa
bergerak dengan kecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran khusus
sebagai kerangka acuan inersia “mutlak” alam semesta, jadi bukan hanya tidak perlu, tetapi
juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.

Adapun makalah tersebut adalah untuk menggabungkan persamaan Maxwell untuk listrik dan
magnet dengan gerak elektron dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Hasil dari
makalah Einstein adalah memperkenalkan transformasi koordinat baru, dinamakan
transformasi Lorentz, antara kerangka acuan inersia. Pada kecepatan lambat, transformasi ini
pada dasarnya identik dengan moel klasik, untuk kecepetan yang mendekati kecepatan
cahaya, menghasilkan nilai yang berbeda secara radikal.

2.3 Efek dari Relativitas Khusus

• Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan transformasi


Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :
• Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)
• Konstraksi panjang
• Transformasi kecepatan
• Efek doppler relativistk
• Simultanitas dan sinkronisasi waktu
• Momentum relativistik
• Energi kinetik relativistik
• Massa relativistik
• Energi total relativistik

2.4 Hubungan Massa-Energi

Enstein mampu menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa dan energi, melalui
rumus yang sangat terkenal E=mc2. Hubungan ini telah dibuktikan dengan peristiwa yang
sangat dramatis di dunia, ketika bom nuklir melepaskan energi dari massa di Hiroshima dan
Nagasaki pada akhir perang dunia kedua.

2.5 Kecepatan Cahaya

Tak ada objek bermassa yang dapat bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya. Hanya
objek tak bermassa, seperti foton, yang dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. (foton tidak
4
bergerak dipercepat menuju kecepatan cahaya, tetapi foton selalu bergerak dengan kecapatan
cahaya).Tetapi bagi objek fisis, kecepatan cahaya adalah terbatas. Energi kinetik pada
kecepatan cahaya menjadi tak terbatas, jadi tidak pernah dapat dicapai dengan
percepatan.Beberapa telah menunjukkan bahwa sebuah objek secara teori dapat bergerak
melebihi kecepatan cahaya, tetapi sejauh ini tidak ada entitas fisik yang dapat menujukkan
itu.

2.6 Adopsi Relativitas Khusus

Pada 1908, Max Plank mengaplikasikan bentuk “teori relativitas” untuk menjelaskan konsep
relativitas khusus, karena aturan kunci dari relativitas memainkan peran dalam konsep
tersebut. Pada waktu itu, tentunya bentuk yang diaplikasikan hanya pada relativitas khusus,
karena memang belum terdapat relativitas umum. Relativitas Einstein tidak segera diterima
oleh fisikawan secara keseluruhan, karena kelihatan sangat teoretis dan conterintuitif.
Kemudian Einstein menerima penghargaan Nobel pada 1921, khususnya penyelesaiannya
untuk efek fotolistrik dan kontribusinya pada fisika teori. Tetapi Relativitas masih menjadi
kontroversi untuk menjadi referensi spesifik.

Seiring berjalannya waktu, bagaimanapun juga, presiksinya terhadap relativitas khusus


akhirya menjadi kenyataan. Misalkan, jam terbang di selruh dunia telah menunjukkan adanya
perlambatan dengan durasi yang diprediksi oleh teori relativitas. Albert Einstein tidak
menciptakan sendiri transformasi koordinat yang dibutuhkan untuk relativitas khusus. Dia
tidak harus melakukannya, karena transformasi yang dibutukan telah ada sebelumnya.
Einstein menjadi seorang yang ahli dalam pekerjaannya yang terdahulu dan menyesuaikan
diri pada situasi yang baru, dan juga dengan transformasi Lorentz seperti yang telah Planck
gunakan pada 1900 untuk menyelesaikan permasalahan bencana ultraviolet pada radiasi
benda hitam, Einstein merancang solusi untuk efek fotolistrik, dan dengan demikian dia telah
mengembangkan teori foton untuk cahaya.

2.7 Asal Mula Transformasi Lorentz

Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh Joseph Larmor pada
1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada beberapa dekade sebelumnya oleh
Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu.
Tetapi, persamaan dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian
dalam persamaan Maxwell.

Seorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan gagasan


“waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada 1895, walaupun dia juga bekerja
secara terpisah pada transformasi yang sama untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan
Michelson dan Morley. Dia mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899, dan
menambahkan dilatasi waktu pada 1904.

Pada 1905, Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan menyumbangkannya kepada
Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz,” formulasi Poincare pada transformasi tersebut
pada dasarnya identik dengan apa yang digunakan Einstein.
5
Transformasi Lorentz tersebut menggunakan sistem koordinat empat dimensi, yaitu tiga
koordinat ruang (x, y, dan z) dan satu koordinat waktu (t). Koordinat baru ditandai dengan
tanda apostrof diucapkan “abstain,” seperti x’ dibaca “x-abstain.” Pada contoh dibawah ini,
kecepatan adalah dalam arah x’, dengan besar u:

x’=(x-ut)/√(1-u2/c2 )

y’=y

z’=z

t’={t-(u/c^2 )x}/√(1-u2/c2)

Transformasi tersebut hanya untuk demonstrasi. Aplikasi dari persamaan tersebut akan
ditangani secara terpisah. Bentuk √((1-u2/c2) sering muncul dalam relativitas sehingga
dilambangkan dengan simbol yunani γ (dibaca gamma) dalam beberapa penyajian.

Perlu diingat bahwa pada kasus u << c (u jauh lebih kecil dibandingkan c), maka u 2/c2 akan
menjadi sangat kecil sehingga di dalam bentuk akar akan menghasilkan nilai satu, maka nilai
γ akan menjadi satu. Oleh karena itu, dilatasi ruang dan waktu menjadi sangat tidak
berpengaruh untuk benda yang bergerak jauh dibawah kecepatan cahaya.

2.8 Konsekuensi dari Transformasi Lorentz

Relativitas khusus menghasilkan beberapa konsekuensi dari penggunaan Transformasi


Lorentz pada kecepatan tinggi (mendekati kecepatan cahaya). Diantaranya adalah :

• Dilatasi waktu (termasuk “paradok kembar” yang terkenal)


• Konstraksi panjang
• Transformasi kecepatan
• Efek doppler relativistk
• Simultanitas dan sinkronisasi waktu
• Momentum relativistik
• Energi kinetik relativistik
• Massa relativistik
• Energi total relativistic

2.9 Kontroversi Lorenz dan Einstein

Beberapa orang mengatakan bahwa sebenarnya sebagian besar pekerjaan dari relativitas
khusus yang telah dikerjakan einstein telah ada dalam transformasi Lorentz. Konsep dilatasi
dan simultanitas untuk pergerakan benda telah disebutkan dan secara matematis telah
dikembangkan oleh Lorentz dan Poincare. Beberapa orang mengganggap bahwa Einstein
adalah seorang plagiator.
6
Tentunya terdapat validitas untuk tuduhan tersebut. Tentu saja, revolusi besar Einstein
dibangun berdasarkan pekerjaan-pekerjaan orang lain, dan Einstein mendapatkan banyak
hasil atas apa yang telah mereka hasilkan secara kasar.

Pada waktu yang sama, tetapi harus dipertimbankan bahwa Einstein mengambi konsep-
konsep dasar ini dan memebangunnya menjadi sebuah kerangka teori yang menjadikan
konsep-konsep tersebut untuk bukan hanya sekedar trik matematis untuk menyelamatkan
dying teori (teori sekarat) seperti teori eter, melainkan menggunakan aspek-aspek
fundamental alam pada tempatnya. Terdapat ketidakjelasan bahwa Larmor, Lorentz, atau
Poincare yang dimaksudkan agar berani bergerak, namun sejaraha telah memberikan
penghargaan kepada Einstein atas wawasan dan keberainannya.

Pada 1905, Teori Einstein (relativitas khusus), dia menunujukkan bahwa diantara kerangka
acuan inersia tidak terdapat kerangka acuan “utama.” Perkembangan dari relativitas umum
terjadi, sebagian sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa ini benar di antara non-inersia
(yaitu mempercepat) kerangka acuan juga.

