You are on page 1of 52

1.

UJI MOLISH

A. LANDASAN TEORI UJI MOLISH

Manusia sebagi makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Jika ditinjau dari hal
tersebut, maka selayaknya manusia membutuhkan energi yang cukup untuk dirinya agar
mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak cara yang dilakukan
manusia untuk dapat memperoleh cukup energi setiap harinya. Manusia dapat melakukan
kegiatan makan, yaitu proses memasukkan bahan makanan ke dalam tubuh melalui mulut,
dan dilanjutkan dengan pemprosesan zat makanan tersebut oleh sistem pencernaan makanan,
hingga terperoleh cukup energi yang berasal dari zat makanan tersebut yang sebenarnya
adalah senyawa kimia. Contoh senyawa kimia tersebut : karbodidrat. Karbohidrat ('hidrat dari
karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani sákcharon, berarti "gula") merupakan
sumber utama kalori yang dikonsumsi oleh manusia, sebagian besar hewan, dan berbagai
mikroorganisme. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.

Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan
banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa
yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

Klasifikasi karbohidrat :

Berdasarkan jumlah unit gulanya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi


monosakarida (gula sederhana), disakarida, oligosakarida, dan polisakarida (kata “Sakarida”
diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.
1. Monosakarida

Merupakan karbohidrat atau gula yang paling sederhana yang dapat diartikan
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat yang lain. Monosakarida berupa
kristal padat yang larut dalam air, tidak larut dalam pelaryt nonpolar, tidak berwarna, dan
biasanya berasa manis. Contoh : Glukosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa.

2. Disakarida

Adalah karbohidrat yang molekulnya terdiri atas dua molekul monosakarida.


Disakarida terbentuk dari reaksi polimerisasi kondensasi dengan melepaskan satu molekul air.
Ikatan yang menghubungkan kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan ini
terbentuk jika gugus hidroksil dari salah satu gula bereaksi dengan atom karbon anomer pada
gula yang kedua. Contoh : Maltosa, laktosa, sukrosa.

3. Oligosakarida

Merupakan karbohidrat yang terdiri dari 3-10 molekul monosakarida. Oligosakarida


tidak terdapat secara bebas, tetapi dapat tergabung pada rantai polipeptida protein.
Oligosakarida biasanya dapat berupa Disakarida, trisakarida, tetrasakarida. Contohnya :
rafinosa.

4. Polisakarida

Merupakan polimer kompleks dari monosakarida, disakarida, maupun oligosakarida


sehingga memilki berat molekul yang besar. Jadi, polisakarida termasuk makromolekul.
Polisakarida berperan penting bagi makhluk hidup karena berfungsi sebagai penyusun
struktur dan penyimpan energi.

Polisakarida dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu homopolisakarida dan


heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang mengandung satu unit
monosakarida, misalnya pati yang hanya mengandung unit glukosa. Sedangkan,
heteropolisakarida mengandung dua jenis atau lebih unit monosakarida, misalnya asam
hialoronat paada jaringan pengikat yang mengandung residu dari dua jenis unit gula secara
bergantian. Tidak berbentuk kristal, umumnya tidak larut dalam air, dan tidak berasa.
Contonya: Pati, glikogen, selulosa. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
Uji molish Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat
pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi
pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam
pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif.

Merupakan cara untuk menemukan ada tidaknya karbohidrat secara umum. Dalam
larutan encer, walaupun dipanaskan, pada monosakarida umumnya stabil. Tetapi, bila
dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, maka monosakarida akan menghasilkan furfural
atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini merupakan hasil reaksi atau pelepasan
molekul air dari senyawa. Oleh karena furfural atau derivatnya membentuk senyawa yang
berwarna bila direaksikan dengan α naftol atau timol, reksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal
untuk karbohidrat.

Apabila ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian ditambahkan asam


sulfat pekat, maka terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan iti akan
terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dan α nafthol.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena
sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat
mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis
akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak
ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan
ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Molish

. Menentukan atau menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan uji (glukosa, fruktosa,
sukrosa, selulosa, maltosa, laktosa), melalui uji molis.

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya


pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)
melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine
C. Manfaat Uji Molish

Dapat mengetahui adanya karbohidrat yang terdapat di dalam bahan uji (glukosa,
fruktosa, sukrosa, selulosa, maltosa, laktosa), melalui uji molis.

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara
umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine dan dapat menambah
informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi, 1. H2SO4 pekat
2. Pipet tetes, 2. Pereaksi molis (larutan α-nepthol 10% di dalam
etanol/metanol)
3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%
4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%
5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%
6. Larutan Sukrosa 1%
7. Larutan Selulosa 1%
8. Larutan maltosa 1%
9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan
busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

E. Langkah Kerja Uji Molish

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,


sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk)
2. Masukkan 2 ml bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda
3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan
hasil yang akurat
4. Tambahkan 2-3 tetes pereaksi Molish, kocok perlahan-lahan selama 5 detik

5. Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml (± 20 tetes) H2SO4 melalui dinding tabung reaksi
Praktikum Uji Molish Larutan karbohidrat :

Glukosa Fruktosa Sukrosa Laktosa Maltosa Selulosa


2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml

- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- diberi tanda - ditambahkan 2-
- ditambahkan 2- - ditambahkan 2-3 - ditambahkan 2-3 - ditambahkan 2-3
- ditambahkan 2- 3 tetes molish tetes molish tetes molish tetes molish 3 tetes molish
3 tetes molish - dikocok selama
- dikocok selama - dikocok selama 5 - dikocok selama 5 - dikocok selama 5
- dikocok selama 5 detik detik detik detik 5 detik
5 detik - dimiringkan
- dimiringkan - dimiringkan - dimiringkan - dimiringkan
- dimiringkan tabungnya tabungnya tabungnya tabungnya tabungnya
tabungnya - ditetesi 1 ml
- ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml
- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat
H2SO4 pekat

Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya,
Catat hasilnya,
apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk
apakah terbentuk
cincin cincin cincin cincin cincin
cincin
Praktikum Uji Molish Ekstrak buah :

Mangga muda Mangga masak Mangga busuk Pepaya muda Pepaya masak Pepaya busuk
2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml

- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- diberi tanda
- ditambahkan 2- - ditambahkan 2-3 - ditambahkan 2-3 - ditambahkan 2-3 - ditambahkan 2-
- ditambahkan 2- 3 tetes molish tetes molish tetes molish tetes molish 3 tetes molish
3 tetes molish
- dikocok selama - dikocok selama 5 - dikocok selama 5 - dikocok selama 5 - dikocok selama
- dikocok selama 5 detik detik detik detik 5 detik
5 detik
- dimiringkan - dimiringkan - dimiringkan - dimiringkan - dimiringkan
- dimiringkan tabungnya tabungnya tabungnya tabungnya tabungnya
tabungnya
- ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml - ditetesi 1 ml
- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat H2SO4 pekat
H2SO4 pekat

Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya, Catat hasilnya,
Catat hasilnya,
apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk apakah terbentuk
apakah terbentuk
cincin cincin cincin cincin cincin
cincin
F. Data Uji Molis

