You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan seks dan perkembangan kedewasaan remaja pada saat

pubertas sangat bervariasi, pada saat pubertas ada yang cepat dalam

menemukan kedewasaan dalam dirinya dan adapula yang lambat

mendapatkan kedewasaan dalam dirinya. Adapun ciri-ciri remaja pasa masa

pubertas di antaranya:

• Mudah terpengaruh oleh lingkungan.

• Memiliki sikap ambisius.

• Makin berani melakukan hal-hal yang dipandang tabu dan

dosa.

• Senang kepada bentuk fisik dan kecantikan.

• Ada perasaan pada lawan jenis.

Adapun usia pada masa pubertas antara usia 13 – 15 ½ tahun,

sementara bagi laki-laki 14 – 16 tahun. Remaja perempuan mengalami

krisis ketika berusia 15 ¼ - 16 ½ tahun, sementara ermaja laki-laki

mengalami hal yang sama pada usia 16 – 17 tahun (Muhammad Muhyidin,

1999:27-28).

Latar belakang dibuatnya makalah ini guna memberikan

pemahaman tentang kedewasaan di mana masa puber banyak sikap

1
ketakutan seperti takut memikul tanggung jawab, takut pada perubahan

fisik.

Adapula yang harus diperhatikan dalam pendidikan seks, kita harus

membekali diri kita dengan akhlak yang baik agar kita hidup dicintai oleh

semua manusia, dan tidak terjerumus kepada hal yang tidak diinginkan, di

antaranya kita harus hati-hati dengan faktor media. Perlu disadari bahwa

penyebabnya adalah mereka salah memilih media. Media-media itu bukan

saja merangsang aktivitas seks di luar nikah namun memberikan

pembenaran bahwa “berzina tidak salah dan lazim dilakukan remaja, malah

undang-undangnya belum ada.” Malah dalam media-media itu memuat

laporan utama masalah seks di luar nikah, mungkin maksudnya ingin

menyajikan pendidikan seks terhadap generasi muda, akan tetapi justru

membangun citra bahwa aktivitas seks di luar nikah itu sah-sah saja, asal

pelakunya suka sama suka (Mujahid, 2004).

Itulah sebuah gambaran deskripsi betapa rusaknya moral-moral

remja kita karena kurangnya pengawasan dan pendidikan dari keluarga

yang tidak memberikan sebuah benteng pembatas agama sejak dini,

sehingga mereka memilih jalan yang sesuai dengan hati nurani mereka yang

condong pada hawa nafsunya.

Berdasarkan pandangan tersebut, faktor yang menjadi

penyelewengan seks di kalangan remaja adalah banyaknya media masa

yang merangsang aktivitas seksual. Dasar pengetahuan dan pendidikan

2
mereka lemah, juga orang tua yang kurang mengawasi dan mendidik anak-

anaknya sehingga berani melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam karya ilmiah ini penulis membahas permasalahan

pengembangan sifat seseorang setelah menginjak masa pubertas di mana

penulis hanya akan membahas masalah “Pendidikan Seks dan

Pengembangan Remaja” dimana pembahasan ini sangat penting sekali

dilihat dari segi kondisi sekarang. Adapun judul yang akan penulis ambil

dari tema tersebut adalah “Pendidikan Seks dan Pengembangan Remaja

pada Saat Pubertas”.

1.3 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini

adalah:

1. Bagaimanakah keberadaan remaja pada masa pubertas?

2. Bagaimanakah agar remaja memahami betul masalah pubertas

sehingga mampu melewati masa pubertas dengan baik?

3. Bagaimanakah pendidikan seks di kalangan remaja sehingga

keadaan remaja menjadi lebih baik?

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

3
Kegunaan dari pembuatan makalah dengan permasalahan yang

diajukan di atas adalah:

1. Ingin mengetahui keberadaan remaja pada masa pubertas.

2. Ingin mengetahui cara agar remaja memahami betul masalah

pubertas sehingga mampu melewati masa pubertas dengan baik.

3. Ingin mengetahui bentuk pendidikan seks di kalangan remaja

sehingga keadaan remaja menjadi lebih baik.

