You are on page 1of 4

Cacat las / defect weld adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana terjadi

penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah
berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar base
metal, tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga
berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan
tuntutan kekuatan suatu konstruksi. Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan
banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat
keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja, lingkungan dan perusahaan.
Di samping itu juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya
produksi dan akan mengakibatkan kerugian. Menurut American Socety
Mechanical Engineers ( ASME ), penyebab cacat lasan dapat dibagi menjadi
beberapa faktor antara lain :

• Kurang mendukungnya lokasi pengerjaan


• Kesalahan operator
• Kesalahan teknik pengelasan
• Kesalahan material

Secara umum cacat las dapat dibagi menjadi 2, yaitu :


• Rounded indication atau cacat bulat
Merupakan cacat las yang diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang
kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum sesuai kriteria
penerimaan yang dipakai
• Linear indication atau cacat memanjang
Merupakan cacat yang tidak diperbolehkan sama sekali (retak,
penembusan kurang, peleburan kurang)

Berikut adalah macam-macam cacat las :


• Undercut

Oleh karena itu setiap proses pengelasan harus diikuti rangkaian pemeriksaan
seperti :

1. Penetrant Test
Suatu metode NDT yang cepat dan handal untuk mendeteksi cacat pada
permukaan yang terbuka dari suatu hasil pengelasan yang terbuat dari
material yang nonporous dan yang mempunyai cacat yang terlalu kecil
untuk dapat dideteksi dengan pemeriksaan visual yang biasa.

Gambar a. Pengaplikasian cairan DYE b. Setelah pengaplikasian


cairan developer

Langkah – langkah melakukan uji penetran yaitu :

1. Daerah yang di las hingga Heat Effectif Zone dibersihkan terlebih


dahulu menggunakan sikat kawat
2. Setelahnya dibersihkan menggunakan cairan cleaner
3. cairan penetran dilapiskan didaerah tersebut dan didiamkan selama
10 – 15 menit. Hal ini bertujuan agar cairan penetran menempel di
tempat-tempat terjadinya cacat las.
4. Cairan penetran dihilangkan dari dari daerah tersebut.
5. Kemudian absorber disemprotkan ke daerah yang telah dibersihkan
tadi
6. Apabila terlihat cairan merah artinya ada cacat las seperti porositas
dan undercutting didaerah tersebut
7. Untuk menghilangkan hal ini dilakukan penggerindaan jika
porositasnya tipis. Namun apabila porositas yang terjadi dalam, harus
dilakukan pengelasan ulang.

Dalam pengaplikasian NDT jenis ini, yang paling penting bagi seorang
Inspector adalah kejelian dalam membedakan indikasi antara murni
cacat las dan indikasi palsu. Hal ini karena proses pembersihan pra
pelaksanaan test sangat vital bagi test penetran, apabila pembersihan
tidak sempurna akan muncul indikasi palsu. Gambar C di bawah
merupakan indikasi tipuan cacat las.

Tipuan cacat las


Gambar c. Contoh Indikasi Palsu pada Penetran Test

2. Ultrasonic Test
Inspeksi Ultrasonik merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif untuk
menginspeksi hasil pengelasan yang terbuat dari metal, non metal, dan non
magnetik. Dengan metoda ultrasonik ini, dapat diketahui estimasi letak dan
ukuran cacat yang kecil walaupun hanya satu sisi permukaan hasil
pengelasan yang dapat diakses serta mampu mendeteksi cacat internal,
cacat di permukaan, dan menentukan karaktersitik perekatan (bond
characteristic), juga untuk mengukur ketebalan dan lebar korosi. Kesusksesan
dari inspeksi ultrasonik sangat tergantung pada kondisi permukaan subjek,
ukuran butir dan arah butir, dan impedansi magnetik.

Prosedur pelaksanaan ultrasonic test :

a. Melakukan penggerindaan pada daerah yang akan diuji


b. Persiapan peralatan, melakukan pengaturan pada alat ultrasonic
c. Membasahi bagian las-lasan yang akan diamati dengan ultra gel.
d. Mengarahkan bagian prop dari alat ultasonic ke sasaran yang akan
diamati.
e. Mengamati tampilan pada layar apakah terdapat gelombang yang
terindikasi sebagai cacat las.
f. Menandai dengan steel marker apabila terdapat cacat las.
3. Radiographic Test
Inspeksi Radiographic merupakan suatu metode NDT yang sangat sensitif
untuk menginspeksi hasil pengelasan. Metoda Radiographic ini dapat untuk
menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa.
Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya
berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika
ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film tentu akan
bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian
material yang mengalami cacat.

4. Vacuum Test
Vacuum test merupakan salah satu cara untuk menguji hasil pengelasan.
Dengan vacuum test ini dapat diketahui ada tidak tidaknya kebocoran pada
hasil pengelasan. Vacuum test dilakukan pada hasil pengelasan yang hanya
satu sisi pengelasan yang dapat dilihat dan umumnya digunakan sebagai
tempat yang berfungsi sebagai fluida strorage tank.

Berikut adalah prosedur vacuum test

a. Permukaan las dibersihkan dari segala macam kotoran dan debu


b. Permukaan las dilumuri dengan air sabun

Gambar 5 d. Permukaan Las Dilumuri Air Sabun

c. Permukaan las yang sudah dilumuri sabun ditutup dengan


menggunakan Inspeksion Box
d. Mesin vacuum dihidupkan dengan tekanan berkisar antara 262 – 400
mm Hg
e. Apabila ada kebocoran pada hasil las maka akan muncul gelembung –
gelembung air sabun

Gambar e. permukaan las ditutup inspection box

Tidak ada toleransi sekecil apa pun apabila terjadi kebocoran dan solusinya
adalah harus dilakukan pengelasan ulang hingga tidak ada lagi kebocoran.

5. Leak Test
Leak test merupakan salah satu jenis pengujian las yang digunakan untuk
mengetahui ada tidak nya kebocoran pada hasil lasan. Pengujian jenis ini
hanya bisa dilakukan untuk bidang lasan yang kedua sisi nya dapat diamati.

You might also like