Hasil Pengamatan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. 2 ml larutan glukosa 1% + 3 Glukosa = tidak Orange jernih, terdapat
tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna cincin berwarna ungu pada
perbatasan larutan.
Molish = coklat gelap
Warnanya keruh, terjadi

H2SO4 = Hitam peningkatan suhu (panas)

2. 2 ml larutan fruktosa 1% + 3 Fruktosa = Tidak Orange keruh (++), warna


tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna keruh (+++), terbentuk cincin
merah ungu, terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

3. 2 ml larutan sukrosa 1% + 3 Sukrosa = Tidak Orange keruh, warnanya


tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna menjadi keruh (+), terbentuk
cincin ungu, terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

4. 2 ml larutan laktosa 1% + 3 Laktosa = Tidak


tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

5. 2 ml larutan maltosa 1% + 3 Maltosa = Tidak Orange keruh (+), warna


tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna keruh (+), terbentuk cincin
ungu, terjadi peningkatan
Molish = coklat gelap
suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

6. 2 ml larutan selulosa 1% + 3 Selulosa = Tidak Orange gelap, warna keruh


tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna (+), terbentuk cincin ungu,
terjadi peningkatan suhu
Molish = coklat gelap
(panas)

H2SO4 = Hitam

7. 2 ml ekstrak mangga muda 1% Ekstrak mangga Orange jernih, cincin ungu


+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 muda = kuning jernih tampak kurang jelas, warna
keruh (+), terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

8. 2 ml ekstrak mangga masak1% Ekstrak mangga Orange keruh (+), warna


+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 masak = kuning coklat keruh (++), terbentuk
jernih cincin ungu, terjadi
peningkatan suhu (panas)
Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

9. 2 ml ekstrak mangga busuk 1% Ekstrak mangga Orange keruh (+), warna


+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 busuk = kuning jernih coklat keruh, cincin ungu
tampak jelas, terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

10. 2 ml ekstrak pepaya muda 1% Ekstrak pepaya muda Orange keruh (+), warna
+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 = kuning jernih keruh, cincin ungu tampak
kurang jelas, terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

11. 2 ml ekstrak pepaya masak 1% Ekstrak pepaya Orange keruh (++), warna
+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 masak = kuning keruh (+), cincin ungu
jernih tampak paling jelas, terjadi
peningkatan suhu (panas)
Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam
12. 2 ml ekstrak pepaya busuk 1% Ekstrak pepaya busuk Orange keruh gelap, warna
+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4 = kuning jernih keruh (+++), cincin ungu
tampak jelas, terjadi
Molish = coklat gelap
peningkatan suhu (panas)

H2SO4 = Hitam

G. Analisis Data

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Larutan 2 ml glukosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange jernih. Pada larutan tersebut
terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara
furtural α-napthol. Larutan glukosa merupakan monosakarida yang memiliki ikatan karbon
pendek sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

2. Larutan 2 ml fruktosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh (++). Pada larutan tersebut
terbentuk cincin berwarna merah ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara
furtural α-napthol. Larutan fruktosa merupakan monosakarida yang memiliki ikatan karbon
pendek sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

3. Larutan 2 ml sukrosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut
terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara
furtural α-napthol. Larutan sukrosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon
panjang sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

4. Larutan 2 ml laktosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange. Pada larutan tersebut terbentuk
cincin berwarna ungu pekat di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-
napthol. Larutan laktosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang
sehingga terbentuk cincin ungu jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

5. Larutan 2 ml maltosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh (+). Pada larutan tersebut
terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara
furtural α-napthol. Larutan maltosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon
panjang sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

6. Larutan 2 ml selulosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat
gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H 2SO4
pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange gelap. Pada larutan tersebut
terbentuk cincin berwarna ungu gelap di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara
furtural α-napthol. Larutan selulosa merupakan polisakarida yang memiliki ikatan karbon
sangat panjang sehingga terbentuk cincin ungu gelap di perbatasannya, terjadi peningkatan
suhu (panas).

7. Larutan 2 ml ekstrak mangga muda 1% (kuning jernih) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh gelap. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu
kurang jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.
Ekstrak mangga muda mengandung monosakarida yang memiliki ikatan karbon pendek
sehingga terbentuk cincin ungu kurang jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu
(panas).

8. Larutan 2 ml ekstrak mangga masak 1% (kuning keruh) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh(+). Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu di
perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol. Ekstrak mangga
masak mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang sehingga terbentuk
cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

9. Larutan 2 ml ekstrak mangga busuk 1% (orange kekuningan) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu
tampak jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.
Ekstrak mangga busuk mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang
sehingga terbentuk cincin ungu tampak jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan
suhu(panas).

10. Larutan 2 ml ekstrak pepaya muda 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu
kurang jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.
Ekstrak pepaya muda mengandung monosakarida yang memiliki ikatan karbon pendek
sehingga terbentuk cincin ungu kurang jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan
suhu(panas).

11. Larutan 2 ml ekstrak pepaya masak 1% (agak keruh (+)) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh(++). Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu
jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol. Ekstrak
pepaya masak mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang sehingga
terbentuk cincin ungu jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

12. Larutan 2 ml ekstrak pepaya busuk 1% (keruh (++)) ditambah 2-3 tetes molish
(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk
larutan berwarna orange keruh gelap. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu
tampak sangat jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.
Ekstrak pepaya busuk mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang
sehingga terbentuk cincin ungu tampak sangat jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan
suhu (panas).

H. Pembahasan Uji Molish

Pada praktikum uji molish kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat pada
bahan yang diuji baik yang telah diketahui maupun pada buah-buahan yang belum diketahui
kandungan karbohidratnya. Pada uji molish ini terbentuk cincin yang berwarna ungu yang
terdapat diperbatasan kedua lapisan larutan tersebut. Cincin ini terbentuk karena terjadi reaksi
kondensasi antara furfural dengan α-napthol. Karena larutan molish ini adalah larutan α-
napthol 10% dalam etanol/methanol. Intensitas warna pada cincin pun berbeda-beda, pada
monosakarida cincin yang dibentuk adalah ungu muda-ungu, hal ini disebabkan ikatan
karbonnya pendek. Pada disakarida dan polisakarida, cincin yang terbentuk memilki warna
ungu- ungu gelap karena ikatan karbonnya panjang.

I. Kesimpulan Uji Molish

Pereaksi molish merupakan pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya


karbohidrat dalam suatu zat makanan atau yang lainnya. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi
senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa
hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural Pada uji
molish ini akan berhasil dengan ditandai terbentuknya cincin yang berwarna ungu. Cincin
tesebut akan tampai tipis, karena ikatan karbonnya pendek, warnanya jika terkandung
monosakarida dan akan berwarna tebal jika terkandung disakarida atau polisakarida, karena
memilki ikatan karbon panjang. Hal ini diakibatkan adanya reaksi kondensasi anatar furfural
dengan α-napthol (pereaksi molish). Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida,
disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.

J. Daftar Pustaka

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.
2. UJI BENEDICT

A. LANDASAN TEORI UJI BENEDICT

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan


natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu yang
kemudian mengendap sebagai (Cu2O). adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat
pereaksi benedict bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk
enedid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan
trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji benedict. Larutan temabaga yang alkalis bila
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk
Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna hijau, merah orange atau merah bata dan adanya
endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.

