You are on page 1of 3

Perbedaan UU no 4 2009 dengan uu no 11 tahun 1967 dan PP no 32 tahun 1969:

Pada uu no 11 tahun 1967:


• Sudah terdapat pembagian bahan galian, namun belum dibagi menjadi mineral
dan batubara
• Izin pertambangan dinamakan kuasa pertambangan
• Belum ada pembagian wilayah administrasi penambangan
• Kuasa pertambangan hanya bisa diberikan oleh menteri (terpusat)
• Pengelolaan pertambangan masih dibagi menjadi perusahaan negara,
perusahaan daerah, dan perusahaan rakyat
• Perusahaan rakyat pada UU ini telah diperbolehkan untuk mengelola seluruh
golongan bahan galian dalam skala kecil
• Bahan galian dibagi menjadi bahan galian strategis, vital, dan golongan bahan
galian yang tidak termasuk keduanya
• Pengelolaan bahan galian strategis dan vital masih dilakukan oleh negara
melalui menteri (terpusat), sedangkan bahan galian yang tidak termasuk
keduanya (poin c) dikelola oleh pemerintah daerah tingkat I
• Terdapat pengandaian bagi bahan galian vital (poin b) yang dapat dikelola
oleh pemerintah daerah tingkat I bila diberikan kuasa oleh menteri
• Perusahaan atau organisasi pengelola pertambangan dibagi menjadi delapan
organisasi
• Terdapat pembagian pelaksana pengelolaan pertambangan berdasarkan
pertimbangan: golongan bahan galian, keuntungan, dan pertimbangan menteri
• Belum terdapatnya pembagian waktu / lama masa pertambangan yang
spesifik. Pembagiannya hanya terdapat pada Peraturan Pemerintah
• Terdapat pembagian yang jelas tentang wilayah yang dilarang untuk
melakukan kegiatan pertambangan, hal ini disebabkan oleh belum adanya data
eksplorasi bahan galian dan belum majunya teknnologi pengolahan data
administrasi wilayah
• Permintaan kuasa pertambangan hanya bisa diajukan kepada Menteri
• Dalam pengajuan kuasa pertambangan, peminta harus berdomisili kepada
Pengadilan Negeri tingkat I yang bersangkutan
• Terdapat penjelasan mengenai pembatalan kuasa pertambangan dan
mekanismenya
• Sudah terdapat sistem pengawasan pertambangan termasuk juga K3
• CSR atau pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah pertambangan baru
didasarkan pada kerugian yang diakibatkan suatu perusahaan pertambangan
terhadap masyarakat sekitar
• Terdapat penjelasan mengenai ketentuan pidana bagi pertambangan illegal
dan perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya pada pemilik tanah
• Dijelaskan juga mengenai peralihan sistem pertambangan yang dulu menjadi
sistem pertambangan yang berbasis pada UU ini

Pada PP:
• Belum dibagi menjadi mineral dan batubara
• Izin pertambangan dinamakan kuasa pertambangan
• Belum ada pembagian wilayah administrasi penambangan
• Kuasa pertambangan hanya bisa diberikan oleh menteri (terpusat)
• Kuasa pertambangan dibagi menjadi tiga yakni Surat Keputusan Penugasan
Pertambangan (untuk Instansi Pemerintah), Surat Keputusan Izin
Pertambangan Rakyat, dan Surat Keputusan Pemberian Kuasa Pertambangan
(untuk perusahaan negara, daerah, atau perseorangan)
• Izin Pertambangan Rakyat diajukan kepada Gubernur yang bersangkutan
• Masa IPR paling lama 5 tahun dengan perpanjangan 5 tahun juga
• Penetapan jangka waktu kegiatan pertambangan yang berbeda dengan UU
yang berlaku sekarang
• Meskipun telah terdapat pembagian wilayah kuasa pertambangan yang jelas,
namun belum terdapat pembagian spesifik antara pembagian wilayah
pertambangan batubara dan mineral
• Untuk setiap kegiatan pertambangan harus dimintakan izinnya satu per satu
dengan memprioritaskan pemilik kuasa pertambangan yang pertama
• Terdapat penjelasan mengenai kewajiban pemilik kuasa pertambangan untuk
memberikan laporan terkait aktivitas pertambangannya dengan jangka waktu
tertentu
• Bahan galian dibagi menjadi bahan galian strategis, vital, dan golongan bahan
galian yang tidak termasuk keduanya
• Pemerintah dati I hanya dapat mengatur penambangan bahan galian selain
bahan galian strategis dan vital
• Dijelaskan di sini bahwasannya kuasa pertambangan tidak mencakup hak
milik atas tanah yang menjadi wilayah pertambangan
• Terdapat pembagian iuran pertambangan meliputi iuran tetap, iuran
eksplorasi, dan iuran eksploitasi
• Sistem pemberian kuasa pertambangan adalah dengan diberikan kepada
perusahaan atau badan usaha/koperasi yang terlebih dahulu mengajukan kuasa
pertambangan, bukan melalui lelang
• Dalam pengajuan kuasa pertambangan, peminta harus berdomisili kepada
Pengadilan Negeri yang berkedudukan pada Daerah Tingkat I terlebih dahulu
• CSR atau pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah pertambangan baru
didasarkan pada kerugian yang diakibatkan suatu perusahaan pertambangan
terhadap masyarakat sekitar
• Terdapat penjelasan mengenai ketentuan pidana bagi kegiatan pertambangan
yang menyalahi aturan pasal 39, 43, dan 46 pada PP ini.

Perbedaan utama dengan UU yang berlaku sekarang:


• Penamaan izin pertambangan
• Pembagian jenis bahan galian
• Pembagian pengelola pertambangan
• Pembagian izin usaha pertambangan (IUP), izin usaha pertambangan khusus
(IUPK), izin pertambangan rakyat (IPR)
• Pembagian jangka waktu dan luas wilayah pertambangan
• Cara pemberian IUP atau KP
• Hak dan kewajiban pemegang IUP atau KP
• Wewenang menteri, gubernur, bupati/walikota
• Hukum pidana atau denda bagi pelanggaran pasal
• Sistem iuran, CSR, pemberdayaan masyarakat sekitar, dan K3

You might also like