You are on page 1of 18

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SISWA DIDIK KELAS VII SEMESTER VII
MTS MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011

Diajukan untuk Memenuhi Tugas kuliah seminar Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:
Oleh:
XXXXX
NIM: XXXXXX

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010

1
A. JUDUL
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII
SEMESTER VII MTS MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN
AJARAN 2010/2011

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Matematika adalah bidang studi yang diberikan semenjak sekolah
dasar. Pada pendidikan Sekolah Dasar (SD) mengutamakan ketrampilan
menghitung dan hafalan, namun masih banyak siswa yang kurang suka
dengan mata pelajaran matematika, karena matematika penuh dengan angka-
angka dan hitung menghitung. Karena untuk mempelajarinya harus
mempunyai kemampauan dasar menghitung.
Mengingat pentingnya kemampuan berhitung bagi penguasaan
pelajaran matematika, maka diperlukan penguasaan skiil berhitung tersebut.
Sebab bila sudah menguasai skill tersebut sudah bisa dikatakan menguasai
sebgian materi matematika.
Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat
diperlukan untuk menambah kemampuan berfikir logis, sistematis dan kritis
dalam diri siswa. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar
yang diperlukan siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam
menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika berperan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai alat bantu
mengembangkan disiplin ilmu lainnya.
Seorang guru harus bisa membangkitkan minat belajar siswa untuk
belajar matematika dengan metode yang digunakan bahkan materi pelajaran
yang lebih mudah dipelajari. Dengan siswa memiliki minat untuk belajar
matematika yang tinggi dapat meningkatkan ketekunan belajar siswa bahkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelajaran matematika akan lebih

2
mudah dipelajari oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan numerik
yang tinggi, karena mata pelajaran matematika membutuhkan banyak
penghitungan. Dengan kemampuan numerik yang tinggi tentunya prestasi
belajar dibidang matematika juga akan baik.

Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam hitung


menghitung, sehingga kemampuan numerik mempengaruhi kemampuan
siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika. Namun,
kemampuan numerik siswa berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki
kemampuan numerik yang tinggi dan rendah. Dimana siswa yang mempunyai
kemampuan numerik yang tinggi akan bekerja lebih baik dalam berhitung
sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan numerik rendah akan
mengalami kesulitan dalam berhitung.
Dari uraian diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul “ HUBUNGAN KEMAMPUAN NUMERIK SISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII MTs
MUHAMMADIYAH BATANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 “

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas timbul suatu permasalahan sebagai berikut.
1. Adakah hubungan antara kemampuan numerik terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VII semester II MTs Muhammadiyah Batang.
2. Berapa besar hubungan antara kemampuan numerik terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas VII semester II MTs Muhammadiyah
Batang .

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik
terhadap prestasi belajar siswa kelas VII semester II MTs Muhammadiyah
Batang.

3
2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kemmpuan numerik terhadap
prestasi belajar matematika siswa kelas VII semester II MTs
Muhammadiyah Batang .

E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adala
1. Bagi siswa
a. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan numerik dan prestasi
belajar siwa.
b. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru
Menjadi informasi yang penting khususnya guru matematika untuk
mengetahui kemampuan numerik siswanya.
3. Bagi peneliti
Memberikan gambaran yang jelas tentang hubungan antara
kemampuan numerik dengan prestasi belajar siswa.

F. KAJIAN PUSTAKA
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Konsep belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar
psikologi. Gagne dan Berliner.1 manyatakan bahwa belajar merupakan
proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil
dari pengalaman. Morgan et.al.2 menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari
praktik atau pengalaman. Sedangkan Slavin3 menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh
pengalaman.

1
Catharina Tri Anni, dkk. Psikologi Belajar,( Semarang: UNNES Press, 2006), hlm. 2.
2
Ibid.
3
Ibid.

4
Peristiwa belajar yang disertai proses pembelajaran akan lebih
terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari
pengalaman dalam kehidupan sosial dimasyarakat. Belajar dengan
proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan
kondusif yang sengaja diciptakan. Dengan berbagai model-model
pembelajaran yang telah dipersiapkan guru pula untuk membantu
peserta didik menemukan dan menerapkan konsep materi pelajaran di
kehidupan sehari-hari. Sehingga bahan ajar dari guru dapat diterapkan
peserta didik pada lingkungan sosialnya sebagai praktik dan
pengalaman dari belajarnya.

