Professional Documents
Culture Documents
Media telah menjadi bagian dari eksistensi manusia sejak manusia itu
ada. Manusia sendiri merupakan media yang memiliki kemampuan
untuk menyampaikan informasi dan perasaan melalui bagian-bagian
tubuhnya. Lama-kelamaan manusia sadar bahwa ia memiliki
keterbatasan sehingga manusia mulai memikirkan cara-cara baru
dalam menyampaikan pesan, maka ditemukanlah media. Media untuk
menyampaikan pesan ini pun berkembang dari media yang hanya
bersifat interpersonal menjadi media massa.
2 Huruf yang berupa lambang atau gambar yang diperkenalkan oleh Mesir
1
berkembang dengan ditulis di atas gulungan codex3. Di Indonesia,
buku ditulis di atas daun lontar yang dijilid menjadi satu. Baru setelah
kertas ditemukan Tsa’Ai Lun4 di China, buku-buku ditulis dan dijilid
atau dilipat berbentuk gorden serta disampul.
Pada abad ke-18, kertas, mesin cetak , dan buku telah sampai di
Inggris dan Amerika, terutama Amerika Utara. Selanjutnya, muncul
media cetak baru seperti surat kabar dan majalah. Di Inggris, konsep
surat kabar telah berkembang dengan adanya Daily Courant dan
Revenue pada 1704. Sedangkan di Amerika, surat kabar baru muncul
setelah kemerdekaannya di tahun 1776. Majalah pertama yang dibuat
di Inggris adalah Gentelman Magazine yang banyak berisi sastra dan
kritisisme. Namun sumber lain menyebutkan bahwa pada tahun 1665,
Perancis telah memiliki surat kabar Le Journal Le Harvants. Di tahun
1830, surat kabar mulai berkembang luas di New York dan mewabah
sampai ke seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, surat kabar pertama
dibuat tahun 1945 dengan nama Pantj raja pimpinan Markoem
Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hajar Dewantara.
Surat kabar di masa itu menjadi referensi penting tentang hal-hal yang
tengah hangat di masyarakat. Surat kabar juga menjadi perpanjangan
tangan pemerintah untuk mensosialisasikan kebijakan dan peraturan-
peraturan baru kepada warganya. Media memiliki kemampuan untuk
menyebarkan masalah-masalah yang urgent dan mendesak secara
cepat dan simpel ketimbang buku karena proses produksinya lebih
2
cepat. Namun sama seperti buku, dulu surat kabar dan majalah hanya
diperuntukkan bagi kaum elite.
Di abad ke- 19, Samuel Morse membuka jalan bagi media elektronik
dengan menciptakan telegraf dan kembali dikembangkan di Inggris
dan Amerika. Setelah itu, seorang penemu bernama Alexander
Graham Bell menemukan pesawat telepon. Jika surat kabar dapat
digunakan untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan secara
luas, maka telegraf dan telepon tidak dapat digunakan secara massal.
Mereka merupakan dua media elektronik yang mendukung komunikasi
interpersonal, dimana kedua teknologi itu memudahkan manusia untuk
berkomunikasi dari jarak yang berjauhan.
3
Indonesia sendiri, film pertama yang dirilis adalah “Lady Van Java”
yang diproduksi oleh David di Bandung pada 1926.
4
menyempurnakan kekurangan radio dengan menggabungkan format
gambar bergerak dengan format suara, sehingga suatu acara dapat
dinikmati dengan sempurna.
Mulanya hanya ada satu stasiun TV di Indonesia dan itu pun menjadi
corong pemerintah. Namun setelah reformasi 1998, banyak pemilik
modal yang mendirikan stasiun TV swasta untuk kepentingan bisnis.
Hingga kini, Indonesia telah memiliki kurang lebih tiga belas TV swasta
dan satu stasiun TV pemerintah, serta ratusan TV lokal.
5
Dalam perkembangannya, media acapkali mengalami disfungsional6.
Kita tahu bagaimana koran dan TV sering dimanfaatkan untuk
memperlancar kepentingan organisasi yang berafiliasi dengan pemilik
media tertentu,bahkan kepentingan pemilik media itu sendiri. Dalam
kasus seperti ini, khalayak seharusnya sadar dan mertindak dengan
memberikan komentar dan kritik terhadap media-media ttersebut.
Namun masalahnya media cetak dan media elektronik merupakan
contoh media massa yang feedbacknya tertunda. Padahal, media
harus diawasi dan ditegur agar tidak menyimpang dari tujuan awalnya.
Dan dalam hal ini, new media menjawab hal itu.
6
visual maupun keduanya. Selain itu, internet juga dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berjauhan melalui
program chatting atau e-mail dengan biaya yang jauh lebih murah
daripada telepon atau fax.
BAB II
7
4. Struktur masyarakat massa secara teori bersifat ekualiter/ persamaan
hak
8
orang dewasa. Ada majalah yang berisi tentang bisnis, mode, atau
kesehatan saja. Koran pun ada yang berisi berita-berita yang dikemas
secara high contact, ada berita-berita yang disajikan secara gamblang
bahkan dengan kata-kata yang vulgar dan bombastiis. Ada juga media
yang menyentuh beberapa kategori dalam satu produknya. Misalnya
Radar Lampung yang halaman tengahnya setiap hari Minggu diisi
dengan rubriik wanita dan anak-anak.