Pereaksi benedict dapat menditeksi gula dengan konsentrasi 0,01%. Endapan Cu2O
dapat berubah warna merah, kuning atau larutan hitam kekuningan bergantung pada warna
asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan.

Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enedid yang mudah teroksidasi.
Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila
dilakukan uji benedict. Larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang
berwarna hijau, merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar
tabung reaksi. Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa.
Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas
dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk
mencegah terjadinya pengendapan CuCO3.

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa dan maltosa.Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika,
Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati
dan studi di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk
mendalami Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.

Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah
gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan
berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif
dengan pereaksi benedict.

Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan,


sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan
dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi
biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat
(kandungan glukosa tinggi).

Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak
bersifat pereduksi.

Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine
yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine
diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis
gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit
diabetes.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena
sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat
mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis
akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak
ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan
ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Benedict


Menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis dan dapat
membedakan sakarida gula yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi)
melalui uji benedict

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya


pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)
melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine

C. Manfaat Uji Benedict

Dapat menetahui dan memahami tentang zat-zat yang mereduksi dalam suasana
alkalis dan dapat membedakan sakarida gula yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak
dapat mereduksi) melalui uji benedict.

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara
umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah
informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
a. Tabung reaksi, 1. Spirtus
b. Pipet tetes, 2. Pereaksi benedict
3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%
4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%
5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%
6. Pembakar spirtus
6. Larutan Sukrosa 1%
7. Larutan Selulosa 1%
8. Larutan maltosa 1%
9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan
busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)
E. Langkah Kerja Uji Benedict

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,


sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk)

2. Masukkan 5 tetes bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda

3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan
hasil yang akurat

4. Tambahkan pereaksi benedict

5. Kemudian panaskan dalam waterbath atau pembakar spirtus selama 5 menit

6. Biarkan dingin dan bandingkan perubahan warna yang terjadi

7. Catat hasilnya.
Praktikum Uji Benedict Larutan Karbohidrat :

Glukosa Fruktosa Sukrosa Laktosa Maltosa Selulosa


5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes

- diberi tanda - diberi tanda


- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- ditambahkan - diberi tanda
- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan
pereaksi benedict pereaksi benedict - ditambahkan
pereaksi benedict pereaksi benedict pereaksi benedict
- dipanaskan pereaksi benedict
- dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan
selama 5 menit selama 5 menit - dipanaskan
selama 5 menit selama 5 menit selama 5 menit
- didinginkan selama 5 menit
- didinginkan - didinginkan - didinginkan - didinginkan
- dicatat - didinginkan
- dicatat - dicatat perubahan - dicatat perubahan - dicatat
perubahan perubahan - dicatat perubahan
warnanya warnanya perubahan
warnanya warnanya warnanya
warnanya

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Praktikum Uji Benedict Ekstrak Buah :

Mangga muda Mangga masak Mangga busuk Pepaya muda Pepaya masak Pepaya busuk
5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- diberi tanda - diberi tanda
- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan
- ditambahkan - ditambahkan
pereaksi benedict pereaksi benedict pereaksi benedict pereaksi benedict
pereaksi benedict pereaksi benedict
- dipanaskan
- dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan selama 5 menit
selama 5 menit selama 5 menit selama 5 menit selama 5 menit selama 5 menit
- didinginkan
- didinginkan - didinginkan - didinginkan - didinginkan - didinginkan
- dicatat
- dicatat - dicatat - dicatat perubahan - dicatat perubahan - dicatat perubahan perubahan
perubahan perubahan warnanya warnanya warnanya warnanya
warnanya warnanya

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
F. Data Uji Benedict

Hasil Pengamatan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Glukosa = tidak Terdapat 2 lapisan :
tetes glukosa 1% dipanaskan, berwarna - Lapisan atas = biru
dan diamati perubahan Benedict = Biru - Lapisan bawah =kemerahan
warnanya Ada endapan warna merah
2. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Fruktosa = tidak Terdapat 2 lapisan :
tetes fruktosa 1% dipanaskan, berwarna - Lapisan atas = biru
dan diamati perubahan Benedict = Biru kemerahan
warnanya - Lapisan bawah =kemerahan
Ada endapan warna merah
tapi hanya sedikit
3. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Sukrosa = tidak Terdapat endapan putih pada
tetes sukrosa 1% dipanaskan, berwarna dasar tabung dan terdapat
dan diamati perubahan Benedict = Biru warna larutan biru
warnanya
4. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Laktosa = tidak Terdapat 2 lapisan :
tetes laktosa 1% dipanaskan, berwarna - Lapisan atas = biru
dan diamati perubahan Benedict = Biru kemerahan
warnanya -Lapisan bawah =merah bata
Ada endapan warna merah
bata
5. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Maltosa = tidak Terjadi perubahan warna
tetes maltosa 1% dipanaskan, berwarna menjadi biru kehijauan tanpa
dan diamati perubahan Benedict = Biru adanya endapan
warnanya
6. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Selulosa = tidak Warna tidak berubah, tetap
tetes selulosa 1% dipanaskan, berwarna biru (+) tidak terdapat
dan diamati perubahan Benedict = Biru endapan
warnanya
7. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ektrak mangga muda Ada 1 lapisan berwarna biru.
tetes ekstrak mangga muda 1% = kuning jernih Mengandung sukrosa, tidak
dipanaskan, dan diamati Benedict = Biru muncul endapan
perubahan warnanya
8. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak mangga Terdapat 2 lapisan :
tetes ekstrak mangga masak masak = kuning - Atas = biru kemerahan
1% dipanaskan, dan diamati jernih - Bawah =kuning kemerahan
perubahan warnanya Benedict = Biru Mengandung fruktosa
9. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak mangga Terdapat 2 lapisan :
tetes ekstrak mangga busuk busuk = orange - Atas = biru kehijauan
1% dipanaskan, dan diamati kekuningan - Bawah =kuning kemerahan
perubahan warnanya Benedict = Biru Ada endapan, mengandung
laktosa
10. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak pepaya muda Berwarna biru, tidak terdapat
tetes ekstrak pepaya muda 1% = tidak berwarna endapan, mengandung
dipanaskan, dan diamati Benedict = Biru selulosa
perubahan warnanya
11. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak pepaya Terdapat 1 lapisan warna
tetes ekstrak pepaya masak 1% masak = agak keruh biru keruh, tidak terdapat
dipanaskan, dan diamati (+) endapan, mengandung
perubahan warnanya Benedict = Biru maltosa

12. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak pepaya busuk Terdapat 1 lapisan yaitu


tetes ektrak pepaya busuk 1% = agak keruh (++) warna biru, tidak membentuk
dipanaskan, dan diamati Benedict = Biru endapan, dan mengandung
perubahan warnanya selulosa

G. Analisis Data
Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes glukosa (tidak berwarna)


terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk
dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru dan lapisan bawah berwarna
kemerahan. Terdapat pula endapan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena pada larutan
ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda
dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai
gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

2. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes fruktosa (tidak berwarna)


terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk
dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah
berwarna kemerahan. Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit.
Hal ini disebabkan karena pada larutan ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan
gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi
dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O
yang berwarna merah (merah bata).