Sedangkan kegunaan dari makalah ini adalah:

1. Memberikan solusi serta merumuskan strategi dan untuk memperbaiki

akhlak para remaja supaya terhindar dari pergaulan bebas dan dapat

melewati masa pubertas dengan baik sehingga berguna bagi agama dan

negara.

2. Menjadi sebuah motivasi bagi para remaja untuk mencari jati diri yang

benar-benar mempunyai kredibilitas yang tinggi serta bermanfaat bagi

pembaca.

4
BAB II

LANDASAN PENDIDIKAN SEKS DAN PERKEMBANGAN REMAJA

2.1 Landasan Pendidikan Seks Remaja

2.1.1 Keadaan Seks Remaja

Keadaan seks remaja dewasa ini semakin memperihatinkan,

membawa kita kepada arah renungan. Karena keadaan seks remaja dewasa

ini sangat kontradiksi dengan ajran agama Islam yang benar. Sebab mereka

melakukan perbuatan yang dipandang berdosa dan meruksak akhlak dengan

biasa-biasa saja.

Sebagaimana penelitian dari UNAIR, Surabaya teracatat sebanyak

40 % dari kalangan remaja pernah melakukan kontak seksual, majalah

editor sekitar 41 % penyakit kelamin, aids dan yang terbaru dan

mengherankan adalah penelitian dari Yogyakarta sekitar 97 % mahasiswi

sudah tidak perawan lagi. Padahal sudah jelas bahwa pezinahan itu

menimbulkan masalah sosial yang sedemikian besar dan Islam telah

melarang keras hal demikian sebagaimana dalam al-Quran.

‫ة‬
ً ‫ش‬ ِ ‫ن َفا‬
َ ‫ح‬ َ ‫ه‬
َ ‫كا‬ ُ ّ ‫وا الّزَنا إ ِن‬ ْ َ ‫وَل َت‬
ْ ُ ‫قَرب‬
“ Dan janganlah kamu mendekati jina, sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan keji dari suatu jalan yang buruk (Q.S. al-

Isra :32)

Dan juga dijelaskan dalam sebuah hadits:

‫ن )رواه البخخخاري‬ َ ْ ‫شي‬


ُ ‫طا‬ ّ ‫ن َثال ِث َُها ال‬ َ ّ ‫مَرأ َةٍ ا ِل‬
َ ‫كا‬ ٌ ‫ج‬
ْ ِ ‫ل ب ِا‬ ّ َ‫خل ُو‬
ُ ‫ن َر‬ ْ َ ‫ل َي‬
(‫و مسلم‬

5
“Janganlah bergaul bebas laki-laki dan perempuan kecuali yang

ketiganya adalah syetan (H.R. Bukhari dan Muslim)

2.1.2 Kedudukan Seks Remaja

Setiap manusia manusia memiliki latar belakang, pendidikan,

lingkungan, kebudayaan, status sosial, dan pola pikir yang berbeda. Oleh

karena itu manusia paham benar terhadap bagaimana mengarahkan hawa

napsu para remaja ke arah yang benar.

Di sisi lain masih banyak orang yang belum tahu bahkan tidak

faham bahaya penyimpangan seksual, maka tidak aneh jika banyak remaja

yang melakukan penyimpangan seksual bahkan menabrak ajaran agama,

misalnyua: homoseks, lesbian, biseksual, analsex, mitrifili, dll.

Maka dari itu penulis mengutip salah satu ayat al-Quran yaitu:
ْ َ
‫ن‬ ِ َ ‫ن ال َْعال‬
َ ْ ‫مي‬ َ ‫م‬ َ ‫ن الذ ّك َْرأ‬
ِ ‫م‬ َ ْ‫أت َأت ُو‬
“Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki diantara manusia dan

kamu tingglkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu bahkan

kamu adalah orang yang melampaui batas. (Q.S. Asy. Syuara : 165-

166)

Dalam konteks ayat yersebut, mengandung makna bahwa kita

sebagai manusia yang diberi napsu, disuruh untuk belajar mengendalikan

diri (nafsu badaniyah) agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif

(penyimpangan seksual)

6
2.2 Perkembangan Remaja

2.2.1 Keadaan Perkembangan Remaja Pada saat Pubertas

Pada bab sebelumnya dijelaskna mengenai latar belakang serta hal-

hal lain yang berhubungan dengan masalah perkembangan remaja pada saat

pubertas.

