You are on page 1of 22

KETENAGAAN LAYANAN KEPERAWATAN

PROFESIONAL.

Ketenagaan keperawatan dipertimbangkan berdasarkan


kemampuan dan jumlah .

Jenis ketenagaan keperawatan berdasarkan keperawatan adalah


suatu profesi yg mandiri .
Berikut beberapa pandangan mengenai keperawatan :

1. Menurut Henderson ( 1980 ) agar perawat yang praktek


dipandang sebagai yg ahli dibidangnya menggunakan
pendekatan ilmiah shg perawat harus mengikuti pendidikan
pada tingkat universitas .
2. WHO Expert committee on nursing pada thn 1982 praktek
keperawatan adalah suatu kombinasi ilmu kesehatan dan seni
tentang care ,merupakan ilmu pengetahuan terintegrasi
tentang humanistis ,falsafah keperawatan ,praktek klinik ,
komunikasi dan ilmu sosial .
3. International council of nurses ( 1983 ) menjelaskan bahwa
Program pendidikan keperawatan seharusnya sejajar dengan
pendidikan profesi lain yang meliputi institusi , level ,
penghargaan akademik , pengawasan dan penetapan standard
.

BAGAI MANA TENTANG DI INDONESIA ?

Di Indonesia terdapat 4 jenis tenaga keperawatan yaitu :


1. Lulusan sekolah perawat kesehatan atau SPK .
2. Lulusan DIII keperawatan dikatakan oleh kelompok Kerja
keperawatan , KDIK ,1992 adalah perawat generalis sebagai
perawat professional pemula atau Ahli Madya keperawatan
disingkat Amd Kep dikembangkan dgn landasan keilmuan yang
cukup dan landasan keprofesian yang kukuh .Sebagai professional
pemula mereka sudah memiliki sikap professional yg cukup untuk
menguasai pengetahuan ilmu keperawatan dan ilmu penunjang
lainnya .

3.Program pendidikan ners menghasilkan lulusan perawat


generalis dgn gelar akademik sarjana keperawatan ( S. Kep ).
Program pendidikan ini mempunyai landasan ilmu yg kukuh dan
landasan profesi yang mantap,sesuai dgn sifatnya sebagai
pendidikan profesi ( akademik professional ).

4. Program pendidikan magister keperawatan dan spesialistik .

Di Indonesia masih dipakai 3 jenis tenaga keperawatan al SPK , D


III Kep dan Ners sedangkan para magister keperawatan masih ada
di institusi pendidikan .dari ketiga jenis tenaga yang berbeda latar
belakang pendidikan perlu penataan tugas dan tanggung jawab tuk
masing masing tenaga tsb.

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN .


Pada suatu layanan professional ,jumlah jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah klien dan derajad
ketergantungan klien terhadap keperawatan .
Menurut Douglas (1992) Klasifikasi derajat ketergantungan klien
dibagi tiga kategori :

1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam /24 jam


Krteria :
a. Kebersihan diri ,mandi , ganti pakaian dilakukan sendiri .
b. Makan dan minum dilakukan sendiri .
c. Ambulasi dengan pengawasan.
d. Observasi tanda tanda vital dilakukan setiap jaga . ( shift ).
e. Pengobatan minimal dgn status psikologis stabil .

2. Perawatan parsial memerlukan waktu 3 – 4 jam /24 jam

Kriteria :
a. Kebersihan diri dibantu , makan , minum dibantu .
b. Observasi tanda tanda vital setiap 4 jam .
c. Ambulasi dibantu , pengobatan lebih dari sekali.
d. Klien dgn kateter urine ,pemasukan dan pengeluaran dicatat.
e. Klien dgn memakai infus , persiapan pengobatan dgn
prosedur .