3. Pereaksi benedict 2ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes sukrosa (tidak berwarna)
terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk
endapan putih pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan karena pada
larutan ini bukan gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus hemiasetal, karena
sukrosa dalam air tidak mengalami kesimbangan dalam bentuk aldehid dan tidak
mempunyai gugus hydrogen sehingga tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi tersebut.

4. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes laktosa (tidak berwarna)


terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk
dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah
berwarna merah bata. Terdapat pula endapan berwarna merah bata. Hal ini disebabkan
karena pada larutan ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang
lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah
(merah bata).

5. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes maltosa (tidak berwarna)


terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga tidak
terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru kehijauan. Hal ini disebabkan
karena pada larutan ini bukan gula pereduksi.

6. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes selulosa (tidak berwarna)


terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga tidak
terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan karena
pada larutan ini bukan gula pereduksi.

7. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga muda (kuning
jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk satu lapisan warna biru dan tidak
terbentuk endapan . Hal ini disebabkan karena ekstrak mangga muda mengandung sukrosa
dan sukrosa merupakan bukan gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus
hemiasetal, karena sukrosa lam air tidak mengalami kesimbangan dalam bentuk aldehid dan
tidak mempunyai gugus hydrogen sehingga tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi tersebut.
8. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga masak (kuning
keruh). Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk dua lapisan berbeda yaitu :
lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah berwarna kuning kemerahan.
Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan
karena ekstrak mangga masak mengandung fruktosa dan fruktosa mempunyai gugus
aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan
tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

9. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga busuk (orange
kekuningan. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk dua lapisan berbeda yaitu :
lapisan atas berwarna biru kehijauan dan lapisan bawah berwarna kuning kemerahan.
Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan
karena ekstrak mangga busuk mengandung laktosa dan laktosa mempunyai gugus aldehid.
Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga
alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

10. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya muda (tidak
berwarna) terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga
tidak terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan
karena pada larutan ini bukan gula pereduksi.

11. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya masak (agak
keruh (+)) terbentuk larutan yang berwarna biru agak keruh (+). Lalu larutan tersebut
dipanaskan hingga terbentik satu lapisan warna biru keruh dan tidak terbentuk endapan. Hal
ini disebabkan karena pada larutan ini bukan gula pereduksi. Larutan ini mengandung
maltosa

12. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya busuk (keruh (+
+)) terbentuk larutan yang berwarna biru keruh (++). Lalu larutan tersebut dipanaskan
hingga tidak terbetuk endapan dan terbetuk satu lapidsan berwarbna biru keruh.Hal ini
disebabkan karena pada larutan ini bukan gula pereduksi. Larutan ini mengandung selulosa.

H. Pembahasan Uji Benedict


Kandungan pada glukosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% setelah dipanaskan kemudian
didinginkan maka terbentuk endapan di bagian dasar tabung yaitu berwarna merah (merah
bata). Hal ini dikarenakan larutan ini mengandung gugus aldehid. Aldehid merupakan gula
pereduksi yang lebih mudah dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang
berwarna merah (merah bata). Sama halnya pada ekstrak mangga masak yang mengandung
fruktosa dan mangga busuk yang mengandung laktosa yang mengandung gugus aldehid.

Kandungan pada Sukrosa 1%, maltosa 1%, selulosa 1%setelah dipanaskan kemudian
didinginkan tidak mengalami perubahan warna atau terbentuktidak tidak terbentuk endapan
warna merah (merah bata) pada dasar tabung. Hal ini dikarenakan pada larutan karbohidrat
tersebut bukanlah gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus hemiasetal, oleh karena
itu sukrosa di dalam air tidak berada dalam keseibangan dengan suatu bentuk aldehid atau
keton dan sukrosa tidak menunjukkan nutarotasi dan karena jenis karbohidrat ini tidak
memiliki gugus hydrogen yang menempel pada atom karbon karbonil sehin gga tidak dapat
dioksidasi dengan pereaksi tersebut.

I. Kesimpulan Uji Benedict

Uji benedict bertujuan untuk menunjukkan zat-zat yang mereduksi dalam suasana
alkalis dan membedakan gula yang tereduksi dan gula yang tidak tereduksi. Gula yang
menjadi bahan uji ini umumnya adalah gula yang tereduksi, hal ini ditunjukkan adanya
endapan warna merah yang terdapat di dasar tabung reaksi. Endapan ini sebenarnya adalah
endapan Cu2O yang terbentuk dari ion Cu+. Lain halnya dengan sukrosa, maltosa, dan
selulosa, gula ini ketika dipanaskan tidak membentuk endapan. Ini artinya adalah gula yang
tidak tereduksi.

J. Daftar Pustaka Uji Benedict

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

3. UJI SELIWANOFF
A. LANDASAN TEORI UJI SELIWANOFF

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.
Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut
mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat
terdehidrasi daripada aldosa.

Seliwanoff-Reaction

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

• Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula


sederhana.

• Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat


berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna
merah muda.

Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa
menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan
glukosaUntuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus laktosa (terdiri dari
galaktosa dan glukosa) digunakan uji seliwanoff. Prinsip pengujian ini berdasarkan atas
pembentukan 4-hidroksi Metil Furfural yang akan membentuk suatu senyawa yang berwarna
ungu dengan adanya resinol ( 1,3-dihidroksi benzene ) di dalam asam HCl. Dengan pereaksi
ini mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi
dengan resinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk
menunjukkan adanya ketosa.
Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena
sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat
mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis
akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak
ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan
ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Seliwanoff

Menentukan adanya gugus laktosa (fruktosa) melalui uji seliwanoff

C. Manfaat Uji Seliwanoff

. Dapat mengetahui dan menentukan gugus laktosa (fruktosa) melalui uji seliwanoff.
Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum
komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak,
dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah informasi
tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi, 1. Spirtus
2. Pipet tetes, 2. Pereaksi seliwanoff
(0,05%resorsinol di HCl 3N)
3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%
4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%
5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%
6. Pembakar spirtus
7. Pencatat waktu 6. Larutan Sukrosa 1%
7. Larutan Selulosa 1%
8. Larutan maltosa 1%
9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan
busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)
E. Langkah Kerja Uji Seliwanoff

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,


sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk)

2. Masukkan 2 tetes bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda

3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan
hasil yang akurat

4. Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi

5. Kemudian panaskan dalam waterbath atau pembakar spirtus sampai terbentuk warna

6. Catat kecepatan terbentuknya warna dari masing-masing tabung reaksi

7. Catat hasilnya.
Praktikum Uji Seliwanoff Larutan Karbohidrat :

Glukosa Fruktosa Sukrosa Laktosa Amilum Selulosa


2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes

- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- diberi tanda
- ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1
- ditambahkan 1 ml pereaksi ml pereaksi ml pereaksi ml pereaksi ml pereaksi
ml pereaksi seliwanoff seliwanoff seliwanoff seliwanoff seliwanoff
seliwanoff
- dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan
- dipanaskan sampai berubah sampai berubah sampai berubah sampai berubah sampai berubah
sampai berubah warna warna warna warna warna
warna
- dicatat waktu - dicatat waktu - dicatat waktu - dicatat waktu - dicatat waktu
- dicatat waktu perubahan warna perubahan warna perubahan warna perubahan warna perubahan warna
perubahan warna