Metode klasifikasi khalayak ini tidak lain dan tidak bukan adalah upaya
untuk meningkatkan penjualan media. Media selalu memikirkan
bagaimana mewujudkan khalayak media menjadi konsumen media.,
yang artinya tidak sekedar menjadi target pasar namun telah menjadi
pembeli atau pelanggan. Selain itu, pengelompokkan ini juga sarat
dengan kepentingan politik misalnya sebagai media kampanye di
masa-masa pemilihan umum atau pelanggengan status quo. Namun
hal ini diangggap wajar karena pada masa kemunculannya, media itu
tumbuh bukan sebagai artefak yang lahir dalam keadaan tanpa tujuan,
melainkan jalin-menjalin dengan kepentingan ekonomi, menunggangi
dan ditunggangi oleh gejolak sosial, serta dimanfaatkan dan
memanfaatkan pertikaian antarpihak dan antargeografi
9
ekspresi, cara penerapan dan mekanisme yang dijalanan untuk
mempertahankan status quo melalui kepatuhan korbannya, sehingga
dapat mempengaruhi alam pikiran mereka.
Hal ini hampir serupa dengan teori masyarakat massa C Wright Mills
(1951) yang menekankan ketergantungan timbal balik antara institusi
yang memegang kekuasaan dan integrasi media terhadap sumber
kekuasaan Dengan demikian, isi media cenderung melayani
kepentingan pemegang kekuasaan politik dan ekonomi, sehingga tidak
dapat diharapkan menyuguhkan pandangan kritis. Namun menurut
teori ini,, media memiliki kecenderungan untuk membantu publik
untuk mengerti tentang kedudukannya dalam masyarakat serta
mengalihkan perhatian dari lingkungan (pseudo-environtment) atau
persoalan dunia yang mungkin tidak penting baginya.
10
khalayaknya, bahwa dunia dipenuhi oleh kekejaman dan kesewenang-
wenangan.Dan menurut teori ini, TV adalah agen homogenisasi
budaya.
BAB III
11
diakses untuk search materi perkuliahan, disamping sarana eksistensi
diri melalui jejaring sosial.
Media yang sedang naik daun sekarang adalah new media. New media
diagung-agungkan oleh sebagian orang media ini telah menipiskan
perbedaan antara berbagai jenis media yang dulunya memiliki
karakteristik sangat berbeda seperti TV, video, telepon genggam,
komputer, dsb (kini mereka menyatu dan memainkan fungsi yang
berdekatan) . Hal ini dikenal dengan istilah konvergensi teknologi.
12
• Meledaknya jumlah informasi, yang akan kesulitan diikuti oleh
kemampuan manusia dalam mengolahnya
• Kemasan informasi menjadi lebih beragam (satu jenis arsip
dapat diubah menjadi arsip lain dengan berbeda format)
• Penerima lebih memiliki pilihan atas pesan
• Umpan balik terjadi dengan lebih baik
• Penerima pesan memperoleh lebih banyak kemudahan
13
MEDIA PADA MASYARAKAT DESA TANJUNG SARI
14
Banyak warga yang mendengarkan radio di siang hari saat bekerja dan
di sore hari. Mereka sering mendengarkan musik dangdut atau lagu-
lagu rohani sebelum adzan magrib. Saluran yang paling sering diputar
adalah Elshinta atau RRI karena dua saluran tersebut sering memutar
musik dangdut dan lagu-lagu lawas, serta berita-berita ringan seputar
provinsi Lampung. Tidak ada radio komunitas di desa saya sehingga
dalam penyampaian informasi seperti info pengajian atau kematian,
warga menggunakan speaker di mushola-mushola dan masjid utama.
15
rendah dlam hal kualitas ini justru amat disenangi oleh masyarakat
desa Tanjung Sari.
BAB IV
Kesimpulan
16
• 1500 – 1900 : tulisan dan media cetak
Media ritual dan social lebih mengacu pada budaya ujar yang
diucapkan melalui mulut berupa suara atau bunyi-bunyian yang
disuarakan dengan asumsi yang mendengar mengerti maksud dari
suara atau bunyi-bunyian tersebut.
Tulisan dan media cetak ditandai dengan buku-buku dan surat kabar
serta majalah yang tonggga dasarnya dari penemuan kertas di China
dan Mesin cetak oleh Guttenberg.
Dari teori masyarakat massa, teori kultivasi dan teori hegemoni media
dapat diambil kesimpulan bahwa media memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap pola pikir dan tindakan seseorang sehingga
kerap dimanfaatkan penguasa sebagai sarana propaganda. Untuk itu,
khalayak dituntut berpikir kritis untuk mengawasi media, serta sadar
bahwa informasi di media merupakan fakta yang dilebih-lebihkan demi
kepentingan tertentu.
17