Professional Documents
Culture Documents
INDAH
Created by :
Mas Suryanto HS ( )
Subject: Perumahan
Perencanaan perumahan
Keyword: Environmental Risk
[ Description ]
Pembangunan Kawasan Perumahan Laguna Indah dengan luas lahan 526,80 hektar sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 telah dilengkapi dengan Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pembangunan Kawasan Perumahan
Laguna Indah meliputi pembangunan pemukiman, perkantoran, supermal, ruko, dan
rumah sakit yang pelaksanaanya terdiri atas 3 tahap (1996 - 2006). Meskipun telah
dilengkapi dengan dokumen AMDAL namun karena banyaknya kegiatan yang akan
dilaksanakan dan jangka waktu pembangunan yang sangat panjang, tidak tertutup
kemungkinan AMDAL yang telah disusun tidak berjalan sesuai dengan rencana. Oleh
karena itu maka perlu dilihat bagaimana pelaksanaan AMDAL Pembangunan Kawasan
Laguna Indah dalam bentuk analisa risiko lingkimgan. Analisa risiko lingkungan
disesuaikan dengan isu pokok AMDAL Kawasan Perumahan Laguna Indah dari segi
teknis antara lain masalah banjir dan pola drainase, meningkatnya beban lalu lintas pada
jalur transportasi umum, masalah ketersediaan sumber air bersih dan masalah kegiatan
pengelolaan limbah padat dan cair. Analisa risiko lingkungan pada penelitian ini
dilakukan dengarfmembandingkan rona lingkungan awal terhadap kondisi terkini yang
sementara terjadi. Dari hasil identiflkasi risiko lingkungan melalui kuesioner, wawancara
dan observasi, diketahui bahwa hingga kini risiko yang ditimbulkan pada radius 2,5 km
dari kawasan perumahan adalah banjir dan kerusakan jalan. Dengan adanya risiko ini
diperlukan solusi untuk mengatasinya dengan membangun sistem drainase baru dian
menambah tebal lapisan perkerasan jalan. Akibat adanya risiko lingkungan yang terjadi
menimbulkan biaya ganti lingkungan yang besaraya tergantung dari penilaian masing-
masing individu. Biaya pencegahan lingkungan untuk mengatasi banjir dengan
membangim sistem drainase baru sebesar Rp. 1.797.000.000,- dan biaya
pemeliharaannya Rp. 297.480.000,- per tahun dan untuk mengatasi kerusakan jalan
dengan menambah tebal lapis perkerasan diperlukan biaya Rp. 1.107.000.000,- dan biaya
pemeliharaan Rp. 55.350.000,- per tahun.
Alt. Description
Laguna Indah Real Estate Region development with area 526,80 hectare appropriate
Government Regulation Number 51 Year 1993 has been complete with Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) document Laguna Indah Real Estate Region
development include housing development, office complex, supermall, house-store and
hospital will be implementation in 3 stage (1996 - 2006). Although has been complete
with AMDAL document however very much activity will be impelementation in so long
time, not closed probability AMDAL has been composed not take a stroll like planning.
Because of that, necessary observe how AMDAL Laguna Indah Real Estate Region
Development implementation in shape environmental risk analysis. Environmental risk
analysis to be appropriate with basic issue AMDAL . Laguna Indah Real Estate Region
Development from technical aspect among others flood and drainage system problem,
increase traffic load in public transportation lane, availability source of water clean
problem and processing solid and liquid waste activity problem. Environmental risk
analysis in this research doing with compare environmental baseline and environmental
condition now. From environmental risk identification with questionnair, interview and
observation, until now environmental risk happened in radius 2,5 km from real estate
region is a flood and road damage. The solution for contend this risk is development a
new drainage system and road overlay. Consequence environmental risk happened to
make environmental cost Environmental cost substitute dependence from appraisal each
individual. Environmental cost prevention for fiood with development new drainage
system Rp. 1.797.000.000,- and maintenance cost Rp. 297.480.000,- per year.
Environmental cost prevention for road damage with road overlay constuction Rp.
1.107.000.000,- and maintenance cost Rp. 55.350.000,- per year.