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
Praktikum Uji Seliwanoff Ekstrak Buah :

Mangga muda Mangga masak Mangga busuk Pepaya muda Pepaya masak Pepaya busuk
2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
- diberi tanda
- diberi tanda - diberi tanda - diberi tanda
- diberi tanda - diberi tanda - ditambahkan
- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan pereaksi
- ditambahkan - ditambahkan pereaksi pereaksi pereaksi seliwanoff
pereaksi pereaksi seliwanoff seliwanoff seliwanoff
seliwanoff seliwanoff - dipanaskan
- dipanaskan - dipanaskan - dipanaskan sampai berubah
- dipanaskan - dipanaskan sampai berubah sampai berubah sampai berubah warna
sampai berubah sampai berubah warna warna warna
warna warna - dicatat waktu
- dicatat waktu - dicatat waktu - dicatat waktu perubahan warna
- dicatat waktu - dicatat waktu perubahan warna perubahan warna perubahan warna
perubahan warna perubahan warna

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
F. Data Uji Seliwanoff

Hasil pengamatan
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. 2 tetes Amilum 1% + 1 ml Amilum = tidak Amilum + seliwanoff = hijau
pereaksi seliwanoff berwarna muda
dipanaskan,lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 7,58 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
2. 2 tetes Glukosa 1% + 1 ml Glukosa = tidak Glukosa 1% + seliwanoff =
pereaksi seliwanoff berwarna kuning kemerahan
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 7,52 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
3. 2 tetes Fruktosa 1% + 1 ml Fruktosa = tidak Fruktosa 1% + seliwanoff =
pereaksi seliwanoff berwarna Orange
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 6,12 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
4. 2 tetes Sukrosa 1% + 1 ml Sukrosa = tidak Sukrosa 1% + seliwanoff =
pereaksi seliwanoff berwarna kuning
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 5,72 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
5. 2 tetes Laktosa 1% + 1 ml Laktosa = tidak Laktosa 1% + seliwanoff =
pereaksi seliwanoff berwarna kuning muda
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 7,02 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
6. 2 tetes Selulosa 1% + 1 ml Selulosa = tidak Selulosa 1% + seliwanoff =
pereaksi seliwanoff berwarna hijau muda
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 8,00 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
7. 2 tetes Ekstrak mangga muda Ekstrak mangga Ekstrak mangga muda +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff muda = kuning jernih seliwanoff = kuning keruh (+
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = +)
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih Pada waktu 2,3,5 menit
8. 2 tetes Ekstrak mangga masak Ekstrak mangga Ekstrak mangga masak +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff masak = Kuning seliwanoff = orange keruh (+
dipanaskan, lalu dicatat jernih ++)
kecepatan berubahnya warna Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 15 menit
Kuning jernih
9. 2 tetes Ekstrak mangga busuk Ekstrak mangga Ekstrak mangga busuk +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff busuk = orange seliwanoff = kuning keruh(+
dipanaskan, lalu dicatat kekuningan +)
kecepatan berubahnya warna Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 22 menit
Kuning jernih
10. 2 tetes Ekstrak pepaya muda Ekstrak pepaya muda Ekstrak pepaya muda +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff = tidak berwarna seliwanoff = kuning jernih(+)
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 19 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih
11 2 tetes Ekstrak pepaya masak Ekstrak pepaya Ekstrak pepaya masak +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff masak = agak keruh seliwanoff = orange (+)
dipanaskan, lalu dicatat (+) Pada waktu = 17 menit
kecepatan berubahnya warna Pereaksi seliwanoff=
Kuning jernih
12. 2 tetes Ekstrak pepaya busuk Ekstrak pepaya busuk Ekstrak pepaya busuk +
1% + 1 ml pereaksi seliwanoff = agak keruh (++) seliwanoff = orange (++)
dipanaskan, lalu dicatat Pereaksi seliwanoff = Pada waktu = 18 menit
kecepatan berubahnya warna Kuning jernih

G. Analisis Data

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pada larutan amilum 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadi hijau muda. Perubahan warna ini terjadi pada 7,58 menit. Hal ini karena
pada amilum tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton.

2. Pada larutan glukosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadi kuning kamerahan. Perubahan warna ini terjadi pada 7,52 menit. Hal ini
karena pada glukosa tidak memiliki gugus laktosa.

3. Pada larutan fruktosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadi orange. Perubahan warna ini terjadi pada 6,12 menit. Hal ini karena pada
fruktosa tidak memiliki gugus keton, melainkan gugus aldehid sehingga pada waktu
menguji karbohidrat dengan menggunakan seliwanoff tidak terjadi pembentukan 4-
Hidroksimetil Furfural, maka tidak membentuk senyawa yang berwarna merah.

4. Pada larutan sukrosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadikuning. Perubahan warna ini terjadi pada 5,72 menit. Hal ini karena pada
sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa. Mula-mula Hidrolsimetilfurfural yang selanjutnya
sereaksi dengan resolsimol membentuk senyawa lain.

5. Pada larutan laktosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadi kuning muda. Perubahan warna ini terjadi pada 7,02 menit. Hal ini karena
pada laktosa tidak memiliki gugus laktosa.

6. Pada larutan selulosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi


seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah
warna menjadi hijau muda. Perubahan warna ini terjadi pada 8,00 menit. Hal ini karena
pada selulosa tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton.

7. Pada ekstrak mangga muda 1% sebanyak 2 tetes (kuning jernih) ditambahkan 1 ml


pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut
berubah warna menjadi kuning (++). Perubahan warna ini terjadi pada 2,3,5 menit. Hal ini
karena pada ekstrak mangga muda tidak memiliki gugus laktosa.

8. Pada ekstrak mangga masak 1% sebanyak 2 tetes (kuning agak keruh (+)) ditambahkan 1
ml pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan
tersebut berubah warna menjadi orange (+++). Perubahan warna ini terjadi pada 15 menit.
Hal ini karena pada ekstrak mangga masak tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus
keton

9. Pada larutan ekstrak mangga busuk 1% sebanyak 2 tetes (orange keruh (++))
ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan,
maka larutan tersebut berubah warna menjadi kuning bening (++). Perubahan warna ini
terjadi pada 22 menit. Hal ini karena pada ekstrak mangga busuk tidak memiliki gugus
laktosa, maupun gugus keton

10. Pada larutan pepaya muda 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml
pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut
berubah warna menjadi kuning bening. Perubahan warna ini terjadi pada 19 menit. Hal ini
karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

11. Pada larutan pepaya masak 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml
pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut
berubah warna menjadi orange (+). Perubahan warna ini terjadi pada 17 menit. Hal ini
karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

12. Pada larutan pepaya busuk 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml
pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut
berubah warna menjadi orange keruh (++). Perubahan warna ini terjadi pada 18 menit. Hal
ini karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

H. Pembahasan Uji Seliwanoff

Seliwanoff bertujuan untuk menunjukkan adanya gugus laktosa atau fruktosa dengan
diberi seliwanoff tidak menunjukkan perubahan warna, hal ini disebabkan bahwa jenis
karbohidrat ini bukanlah termasuk gula yang mengandung gugus keton, melainkan aldehid
sehingga pada waktu pengujian tidak terjadi pembentukan 4-Hidroksimetil Furfural maka
tidak terbentuk senyawa yang berwarna merah.