b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”
prestasi berarti hasil yang telah dicapai. Sedangkan pengertian belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi
belajar adalah penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang
diberikan oleh guru.4 Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan
adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika
dalambentuk nilai berupa angka yang diberikan guru setelah
melaksanakan tugas yang diberikan pada siswa.
c. Kemampuan numerik
Numerik adalah yang berwujud nomor (angka), yang bersifat
angka/sistem angka, data statistik/ atau data yang memerlukan
pengelolaan yang cermat5. Istilah penalaran numerik sering kali
digunakan secara bergantian dengan kemampuan numerik. Tidak ada
definisi yang diterima secara luas perbedaan antara penalaran numerik
dengan kemampuan numerik dan kedua istilah ini sering
4
http://makalah dan skripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-dalam.htm
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2005) hlm 778

5
dipertukarkan6. Dalam tes kemampuan numerik meliputi pertanyaan
tentang aritmetika dasar, urutan nomor dan sederhana matematika,
yang digunakan untuk menentukan dasar berhitung

d. Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:


1) Faktor guru
Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri. Pola
mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu
melaksanakan pembelajaran. Dianne Lapp, menamakan pola umum
tingkah laku mengajar yang dimiliki guru dengan istlah “Gaya
Mengajar atau Teaching Style”.
2) Faktor peserta didik
Setiap peserta didik mempunyai keragaman dalam hal
kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-
masing pesert didik itu meliputi kecakapan potensial yang
memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan;
maupun yang diperoleh dari hasil belajar. Dan yang dimaksud
dengan kepribadian adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki oelh
individu yang bersifat menonjol, yang memebdakan dirinya denga
orang lain.
3) Faktor kurikulum
Secara sederhana arti kurikulum menggambarkan pada isi
atau pelajaran dan pola interaksi pembelajaran antara guru dan
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, tujuan
yang hendak dicapai itu secara khusus menggambarkan bentuk
perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik melalui proses belajar yang beraneka ragam. Dengan
demikian baik bahan maupun pola interaksi guru-peserta didik pun
beraneka ragam pula. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang
bervariasi dalam proses pembelajaran.

6
Dwi Sunar P, Edisi Lengkap Tes IQ dan SQ, (Jogjakarta;Flash Books, 2010 ) hlm, 85

6
4) Faktor lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan
berbgai situasi fisik yang ada disekitar tempat berlasnsungnya
proses pembelajaran. Oleh karena itu guru memegang perannan
penting dalam menciptakan situasi, sehingga proses pembelajaran
dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 7
Kemudian dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar
menurut Sumardi Suryabrata, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:8
a. Faktor-faktor stimulasi belajar.
Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar dikelompokkan dalam faktor
stimuli belajar antar lain; Panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan
pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana
lingkungan eksternal.
b. Faktor-faktor metode balajar.
Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh si pelajar, faktor-faktor metode belajar
menyangkut hal-hal berikut; kegiatan berlatih atau praktek, overlearning
dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar
dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet
indera, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif.
c. Faktor-faktor individual.
Faktor-faktor individu meliputi; kematangan, faktor usia
kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan
motivasi.

e. Pembelajaran Matematika

7
Drs. H. Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hlm 5-6
8
Sunadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm. 233-237.

7
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta
didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.9
Matematika memiliki nilai-nilai yang sangat penting dalam
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan
pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara
berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta
mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam
menyelesaikan masalah. Nilai-nilai yang diperlukan dalam pengajaran
matematika bertujuan untuk dapat menumbuh kembangkan dan
membentuk pribadi peserta didik, sehingga sesuai dengan
perkembangan ilmu dan pengetahuan. Pola tingkah manusia yang
tersusun menjadi suatu model sebagai prinsip-prinsip belajar
diaplikasikan ke dalam matematika. Matematika yang berkenaan
dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara
hirarkis dan penalarannya deduktif, jelas, belajar matematika itu
merupakan kegiatan mental yang tinggi. Karena matematika
merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol, maka konsep
matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum memanipulasi
simbol-simbol itu.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar
itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu
untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman
belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya
proses belajar materi matematika tersebut.
Dalam penelitian ini membahas tentang hubungan antara
kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika. Objek

9
. Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,
(Semarang: Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2007), hal. 1

