a. bahwa hubungan bangsa Indonesia dengan tanahadalah hubungan yang bersifat abadi dan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia;
b. bahwa tanah merupakan perekat Negara Kesatuan ~epublik Indonesia, karenanva perlu dlatur dan dikelola secara nasional untuk menjaga keberlanjutan slstem kehldupan berbangsa dan bemeqara;
c. bahwa pengaturan dan pengelolaan pertanahan tidak hanya ditujukan untuk menciptakan ketertlban hukum, tetapl juga untuk menyelesaikan masalah, sengketa, dan . konflik
pertanahan yang tlrnbul; .
d. bahwa kebljakan naslonal di bldang pertanahan perJu disusun dengan memperhatikan aspirasi dan peran serta masyarakat guna dapat memajukan kesejahteraan umum;
e. bahwa sehubunqen dengan dasar menimbang sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d serta dalam rangka penguatan keJembagaan Badan Pertanahan Nasional, dipandang perlu untuk mengatur kembali Badan Pertanahan Naslonal dengan Peraturan Presiden;
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
&ldan Pertanahan Nasional _
Per pres RI No. 10 Th. 2006 _
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomer 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
. Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
Meiletapkan
MEMUTUSKAN :
PERATURAN PRE&DEN TENTANG BADAN
PERTANAHAN NASIONAL.
BABI.
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasall
(1) Badan Pertanahan Nasional adalah lembaga Pemerintah Non Depat:temen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden;·
. (2) Badan Pertanahan Naslonal diplmpin oleh Kepala.
Pasal2·
Badan Pertanahan Naslonal mempunyai tugas melaksanakan tugas pernerlntahan dl bidang pertanahan secara nasional, regional dan
sektoral. .
Pasal3
Dalam· melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Badan Pertanahan Naslonal menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan;
b. perumusan kebijakan teknis di bldang pertanahan;
.'II~'I,ii:I.- ------- Badon Pertanahan Nasional
_________ ---" __ -'-----'Perpres RI No. 10 Th. 2006
C. koordinasi kebijakan, perencanaan dan program dl bidang pertenehan;
d. pembinaan dan pelayananadministrasi· umum di bidang pertanahan;
e. penyelenggaraan dan pelaksanaan survel, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan;
. f. pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum;
g. pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah;
h. pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus;
i. penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasal dan/atau milik
negara/daerah bekerja sarna dengan Departemen Keuangani
j. pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah;
k. kerja sama dengan lembaga-Iembaga lain;
I. penyelenggaraan dan pelaksanaan kebljakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan;
m. pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan;
n. pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan
konflik di bidang pertenahan;
o. pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan; p, penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;
q. pendidlkan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia dl bidang pertanahan;
r. pengelolaan data dan informasi di bidang pertenehan:
s. pembinaan fungsionallembaga-Iembagayang berkaltan dengan
bidang pertanahan; .
t. pembatalan dan penghentlan hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan taneh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan .yang berleku;
u. funqsl lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundenqan yang berlaku.
BABII ORGANISASI
Bagian Kesatu SU$unan Organi$CI$i
. Badan Pertanahan HOSional-- __ ---,. ---:- __ 1'1"'III#.,i.
Perpres RI No. 10 Th.2006 .....,..... ___;_ -,-
Pasal4
Badan Pertanahan Nasional terdlrl dart :
a. Kepala;
b. Sekretariat utama;
. c. Oeputi Bidang Surveil Penqukuran, dan Pemetaan;
d. Oeputl Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Taneh;
e. Oeputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan;
f. Oeputl Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat;
g. Oeputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan . Konfllk Pertanahani
h. Inspektorat Utama.
Bagian Kedua Kepala.
PasalS
Kepala mempunyai tugas memimplnBadan Pertanahan Nasional dalam menjalankan tugas dan fungsl Badan Pertanahan Naslonal -.
Bagicin Ketiga :sekretariat Utama
PasaI6
(1) sekretanet Utama adalah unsur pembantu plmpinan yang . berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dlpimpln oleh Sekretarts Utama.
Pasal7
Sekretarlat Utama mempunyal tugas mengkoordlnasikan perencanaan, . pembinaan, dan pengendallan terhadapprogram, adminlstrasi dan sumber daya dl lingkungan Badan . Pertanahan Nasional .
. -I'I·'ii'~,I.-. Badan P~rtanahan Nas;onal
_____________ _.;.Perpres RI No. 10 Th. 2006
PasalS
Dalam melaksanakan tug as sebagaimana dimaksud dalam Pasal "7, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi :
a. pengkoordinasian, sinkronisasl dan Integrasl di lingkungan Badan Pertanahan Nasionali
b. pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis Badan Pertanahan Nasionalj
c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandlan, perlengkapan dan rumah tangga Badan Pertanahan Naslonel;
d. pembinaan . dan pelatihan, penelitlan dan pengembangan, data dan informasl, hubungan masyarakat dan protokol dl IIngkungan Badan Pertanahan Nasional;
e. pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas Badan Pertanahan Nasionali
f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan Badan
Pertanahan Nasional.