Dapat juga terbentuk warna kuning, hijau dan orange, hal ini disebabkan karena pada
gula-gula tersebut tidak memilki gugus laktosa.

I. Kesimpulan Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.
Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut
mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat
terdehidrasi daripada aldosa.

Pengujian ini bertujuan menunjukkan adanya gugus laktosa. Pada gula-gula yang diuji
akan berubah warna menjadi kuning, orange dan hijau. Pengujian ini digunakan untuk
membedakan sukrosa dari fruktosa.

J. Daftar Purtaka Uji Seliwanoff


1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek


Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

4. UJI IODINE
A. LANDASAN TEORI UJI IODINE
Amilum merupakan polisakarida yang banyak terdapat di alam., yaitu pada sebagian
besar tumbuhan. Strukturnya berupa lingakaran terdiri atas 6 molekul heksosa dalam ikatan 1-
4, sacara α-glukosidis untuk beberapa zat yang ditemukan 250-300 molekul sisa glukosa.
Amilum berfungsi sebagai cadangan makana.

Amilum terdiri dari 2 macam polisakarida yaitu Amilosa (kira-kira 20%-28%) sisanya
amilopektin. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas
lebih dari 1000 unit glukosa. Butir pati ini tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi
dalam air dipanaskan akan tetapi suatu latutan koloid kental. Larutan koloid ini apabila diberi
larutan iodine aka berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang
membentuk senyawa. Amilopektik dengan iodine akan memberikan warna ungu atau merah
lembayung. Glikogen dalam bentuknya seperti Amilopektin dan lebih banyak bercabang, dan
bereaksi dengan iodine glikogen akan menghasilkan warna merah.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena
sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat
mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis
akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak
ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan
ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Iodine

Menunjukkan adanya polisakarida, terutama amilum dan membedakan amilum dari


glikogen, melalui uji iodine

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya pada
buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk) melalui uji
molis, benedict, seliwanoff, dan iodine.

C. Manfaat Uji Iodine

Dapat mengetahui dan menunjukkan adanya polisakarida, terutama amilum dan


membedakan amilum dari glikogen, melalui uji iodine

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara
umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,
masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah
informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi, 1. Spirtus
2. Pipet tetes, 2. Pereaksi iodine
3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%
4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%
5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%
6. Pembakar spirtus
6. Larutan Sukrosa 1%
7. Larutan Selulosa 1%
8. Larutan maltosa 1%
9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan
busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

E. Langkah Kerja Uji Iodine

1. Siapkan bahan uji berupa selulosa 1%, amilum 1%, ekstrak pepaya muda 1%, pepaya
masak 1%, pepaya busuk 1%, mangga muda 1%, mangga masak 1%, dan mangga busuk 1%.

2. Siapkan tiga tabung reaksi dan isikan masing-masing 3 ml larutan uji

3. Tambahkan 2 tetes air(bersifat netral) ke dalam tabung pertama, 2 tetes HCl ke dalam
tabung kedua, 2 tetes NaOH ke dalam tabung ketiga.

4. Kocok semua tabung, lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing-masing
tabung

5. Perhatikan perubahan warnanya

6. Panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan warna yang terjadi

7. Catat hasilnya
Praktikum Uji Iodine Larutan Karbohidrat :

Amilum Amilum Amilum Selulosa Selulosa Selulosa


2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes
- ditambahkan 2
tetes air (bersifat - ditambahkan 2
- ditambahkan 2 tetes air (bersifat - ditambahkan 2 - ditambahkan 2 - ditambahkan 2
netral)
tetes air (bersifat netral) tetes air (bersifat tetes air (bersifat tetes air (bersifat
netral) - dikocok sampai netral) netral) netral)
larut - dikocok sampai
- dikocok sampai larut - dikocok sampai - dikocok sampai - dikocok sampai
larut - ditambahkan 1 larut larut larut
tetes iodine, - ditambahkan 1
- ditambahkan 1 tetes iodine, - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1
perhatikan
tetes iodine, perhatikan tetes iodine, tetes iodine, tetes iodine,
perubahan warna
perhatikan perubahan warna perhatikan perhatikan perhatikan
perubahan warna - dipanaskan, perubahan warna perubahan warna perubahan warna
lalu didinginkan - dipanaskan, lalu
- dipanaskan, didinginkan - dipanaskan, lalu - dipanaskan, lalu - dipanaskan,
lalu didinginkan - diamati didinginkan didinginkan lalu didinginkan
perubahan yang - diamati
- diamati perubahan yang - diamati - diamati - diamati
terjadi
perubahan yang terjadi perubahan yang perubahan yang perubahan yang
terjadi terjadi terjadi terjadi

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :
Mangga muda Mangga muda Mangga muda Mangga masak Mangga masak Mangga masak
( I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes ( I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes
- ditambahkan 2
tetes air (bersifat - ditambahkan 2
- ditambahkan 2 tetes air (bersifat - ditambahkan 2 - ditambahkan 2 - ditambahkan 2
netral)
tetes air (bersifat netral) tetes air (bersifat tetes air (bersifat tetes air (bersifat
netral) - dikocok sampai netral) netral) netral)
larut - dikocok sampai
- dikocok sampai larut - dikocok sampai - dikocok sampai - dikocok sampai
larut - ditambahkan 1 larut larut larut
tetes iodine, - ditambahkan 1
- ditambahkan 1 tetes iodine, - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1
perhatikan
tetes iodine, perhatikan tetes iodine, tetes iodine, tetes iodine,
perubahan warna
perhatikan perubahan warna perhatikan perhatikan perhatikan
perubahan warna - dipanaskan, perubahan warna perubahan warna perubahan warna
lalu didinginkan - dipanaskan, lalu
- dipanaskan, didinginkan - dipanaskan, lalu - dipanaskan, lalu - dipanaskan,
lalu didinginkan - diamati didinginkan didinginkan lalu didinginkan
perubahan yang - diamati
- diamati perubahan yang - diamati - diamati - diamati
terjadi
perubahan yang terjadi perubahan yang perubahan yang perubahan yang
terjadi terjadi terjadi terjadi

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :

Mangga busuk Mangga busuk Mangga busuk Pepaya muda Pepaya muda Pepaya muda
( I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes ( I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes
- ditambahkan 2
tetes air (bersifat - ditambahkan 2
- ditambahkan 2 tetes air (bersifat - ditambahkan 2 - ditambahkan 2 - ditambahkan 2
netral)
tetes air (bersifat netral) tetes air (bersifat tetes air (bersifat tetes air (bersifat
netral) - dikocok sampai netral) netral) netral)
larut - dikocok sampai
- dikocok sampai larut - dikocok sampai - dikocok sampai - dikocok sampai
larut - ditambahkan 1 larut larut larut
tetes iodine, - ditambahkan 1
- ditambahkan 1 tetes iodine, - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1
perhatikan
tetes iodine, perhatikan tetes iodine, tetes iodine, tetes iodine,
perubahan warna
perhatikan perubahan warna perhatikan perhatikan perhatikan
perubahan warna - dipanaskan, perubahan warna perubahan warna perubahan warna
lalu didinginkan - dipanaskan, lalu
- dipanaskan, didinginkan - dipanaskan, lalu - dipanaskan, lalu - dipanaskan,
lalu didinginkan - diamati didinginkan didinginkan lalu didinginkan
perubahan yang - diamati
- diamati perubahan yang - diamati - diamati - diamati
terjadi
perubahan yang terjadi perubahan yang perubahan yang perubahan yang
terjadi terjadi terjadi terjadi

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :

Pepaya masak ( Pepaya masak Pepaya masak Pepaya busuk Pepaya busuk Pepaya busuk
I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes ( I ) 2 tetes ( II ) 2 tetes ( III ) 2 tetes
- ditambahkan 2
tetes air (bersifat - ditambahkan 2
- ditambahkan 2 tetes air (bersifat - ditambahkan 2 - ditambahkan 2 - ditambahkan 2
netral)
tetes air (bersifat netral) tetes air (bersifat tetes air (bersifat tetes air (bersifat
netral) - dikocok sampai netral) netral) netral)
larut - dikocok sampai
- dikocok sampai larut - dikocok sampai - dikocok sampai - dikocok sampai
larut - ditambahkan 1 larut larut larut
tetes iodine, - ditambahkan 1
- ditambahkan 1 tetes iodine, - ditambahkan 1 - ditambahkan 1 - ditambahkan 1
perhatikan
tetes iodine, perhatikan tetes iodine, tetes iodine, tetes iodine,
perubahan warna
perhatikan perubahan warna perhatikan perhatikan perhatikan
perubahan warna - dipanaskan, perubahan warna perubahan warna perubahan warna
lalu didinginkan - dipanaskan, lalu
- dipanaskan, didinginkan - dipanaskan, lalu - dipanaskan, lalu - dipanaskan,
lalu didinginkan - diamati didinginkan didinginkan lalu didinginkan
perubahan yang - diamati
- diamati perubahan yang - diamati - diamati - diamati
terjadi
perubahan yang terjadi perubahan yang perubahan yang perubahan yang
terjadi terjadi terjadi terjadi

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum
Hasil praktikum
F. Data Uji Iodine

Hasil Pengamatan
No. Bahan Perlakuan
Sebelum Sesudah
1. Amilum 1% - Tabung 1 : - Amilum : Sebelum
3 ml amilum 1% + aquades Tidak berwarna dipanaskan :
2 tetes + 1 tetes iodine - Aquades : - Tabung 1 :
- Tabung 2 : Tidak berwarna Biru
3 ml amilum 1% + 2 tetes - HCl : Tidak - Tabung 2 :
HCl 6N + 1tetes iodine berwarna Biru tua
- Tabung 3 : - NaOH :Tidak - Tabung 3 :
3 ml amilum 1% + 2 tetes berwarna Tidak berwarna
NaOH 6N + 1 tetes iodine - Iodine : Biru Sesudah
* Tabung tersebut lalu tua dipanaskan :
didinginkan
- Tabung 1 :
Putih keruh
- Tabung 2 :
Putih jernih
- Tabung 3 :
Kuning jernih

2. Selulosa 1% - Tabung 1 : - Selulosa : Sebelum


3 ml selulosa 1% + 2 tetes Tidak berwarna dipanaskan :
aquades + 1 tetes iodine - Aquades : - Tabung 1 :
- Tabung 2 : Tidak berwarna Kuning
3 ml selulosa 1% + 2 tetes - HCl : Tidak - Tabung 2 :
HCl 6N + 1 tetes iodine berwarna Kuning
- Tabung 3 : - NaOH :Tidak - Tabung 3 :
3 ml selulosa 1% + 2 tetes berwarna Tidak berwarna
NaOH 6N + 1 tetes iodine - Iodine : Biru Sesudah
* Tabung tersebut lalu tua dipanaskan :
dipanaskan
- Tabung 1 :
Kuning muda
- Tabung 2 :
Kuning muda
- Tabung 3 :
Tidak berwarna
3. Ekstrak mangga - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum
muda 1% 3 ml ekstrak mangga muda mangga muda : dipanaskan :
1% + 2 tetes aquades + 1 Kuning jernih -Tabung 1 :
tetes iodine - Aquades : Kuning muda
- Tabung 2 : Tidak berwarna - Tabung 2 :
3 ml ekstrak mangga muda - HCl : Tidak Kuning
1% + 2 tetes HCl 6N + 1 berwarna - Tabung 3 :
tetes iodine - NaOH :Tidak Tidak berwarna
- Tabung 3 : berwarna Sesudah
3 ml ekstrak mangga muda - Iodine : Biru
dipanaskan :
1% + 2 tetes NaOH 6N + 1 tua
- Tabung 1 :
tetes iodine
Biru
* Tabung tersebut lalu
- Tabung 2 :
dipanaskan
Kuning muda
- Tabung 3 :
Kuning
4. Ekstrak mangga - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum
masak 1% 3 ml ekstrak mangga mangga masak : dipanaskan :
masak 1% + 2 tetes Kuning keruh - Tabung 1 :
aquades + 1 tetes iodine - Aquades : Ungu
- Tabung 2 : Tidak berwarna - Tabung 2 :
3 ml ekstrak mangga - HCl : Tidak Hijau muda
masak 1% + 2 tetes HCl berwarna - Tabung 3 :
6N + 1 tetes iodine - NaOH :Tidak Kuning muda
- Tabung 3 : berwarna
3 ml ekstrak mangga - Iodine : Biru Sesudah
masak 1% + 2 tetes NaOH tua
dipanaskan :
6N + 1 tetes iodine
- Tabung 1 :
* Tabung tersebut lalu
Putih keruh
dipanaskan
- Tabung 2 :
Biru
- Tabung 3 :
Kuning