Source :
Theses Civil Engineering, RT 628 Mas a, 2002
Coverage :
ITS Community
Rights :
Copyright @2002 by ITS Library. This publication is protected by copyright and
permission should be obtained from the ITS Library prior to any prohibited reproduction,
storage in a retrievel system, or transmission in any form or by any means, electronic,
mechanical, photocopying, recording, or likewise. For information regarding
permission(s), write to ITS Library
Share this information to :
PEMRAKARSA
NAMA DOKUMEN
KEP-27/MENLH/9/1998 TGL.3/9/1998
PENYUSUN
DESKRIPSI KEGIATAN
PT.GMTDC berencana akan membangun kawasan Tanjung Bunga di Wilayah
pesisir pantai
yaitu:
Sombala
- Hotel dengan alokasi lahan seluas 83 ha (10,78 %), meliputi cottages selus
10 ha dan hotel 73 ha.
ISU POKOK
lahan;
dasar laut dan penimbunanan jalan serta sampah padat dan cair yang
ditimbulkan pedagang kaki
lima pada sepanjang jalan, serta bau akibat pembusukan limbah khususnya
organik yang masuk ke
jalan;
• Gangguan biota perairan yang terjadi karena pembuatan jalan akses laut
melalui pekerjaan-
padat dan cair dari pedagang kaki lima yang akan menempati sepanjang
jalan akses laut;
masuknya sedimen serta limbah cair dan padat akibat berbagai jenis
kegiatan yang direncanakan.
-2-
KEWAJIBAN
PEMRAKARSA
1.
menjaga sirkulasi air laut dan kelestarian estetika dan sanitasi lingkungan
Pantai Losari;
sekitar lokasi;
bersifat umum;
rinci bagi kegiatan-kegiatan: fasilitas berupa jalan akses laut dan darat, hotel,
perkantoran/jasa
terbuka, lapangan golf, fasilitas jaringan air bersih, listrik, telepon dan
pengolahan limbah atas
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
KDL6/DATA/EVALUASI/IRMA/ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL-PT.GMTDC
-3-
PENGELOLAAN
bersangkutan bagi setiap jenis kegiatan yang akan dibangun dalam proyek
tersebut selambat-
Lingkungan rinci;
• Ganti rugi lahan diberkan secara langsung kepada penduduk yang akan
dibebaskan lahannya
dapat melalui jalur Jalan Pelita (Sungguminasa), sisi jalan tanggul sungai
Jeneberang (Tanggul
-4-
badanjalan
dengan plastik/terpal
masing
permukaan perairan yaitu dengan jalan mengisap pasir dari dasar laut
langsung ke atas kapal dan
gorong akan dipasang. Hal ini untuk meminimalkan timbulnya ceceran bahan
bangunan berupa
semen dan batu serta tidak menyebabkan teraduknya air laut saat gorong-
gorong dipasang
dilaksanakan
•
•
-5-
bangunan
bagian d
• Segera melakukan penanaman tanaman setelah pengupasan
lahan/pengurugan selesai dikerjakan
bagian d
• Memilih jenis tanaman yang sudah memiliki daya adaptasi baik di lokasi
proyek
• Sejumlah jenis tanaman pohon, perdu dan rumput yang dapat ditanam dan
umumnya sudah
• Bagi tanaman impor maka harus mendapat izin dari karantina tumbuhan
memadai untuk pedagang kaki lima beroperasi dis epanjang jalan akses laut
TPS diangkut ke TPA secara teratur pada subuh hari, yaitu setelah seluruh
aktifitas pedagang kaki
lima selesai
pencarai kerja
Mencegah persaingan tidak sehat antara pencari kerja lokal dan para
pendatang
Memberlakukan tingkat upah yang wajar yakni sesuai dengan tingkat Upah
Minimum Regional
lainnya
•
•
-7-
dari berbagai tingkatan/kelas sehingga terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat
• Melakukan sosialisasi dan promosi kawasan wisata ini di dalam dan luar
negeri dengan
memadai
seperti jalan akses laut dan darat serta fasilitas pendukung lainnya pada
kawasan wisata ini
pengangkut sampah
• Pengangkutan dari TPS ke TPA dilakukan pada malam hari, sehingga tidak
mengganggu
-8-
-9-
Sulawesi Selatan
lapangan golf
sementara
• Memisahkan sampah organic, dan memanfaatkan sampah organic sebagai
bahan kompos untuk
- 10 -
jam sibuk
oleh warga