Bagian Keempat
Deputi Bidang SUrvei, Pengukuran, dan Pemetaan
Pasal.9
(1) Oeputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan adalah unsur pelaksana sebagian. tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan dipimpin oleh Oeputi.
Pasall0
Oeputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dl bidang survei, pengukuran, dan pemetaan.
Badan Pertanahan Nas;onal-------------t'Ii"'.'Ii'.
Perpres RI No. 10 Th. 2006 _
Pasalll
Dalam meleksanekan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal la,
. Oeputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan
: . menyelenggarakan fungsi: .
a. perumusan kebijakan teknis di bidang survei, penqukuran, dan
pemetaan;
b. peiaksanaan survei dan pemetaan tematlk; c .. pelaksanaan pengukuran dasar nasional; d. pelaksanaan pemetaan dasar pertanahan.
BagianKelima .
Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah
PasaI12
(lYDeputl Bldang HakTanah dan Pendaftaran Tanah adalah unsur pelaksana sebaqlan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional dl bidang hak tanah dan pendaftaran tanah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2} Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah dipimpin oleh Deputi.
Pasal13
Deputl Bidang· Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas merumusken dan melaksanakan kebljakan di bidang hak . tanah dan pendaftaran tanah.
Pa~114
Dalam melaksanakan tugas sebagalmana dlmaksud dalam Pasal 13, Deputi Bldang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah menyelenggarakan fungsl :
a. perumusan kebljakan teknis dl. bidang hak tanah dan
pendaftaran tanah; . .
b. pelaksanaen pengaturan dan penetapan hak-hak atastanah;
c. Inventarlsasi dan penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai danjatau mllik negara/daerah;
____________ BadanPertanahan Nas;onal
~ Petpre: RI No. 10 Th. 2006
d. pelaksanaan pengadaan. tanah untuk keperluan pemerintah, pemerintah daerah, . organisasi sosial keagamaan, dan kepentingan umum lainnya;
e. penetapan batas, pengukuran dan perpetaan bidang tanah serta pembukuan tanah;
f. pembinaan teknis Pejabat Pembuat Akta Tanah, Surveyor Berlisensi dan Lembaga Penilai Tanah.
Bagian Keenam
Deputi Bidang Pengaturan·dan Penataan Pertanahan
Pasal15
(1) Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan adalah unsur pelaksana sebagian tug as dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di bidang pengaturan dan penataan pertanahan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan dipimpin . oleh Deputi.
Pasal16
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengaturan dan penataan pertanahan.
Pasal·17
Dalam melaksanakan tug as sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
a. perurnusan kebijakan teknis di bidang pengaturan dan penataan pertanahan;
b. penyiapan peruntukan, persediaan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah; .
c. pelaksanaan pengaturan dan penetapan penguasaan dan pemilikan tanah serta pemanfaatan dan penggunaan tanah;
d. pelaksanaan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.
Badan Pertanahan Nas;onal-------------.'Ii~'IiFi'.
Perpres RI NO.fO Th. 2006, .... , _
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pasal18
(1) Oeputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pelilberdayaan Masyarakat adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di bidang penqendallanpertanahan dan pemberdayaan masyarakat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Oeputi ,Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat dlpimpln oleh Oeputi.
Pasal19
. Oeputl ,Bidang' PEmgendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tug as merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat.
Pasal20
oalam melaksanakan tugas sebagalmana dimaksud dalam Pasal19, Oeputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan, Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakanteknis di bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat;
b. pelaksanaan pengendalian kebljakan, perencanaan dan
program penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah; .
c. pemberdayaan masyarakat dl bldang pertenahan;
d. evaluasi dan pemantauan. penyediaan tanah untuk berbagai kepentingan.
Bagian Kedelapan
Deputi Bidang pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan
.'II"'iI'M·'.---_,..;.---------Badan Pertana!:an Nasional
__________________ Pertxe« RI No. 10 Th. 2006
Pasal21
(1) Oeputi Bidang Pengk~jian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputt Bidang PEmgkajlan dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan dipimpin oleh Deputi.
Pasal22
Deptiti Bldang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahanmempunyai tugas rrierumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengkajlan dan penanganan sengketa dan konfllk pertanehan,
Pasal23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebljakah teknis dl bidang pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan;
b. pengkajian dan pemetaan secara sistematis berbagai masalah,
. sengketa, dan konflik pertanahan; .
c. penanganan masalah, sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan non hukum; .
d. penanganan perkara pertanahan; .
e. pelaksanaan altematif penyelesaian masalah, sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasidan lainnya;
f. pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradllen yang berkaltan dengan pertanahan;
g. penyiapan pembatalan dan penghentian hubungan hukum entara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Badan Pertonahan i-/asional-----------.,----.'I"'litii.