5. Ekstrak - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum


mangga busuk 3 ml ekstrak mangga busuk mangga busuk : dipanaskan :
1% 1% + 2 tetes aquades + 1 Orange - Tabung 1 :
tetes iodine kekuningan Ungu
- Tabung 2 : - Aquades : - Tabung 2 :
3 ml ekstrak mangga busuk Tidak berwarna Kuning
1% + 2 tetes HCl 6N + 1 - HCl : Tidak - Tabung 3 :
tetes iodine berwarna Tidak berwarna
- NaOH :Tidak Sesudah
- Tabung 3 : berwarna
dipanaskan :
3 ml ekstrak mangga busuk - Iodine : Biru
- Tabung 1 :
1% + 2 tetes NaOH 6 N + tua
Putih keruh
1 tetes iodine
- Tabung 2 :
* Tabung tersebut, lalu
Kuning muda
dipanaskan
- Tabung 3 :
Kuning muda
6. Ekstrak pepaya - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum
muda 1% 3 ml ekstrak pepaya muda pepaya muda : dipanaskan :
1% + 2 tetes aquades + 1 Tidak berwarna - Tabung 1 :
tetes iodine - Aquades : Kuning
- Tabung 2 : Tidak berwarna - Tabung 2 :
3 ml ekstrak pepaya muda - HCl : Tidak Hitam
1% + 2 tetes HCl 6N + 1 berwarna - Tabung 3 :
tetes iodine - NaOH :Tidak Kuning
- Tabung 3 : berwarna
3 ml ekstrak pepaya muda - Iodine : Biru Sesudah
1% + 2 tetes NaOH 6N + 1 tua
dipanaskan :
tetes iodine
- Tabung 1 :
* Tabung tersebut, lalu
Tidak berwarna
dipanaskan
- Tabung 2 :
Kuning
- Tabung 3 :
Kuning
7. Ekstrak pepaya - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum
masak 1% 3 ml ekstrak pepaya masak pepaya masak : dipanaskan :
1% + 2 tetes aquades + 1 Tidak berwarna - Tabung 1 :
tetes iodine agak keruh (+) Kuning
- Tabung 2 : - Aquades : - Tabung 2 :
3 ml ekstrak pepaya masak Tidak berwarna Kuning
1% + 2 tetes HCl 6N + 1 - HCl : Tidak - Tabung 3 :
tetes iodine berwarna Kuning
- Tabung 3 : - NaOH :Tidak Sesudah
3 ml ekstrak pepaya masak berwarna
dipanaskan :
1% + 2 tetes NaOH 6N + 1 - Iodine : Biru
- Tabung 1 :
tetes iodine tua
Tidak berwarna
* Tabung tersebut, lalu
- Tabung 2 :
dipanaskan
Tidak berwarna
- Tabung 3 :
Kuning
8. Ekstrak pepaya - Tabung 1 : - Ekstrak Sebelum
busuk 1% 3 ml ekstrak pepaya busuk pepaya busuk : dipanaskan :
1% + 2 tetes aquades + 2 Tidak berwarna - Tabung 1 :
tetes iodine keruh (++) Kuning
-Tabung 2 : - Aquades : - Tabung 2 :
3 ml ekstrak pepaya busuk Tidak berwarna Kuning
1% + 2 tetes HCl 6N + 1 - HCl : Tidak - Tabung 3 :
tetes iodine berwarna Tidak berwarna
-Tabung 3 : - NaOH :Tidak
3 ml ekstrak pepaya busuk berwarna Sesudah
1% + 2 tetes NaOH 6N + 1 - Iodine : Biru
dipanaskan :
tetes iodine tua
- Tabung 1:
* Tabung tersebut, lalu
Tidak berwarna
dipanaskan
- Tabung 2 :
Kuning
- Tabung 3 :
Kuning
G. Analisis Data Uji Iodine

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pada 3 ml amilum 1% (tidak berwarna), dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada masing-
masing tabung reaksi yang berisi amilum tersebut, pada tabung 1: ditambahkan 2 tetes
aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan
tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan biru jernih, lalu
panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine
akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Pada tabung 2 : amilum 1% ditambahkan 2 tetes HCl 6(tidak berwarna), maka terbentuk
larutan tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)
menjadi larutan biru tua, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna putih jernih. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Tabung 3 : amilum 1% ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana)
berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes
iodine (berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi
perubahan warna menjadi kuning jernih. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi
dengan basa kuat (NaOH).

2. Pada 3 ml selulosa 1% (tidak berwarna), dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada masing-
masing tabung reaksi yang berisi selulosa tersebut, pada tabung 1: ditambahkan 2 tetes
aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan
tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan kuning, lalu panaskan
hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine akan akan
memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Pada tabung
2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan tidak berwarna,
kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan kuning,
lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine
akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan tidak
berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi
larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tida
berwarna. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).
3. Pada 3 ml ekstrak mangga muda 1% (kuning jernih), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.
Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga muda tersebut, pada tabung
1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) kemudian larutan tersebut ditambahkan 1
tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan kuning muda , lalu panaskan hingga terjadi
perubahan warna menjadi biru. Hal ini dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi
positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2
tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutankuning jernih, kemudian larutan ini
ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan kunng, lalu panaskan hingga
terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine akan akan memberikan
reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan
2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian
larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna,
lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine
tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

4. Pada 3 ml ekstrak mangga masak (kuning keruh (+)), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.
Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga masak tersebut, pada tabung
1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan kuning, kemudian
larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan ungu, lalu
panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine
akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan
kuning, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan
hijau muda, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna biru. Hal ini dikarenakan iodine
akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan
kuning, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi
larutan kuning muda, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal
ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

5. Pada 3 ml ekstrak mangga busuk (orange keruh (+)), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.
Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga busuk tersebut, pada tabung
1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan orange, kemudian
larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan ungu, lalu
panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine
akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan
orange, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan
kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan
iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan
orange, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi
larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning
muda. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

6. Pada 3 ml ekstrak pepaya muda (tidak berwarna) dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada
masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya muda tersebut, pada tabung 1:
ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna,
kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan
kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka
terbentuk tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)
menjadi larutan hitam, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah
menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine
(berwarna biru) menjadi larutankuning, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna
menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

7. Pada 3 ml ekstrak pepaya masak (agak keruh (+)) dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada
masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya masak tersebut, pada tabung 1:
ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna,
kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan
kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka
terbentuk tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)
menjadi larutan kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna tidak berwarna. Hal
ini dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan
adanya perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana)
berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes
iodine (berwarna biru) menjadi larutan kuning, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan
warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat
(NaOH).

8. Pada 3 ml ekstrak pepaya busuk (kuning keruh (++)) dibagi menjadi tiga tabung reaksi.
Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya busuk tersebut, pada tabung
1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutanagak keruh (+),
kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan
kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka
terbentuk agak keruh (+), kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)
menjadi larutan kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning. Hal ini
dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah
menjadi larutan agak keruh (+), kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine
(berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan
warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat
(NaOH).

H. Pembahasan Uji Iodine

Uji iodine ini bila ditambah dengan aquades + iodine akan berubah warna dari bening
menjadi biru, begitu pula saat penambahan HCl akan berubah warna, lain halnya saat
penambahan NaOH tidak terjadi perubahan warna, dikarenakan iodine tidak dapar bereaksi
dengan basa kaut (NaOH), hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna pada
larutan. Sedangkan pada saat penambahan aquades(netral) dan HCl (asam kuat), iodine akan
memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga
dapat membedakan amilum dan glikogen.
I. Kesimpulan Uji Iodine

Iodine dapar bereaksi dengan H2O dan asam kuat (misalnya HCl) membentuk
karbohidrat (jenis polisakarida terutama amilum dan selulosa), hal ini di buktikan adanya
perubahan warna pada larutan yakni warna larutan menjadi biru. Iodine tidak dapat bereaksi
dengan basa kuat (NaOH) hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna pada
larutan.

Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga
dapat membedakan amilum dan glikogen.

J. Daftar Pustaka Uji Iodine

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

You might also like