Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Dinamika Sistem
Pemerintahan Indonesia Kurun Waktu 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 dan
Sampai 5 Juli 1959 ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan ini adalah untuk melengkapi
persyaratan mendapatkan nilai tugas semester gasal sekolah. Adapun penyusunan
Laporan ini berdasarkan data-data yang Penulis peroleh selama melakukan pencarian
di segala bentuk media informasi serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Zaenal Mursalin S.Pd selaku pembimbing dari sekolah, yang telah
memonitor Penulis dari jauh dan memberikan dukungan – dukungan moral.
2. Kedua orang tua Penulis.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan, atas bantuan doa restu yang
berhubungan dengan kegiatan Laporan tersebut.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Menurut UUD 1945
.............................................................................................................................................
B. Sistem Kabinet yang Dianut
.............................................................................................................................................
BAB II : DINAMIKA SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA KURUN
WAKTU
27 DESEMBER 1949 – 17 AGUSTUS 1950 DAN SAMPAI 5 JULI 1959
A. Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Kondisi Pelaksanaan / Realisasi Legislatif
.............................................................................................................................................
2. Kondisi Pelaksanaan / Realisasi Eksekutif
.............................................................................................................................................
3. Kondisi Pelaksanaan / Realisasi Yudikatif
.............................................................................................................................................
B. Pasang Surut Sistem Pemerintahan Indonesia Kurun Waktu
27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 dan Sampai 5 Juli 1959
1.Kelebihan Pelaksanaan dari Segi Pemerintahan
.........................................................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
UUDS ini merupakan adopsi dari UUD RIS yang mengalami sedikit
perubahan, terutama yang berkaitan dengan perubahan bentuk negara dari
negara serikat ke negara kesatuan.
2) Instabilitas Politik.
2) Dalam bidang ekspor, pengubahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar
AS.
Untuk kepentingan ekspor Rp3,80 menjadi Rp7,60. Untuk impor, Rp11,40 untuk
setiap dollarnya.
1) Kabinet Natsir
2) Kabinet Sukiman
3) Kabinet Wilopo
6) Kabinet Alisastroamidjojo II
7) Kabinet Karya
Berikut tabel kabinet yang dianut pada masa RIS dan Demokrasi Liberal
Awal Akhir
Pimpinan Jumlah
No Nama Kabinet masa masa Jabatan
Kabinet personil
kerja kerja
20 6
Mohammad Perdana
* RIS Desember September 17 orang
Hatta Menteri
1949 1950
20 Pjs
21 Januari Susanto
1 Susanto Desember Perdana 10 orang
1950 Tirtoprodjo
1949 Menteri
6
21 Januari Perdana
2 Halim September Abdul Halim 15 orang
1950 Menteri
1950
Ali
30 Juli 12 Agustus Ali Perdana
6 Sastroamidjojo 20 orang
1953 1955 Sastroamidjojo Menteri
I
Ali
24 Maret 9 April Ali Perdana
8 Sastroamidjojo 25 orang
1956 1957 Sastroamidjojo Menteri
II
Tak jauh beda, pada saat Indonesia menganut sistem UUDS 1950, MA dan
DPK juga berperan sebagai alat perlengkapan negara. Sesuai pasal 44 UUDS 1950
tertulis ”Alat-alat perlengkapan negara terdiri atas Presiden dan Wakil Presiden;
Menteri-Menteri; DPR; MA; dan Dewan Pengawas Keuangan”. Sama seperti
Konstitusi RIS 1949 hanya tidak ada Senat dan Wakil Presiden serta kata Indonesia.
Sesuai pasal 105 Ayat 1 UUDS 1950 tertulis bahwa “Mahkamah Agung adalah
Pengadilan Negara Tertinggi”, dengan begitu kekuasaan yudikatif dalam Negara RI
dipegang oleh MA.
Sebagai lembaga yudikatif atau juga pengawas dari pelaksanaan UUDS 1950,
pengangkatan Mahkamah Agung adalah untuk seumur hidup. Mahkamah Agung
dapat dipecat atau diberhentikan menurut cara dan ditentukan oleh undang-undang
( Pasal 79 Ayat 3 UUDS 1950 ), selain itu diatur pada pasal yang sama dengan ayat 4
disebutkan bahwa ”Mahkamah Agung dapat diberhentikan oleh Presiden atas
permintaan sendiri”. Selain sebagai pengawas atas perbuatan pengadilan-pengadilan
yang lain, Mahkamah Agung juga memberi nasehat kepada Presiden dalam
pemutusan pemberian hak grasi oleh presiden, dalam hal ini sesuai dengan pasal 14
ayat 1 UUD 1945 yang tertulis “Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbanagn Mahkamah Agung”.
Kelebihan:
1.
Kekurangan:
3.
4. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat
menguasai parlemen.
Pemberontakan Andi Aziz terjadi di Ujung Pandang pada tanggal 5 April 1950
Latar belakang pemberontakan Andi Aziz adalah :
- Menolak masuknya pasukan APRIS dari TNI di Makasar
- Menuntut pasukan AAPRIS bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas
keamanan di Negara Indonesia Timur
- Tetap mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur.
Pada tanggal 25 April 1950 Mr. Dr. Ch. RS. Soumokil mantan Jaksa Agung
Negara Indonesia Timur memproklamirkan berdirinya RMS (Republik Maluku
Selatan) di Ambon yang ingin memisahkan diri dari RIS.
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17
Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. UUDS 1950
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan
Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR
RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.
Menurut UUDS, presiden berfungsi sebagai kepala negara. Meski presiden
merupakan bagian dari pemerintahan, tanggung jawab pemerintahan berada di
tangan perdana menteri bersama para menterinya. Karena yang dianut adalah sistem
parlementer, presiden dan wakil presiden tidak boleh diganggu-gugat. Penanggung
jawab tindakan pemerintah adalah menteri-menteri, secara bersama-sama untuk
seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannya sendiri.sebagai imbangannya,
pemerintah dapat meminta presiden untuk membubarkan DPR.
Pada masa ini, kondisi perpolitikan kurang begitu stabil. Kabinet kerap kali jatuh,
karena sering mendapat mosi tidak percaya dari DPR. Sehingga terjadi masa
“transisi” abadi, walaupun secara umum mempunyai goal yang kurang lebih sama.
Yang jadi masalah besar pada periode ini adalah kegagalan konstituante dalam
menetapkan hukum dasar negara, sehingga untuk menyelamatkan negara dan bangsa
akibat gagalnya konstituante tersebut, presiden mengeluarkan dekrit presiden pada
tanggal 5 Juli 1959.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
C. Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Cerah, LKS. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP Semester I. Solo:
CV. Teguh Karya.
Cerah, LKS. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMP Semester II. Solo:
CV. Teguh Karya.
Drs. Rahmat A., Drs.M. Halimi, dan Mochammad Amin, S.Pd. 2000. Memahami
Tata Negara. Bandung: Ganeca Exact.
Sunardi H.S. dan Mas’udi Asy. 2006. Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan.
Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tim Penyusun MGMP Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta. 2005.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) Kelas VII. Yogyakarta: Bumi
Aksara.
Tim Penyusun MGMP Pendidikan Kewarganegaraan Yogyakarta. 2005.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) Kelas VIII. Yogyakarta: Bumi
Aksara.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia dan Amandemennya. Surakarta: Pustaka
Mandiri.
www.google.co.id
www.wikipedia.co.id
www.khanifsalsabila.blogspot.com
http://superzayedium.wordpress.com/page/2/
LAMPIRAN-LAMPIRAN