Perpres RI No. 10 Th. 2006, _
Bagian Kesembilan Inspektorat Uta_ma
Pasal24
(1) Inspektorat Utama adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) 'Inspektorat Utama dlplmpin oleh Inspektur Utama.
Pasal25
tnspektoret Utama rnernpunvel tug as melaksanakan pengawasan fungslonal terhadap pelaksanaan . tugas di. lingkungan Badan Pertahahan Nasional.
Pasal26
Dalam melaksanakan tug as sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 25, . Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi :
a. peilyiapan perumusan kebijakan pengawasan fungsional di lingkungan Badan Pertanehan Nasionali
b. pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Kepala Badan Pertanahan Nasional;
Co pelaksanaanurusan admlnistrasi InspektOrat Utama; d. penyusunan laporan hasil pengawasan.
Baglan Kesepuluh lain-lain
·Pasa127
(1) 01 IIngkungan· BadanPeitanahan Naslonal dapat dibentuk . Pusat-Pusat sebagal unsur penunjang tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Naslonal. .
(2) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala melalui Sekretaris Utama. (3) Pusat terdiri dari sejumlah Bidang dan 1 (satu) Subbaglan Tata Usaha, masing-maslng Bidang terdiri dari sejumlah Subbldanq,
(1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di daerah, dibentuk Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi di Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota.
(2) Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ditetapkan lebih .Ianjut oleh . Kepala Badan Pertanahan. Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.
Pasal29
Oi lingkungan Badan Pertanahan Nasional dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal30
(1) Sekretariat Utama terdiri dari paling banyak 5 (lima) Biro, masing-masing Biro terdiri dari paling banyak 4 (empat) Bagian dan masing-masing Bagianterdiri dari paling banyak 3 (tiga)
Subbagian. .
(2) Oeputi terdiri dari paling banyak 4 (em pat) Oirektorat, masingmasing Oirektorat terdiri dari paling banyak 4 (em pat) Subdirektorat dan masing-masing subdirektorat terdiri dari
paling banyak 3 (tiga) Seksi. .
. (3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 5 (lima)
.Inspektorat dan 1 (satu) Bagian Tata Usaha, Inspektorat membawahkan kelornpok jabatan fungsional Auditor dan Bagian Tata Usaha terdiri dari palil')g banyak 4 (em pat) Subbagian.
BABIlI STAF K"USUS
Pasal31
Oi lingkungan Badan Pertanahan Nasionaf dapat diangkat paling banyak 3 (tiga) orang Stat Khusus Kepala Badan Pertanahan
Badan Pertanahan Nas;onal-------------.'II·'lif_i
Per pres RI No. 10 Th. 2006.~ ---.. _
Nasional, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala sedan ' Pertanahan Nasional sesuai dengan penugasan dari Kepala Badan Pertal'lahan Nasional •.
Pasal32
(1) Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional dapat berasal . dari PegaWai Negeri atau bukan Pegawai Negeri.
(2) pegawal Negeri yang diangkat sebagai Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional diberhentlkan. dart jabatan organlknya selama menjadl Staf khusus. Kepala Badan Pertanahan Naslonal tanpa kehilangan statusnya sebagai pegawal Negeri.
(3) Pegawal Negeri yang dlangkat sebagai Staf Khusus Kepala saden Pertaliahan Naslonal diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai Negeri apabila telah mencapai batas usia penslun dan diberikan hakhak kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundanq-undanqan yang berlaku.
(4) pegawai Negeri yang berhenti atau telah berakhir masa baktinya ,sebagai Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional diaktifkan kembali dalam jabatan organiknya apabila belum m~ncapal usia batas uslapensiun.
pasal33
(1) Staf Khusus' KepalB Badan Pertanahan Nasional diangkat dan dlberhentikan oleh Kepata Badan Pertanahan NasionaJ.
(2) Masa bakti Staf Khusus Kepala Sadan Pertanahan Nasional paling .Iam,a sama deilgan masa jabatan Kepala Badan , Pertanahan Nasional yang bersangkutan.
(3) Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional apabila berhenti atau telah berakhir masa baktlnya tidak diberikan pensiun atau uang pesangon.
Pasal34
, (1) Hak keuangan dan fasilitas lainnya bagl Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional diberikan setingkat dengan jabatan struktural eselon. II.a atau setinggi-tingginya eselon Lb •
• ' .. ·'ii'iI:!.----:---------....;...Badan Peitahahan Nasional
______________ Perpres RI No. 10 Th. 2006
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya, Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional difasilitasi oleh Sekretariat Utama.
BABIV KOMITE PERTANAHAN
Pasal3S
Untuk menggali pemikiran dan pandangan dan pihak-pihak yang berkepentingan· dengan bldang pertanahan dan dalam rangka perumusan kebijakan nasional di bidang· pertanahan, Badan Pertanahan Nasional membentuk Komite Pertanahan.