BAB III

EVOLUSI

3.1 Pengenalan Relativitas Umum

7
Untuk analogi relativitas umum, pertimbangkan bahwa kamu membentangkan sebuah seprai
atau suatu lembaran yang datar dan elastik. Sekarang kamu meletakkan sesuatu dengan berat
yang bervariasi pada lembaran tersebut. Jika kita menempatkan sesuatu yang sangat ringan
maka bentuk seprai akan sedikit lebih turun sesuai dengan berat benda tersebut. Tetaoi jika
kamu meletakkan sesuatu yang berat, maka akan terjadi kelengkungan yang lebih besar.

Asumsikan terdapat benda yang berat berada pada lembaran tersebut, dan kamu meletakkan
benda lain yang lebih ringan di dekatnya. Kelengkungan yang diciptakan oleh benda yang
lebih berat akan menyebabkan benda yang lebih ringan “terpeleset” disepanjang kurva ke
arah kurva tersebut, karena benda yang lebih ringan mencoba untuk mencapai keseimbangan
sampai pada akhirnya benda tersebut tidak bergerak lagi (dalam kasus ini, tentu saja terdapat
pertimbangan lain, misalnya bentuk dari benda tersebut, sebuah bola akan menggelinding,
sedangkan kubus akan terperosot, karena pengaruh gesekan atau semacamnya).

Hal ini serupa dengan bagaimana relativitas umum menjelaskan gravitasi. Kelengkungan dari
cahaya bukan karena beratnya, tetapi kelengkungan yang diciptakan oleh benda berat lain
yang membuat kita tetap melayang di luar angkasa. Kelengkungan yang diciptakan oleh bumi
membuat bulan tetap bergerak sesuai dengan orbitnya, tetapi pada waktu yang sama,
kelengkungan yang diciptakan bulan cukup untuk mempengaruhi pasang surut air laut.

3.2 Pembuktian Relativitas Umum

Semua temuan-temuan relativitas khusus juga mendukung relativitas umum, karena teori-
teori ini adalah konsisten. Relativitas umum juga menjelaskan semua fenomena-fenomena
mekanika klasik, yang juga konsisten. Selain itu, beberapa temuan mendukung prediksi unik
dari relaivitas umum:

• Presisi dari perihelion Merkurius


• Pembelokan gravitasi cahaya bintang
• Pelebaran alam semesta (dalam bentuk konstanta kosmologis)
• Delay dari gema radar
• Radiasi Hawking dari black hole

3.3 Prinsip-Prinsip Fundamental dari Relativitas

• Prinsip umum relativitas: Hukum-hukum fisika harus sama untuk setiap pengamat,
terlepas dari mereka dipercepat atau tidak.
• Prinsip kovarian umum: hukum-hukum fisika harus memiliki bentuk yang sama
dalam semua sistem koordinat.
• Gerak Inersia adalah gerak geodesik: Garis dunia dari partikel yang tidak terpengarus
oleh gaya-gaya (yaitu gerak inersia) adalah bakal waktu atau null geodesik dari ruang
waktu. (ini berarti tangen vektornya negatif atau nol.)
• Invarian lokal Lorentz: aturan-aturan dari relativitas khusus diaplikasikan secara lokal
untuk semua pengamat inersia.
• Lengkungan ruang-waktu: seperti yang dijelaskan oleh persamaan medan Einstein,
lengkungan ruang dan waktu, sebagai responnya terhadap massa, energi, dan
8
momentum menghasilkan pengaruh gravitasional yang dilihat sebagai bentuk gerak
inersia.

Prinsip ekuivalensi, di mana Albert Einstein menggunakannya sebagai titik awal untuk
relativitas umum, membuktikan konsekuensinya terhadap prinsip-prinsip tersebut.

3.4 Relativitas Umum dan Konstanta Kosmologis

Pada 1922, para ilmuwan menemukan bahwa aplikasi dari persamaan medan Einstein pada
bidang kosmologi menghasilkan perluasan alam semesta. Einstein percaya bahwa alam
semesta itu statis (dan karena itu pemikiran persamaannya menjadi salah), penambahan
konstanta kosmologis pada persamaan medan, yang memungkinkan hasil statis.