Kondisi remaja sekarang tatkala menghadapi problem-problem masa

pubertas banyak yang tidak menghadapinya dengan baik, hal ini disebabkan

karena mereka belum memahami betul terhadap masa pubertas dan

problematika yang harus dihadapi pada masa itu, diantara mereka banyak

yang melakukan seks, hasil survai pun membuktikan bahwa banyak remaja

di kota-kota besar yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma

agama seperti sex di luar nikah. Hasil survey bahkan ada yang pernah

melakukan seks dengan PSK.

Mengenai hal tersebut juga dikatakan Didik Hermawan dalam

bukunya “Saat Harus Pacaran”, ada baiknya ita melihat survei yang

dilakukan oleh kru DETEKSI pada bulan Mei 2003 terhadap 152 responden

di kota pernah berhubungan seks di luar nikah.

Nilai kenyatan yang dihadapi remaja betul-betul telah melanggar

aturan agma maupun moral, dalam al-Quran

‫ة‬
ً ‫ش‬ ِ ‫ن َفا‬
َ ‫ح‬ َ ‫ه‬
َ ‫كا‬ ُ ّ ‫وا الّزَنا إ ِن‬ ْ َ ‫وَل َت‬
ْ ُ ‫قَرب‬
“Dan janganlah kamu mendekati jina, sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan keji dari suatu jalan yang buruk (Q.S. al-Isra :32)

2.2.2 Kedudukan Remaja Pada Saat Pubertas

7
Remaja merupakan sesuatu makhluk yang lebih dan membutuhkan

pembinaan mental yang baik karena remaja merupakan :

ّ ‫ل ال ْغَد‬ َ ِ‫ن ال ْي َوْم ِ ر‬


ُ ‫جا‬ ُ
ُ ‫شّبا‬
Pemuda hari ini tokoh masa yang akan datang

Contoh pemuda yang baik adalah pemuda ashabul kahfi di mana

diabadikan sifat mereka dalam al-Quran:

‫دى‬
ً ُ‫م ه‬
ْ ُ‫م وَزِد َْناه‬
ْ ِ‫وا ب َِرب ّه‬
ْ ُ ‫من‬
َ ‫م َءا‬
ْ ُ‫إ ِن ّه‬
“Sesungguhnya mereka itu itu orang-orang yang beriman kepada

Tuhan mereka dan kami tumbuhkan kepada mereka petunjuk.”

Artinya bahwa pemuda yang baik adalah orang yang memiliki

karekteristik kuat, keimanannya dengan pemahaman agama yang baik.

8
BAB III

PENILAIAN ANALISA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS DAN

PERKEMBANGAN REMAJA

3.1 Penilaian Analisa Terhadap Pendidikan Seks Remaja

3.1.1 Pendidikan Seks Di Kalangan Remaja, Keadaan Remaja

akan Lebih Baik

Pentingnya pendidikan yang harus ditanam dalam jiwa remaja sejak

dini tentang pendidikan seks. Karena dengan pendidikan seks akan

memeberi arahan kepada jalur yang baik, dan menjadi solusi problematika

moral remaja yang marak dan menadi renungan kita saat ini, serta dengan

pendidikan akan dapat mengukur jati diri mereka.

Seperti dikatakan oleh Yusuf Sabiq dalam bukunya “Mengenal Jati

Diri Remaja” krisis kemanusiaan yang kini melanda kehidupan kita tidak

bisa dilepaskan dari realitas pendidikan selama ini. (Sabiq,2004;9)

Resep/langkah-langkah pembimbigan

a. Semangat keagamaan

b. Adanya keharmonisan keluarga

c. Selalu melakukan kewajiban

d. Tidak sering berdua-duaan dengan lawan jenis

e. Tidak meniru budaya asing

f. Selalu menjaga kesucian hati dan tidak berkhayal atau berfikran

yang bukan-bukan

9
g. Apabila remaja sudah mapan dan siap berkeluarga maka nikah

adalah jalan keluarnya.