3. Perawatan total memerlukan waktu 5- 6 jam/ 24 jam

Kriteria :
a. Semua keperluan klien dibantu .
b. Perubahan posisi , observasi tanda tanda vital dilakukan
setiap 2 jam .
c. Makan melalui NGT terapi parenteral .
d. Dilakukan suction
e. Klien gelisah .
Jumlah Tenaga Perawat yang Dibutuhkan dalam Satu Ruang
Rawat

Jumlah Klasifikasi Klien


Klien Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Sumber : Douglas (1984)

Contoh :
Suatu ruang rawat dgn 22 klien ( 3 klien dgn perawatan minimal ,
14 klien dgn perawatan parsial , dan klien dgn perawatan total 5
klien jadi yang dibutuhkan tuk jaga pagi adalah :

3 x 0,17 = 0,51
14x 0.27 = 3.78
5x 0,36 = 1.80
Jumlah = 6.09 - 6 orang.
Perkiraan Jumlah Kebutuhan Perawat di Satu Ruang Rawat
Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien

Hari Klasifikasi Jumlah Jumlah Kebutuhan


Ke Klien Perawat
Min Parsial Total
Pagi Siang Malam

1 12 9 6 27
2 14 8 3 25
3 11 9 5 25
4 9 11 7 27
5 12 12 6 30
6 13 6 11 30
7 11 7 11 29
8 8 10 11 29
9 9 9 11 29
10 12 7 9 28
11 13 7 8 28
12 13 7 7 27
13 14 4 6 24
14 9 10 8 27
15 12 8 9 29
16 16 6 7 29
17 13 9 6 28
18 15 9 6 30
19 12 8 9 29
20 9 6 14 29
21 8 9 10 27
22 9 12 7 28
Rata – rata
METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN .

1. METODE KASUS .

Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan dimana 1


orang perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada 1 klien
atau satu kasus dalam satu periode dinas .jumlah klien yg dirawat
oleh satu perawat tergantung pada kemampuan perawat tsb dan
kompleksnya kebutuhan klien.

2. METODE FUNGSIONAL .

Pada metode ini pemberian asuhan keperawatan


ditekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur . Setiap perawat
diberi satu tugas atau beberapa tugas untuk dilaksanakan untuk
semua klien diruangan mis : seorang perawat bertanggung jawab
thd pemb obat , mengganti balutan memantau infus dll.

Keuntungannya ; PERAWAT MAKIN AHLI DALAM


MELAKSANAKAN SATU KETRAMPILAN.

Kerugiannya :

a. prioritas utama hanya pada fisik kurang menekankan pada


pemenuhan secara holistic.
b. Mutu asuhan sering terabaikan karena pemberian asuhan
terfragmentasi.
c. Komunikasi antar perawat sangat terbatas shg tidak ada satu
perawatpun yg mngetahui tentang satu klien secara
komprehensif KECUALI KEPALA RUANGAN.
d. Klien kurang merasakan hub saling percaya dgn perawat.
3. METODE TIM.

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan


,dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
( douglass 1992 ).
Metode ini berlandaskan konsep sbb :
1 Ketua tim , sebagai perawat professional harus mampu
menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan harus dapat
membuat keputusan ttg prioritas perencanaan , supervisi , dan
evaluasi askep.
Tg jawab ketua tim adalah :
a. mengkaji setiap klien dan menetapkan renpra .
b. mengkoordinasikan renpra dgn tenaga medis.
c. Membagi tugas pada anggota klpk dan memberikan bimb
pada konferensi.
d. Mengevaluasi pemberian askep dan hasil yg dicapai serta
mendokumentasikannya.

2. komunikasi yg efektif penting agar kontinuitas renpra terjamin.


Komunikasi dapat melalui renpra yang tertulis supervise dan
evaluasi.

3.Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim


. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan
melakukan tugas sesuai kemampuan mereka.

4. peran ka ru penting dalam metode ini maka karu


diharapkan telah :
a menetapkan standard kinerja yg diharapkan dari staf.
b. membantu staf menetapkan sasaran dari unit /ruangan.
c. memberi kesempatan pada ketua tim utk pengembangan
kepemimpinan.
d. mengorientasikan tenaga baru tentang fungsi metode tim
keperawatan .
e. menjadi nara sumber bagi ketua tim.
f. mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
kerawatan.
g. menciptakan iklim komunikasi yg terbuka .

METODE KEPERAWATAN PRIMER .

Menurut Gillies ( 1989 ) keperawatan primer merupakan suatu


metode pemberian asuhan keperawatan , dimana terdapat
hubungan yg dekat dan berkesinambungan antara klien dan
seorang perawat tertentu yang bertanggung jawab dalam
perencanaan , pemberian , dan koordinasi asuhan keperawatan
klien selama klien dirawat .
Perawat yg bertanggung jawab disebut dgn perawat primer.
Metode ini dapat meningkatkan mutu askep krn :
1. Hanya ada satu perawat yg bertanggung jawab dalam
perencanaan dan koordinasi askep.
2. jangkauan observasi setiap perawat hanya 4 – 6 klien.
3. PP bertanggung jawab selama 24 jam .
4. rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana askep dan rencana medik dapat berjalan
parallel.
METODE MANAJEMEN KASUS .