Edwin Hubble, pada 1929, menemukan bahwa terdapat pergesaranmerah dari bintang-
bintang jauh, yang menyiratkan bahwa bintang-bintang itu bergerak terhadap bumi. Alam
semesta tampaknya berkembang. Einstein menghilangkan kontanta kosmologis dari
persamaannya dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam karirnya.

Pada 1990, ketertarikan pada konstanta kosmologis kembali ada dalam bentuk dark energy.
Solusi untuk teori medan kuantum telah menghasilkan sejumlah besar energi dalam ruang
hampa kuantum yang berakibat pada percepatan perluasan alam semesta.

3.5 Relativitas Umum dan Mekanika Kuantum

Ketika para fisikawan berupaya untuk menerapkan teori medan kuantum pada medan
gravitasi, hal-hal menjadi sangat kacau. Pada betuk matematis, kuantitas fisis terjadi
penyimpangan, atau hasil yang tak terhingga. Medan gravitasi di bawah relativitas umum
memerlukan koreksi angka tak terhingga atau “renormalisasi”, konstanta-kontanta untuk
penyesaiannya ke dalam persamaan yang terpecahkan.

Upaya untuk memecahkan “masalah renormalization” terletak di jantung teori kuantum


gravitasi. Teori-teori gravitasi kuantum biasanya bekerja mundur, meramalkan sebuah teori
dan kemudian mengujinya dan bukan benar-benar mencoba untuk menentukan konstanta
yang tak terbatas diperlukan. Ini trik lama dalam fisika, tapi sejauh ini tidak ada teori telah
cukup terbukti.

3.6 Beberapa Kontrovesi Lainnya dengan Relativitas Umum

Masalah utama dengan relativitas umum, yang telah sebaliknya sangat sukses, adalah
keseluruhan ketidaksesuaian dengan mekanika kuantum. Potongan besar teori fisika
ditujukan ke arah mencoba untuk menyamakan dua konsep: pertama yang memprediksi
fenomena makroskopik melintasi ruang dan kedua yang memprediksi fenomena mikroskopik,
sering kali dalam ruang yang lebih kecil daripada sebuah atom.

9
Selain itu, ada beberapa kekawatiran Einstein yang sangat diperhatikan terhadap ruang-
waktu. Apa itu ruang-waktu? Apakah hal tesebut ada secara fisik? Beberapa telah
memperkirakan “busa kuantum” yang menyebar ke seluruh alam semesta. Usaha baru pada
teori string (dan pada teori anakannya) menggunakan ini atau penggambaran kuantum lain
dari ruang-waktu. Sebuah artikel dari majalah New Scientist meperkirakan bahwa ruang-
waktu mungkin adalah sebuah superfluida kuantum dan bahwa seluruh alam semesta dapat
berputas pada sumbu.

Beberapa orang telah menunjukkan bahwa jika ruang-waktu sebagai substansi fisik, itu akan
bertindak sebagai kerangka acuan universal, seperti eter. Penganut Anti-relativitas sangat
gembira mendengar ini, sementara yang lain melihatnya sebagai upaya non ilmiah untuk
mendiskreditkan Enstein dengan membangkitkan sebuah konsep abad-mati.

Isu-isu tertentu dengan singularitas black hole, di mana lengkung ruang-waktu mendekati
pada tak terhingga, juga telah menimbulkan keraguan apakah relativitas umum secara akurat
dapat menggambarkan alam semesta. Sangat sulit untuk diketahui secara pasti, bagaimanapun
juga, selama black hole hanya dapat dipelajari seperti saat ini.

Sampai ia berdiri sekarang, relativitas umum adalah teori yang sangat sukses tetapi sangat
sulit dibayangkan dan akan merugikan banyak orang karena ketidakkonsistennya dan
kontroversi sampai mucul fenomena yang sangat bertentangan dengan prediksi dari teori.

10

You might also like