Dampak Negatif dari Penyimpangan-penyimpangan Seksual :

a. Merugikan diri sendiri

b. Dikucilkan diu lingkungan masyarakat

c. Banyaknya praktek-praktek prostitusi

d. Menginjak-injak nilai tinggi agama

e. Menjatuhkan harkat martabat diri dan keluarga

f. Banyak anak berlabel “anak haram”

g. Banyaknya waktu yang te rbuang

Ajakan Terhadap Remaja Untuk Melalakukan Kegiatan-Kegiatan

Positif

a. Menutup aurat terutama bagi kalangan wanita

b. Mengisdi kegiatan keagamaan

c. Saling mengingatkan dalam kebaikan

d. Menciptakan hubungan dengan masyarakat secara kondusif

Bimbingan terhadap pergaulan dan pendidikan seks di kalangan

remaja akan memberi arahan kepada jalan yang benar, dengan pendidikan

akan ditemukan berbagai macam solusi dan akan dan akan dipecahkan

berbagai macam problematika yang menjadi renungan kita serta dengan

pendidikan akan dapat diukur jati diri mereka juga keimanan serta

pengawasan lingkungan dan pengendalian diri.

10
Seperti pernah dikatan oleh Yusuf Sabiq, bahwa pendidikan

memberikan andil yang besar akan kemanusiaan yang ada, krisis

kemanusiaan yang kini melanda kehidupan kita bisa dilepaskan dari

realitas pendidikan selama ini (Sabiq, 2004;9)

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan dari agama, sekolah

maupun lingkungan terutama tentang sekitar pengetahuan bagaimana

bahayanya pergaulan bebas dan akibat penyimpangan terhadap seksual.

Maka dengan demikian sebagian besar remaja yang memiliki akhlak

yang baik adalah orang yang memliki pendidikan dari keluarga lingkungan

maupun forum tetentu.

3.2 Penilain, Analisa terhadap Perkembangan Remaja

3.2.1 Dengan Pengaruh Lingkungan yang Baik, Maka Remaja

Dapat Melewati Masa Pubertas yang Baik

Menurut sebagian psikolog pubertas adalah masa yang dimulai dari

usia hingga pertumbuhan tulang sempurna tidak tumbuh lagfi. Biasanya

usia pubertas antara usia 12-19 tahun. Orang yang mengalami masa

pubertas, jika ingin melewati masa pubertas dengan baik maka salah satu

faktor yang mendorong terwujudnya hal tersebut adalah faktor lingkungan.

Di mana pengaruh lingkungan lingkungan seperti keluarga,

tetangga, teman, dan masyarakat, dapt menciptakan seseorang menjadi baik

dan jelek.

11
Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menjalani masa Pubertas :

1. Memperdalam pengetahuan tentang agama

2. Belajar dari pengalaman orang lain

3. Berupaya mencari teman yang baik

4. Berupaya memelihara dairi dari hal-hal yang negatif

5. Selalu mengevaluasi diri

Dampak negatif dari gagalnya perkembangan remaja dalam

menjalani masa pubertas:

1. Banyak melakukan tindakan yang bertentangan dengan agama

2. Banyak berfikir yang kurang bermanfaat

3. Menghancurkan diri sendiri

4. Terjerumus ke jurang kemaksiatan

5. Menghambur-hamburkan uang dan waktu

6. Jiwa tidak stabil

Kegiatan positif dalam menjalani masa pubertas:

1. Mengadakan penyuluhan

2. Mengisi pengajian setiap jadwal pengajian remaja

3. Saling mengingatkan dalam kebaikan

4. Saling membantu sesama remaja untuk memecahkan persoalan

yang dihadapi

5. Menciptakan suasana lingkungan yang kondusif

12
3.2.2 Remaja Memahami Betul Masalah Pubertas Agar

Mampu Melewatinya dengan Baik

Remaja pada saat pubertas banyakl mengalami perubahan-

perubahan yang ada dalam dirinya mulai dari fisik, seperti perubahan pada

suara, sampai perubahan psikis (yakni perubahan kejiawaan) seperti

timbulnya rasa suka terhadap lawan jenis).

Guna menghadapi perubahan keaneka ragaman pada dirinya. Maka

dibutuhkan pemahaman yang komprehensif (menyeluruh) agar remaja

dapat dengan mudah melewati masa pubertas dengan sukses.