• Limbah yang diangkut dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu limbah
organik dan anorganik, limbah
bagi masyarakat sekitar Kawasan Taman Bunga untuk bekerja dan berusaha
agar dapat
pada Gambar 2-8. Panjang groin adalah sekitar 200m dan posisi
pemasangannya ditunjukkan pada
Gambar 2-9
PEMANTAUAN
kesehatan masyarakat
- 11 -
Memantau jumlah lapangan usaha yang terbuka dan jumlah tenaga kerja
yang terserap
Hasanuddin, peningkatan arus lalu lintas di jalan akses darat dan menunjang
pengembangan tata
Bunga
komersial
Memantau jumlah penduduk yang mendapat perumahan yang layak
kesehatan masyarakat
Memantau jumlah kesempatan kerja dan jumlah tenaga kerja yang terserap
•
•
- 12 -
•
•
pedagang pengumpul
- 13 -
- 14 –
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 34 /PERMEN/M/2006
TENTANG
Menimbang
Mengingat
b. bahwa untuk penyediaan rumah layak huni yang sehat, aman, serasi,
1. Undang-undang
Permukiman;
Hidup;
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M tahun 2004 tentang
Nomor
Tahun
1992
tentang
Perumahan
dan
13. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan
Indonesia;
Pemerintah Daerah;
Perumahan Rakyat;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG
PEDOMAN
UMUM
PENYELENGGARAAN
KETERPADUAN
Pasal 1
Pasal 2
perumahan yang ada dan digunakan sebagai acuan bagi para pemangku
kepentingan,
Pasal 3
Semua ketentuan tentang Pedoman penyelenggaraan keterpaduan
prasarana, sarana dan utilitas (
Pasal 4
Pasal 5
Pengendalian dan hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini
akan diatur lebih
Pasal 6
TTD
Lampiran I
Nomor
Tanggal
Tentang
34/PERMEN/M?2006
30 November 2006
PENDAHULUAN
Pemerintah pada Bulan Oktober 2003 sampai saat ini masih diteruskan
kebijakannya tapi
terlampau tinggi untuk ukuran MBR, (iv) daya beli masyarakat pada saat ini
masih rendah,
dan (v) birokrasi perijinan masih cukup menyulitkan bagi para pengembang.
dimaksud dengan prasarana meliputi jalan, saluran drainase, air hujan, dan
jaringan air
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja
lampiran 2).
Pedoman Umum ini ditulis PSU, yang pengertiannya adalah upaya untuk
melakukan
genangan air atau banjir disebabkan penanganan sistem drainase yang tidak
terpadu dalam
satu daerah tangkapan air, bangunan yang tidak memadai dan tidak
terpelihara, (ii)
sehingga distribusi air minum tidak merata, (iv) rumah sudah terbangun
tetapi prasarananya
kuratif.
1.2. Tujuan
yang terpadu dan memadai antar sistem atau antar kawasan, sehingga
terwujud kawasan
Pusat.
Lingkungan Hidup.
Air Minum.
16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987, dan Instruksi
Menteri Dalam
Negeri No. 30 Tahun 1990 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,
Utilitas Umum
1)
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana
pembinaan keluarga;
2)
3)
4)
tinggal;
5)
6)
7)
8)
bencana.
9)
Kawasan Siap Bangun (KASIBA) adalah sebidang tanah yang fisiknya telah
dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan utama (lokal sekunder) dan
jalan
kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan
dilengkapi
daya yang ada dalam sistem sehingga dapat dicapai hasil yang optimal
dalam upaya
sarana dan utilitas pada kawasan perumahan dan antar kawasan agar dapat
berfungsi
14) Ruang Terbuka Hijau adalah sebidang tanah yang hanya diperuntukan
sebagai ruang
15) Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk menekan timbulnya dampak
bencana,
kepentingan umum.
19) Penganggaran adalah perhitungan banyaknya uang atau dana yang akan
dikeluarkan.
20) Studi kelayakan adalah studi yang melakukan penilaian atau evaluasi
dari aspek teknis,
kawasan.
agar dapat tetap berfungsi pada tingkatan pelayanan sesuai tujuan rencana
2)
berkelanjutan.