Pasal36
Komite Pertanahan mempunyai tug as memberikan masukan, saran dan pertimbangan kepada Kepala. Badan Pertanahan Nasional dalam perumusan kebijakan nasional di bid~r'lg pertanahan.
Pasal37
Komite Pertanahan di ketuai oleh Kepala Badari Pertanahan Naslonal secara ex-officio; ,
Pasal38
(1) Keanggotaan Komite Pertanahan berjumlah paling banyak 17 (tujUh belas) orang.
(2) Keanggotaan Komlte Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal darl para pakar di bidang pertanahan dan tokoh masyarakat.
P~sa139
Keanggotaan Komite Pertanahan diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Baclan Pertanahait Na!;;onaL.;___-..,- __ ~ .&l
Perpres RI No. 10 Th. 2006 _ __; _
Pasal40
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Pertanahan didukung oleh Sekretariat yang secara fungslonal dilaksanakan oleh salah satu unit kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional.
Pasal41
Ketentuan mengenai susunan keanggotaan, rincian tug as, masa jabatan keanggotaan, dan tata kerja Komite Pertanahan, diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional.
BABV TATAKERlA
Pasal42
Semuaunsur di lingkungan Badan Pertanahan Nasional dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, . integrasi, dan slnkronisasl baik dalam lingkungan Badan Pertanahan Nasional sendiri maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah balk pusat maupun daerah,
Pasal43
I.
I Setlap pimpinan satuan organisasi waJlb melaksanakan slstem
pengendalian intern dl lingkungan masing-masing yang
memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang.
Pasal44
; I
I'
. Setiap plrnplnan satuan organisasl bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagl pelaksanaan tug as bawahan.
Pasal45
Setlap pimpinan satuan organisasl wajib mengikuti dan mematuhl petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan·masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.
'.·iiii,'.-------------Badan Pertanahan Nas;onal
i . ,
_____________ :__,Perpres RI No. 10 Th. 2006
Pasal46
Oalam melaksanakan tugas,setiap pimpinan satuanorganisasi wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.
BABVI
ESELON, PENGANGKATAN, . DAN PEMBERHENTIAN
Pasal47
(ll Kepala adalah jabatan negeri.
(2) Kepala sebagalmana dlmaksud pada ayat (1), dapat dljabat ·oleh bukan pegawai Negeri.
Pasal48
(1) Kepala yang berasal dan' pegawai Negeri, Sekretaris Utama, Deputl, Insj>ektur Utama adalah jabatan eselon La.
(2) Kepala Biro, Dlrektur, Kepala Pusat, Inspektur, dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provlnsiadalah jabatan eselon n.a.
(3). Kepala Baglan, Kepala Subdlrektorat, Kepala Bidang, dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota adalah jabatan . eselon m.a.
(4) Kepala Subbagian, Kepala Seksl, dan Kepala Subbidang adalah . jabatan eselon IV.a.
PasaI49
(1). Kepala diangkat dan dlberhentikan oleh Presiden.
(2) Sekretaris Utama, Deputi, dan tnspektur Utama diangkat dan diberhentikan oleh Preslden atas usul Kepala.
(3) Pejabat Eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala.
Pasal50
Pelantikan Kepala dilakukan oleh Presiden atau Menter! yang dltugaskan oleh Presiden.
Badan Pertanahan Nasional------------1'.+liili'.
Perpres RI No. 10 Th. 2006 ~~
Pasal51
Hak keuangan, administrasi, dan fasilitas-fasilitas lain bagi Kepala Badan Pertanahan Nasional yang dijabat oleh bukan pegawai negeri diberikan setingkat dengan jabatan eselon J.a.
BAB VII PEMBIAYAAN
Pasal52
Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Badan . Pertanahan Nasional, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
PasalS3
(1) Peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentanq Kedudukan, Tuqas, Fungsi, Kewenangan, Susurian Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintali Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 dan Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005 yang mengatur mengenai Badan Pertanahan Nasional, masih tetap berlaku sepanjanq tidak bertentangan dan belum diubah dan/atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini.
(2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden lnl, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan . Nasional Provinsi, Kantor Pertanalian
Kabupaten/Kota, tetap melaksanakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional sampai dengan diatur kem ba Ii berdasarkan Peraturan Presiden ini.
(3) Sampai dengan terbentuknya organisasi Badan Pertanahan Nasional secara terinci berdasarkan Peraturan Presiden ini, seluruh satuan organisasi di Iingkungan Badan Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsl, Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota tetap melaksanakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Naslonat,
BABIX KETENTUAN LAIN-LAIN
PasalS4
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Badan Pertanahan Nasional ditetapkim oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dart Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.