Adapun perubahan yang dimaksud di atas adalah :

a. Perubahan suara

b. Sudah mulai nampaknya tanda kejantanan bagi laki-laki atau

tanda-tanda keperawanan bagi perempuan

c. Mula-mula

3.2.3 Analisa terhadap Dampak Pengaruh Lingkungan yang

Baik Mendorong Kesuksesan Remaja dalam Melewati Masa

Pubertas dengan Baik

Setelah penulis mengadakan penelitian dan membahs masalah

perkembangan remaja pada saat pubertas dengan baik dalam bab 2 dan bab

3, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa ternyata sebagian remaja

yang berhasil melewati masa pubertas dengan baik adalah didukung oleh

faktor lingkungan yang baik, baik keluarga, teman, atau lingkungan sekitar.

13
Remaja mendapatkan keberhasilan menjalani masa pubertas salah

satunya dari pengaruh lingkungan yang baik, yang dimaksud dengan

lingkungan yang baik adalah adanya dukungan dari keluarga dan faktor

sekitarnya yang dapat mendorong remaja berperilaku baik.

Adapun yang dimaksud dengan pengaruh keluarga yang baik

adalah keluarga yang mampu mendidik remaja ke arah yang lebih positif,

dalam arti orang tua yang perhatian terhadap remaja secara maksimal.

Dengan demikian, maka remaja dapat melewati pubertasnya dengan baik.

3.2.4 Analisa terhadap Usaha Penulis dalam Memberikan

Penjelasan tentang Masa Pubertas

Adanya usaha yang nyata memberikan penjelasan mengenai

perkembangan remaja pada pubertas seperti : memberikan penjelasan

kepada teman-teman penulis agar biasa memanfaatkan masa pubertasnya

dengan baik.

14
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan masalah secara komprenhensif, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perlu disadari bahwa penyebab utama para remaja melakukan hal-

hal yang di luar pergaulan / seks bebas adalah : salahnya mereka dalam

memilih media dan kurangnya pendidikan dari keluarga serta faktor-

faktor lingkungan yang mendudkung timbulnya aktivitas tersebut.

2. Keadaan para remaja yang dewasa ini semakin memperihatinkan

dengan pergaulan bebasnya, membawa ke arah perenungan. Sebab, hal-

hal yang dilakukan dalam pergaulan remaja dewasa ini sangat

kontradiksi sekali dengan ajaran agama. Islam melarang hal-hal yang

demikian sebab perbuatan tersebut adalah suatu bperbuatan yang keji

sekaligus mendapat pandangan jelek dari masyarajat.

3. Pendidikan merupakan salah satu jalan yang dapat memprevensif

tibulnya pergaulan bebas dai kalngan remaja. Banyak sekali dianatara

remaja yang tidak memiliki pendidikan, sehingga mereka berani

melakukan hal-hal yang dilarang agama. Pendidikan yang dimaksud di

sini adalah semua pendidikan yang memotivbasi para remaja dalam

berbagai hal yang positif.

15
4. Selain pendidikan, usaha olain yang dapat dilakukan untuk

menciptakan keadaan remaja ke arah yang lebih baik yaitu dengan

diadakannya usaha maksimal seperti: semangat keagamaan, tidak

meniru kultur asing atau trend yang tidak mendidik.

4.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan, baik

dalam diri penulis, objek permasalahan maupun pembaca, maka penulis

mengungkapkan saran-saran sebagai berikut:

1. Melihat akhlak remaja yang sangat kontradiksi sekali dengan

ajaran agama, maka perlu sekali diadakan berbagai macam kegiatan

keagamaan di lingkungan yang terdapat banyak remaja.

2. Kemudian untuk lebih memotivasi para remaja dalam hal yang

positif, maka pendidikan tentang etika pergaulan remaja perlu untuk

diterapkan di berbagai aspek kehidupan.

3. Para remaja dewasa ini sangat membutuhkan sekali dorongan dari

dalam (intern) seperti: keluarga untuk dapat memotivasi aktivitas positif

nereka. Maka dari orang tua pun termasuk faktor utama bagi para

remaja untuk melakukan hal yang positif

16
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI. 2000. Tafsir al-Quran. Semarang: Toha Putera.