3)
BAB II
KAWASAN
PSU yang termuat dalam Pasal 2 (1), Pasal 18 (1), Pasal 30 (1) dari Undang-
Undang Nomor 4
Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
2.1. Umum
bawah ini.
Komponen
PSU
No.
Prasarana
1.
Jalan
Kawasan Khusus
2.
Drainase
3.
Air limbah
4.
Persampahan
Jalan lokal
sekunder
Primer dan
sekunder
Terpusat, setempat
Tempat
pengolahan
Jalan lokal
sekunder, jalan di
atas air
Primer dan
sekunder
Terpusat, setempat
Komposter, tempat
pengolahan
Komponen
PSU
No.
Komposter.
Distribusi
Kawasan Khusus
5.
Jaringan air
minum
II
Sarana
1.
Tempat
pendidikan,
2.
Layanan
kesehatan
SMU
Klinik, puskesmas,
RS C, B, dan A
3.
Layanan
perdagangan
4.
Fasos dan
fasum
5.
Tempat olah
raga
6.
Pemakaman
7.
Ruang
Terbuka Hijau
8.
Terminal
III
Utilitas
umum
1.
Jaringan listrik
Warung, restoran,
pujasera, Pasar
tradisional,
minimarket,
pertokoan.
Rumah ibadah,
balai pertemuan,
kantor.
Gedung, Lapangan
olahraga
Pemakaman
Taman
Halte
Distribusi, terminal
air, HU
SD, SLTP
Klinik, posyandu,
puskesmas
pembantu,
puskesmas.
Warung
pujasera,Pasar,
Tempat pelelangan
ikan
Rumah ibadah,
balai pertemuan.
Lapangan olahraga
---
Taman, tempat
penjemuran ikan
Dermaga
2.
Jaringan
telepon
3.
Jaringan gas
4.
Transportasi
5.
Pemadam
kebakaran
Gardu dan
jaringan (PLN),
genset
Jaringan (telkom)
Jaringan (migas)
Angkutan umum
Perlengkapan
pemadam
kebakaran
(PLN), genset
Jaringan (telkom)
Jaringan (migas)
Angkutan umum
Perlengkapan
pemadam
kebakaran
sebagai berikut :
1)
2)
membuka kawasan perumahan baru, baik berskala besar (Kasiba, Lisiba dan
Lisiba BS)
3)
4)
kawasan disekitarnya.
5)
Bab III.)
1)
bencana.
2)
3)
PSU.
pusat.
berikut :
sehingga akan
1)
Dalam rangka
permasalahan.
2)
Identifikasi permasalahan atau peta masalah, dilakukan melalui diskusi
keterpaduan
3)
Dari peta masalah, selanjutnya disusun rencana tindak (action plan), berisi :
4)
(butir 2.3),
kuratif).
penanganan
kuratif,
yang
paling
penting
adalah
identifikasi
BAB III
UTILITAS KAWASAN
kondisi di lapangan saat ini dan yang akan datang dengan memperhatikan
tahapan sebagai
berikut :
yang ada.
yang ada.
kepentingan
terkait
untuk
mengintegrasikan/keterpaduan
penyelenggaraan
peningkatan kelembagaan.
8) Pada tahapan ini produk pengaturan yang dipakai sebagai referensi adalah
Undang
supply perumahan.
6) Setelah pelaksanaan fisik PSU selesai dibangun dan dimanfaatkan, harus
berikut:
permukiman.
tahap pengelolaan.
berlaku.
3.7
Produk Pengaturan.
1) Rencana induk sistem terpadu atau Master plan PSU kawasan, adalah
rencana
pertumbuhannya sangat cepat dan dalam satuan luas daerah yang cukup
besar.
kawasan.
g) Dalam rencana induk ditentukan daerah mana yang perlu direklamasi atau
tidak
perlu dilakukan pengurugan, misalnya lokasi kolam retensi, tinggi muka air
5) Untuk menyusun rencana induk ini diperlukan data hujan, data hidrologi,
data land
use, data hidraulika, data geologi, data topografi, data demografi, jumlah dan
b. Studi Kelayakan
berisi analisis dari 4 (empat) aspek antara lain aspek pasar, aspek teknis,
aspek
mencakup : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back
Period (PP).