BABX KETENTUAN PENUTUP
Pasal SS
Dengan berlakunya Peraturan Presiden inl, maka :
a. Ketentuan sepanjang mengenai Badan Pertanahan Nasional sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;
b. Ketentuan mengenai· Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Badan Pertanahan Nasional sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah . Non Departemen
Badan Pertanahan Nas;onal __,.;_ __
Petpres RI No. 10 Th. 2006 _
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pr~siden Nomor 52 Tahun 2005, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal56
Peraturan Presiden Ini mulai berlaku pada tanggal dltetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 April 2006
.,RESIDEN REPUBUK INDONESIA,
ltd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salina n sesuai dengan aslinya . Deputi Sekretaris Kablnet
Bidang Hukum,
Ttd
Lambock V. Nahattands .
PERATUKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005
TENTANO
PANGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
· .. ,
. ~ -'.
.'.' .
.~ .,
.:-- .
:0;
",
.....
. ...
'., .:
" ,":
",
" '.: . ~""
_____________ ---J erpres RI No. 11 Th. 2005
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005
TENTANG
PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,
Menlmbang
a. bahwa dengan meningkatnya pembangunan untuk kepentlngan umum yang memerlukan tanah, maka pengadaannya perlu dilakukan secara cepat dan transparan dengan tetap memperhatlkan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sahatas tanah;
b. bahwa pengadaan tariah bagi pelaksanaan
. pembangunan unruk kepentingan umum
sebagalmana. telah dltetapkan dengan
Keputusan Presiden Nemor 55 Tahun 1993 sudah tidak sesuai sebagai landasan hukum dalam rangka ·melaksanakan pembangunan untuk kepentinganumum;
c. bahwa berdasarkanpertlmbangan hurut a dan hUNt b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Pengadaan Tanah Bagl Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Ornum;
Mengingat
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nemor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pekok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nemor 104, Tar:nbahan Lembaran Negara Nomor 2043);
3. Undang-undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin
Ponsadaan Tanah BaSi Pelaksanaan Pembansunan Untuk Kepent#ngan umum ___
Per pres RI No. 11 Th. 2005 ~ _
Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara . Republlk Indonesa Tahun 1960 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106);
4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Bendabenda yang Ada Oi Atasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324);
5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3501); . .
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGADAAN TANAH SAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK . KEPENTINGAN UMUM.
I
I
BABI·
. KETENTUAN UMUM
Pasall
. Dalam Peraturan Preslden inl yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
. Presiden Republlk Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia T~hun 1945.
2. Pemerintah daereh adalah Gubernur, Bupati, atau WaIi kota,
dan perangkatdaerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. .
3.Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberlkan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tsnah, bangunan, tananian, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau .. dengan
pencabutan hak atas tanah. .
. ._ Pangadaan Tanah Bag; P€'laksanaan P€'mbangunan Untuk Kep€'ntingan Umum
_____________________________ Perpres m No. 11Th.200S
4. Rencana Tata Ruang WHayah adalah hasH perencanaan tata ruang wilayah.
S. Kepentingan umum adalah kepentingan sebagian besar lapisan
m asyara kat. .
6. Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan taneh yang dikuasainya dengan memberikan ganti rugi atas dasar musyawarah.
7. Pihak yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah adalah perseorangan, badan hukum, lembaga, unit usaha yang mempunyai hak penguasaan atas tanah dan/atau bangunan serta tanaman yang ada di atas tanah.
8. Hak atas tanah adalah hak atas bidang· tanah sebagaimana diatur dalam Undang undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
9. Panitia Pengadaan Tanah adalah panitia yang dibentuk untuk membantu pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan urituk kepentingan umum.
10. Musyawarahadalah kegiatan yang mengandung proses saling mendenqar, saling memberi dan saling menerlma pendapat, serta keinginan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnva ganti rugi dan masalah lain. yang' berkaitan dengan kegiatan pengadaan tanah atas dasar kesukarelaan dan kesetaraan antara pihak yang mempunyai tanah, bangunan, tanamen; dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dengan pihak yang memerlukan tanah.
11. Ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian baik bersifat flslk.dan/atau nonfisik sebagai aklbat pengadaan. tanah kepada yang mempunval tanah, bangunan, tanaman, dan/atau bendabenda lain . yang berkaita n dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hldup yanglebih baik. dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah.
12. lembagamm Penilai Harga Tanah adalah lembaga/tim yang profesional dan independen untuk menentukan nilai/harga tanah yang akan digunakan sebagai dasar guna mencapai kesepaketan atas jumlah/besamya gantirugi.
Pangadoan Tanah BaSi Pelaksanaan Pembansunan Untuk Kepentingan umum_" .
Petpres RI No. 11 Th. 2005, _
BABII PENGAI;)AAN TANAH
Pasal2
(1) Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah atau pemerintah daerah .dileksanakan dengan cara :
a. pelepasan atau penyerahan hak atas tanah; atau
b. pencabutan hak atas tanah.