Manajemen kasus merupakan sistem pemberian askep secara multi


disiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai
anggota tim kesehatan dan sumber 2 yg ada sehingga didapatkan
hasil asuhan kesehatan yang optimal .

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL.

Adalah : suatu sistem ( struktur ,proses , dan nilai 2 profesional )


yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian
askep termasuk lingkungan , yg dapat menopang pemberian askep
tsb ( Hoffart dan Woods 1996 ).

Karateristik model :

Meliputi 4 unsur yang menjadi karateristik model yaitu :


a. Penetapan jumlah tenaga keperawatan sesuai dgn
tingkat ketergantungan klien .
b. Penetapan jenis tenaga keperawatan . terdapat beberapa
jenis tenaga keperawatan yg memberikan askep yaitu
clinical care manager ( CCM ), perawat primer (PP ),
perawat asosiet( PA ). Selain ketiga jenis ketenagaan
tsb ada kepala ruangan yg bertanggung jawab thd
manajemen pelayanan kerawatan diruang rawat tsb .
Peran dan fungsi masing masing tenaga sesuai dgn
kemampuannya dan terdapat tanggung jawab yg jelas
dalam sistem pemberian askep .
c. Penetapan standart rencana asuhan askep
( renpra ).standart renpra perlu ditetapkan karena
berdasarkan hasil observasi , penulisan renpra sangat
menyita waktu .
d. Penggunaan metode asuhan kerawatan .

TINGKATAN DAN SPESIFIKASI MPKP .

Tingkat Praktik Metode Ketenagaan Dok. Aspek


Keperawatan Pemberian Penelitian
Askep
MPKP Mampu Modifikasi 1.Jumlah Standar
Pemula memberikan kep primer sesuai renpra
asuhan kebutuhn. (maslah
keperawatan 2.Skp/Ners actual)
professional (1:25-30
tingkat klien) sbg
pemula CCM
3. DIII Kep
sbg
perawat
primer
pmula.
4.SPK/DIII
Kep sbg
PA
MPKP Mampu Modifikasi 1.Jumlah Stndar 1.Pnelitian
I memberikn kep primer sesuai renpra deskriptif oleh
asuhan kep kbutuhn (msalah PN
professional 2.Ners actual & 2.Identifikasi
tingkat I spesialis msalah msalah riset
(1:25-30 risiko) 3.Pmanfaatan
klien) sbg hasil pnelitian.
CCM
3.Skp/Ners
sbg PP
4.DIII Kep
sbg PA
MPKP Mampu Manajemen 1.Jumlah Clinical 1.Pnelitian
II mmberikan kasus & sesuai pathway eksperimen
modifikasi kep kbutuhn Standar oleh ners
keprawatn 2.Ners renpra spesialis
primer/asuhan spesialis 2.Identifikasi
keprawatn (1:1 PP) msalah
professional sbg CCM pnelitian
tingkat II 3.Skp/Ners 3.Pmanfaatan
sbg PP hasil
4.DIII Kep
sbg PA
MPKP Mampu Manajemen 1.Jumlah Clinical 1.Pnelitian
III mmberikan kasus sesuai pathway/ eksperimen
modifikasi kbutuhan Standar lebih bnyak
kep 2.Doktor renpra 2.Identifikasi
primer/asuhan kep klinik masalah
kep (konsultan) 3.Pemanfaatan
professional 3.Ners hasil
tingkat III spesialis
(1:1 PP)
sbg CCM
4.Skp/Ners
sbg PP
5. D III kep
sbg PA
TAHAP PERSIAPAN

A. Pembentukan tim .
Pembentukan tim atau kelompok kerja diperlukan untuk
MPKP jika akan diimplementasikan di RS yg digunakan
utk tempat belajar bagi mhs keperawatan .
Tim ini terdiri dari ka perawatan , ka ruangan , dan
institusi pendidikan .
Kemudian ditunjuk ketua tim yg sudah mengikuti
semiloka MPKP .