Muhyidin, Muhammad. 1999. Remaja Puber di Tengah Arus Hedonis. Surabaya:


Mujahid.

Sabiq, Yusuf. 2004. Mengenal Jati Diri Remaja. Surabaya: Mujahid.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan


Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

17
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Allah swt. Tuhan pencipta alam semesta raya,

shalwat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita yang setia. Berkat

rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, diorientasikan dalam tujuan pendidikannya

sebagai guru dan pembimbing dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Sudah

barang tentu, permasalahan yang akan mereka hadapi adalah permasalahan anak

didik, baik fisik maupun psikisnya. Oleh karena itu, untuk menunjang

kemampuan dalam melakansakan tugas pendidikan, mata kuliah Bimbingan dan

Konseling (BK), merupakan mata kuliah yang wajib diikuti oleh semua

mahasiswa.

Makalah yang penulis buat ini merupakan salah satu tugas pokok dari

Dosen Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BK), dengan tujuan untuk

memantapkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap materi mata

kuliah ini. Topik yang dibicarakan pada makalah ini adalah ”Landasan Pendidikan

Seks dan Perkembangan Remaja”.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Bimbingan dan

Konseling (BK) serta kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan

dorongan kepada dorongan dalam proses penyusunan makalah ini. Akan tetapi,

penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan

langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan-perbaikan. Untuk itu,

penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan

makalah ini.

i
18
Harapan yang tulus ikhlas berupa persembahan do’a kepada Allah swt.

sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga senantiasa

ada dalam keridhaan Allah swt. Amiin.

Cipasung, Desember 2009

Penyusun

ii
19
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................................
.......................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah
...............................................................................................
...............................................................................................
1
1.2 Pembatasan Masalah
...............................................................................................
...............................................................................................
3
1.3 Perumusan Masalah
...............................................................................................
...............................................................................................
3
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
...............................................................................................
...............................................................................................
3
BAB II LANDASAN PENDIDIKAN SEKS DAN PERKEMBANGAN
REMAJA
.......................................................................................................
.......................................................................................................
5
2.1 Landasan Pendidikan Seks Remaja

20
...............................................................................................
...............................................................................................
5
2.1.1 Keadaan Seks Remaja

5
2.1.2 Kedudukan Seks Remaja

5
2.2 Perkembangan Remaja
...............................................................................................
...............................................................................................
7
2.2.1 Keadaan Perkembangan Remaja pada Saat
Pubertas

7
2.2.2 Kedudukan Remaja pada Saat Pubertas

8
BAB III PENILAIAN ANALISA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS
DAN PERKEMBANGANNYA
.......................................................................................................
.......................................................................................................
9
3.1 Penilaian Analisa terhadap Pendidikan Seks Remaja
...............................................................................................
...............................................................................................
9
3.1.1 Pendidikan Seks di Kalangan Remaja,
Keadaan Remaja Akan Lebih Baik

9
3.2 Penilaian, Analisa terhadap Perkembangan Remaja

21
...............................................................................................
...............................................................................................
11
3.2.1 Dengan Pengaruh Lingkungan yang Baik,
Maka Remaja Dapat Melewati Masa Pubertas yang
Baik
11
3.2.2 Remaja Memahami Betul Masalah Pibertas
Agar Mampu Melewatinya dengan Baik

13
3.2.3 Analisa terhadap Dampak Pengaruh
Lingkungan yang Baik Mendorong Kesuksesan
Remaja dalam Melewati Masa Pubertas dengan
Baik
13
3.2.4 Analisa
terhadap Usaha Penulis dalam
iii
Memberikan Penjelasan tentang Masa Pubertas

14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
.......................................................................................................
.......................................................................................................
15
3.3 Kesimpulan
...............................................................................................
...............................................................................................
15
3.4 Saran
...............................................................................................
...............................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA

22
iv

23
LANDASAN PENDIDIKAN SEKS
DAN PERKEMBANGAN REMAJA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen : Drs. H. Abbas Roswandi

Disusun Oleh

Nama : EULIS AZIZAH


NPM : 07.0078.1
Tkt. / Smt. : III / V
Fak. / Jur. : Tarbiyah / PAI

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG


SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2009

24

You might also like