8
penelitian ini adalah siswa kelas VII di MTs Muhammadiyah batang.
Siswa yang mempunyai kemampuan numerik yang tinggi akan lebih
mudah dalam melakukan penghitungan dibandingkan dengan siswa
yang memiliki kemampuan numerik rendah cenderung mengalami
hambatan dalam melakukan penghitungan.
G. KERANGKA BERPIKIR
Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat
diperlukan untuk menambah kemampuan berfikir logis, sistematis dan
kritis dalam diri siswa. Demikian pula matematika merupakan
pengetahuan dasar yang diperlukan siswa untuk menunjang keberhasilan
belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan
matematika berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan sebagai alat bantu mengembangkan disiplin ilmu lainnya.
Kecerdasan seseorang itu terdiri atas Intelegensi Quetions (IQ),
Emosiona Quetions (EQ) dan Spiritual Quetions (SQ). Diantara yang
termasuk dari Intelegensi Quetions adalah kemampuan numerik. Untuk
mempelajari matematika dibutuhkan beberapa kemampuan, diantaranya
adalah kemampuan numerik.
Kemampuan numerik merupakan kemampuan khusus dalam hitung
menghitung, sehingga kemampuan numerik mempengaruhi kemampuan
siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika. Namun,
kemampuan numerik siswa berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki
kemampuan numerik yang tinggi dan rendah. Dimana siswa yang mempunyai
kemampuan numerik yang tinggi akan bekerja lebih baik dalam berhitung
sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan numerik rendah akan
mengalami kesulitan dalam berhitung.
H. KAJIAN TERDAHULU
Kajian terdahulu ini dignakan sebagai bahan pertimbangan baik
mengenai kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada sebelumnya.
Selain itu kajian terdahulu juga mempunya andil yang besar dalam

9
mendapatkan informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang
berkaitan dengan judul yang digunakan sebagai landasan teori ilmih.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Sofyan Nur Arifin, 2008,
mahasiswa UNNES dengan judul “ pengaruh kemampuan verbal terhadap
kemampuan menyelesaikan sola-soal pada sistem pembelajaran Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Melalui pemberdayaan Lembar Kerja
Siswa di SMP N 1 Wanadadi Banjarnegara” ternyata menunjukkan
adanya pengaruhnya.

I. RUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menunjukkan hipotesis, yaitu
kesimpulan sementara yang perlu diuji kebenarannya, adapun hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut;
Ha: ada hubungan antara kemampuan numerik terhadap prestasi belajar
matemtika kelas VII semester genap MTs muhammadiyah Batang tahun
pelajaran 2010/2011.
Selanjutnya untuk keperluan uji empiris, maka dimunculkan Ho yang
berbunyi:
Ho: tidak ada hubungan antara kemampuan numerik terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VII semester genap MTs Muhammadiyah Batang
tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis “ kemampuan numerik berpengaruh terhadap prestasi
belajar matematika siswa kelas VII semester genap MTs Muhammadiyah
Batang.

J. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
a) Populasi

10
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.10 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap MTs
Muhammadiyah Batang.
b) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi.11 Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel tanpa memperhatikan strata dalam populasi tersebut.
.
2. Teknik pengambilan sampel
Dalam penelitian ini tehnik pengambilan sampel dengan cara
tehnik random atau acak dari keseluruhan siswa kelas VII MTs
Muhammadiyah Batang.
3. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi12.
Variabel penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independen) dan
variabel tak bebas (dependen).
a) Variabel independen (x) : Hubungan antara kemampuan numerik
terhadap prestasi belajar matematika.
b) Variabel dependen (y) : Prestasi belajar matematika siswa kelas VII
semester genap MTs Muhammadiyah Batang.
4. Teknik pengumpulan data
a) Metode Dokumenter
Metode dokumenter digunakan untuk mendapatkan nama-nama siswa
yang menjadi objek penelitian.
b) Metode Tes
Metode tes ini dianggap merupakan alternatif terbaik untuk
mendapatkan data cerminan dari suatu eksperimen.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130
11
Ibid., hlm. 131
12
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , Jakarta :PT Bumi Aksara, 1989 hlm. 89

11
5. Instrumen penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh
data berupa tes hasil belajar. Materi yang diberikan pada tes ini adalah
materi yang mencakup tentang materi kemapuan numerik. Soal yang
digunakan berbentuk tes obyektif . pada penelitian ini jumlah soal yang
akan diujicobakan adalah 20 butir yang berbentuk pilihan ganda (multiple
choice). Untuk menyelesaikan setiap butir soal diberi waktu 5 menit, jadi
untuk menyelesaikan soal tersebut diberikan durasi waktu 100 menit.
Setelah perangkat tes disusun kemudian diujicobakan kepada sejumlah
objek tertentu untuk mengetahui tingkat keabsahan, taraf kesukaran dan
daya pembeda soal.