B. Rancangan penilaian mutu .


Kelomok kerja akan membuat rancangan penilaian mutu
askep.
Meliputi penilaian kepuasan klien / kelg , kepatuhan
perawat thd standart yg dinilai dari dokumentasi
kepaerawatan. , lama hari dan infeksi nosokomial data ini
adalah data awal sebelum MPKP diimplementasikan .

C. Presentasi MPKP

Selanjutnya dilakukan prentrasi hasil tersebut diatas


tentang kepuasan klien dan kepatuhan perawat dlm
dokumentasi renpra dihadapan pimpinan RS , staf lain dan
staf keperawatan .

D. Penetapan tempat implementasi..


Dalam menetapkan tempat perawatan memperhatikan hal hal
sebagai berikut :

a. mayoritas tenaga keperawatan merupakan staf baru ( baru


pindah dari ruangan lain ataupun benar 2 baru )hal ini perlu
krn dari awal tenaga perawat tsb akan mendapatkan
pembinaan tentang kerangka kerja R . MPKP.
b. Bila terdapat 2 ruang rawat , maka sebaiknya ruang rawat tsb
terdiri satu swasta dan 1 satu ruang rawat yg dijadikan
sebagai pusat pelatihan bagi perawat ruangan lain .

E. Identifikasi jumlah klien .


Jumlah klien yang dirawat diindentifikasi berdasarkan
tingkat ketergantungan .

F. Penetapan tenaga keperawatan .


Jumlah perawat diruang MPKP berdasarkan tingkat
kergantungan klien menurut Douglas ( 1992 ).

JENIS TENAGA KEPERAWATAN .

KA RU . TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA ADALAH :

- Mengatur pembagian tugas jaga ( jadwal dinas ).


- Mengatur dan mengendalikan kersihan dan ketrtiban ruangan
.
- Mengadakan diskusi dgn staf tuk memecahkan masalah
diruangan .
- Membimbing mhs ( bekerja sama dgn pembimbing klinik )
dalam pemberian askep.
- Melakukan kegiatan adm dan surat menyurat .
- Mengorientasikan pegawai baru , mhs .
- Menciptakan dan memelihara hub kerja yg harmonis dgn
klien dan klg .dan tim kesehatan lain .
- Memeriksa kelengkapan status keperawatan minimal 5 set
setiap hari .
- Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam
implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
professional .
- Bila PP cuti tugas dan tg jawab nya dapat didelegasikan pada
PA senior.
- Merencanakan dan memfasilitasi fasilitas yang dibutuhkan di
ruangan .
- Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga
yg ada diruangan , membuat DP3 ,dan usulan kenaikan
pangkat.
- Melakukan pertemuan rutin dgn semua perawat setiap bulan.
- Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan .

TUGAS DAN TG JAWAB CCM .


-Membimbing PP pada implementasi MPKP .kegiatan yg
dilakukan adalah `

- bersama PP memvalidasi setiap diagnosa keperawatan yg


sudah ditetapkan PP validasi tsb al :

 apakah diagnosa keperawatan sudah sesuai dgn kondisi klien .


 apakah ada diagnosis yang belum diindentifikasi.
 Apakah ada tindakan keperawatan yg diindentifikasi PP sudah
tepat .
 Apakah ada ada tindakan keperawatan tambahan.

-Berdasarkan validasi berikan masukan pada PP termasuk


pemberian penguatan mis : pujian.
- Bila pada dokumentasi klien , belum ada renpra yang sudah
dievaluasi oleh , Maka bersama sama PP menetapkan diagnosa
keperawatan sesuai kondisi klien , sesuai dgn renpra yang sudah
disepakati.
- Membahas dgn PP , tentang pembagian tugas bagi PA .
- mengosbservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dgn
bimbingan yg diberikan PP .
- mempresentasikan issue issue terbaru terkait dgn askep .
- Bekerja sama dgn ka ruangan dalam melakukan evaluasi tentang
mutu askep. Mengordinasi , mengarahkan dan mengevaluasi mhs
praktek dan mengevaluasi implementasi MPKP .