dan utilitas yang akan diterima oleh masyarakat sekitar; (iii) menganalisa
daya
atau tidak, apabila tidak, maka diperlukan upaya agar masyarakat dapat
dengan
senang hati menerimanya. Pada saat ini, sebagian besar lingkungan atau
kawasan
c. Standar Teknis
Dalam penyelenggaraan keterpaduan PSU kawasan perumahan standar
teknis yang
1) Prasarana Jalan.
a) Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan
terpadu
merupakan bagian penting dari suatu kota dalam Sistem Jaringan Jalan
Sekunder.
lokal sekunder I, Jalan lokal sekunder II, Jalan lokal sekunder III, Jalan
f) Standar teknis bidang ini antara lain : sesuai SNI 03-2853-1995, SNI 03-
2446-1991,
SNI 03.6967-2003
2) Prasarana Drainase.
dalam tanah. Pembuatan kolam retensi dan sumur resapan dapat dilihat
pada
e) Standar teknis bidang ini antara lain : sesuai SNI 06-2409-2002 dan SNI 03-
2453-
2002.
b) Layanan air minum dalam kawasan dapat diberikan oleh PDAM atau Badan
berlaku.
pengelolaan, pembagian tugas dan kuwajiban oleh unit pengelola. Lokasi bisa
3) Penyambungan pipa air minum ke jaringan pipa air minum skala perkotaan
yang ada.
K/OP/ST/004/98
4) Prasarana Pengelolaan Air Limbah
antara lain :
(perpipaan).
perkotaan.
e) Standar teknis bidang ini antara lain : sesuai SNI 03-2398-2002, PTT-19-
2000-C
pengelolaan yang aman, nyaman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
persampahan.
sampah pada kawasan perumahan. Standar teknis bidang ini antara lain :
Standar teknis bidang ini antara lain : sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-
2000-C
6) Prasarana Jaringan Listrik
Apabila sudah diprogramkan oleh PLN, pihak Pemda atau badan pengelola
listrik dari PLN atau belum ada jaringan listrik dari PLN perlu dicarikan
alternatif
lainnya.
seperti kenyamanan fisik (teduh, segar) dan mendapatkan bahan untuk dijual
(kayu, daun, bunga), tempat wisata (bermain) serta bangunan umum yang
bersifat
terbatas (WC umum, pos polisi, lampu taman, gardu listrik, dan lain-lain).
penduduk.
(milik pemerintah dan terbuka untuk umum) dan privat (perorangan) paling
e) Untuk persyaratan jumlah penduduk, ditentukan luas per kapita dalam m2.
Misalnya jumlah penduduk 250 jiwa sampai dengan 480.000 jiwa, diperlukan
RTH
dan taman kota, jalur hijau, jalur hijau sempadan sungai, jalur hijau
sempadan rel
kereta api, jalur hijau tegangan tinggi, RTH pemakaman, dan RTH
pekarangan.
dan teknologi (ii) pergeseran tanggung jawab dari pemerintah kepada swasta
dan
masyarakat (iii) Motivasi swasta dan masyarakat mendorong lembaga
menjadi lebih
efisien, transparan dan kompetitif (iv) kondisi capacity building swasta dan
masyarakat.
Swasta/
masyarakat
PLN/swasta
Peranan investasi
Pembiayaan
pembangunan jar.
listrik
PDAM/swasta Pembiayaan
pembangunan air
minum
PT Telkom
/ swasta
Pengembang
Badan
Pengelola
sampah/air
Pembiayaan
pembangunan jar.
telkom
Harga
material/upah
yang murah
Harga/biaya yang
murah
Imbal hasil
(reward)
Hak rekening
listrik
minum
Hak rekening
telkom
Hak sebagai
pengembang
pembangunan
kawasan.
Hak lembaga
pengelola
satu2nya
limbah.
Bank
Masyarakat
Penjamin
pembayaran kredit
Membeli unit
rumah
Hak eksklusif
sebagai bank
satu2nya
Hak untuk
memperoleh skim
pembayaran
BAB IV
PENUTUP
Dengan adanya Pedoman umum penyelenggaraan keterpaduan PSU ini dapat
membantu
dan permukiman yang belum diatur dalam pedoman ini dapat mengacu pada
ketentuan lainnya
yang berlaku.