6. Tehnik analisis data


a) Analisis awal
1) Uji Normalitas
Sebelum data dianalisis, harus dilakukan uji normalitas data. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
digunakan adalah Chi Kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut :
1. Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2. Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3. Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4. Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.
5. Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus
sebagai berikut :13

X i −X
Zi =
s

13
Nana Sudjana. Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hal, 138.

12
6. Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal
dengan menggunakan tabel.
7. Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan
rumus sebagai berikut :
K (Oi − E i ) 2
X 2 =∑
Ei Ei

dengan:
X2 = Chi Kuadrat
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
8. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi
Kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5%.
9. Menarik kesimpulan, yaitu jika X2hitung < X2tabel maka data
berdistribusi normal.14
2) Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas)
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi
bahwa sampel penelitian memiliki kondisi yang sama atau
homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki
apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut.
H a :σ1 = σ 2 , artinya kedua kelompok sampel mempunyai
2 2

varians sama.
H a :σ1 ≠σ2 , artinya kedua kelompok sampel mempunyai
2 2

varians tidak sama.


Rumus yang digunakan adalah:15

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau


tidak maka Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf

14
Ibid., hal. 273
15
Ibid, hal. 250

13
signifikansi 5%, dk pembilang = banyaknya data terbesar
dikurangi satu, dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil
dikurangi satu. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua
kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dapat
dikatakan homogen.

b) Analisis Instrumen Tes


Perangkat tes yang telah disusun harus dilakukan analisa
dengan langkah sebagai berikut;
1) Uji validitas tes
Untuk mengethui validitas soal maka digunakan rumus
korelasi product moment.16 Rumus yang digunakan adalah;
N ∑ XY − ∑ X ∑ Y
rxy =
{N ∑ X 2
− (∑ X )
2
}{N ∑ Y 2
− (∑Y )
2
}
rxy = validitas butir soal
N = jumlah peserta
X = jumlah skor total yang benar
Y = skor total
Kriteria:

Butir soal dikatakan valid, jika , dengan α = 5%


2) Uji reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat bentuk objektif
maka digunakan rumus alpha sebagai berikut17;

= reliabilitas test secara keseluruhan


n = banyaknya butir soal
= jumlah varian skor tiap-tiap item

16
Suharsimi, Opcit., hlm. 72
17
Ibid., hlm. 100-101

14
= varians total

Jika maka item test diajukan reliabel


3) Tingkat kesukaran soal
Adapun rumus yang digunakan adalah:

TK = taraf kesukaran

= jumlah test yang gagal


N = jumlah total test
4) Daya beda soal
Rumus yang dipakai adalah:18

Keterangan:
D = daya pembeda
= taraf kesukaran kelompok atas
= taraf kesukaran kelompok bawah
Kriteria yang digunakan yaitu:
• D = 0,00 sampai 0,20 (jelek)
• D = 0,20 sampai 0,40 (cukup)
• D = 0,40 sampai 0,70 (baik)
• D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali)

18
Ibid, hal. 218

15
c) Analisis akhir
Setelah sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data
yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian, yaitu hipotesis
diterima atau ditolak. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis
yang penulis ajukan, yaitu dengan cara perhitungan lebih lanjut
dengan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah
korelasi product moment.

N∑ X − (∑ X)Y∑ Y)(
{N∑ X − (∑ X) } N∑ Y {− (∑ Y) }
rxy =

2 2 2 2

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya responden

X = variabel kemampuan numerik

Y = variabel prestasi belajar matematika

∑XY = jumlah perkalian X dan Y


Jika rhitung > rtabel maka item tes yang diujikan valid

K. SISTEMATIKA PENULISAN

16
Sistematika penulisan skripsi ini secara keseluruhan terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal
penelitian memuat halaman judul, halaman pengesahan, persembahan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel.
Bagian isi penelitian terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut.
Bab I, merupakan bab pendahuluan dari skripsi ini yang memuat tentang
latar belakang permasalahan. perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi landasan teori dan pengajuan hipotesis, yang didalamnya
terdapat deskripsi teori, kajian penelitian yang relevan, dan pengajuan
hipotesis.
Bab III berisi metodologi penelitian yang di dalamnya terdapat tujuan
Penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel, dan
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang isinya, deskripsi data
hasil penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian,
keterbatasan penelitian
Bab V berisi penutup, dalam bab ini dibahas tentang simpulan dari hasil
penelitian dan saran yang diberikan penulis dan penutup.
Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Muhammad , Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar


Baru Algensindo, 2007),

Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,


(Semarang: Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2007),

Arikunto,Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan , Jakarta :PT Bumi

Aksara, 1989

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rinneka Cipta, 2002)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2005)

Sudjana, Nana. Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996),

Sunar P, Dwi, Edisi Lengkap Tes IQ dan SQ, (Jogjakarta;Flash Books, 2010 )

Suryabrata, Sumardi Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1998)

Tri Anni, Catharina dkk. Psikologi Belajar,( Semarang: UNNES Press, 2006),

http://makalah dan skripsi.blogspot.com/2008/07/pengaruh-pemberian-pr-

dalam.htm

18

You might also like