(2) Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah atau pemerintah daerah dilakukan dengan cera jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang .dlsepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang
bersangkutan. .
Pasal3
1) Pelepasan atau penverahan hak atas tanah sebagalmana dima~ud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan berdasarkan prinslp penghormatan terhadap hak atas tanah.
2) PEmcabut~m hak atas tenah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dilakukan berdasarkan ketentuan undanq-undenq Nomar 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah Dan benda-benda yang Ada Oi Atasnya.
Pasal4 .
(1) Pengadaan dan rencana pemeriuhan kebutuhan tanah, yang . dlperlukan bagi pelaksanaan pembanguncm uhtuk kepentingan umum .' hanyadapat dllakukan apablla berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wllayah yang telah ditetapkan leblh
'. 'dahulu. '
(2) Bagi daerah yang" belum menetepkan Rencana Tata ,Ruang Wilayah, pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau
kota yang telah ada . . '
(3) Apabila tanah telah ditetapkan sebagal lakasl pelaksanaan pernbenqunen untuk kepentlngan umum berdasarkan surat
__ Pangadaan Tanch Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
____________ -:--_.Perpres RI No. 11 Th. 2005
keputusanpenetapan lokasi. yang ditetapkan oleh Bupatl/ Walikota atau Gubemur, maka bagl· siapa yang Ingin melakukan pembelian taneh dl. atas tanah tersebut, terlebih dahulu harus . mendapatkan persetujuan tertulls dari Bupati/Walikota atau
. Gubemur sesual dengan kewenangannya.
PasaiS
Pembangunan untuk. kepentlngan· umum yang djlaksanakan Pemerlntah atau pemerintah daerah meliputl :
a. jalan umum, jalan tol, rei kereta apl (di atas tanah, dl ruang atas tanah, ataupun dl ruang bawah tanah), saluran air mlnUI'n/air berslh, saluran pembuangah ajr dan sanitasl;
b. waduk, bendungan, Irigasl, dan bangumsn· pengairan .Ialnnya;
c. rumah sakit umumdan pusat kesehatari masyar~kat; d.pelabuhan, bandar udara, staslun kereta apl dan terminal;
. e. peribadatan; .
f. ~idlkan atau sekolah;
g. pasar umum;· .
h. fas!lItas pemakaman umum; I. fasilitas k~amatan umem; . j. pes dan telekomunlkasii
k. sarana olah raga; .
I. staslun penylaranradlo,· televlsl dan sararia pendukungnya;
m. kantor Pemerlntah, pemerintah .daerah, "perwakilan negara . asing, perserlkatanBangsa-Bangsa, dan atau lembaga-Ieinbaga intemasional di bawah naunganPerserikatan Bangsa.;.Bangsa;.
n. fasllltas Tentara Nasional Indonesia· dan Kepolislan Negara
Republlk Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan"ti,mgslnya;
o. lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan; p. . rumah susun sederhena;
q. tempat pembuangan sampahi r .. eagar alam dan eagar budaya; .5. pertamanan;
t. pentt soslel;
u. pembangkit, transmisi, distrlbusl tenaga listrik.
Paitsadaan Tanah BaS! Pelaksanaan Pembansunan Untuk KepenHnsan umum_'
Perpres RI No. 11 Th. 2005,-", _
BABID
PANITIA, MUSYAWARAH, DAN GANTI RUGI
Bagian Pertahla Panitia Pengadaan Tanah
Pasal6
(1) Pengadaan tanah untuk kepentingan umum di wilayah kabupaten/kota dilakukan, dengan bantuan panitia pengadaan tanah kabupaten/kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota.
(2) Panitia pengadaan tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dlbentuk oleh Gubernur.
(3) Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah kabupaten/kota atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dlbentuk oleh Gubemur.
(4) Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitla pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negerf yang terdiri atas unsur Pemerintah dan unsur pemerintah daerah terkait.
(5) Susunan keanggotaan panitia pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) terdiri atas unsur perangkat daerah terkait.
Pasal'7
, Panitla pengadaari tanah bertugas :
a. mengadakan penelitian dan inventarisasiatas tanah, bangunan, , 'tanemen dan berida-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;
b. mengadakan penelitlan rnenqenet status hukum tanah yang haknve akan dtlepasken atau diserahkan, dan dokumen yang mendukungnya;
c. menaksir dan mengusulkan besamya ganti rugl atas tanah yang haknya aken dilepaskan atau dtserebkan;
d. memberikan penjelasan atalJ penvuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah , tersebut dalam bentuk konsultasi publik balk melalui tatap muka, media, cetak maupun media elektronik agar dapat
III- Pangadaan Tanall Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
______________ Perpres RI No. 11 Th. 2005
diketahui oleh seluruh masya ra kat yang terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah;
e. mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi Pemerintah dan/atau pemerlntah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk
dan/atau besamya ganti rugi; , .
f. menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atas· tanah, bangunan, tanaman, dan bendabenda lain yang ada dl atas tanah;
g.. membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah; -.
h. mengadminlstrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada plhak· yang berkompeten,
Bagian Kedua Musyawarah
PasalS·
(1) Pengadaan tanah bagipelaksanaan pem.barigunan untuk kepentingan umurn dilakukan melalul musyawarah dalam rangka memperoleh kesepakatan mengenai :
a. peleksanaen pembangunan unfuk kepentingan umum di
lokasi tersebut; . .
b. bentukdan besamya ganti rugl.