TUGAS DAN TG JAWAB PP

 Melakukan kontrak dgn klien dan kelg pada saat pertama kali
masuk ruangan shg tercipta hub terapeutik . hub ini dibina terus
menerus pada saat melakukan pengkajian dan tindakan pada
klien.
 Melakukan pengkajian thd klien baru atau melengkapi
pengkajian yg sudah dilakukan PA pada sore , malam atau hari
libur.
 Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standart renpra sesuai hasil pengkajian.
 Menjelaskan renpra yg sudah ditetapkan kpd PA dibawahnya
pada saat pre conference .
 Menetapkan PA yg bertanggung jawab pada setiap klien setiap
sift . Pembagian klien berdasarkan pada jumlah klien tingkat
ketergantungan , dan tempat tidur yg berdekatan.
 Melakukan bimbingan dan evaluasi PA apakah sudah sesuai
dgn SOP..
 Memonitor dokumentasi yg dilakukan oleh PA
 Melakukan tindakan keperawatan yg tidak dapat dilakukan oleh
PA
 Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan lab.
 Mendampingi dokter visite pd klien dibawah tg jawabnya.
 Melakukan kegiatan serah terima klien dibawahnya berta PA
 Melakukan evaluasi askep dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
 Melakukan pertemuan dgn klien dan kelg minimal 2 hari
sekalai tentang perkembangan klien.
 Bila PP cuti atau libur tugas 2 PP didelegasikan kepada PA
senior dgn bimbingan ka ru.
 Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan kelg.
 Membuat perencanaan pulang.

TUGAS DAN TG JAWAB PA .


 membaca renpra yang sudah ditetapkan PP .
 Membina hub terapeutik dgn klien dan kelg sebagai lanjutan
kontrak yg sudah dilakukan PP
 Menerima klien baru ( kontrak ) jika PP tdk ada ditempat.
 Melakukan tindakan keperawatan sesuai renpra.
 Melakukan evaluasi pada tindakan yg telah dilakukan diformat
yg tersedia .
 Mengikuti visite dokter bila PP tidak ada ditempat.
 Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
 Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf.
 Mengkomunikasikan pada PP bila menemukan masalah .
 Menyiapkan klien pd pemeriksaan diagnostik ,laboratorium ,
pengobatan dan tindakan .
 Berperan serta dalam pendidikan kesehatan yg telah diberikan
PP .
 Melakukan inventarisasi fasilitas terkait dgn timnya.
 Membantu tim lain yg membutuhkan .
 Memberikan resep dan menerima obat dari kelg klien yg
menjadi tg jawabnya.dan berkoordinasi dgn PP

TAHAP PELAKSANAAN.

1. Pelatihan ttg MPKP .


2. memberi bimbingan pada PP dalam hal konferensi.
3. Memberi bimbingan kpd PP dalam melakukan ronde
keperawatan .
4. memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan
standart renpra.
5. memberi bimbingan pada PP dalam hal kontrak pada
klien dank leg .
6. memberi bimbingan pada PP dalam hal presentasi
kasus.
7. memberikan bimbingan pada CCM dalam membimbing
PP dan PA .
8. memberi bimbingan kepada tim tentang dokumentasi
keperawatan.

BIMBINGAN PP DALAM MELAKUKAN KONFERENSI.

Konferensi merupakan pertemuan tim yg dilakukan setiap


hari.,konferensi dilakukan setelah melakukan operan
sesuai dgn jadwal dinas PP .

KONFERENSI BERTUJUAN TUK :


1. Membahas masalah setiap klien berdsarkan renpra yg
telah dibuat oleh PP .
2. menetapkan klien yg menjadi tg jawab masing 2 PA .
3. Membahas rencana tindakan keperawatan utk setiap
klien hari itu.
4. Mengindentifikasi tugas PA utk setiap klien yg menjadi
tg jawabnya.

Panduan bagi PP dalam melakukan konferensi :


 konferensi dilakukan segera setelah operan.
 Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya masing 2.
 Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yg dilaporkan jaga
malam. Hal yg disampaikan meliputi al :

a. keadaan umum klien


b. keluhan klien.
c. Tanda tanda vital dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan lab dan diagnostic yg terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini .
g. Perubahan terapi medis.
h. Rencana medis .

 PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yg


terkait dgn keperawatan klien meliputi :

a. Keluhan klien yg terkait dgn pelayanan , spt :


keterlambatan ,kesalahan pemberian makan , kebisingan
pengunjung , ketidak hadiran dokter yg dikonsulkan .
b. Ketepatan pemberian pemberian infus.
c. Ketepatan intake dan out put .
d. Ketepatan pemberian obat oral / parenteral.
e. Ketepatan tindakan lain.
f. Ketepatan dokumentasi.
g. Menginatkan kembali SOP yg telah ditetapkan.
h. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan , ketelitian
,kejujuran dan kemajuan masing 2 PA .
i. Membantu PA menyelesaikan masalh yg tidak dapat
diselesaikan.

PANDUAN PP Dalam melakukan ronde keperawatan :

a. PP menentukan 2 – 3 klien yg akan dironde .


b. Sebaiknya dipilih klien yg membutuhkan perawatan khusus
dgn masalah yg kompleks.
c. Ronde dilakukan setiap hari terutama pada waktu intensitas
kegiatan diruang rawat sudah relative tenang .
d. Waktu yg diperlukan kurang lebih 1 jam .
e. PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yg telah
dilakukan.
f. PP memberikan masukan kepada PA dan memberikan pujian
pada hal hal tertentu .
g. Masalah sensitive sebaiknya tidak didiskusikan didepan
klien.

Panduan PP dalam memanfaatkan standar renpra :


a. Renpra ditetapkan oleh PP paling lambat 24 jam setelah klien
masuk ,berdasarkan standar renpra yg sudah dikembangkan.
b. Renpra ditempatkan dipapan yg telah disediakan disisi
tempat tidur klien.
c. Rencana tindakan yg terdapat pada renpra merupakan
pedoman bagi PP dalam melakukan tindakan keperawatan.
d. Pada 24 jam pertama , PP menetapkan minimal 2 diagnosa
keperawatan ( prioritas ) yg dievaluasi setiap hari dan
ditetapkan diagnosa lainnya sesuai kondisi klien.
e. Renpra dievaluasi setiap hari dgn menggunakan metode
SOAP .
Panduan PP dalam melakukan kontrak / orientasi dgn klien dan
kelg :
a. orientasi dilakukan pertama kali klien masuk ruangan .
b. orientasi dilakukan oleh PP bila PPtidak ada dapat dilakukan
oleh PA tetapi harus dilengkapi segera mungkin oleh PP
karena PP lah yg bertanggung jawab pada klien.
c. Orientasi diberikan pada klien dan kelgnya dilakukan
dikamar klien dgn menggunakan format orientasi.
d. Setelah orientasi berikan daftar nama tim atau badge kpd
klien dan kelg kemudian gbadge tsb pada laci klien.
e. Pada saat pergantian dinas ( dikamar klien ) ingatkan perawat
yg bertugas saat itu .

PANDUAN ORIENTASI BAGI KLIEN DAN KELG .

Selamat datang di ruang ……… ruang ini adalah ruang


percontohan keperawatan dan merupakan ruang perawatan ……
ruangan ini mempunyai kapasitas tempat tidur ……
Selama bapak / ibu dirawat diruang ini ada beberapa hal yg patut
diketahui .

PERAWAT .
Selama dirawat diruangan ini bapak / ibu / saudara akan dirawat
oleh beberapa perawat , namun ada seorang perawat yg
bertanggung jawab yg disebut perawat primer ( PP) , Dibantu oleh
perawat Asosiet (PA).
Bila bapak / ibu / saudara ingin mendapatkan informasi tentang
perawatan dapat ditanyakan pada PP .

DOKTER.
Selama diruangan ini program pengobatan bpk/ibu/saudara akan
dibawah tanggung jawab dokter.

PERLENGKAPAN SEHARI –HARI .


Klien dianjurkan membawa pakaian sendiri utk dipakai di RS
Klien dianjurkan membawa sendok dan gelas .
Klien dianjurkan membawa lat alat mandi sendiri wash lap handuk
sikat gigi dan odol.

Kelurga / pengunjung .

Klien dapat ditunggu oleh satu kelg dgn persetujuan PP atau ka


Ru..
Penunggu tidak diperkenankan merokok , makan minum didalam
ruang rawat.

Obat obatan .

Obat obatan dibeli oleh klien dgn menggunakan resep yg ditulis


dokter.
Obat obatan / cairan infus / peralatan kedokteran yang telah dibeli
diserahkan / dilaporkan kepada perawat primer atau perawat
asosiet yang merawat saudara.
.

You might also like