(2) Musyawarah dlfakukan dl tempat yang ditentukan dalam surat undangaOi
Pasal9
(1) Musyawarah dilakukan secara langsung antara pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkeltan dengan tanah bersama panitia pengadaan tanah, dan instansi Pemerintah atau pemerintah daerah yang memerlukan taneh,
(2) Dalam hal : jumlah pemeganghak atas tanah tidak memungkinkan terselenggaranya musyawarah secara efektif, maka musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dllaksanakan oleh panitia pengadaan tanah dan instansi
Pangadaan Tanah Bagi Pelaksaooan Pembangunan Untuk Kepentingan umum_'
Perpres RI No. 11 Th. 2005 -.; _
I I
I .
I
i
,
Pemerintah atau pernenntah daerahyang rnemerlukan tanah dengan wakil-wakil yang ditunjuk di antara dan oleh para pemegang hak atas tanah, yang sekallgus bertindak selaku
kuasa rnereka. .
(3) Penunjukan wakil atau kuasa dari para pemegang hak sebagaimana dimaksud padaayat (2) harus dilakukan secara tertulis, bermaterai cukup yang diketahui eleh Kepala Desa/Lurah atau surat penunjukan/kuasa yang dibuat di
hadapan pejabat yang berwenang. .
(4) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dipimpin oleh ketua panitia pengadaan tanah.
PasallO
(1) Dalam hal kegiatan pembangunan untuk kepentlnqan umum yang tidak dapat dialihkanatau dipindahkan secara teknis tata ruang ke tempatatau lekasi lain, maka musyawarah dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90hari kalender terhitung sejak tanggal undangan pertama.
(2) Apabila setelah diadakan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai kesepakatan, panitia pengadaan tanah rnenetapkan bentuk dan besarnya ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dan • menitlpkan ganti rugl uang kepada pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkutan.
(3) Apablla terjadi sengketa kepemilikan setelah penetapan ganti rugi sebagalmana dimaksud . pada ayat (2), maka panitia menltlpkan uang gantl rugi kepada pengadilan negeri yang . wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkutan.
Pasa.l1
Apabila .: dalam musyawarah telah dicapai kesepakatan antara pemegang hak alas tanah dan Instansl Pemerintah dan/atau pemerlntah daerah yang memerlukantanah, panitia pengadaan
. tanah mengeluarkan keputusan menqenal bentuk dan besamya ganti rugi sesuai denqan kesepakatan tersebut.
, .
__ Pangadaan Tanah Bo~j Pelaksanoan Pemb~ngunan Untuk Kepentingan Umum
______________ Perpres RI No. 11 Th; 2005
Bagian Ketiga Ganti Rugi
Pasal12
Ganti rugi dalam rangka pengadaan tanah diberlkan untuk :
a. hak atas tanah;
b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
Pasal13
(1) Bentuk ganti rugi dapat berupa :
a. uang; dan/atau
b. tanah penggantl; dan/atau
c. pemukiman kemball.
(2) Dalam hal pemegang hak atas tanah tidak menghendaki bentuk gantl rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dapat diberikan kompensasl berupa penyertaan modal (saham) sesuai dengan ketentuan peraturan penmdenq-undanqan,
Pasal14
PEmggantian . terhadap bldang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk pembangunan fasHitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Pasal15
(1) Dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas :
a. Nilal Jual Obyek Pajak atau nilainyata/sebenamya 'dengan memperhatikan Nilai Jual Obyek Pajak. tahun berjalan berdasarkan penetapan Lembagarnm Penllai Harga Tanah
yang ditunjuk oleh panltlai .
b. nilai jual bangunan .yang ditaksir. Oleh perangkat daerah
yang bertanggung jawab dl bidang bangunan; .
c. nHal jual tanaman yang ditakslr oleh perangkat daerah yang . bertanggung jawab dl Qidang pertanian.
Paniadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Vntuk Kepentinsan umum--D .
Perpres RI No. 11 Th. 2005 _
(2) Dalam rangka menetapkari dasar perhitungan gantl rug I,
Lembagamm Perillal . Harga Tanah dltetapkan oleh
, Bupati/Walikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. '
Pasal16
(1) Ganti rugl diserahkan langsung kepada :
a. pemegang hak atas tanah atau yang berhak sesuai dengan , peraturan perundang-undangan; atau
b., nadzir bagi tanah wakaf.
(2) Dalam hal tanah, bangunan, tanaman, atau benda yang berkaltan dengan tanah dimiliki bersama-sama oleh beberapa orang, sedangkan satu atau beberapa orang pemegang hak atas tanah tidak dapat ditentukan, maka ganti rugi yang menjadi hak orang yang tidak dapat ditemukan tersebut dititipkan di 'pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkutan. '
Pasal17
(1) Pemegang hak etas tanah yang tidak menerima keputusan panitla pengadaan tanah dapat mengajukan keberatan kepada Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri sesuai kewenangan disertai dengan penjerasan mengenai sebab-sebeb dan alasan keberatah tersebut,
(2) Bupati/Wali~ota atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri sesualkewenangan rTlt!ngupdyakan penyelesaian mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi tersebut dengan mempertinibangkan pendapat dan keinginan dari pemegang
hak atas tanah atau kuasanya. '
(3) Setelah mendengardan mempelajarl pendapat dan keinginan pemegang hak atas taneh serta pertimbangan panitia pengadaan tanah, Bupati/Walikota atau Gubernur atau Menteri Dalam Negeri sesuai kewenangan meligeluarkan keputusan yang dapat mengukuhkan atau menqubeh keputusan panitia
, pengadaan tanah mengenai bentuk dan/atau besarnya ganti rugi yang akan diberikan .
. 'Ftd Pangadaan Tanah Bagi P!;,laksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
__________________ ,Perpres RI No. 11 Th. 2005
Pasal18
(1) Apablla upaya penyelesalan .yang ditempuh Bupati/Walikota atau Gubernur' atau Menteri Dalam Negeri tetap tldak dlterima oleh pemegang hak atas tanah dan lokasl pembangunan yang
. bersangkutan tidak dapat dipindahkan, maka Bupati/Walikota atau Gubemur atau Menteri Dalam Negerl sesuai ~ewenangan mengajukan usul penyelesaian dengan cara pencabutan hak .atas tanah berdasarken Undarig-undang Nomor 20 Tahun 1961. tentang- Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Ada Oi Atasnya.
(2) Usul penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Bupati/Walikota/Gubemur/Menteri Dalam Negeri sesuai kewenangankepada Kepala Badan Pertanahan NasionaI dengan tembusan kepada menteri dari instansl yang
.. rnemerluken tanah dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(3) Setelah menerima usul penyelesaian sebagalmana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Kepala Badan Pertanahan Nasional berkonsultasi dengan menteri dan instansi yang memerlukan tanah dan Menten Hukum dan Hak Asasi Manusla.
(4) Permintaan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah tersebut disampaikan kepada Preslden oIeh Kepala Badan . Pertanahan Nasional yang ditandatanganl oleh menteri dari instansi yang memerlukan tanah, dan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia. .
Pasa119·
Terhadap tanah yang digarap tanpa izln yang berhak atau kuasanya, penyelesaiannya dilakukan berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Prp.Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah
Tenpa Izin yang Berhak atau Kuasanya. .
BABIV
PENGADAAN TANAH SKALA KECIL
Pasal20
Pelaksanaan pembangunan untuk kepentlngan umum yang memerlukan tanah yang luasnya tidak Iebih dari 1 (satu) hektar,
Pongadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan_Untuk Kepentingan umum~
Perpr€'~ Rf No. 11 Th. 2005, _
dapat dllakukan langsung oleh instansi .pemertntah yang memerlukan tanah dengan para pemegang hak atas tanah, dengan cara jual bellatau tukar menukar. atau eara lain yang disepakati kedua belah pihak.
BABV, KETENTUAN PERAUHAN
Pasal21
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, peraturan pelaksanaan dari Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingl:ln Umum tetap berlaku sepanjang tldak 'bertentanqan dengan Peraturan Presiden ini ..
BABVI KETENTUAN PENUTUP
Pasal22
Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata eara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum . d iatur dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Pasal23
Pada saat berlakunya Peraturan Presiden lnl, Keputusan Presiden Nomor 55Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentlngan' Umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal24 '
. .
. Peraturan Preslden inimulai berlaku pede tanggal ditetapkan.
__ Pangadaan Tanah &gi Peiaksanoa:l Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
______________ ,Perpres RI No. 11 Th.2005
Dltetapkan di Jakarta pada tanggal 03 Mei 2005
PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,
Ttd
Dr. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Salinan ini sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet
. Bidang Hukum dan Perundang-Undangan,
Ttd
Lambock V Nahattands
Pangadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangu~i:J.n UntiJk Kepentingan umum--IEI
Perpres RI No. 11 Th. 2005, --,- _
__ Pansadaan Tanah BaSi Pelai<sanaan Pembansunan Untuk Kepentinsan Umum