You are on page 1of 3

FERMENTASI JERAMI DENGAN 

AMONIA

Kendala utama pemanfaatan jerami padi sebagai salah satu bahan pakan ternak ruminansia

adalah kandungan protein kasar dan kecernaan yang rendah. Penggunaan jerami secara

langsung dan sebagai pakan tunggal tentu tidak dapat memenuhi pasokan nutrisi yang

dibutuhkan ternak. Kondisi ini tentu akan mengganggu penampilan ternak secara

keseluruhan. Pasokan protein dibutuhkan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhan dan

meningkatkan populasi optimum untuk proses degradasi fraksi serat bahan pakan dalam

rumen.

Optimasi pemanfaatan jerami sebagai bahan pakan dapat ditingkatkan melalui perlakuan

secara fisik, kimia maupun biologi. Berdasarkan karakteristik jerami yang rendah protein dan

kecernaan maka perlakuan yang diberikan harus dapat mengeliminir kedua kendala ini.

Perlakuan yang diberikan harus mampu meningkatkan kandungan protein dan kecernaan

jerami.

Teknologi peningkatan kualitas jerami yang paling mungkin diterapkan ditingkat pedesaan

adalah teknik amoniasi. Amoniasi mampu meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui

peningkatan daya cerna, konsumsi, kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan

penyimpanan bahan pakan berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur.

Sumber amonia dalam amoniasi yang digunakan dapat berupa gas amonia, amonia cair, urea

maupun urin. Daya kerja amonia dalam perlakuan amoniasi diantaranya sebagai bahan

pengawet terhadap bakteri dan fungi yang berkembang pada bahan selama proses, sumber

nitrogen yang berfiksasi dengan jaringan tanaman dan pemecah ikatan lignin dan karbohidrat.

Perlakuan dengan gas amonia sangat baik, selain dapat meningkatkan kecernaan dinding sel

juga meningkatkan kandungan nitrogen. Selama proses pengolahan, sekitar 30 sampai 60

persen dari amonia yang digunakan akan terserap oleh bagian lembab jaringan pakan. Amonia

terserap akan berikatan dengan gugusan asetat dan membentuk garam ammonium asetat

yang mengandung nitrogen. Kendala amoniasi menggunakan gas amonia diantaranya adalah

pengadaannya yang mungkin sulit dan membutuhkan kontainer kedap udara. Urin merupakan

sumber amonia yang murah tetapi sulit untuk mengumpulkannya, kecuali pada manusia. Urin

mengandung 5.3 – 14.3 g N/liter dan 76-82% merupakan N-amonia.

Urea merupakan sumber amonia yang murah karena setiap kg urea akan dihasilkan 0.57 kg

amonia. Perlakuan urea merupakan hasil dari dua proses yang dilakukan secara simultan yaitu

hidrolisis urea (ureolysis) dan kerja amonia terhadap dinding sel bahan. Ureolysis<
merupakan reaksi enzimatis yang membutuhkan kehadiran enzim urease
dalam media perlakuan.

Teknik amoniasi dengan urea merupakan metode yang paling mungkin diterapkan oleh petani

pada tingkat pedesaan. Bahan yang dibutuhkan tidak terlalu sulit untuk diperoleh. Ada dua

teknik amoniasi yang dapat dilakukan yaitu metode basah dan metode kering. Metode basah

merupakan metode yang paling umum dilakukan.

Amoniasi Metode Basah

Bahan yang dibutuhkan antara lain lembaran plastik (untuk alas dan menutup bahan), urea,

jerami dan air.

Cara kerja:

1. Sejumlah jerami padi (misal: 100 kg) yang telah diketahui bahan keringnya
(misal: 80%) ditaburkan berlapis-lapis diatas hamparan plastik dan diinjak-injak
hingga padat.
2. Setiap lapisan yang dibuat disiram secara merata dengan larutan urea 6 persen.
Jumlah urea yang digunakan sebanyak 6 persen dari berat kering jerami. Dalam
kasus ini sebagai contoh sebanyak 100 kg jerami x 80% x 6% = 4.8 kg. Air yang
digunakan untuk pelarut urea setara dengan berat kering jerami yaitu 80 liter.
Penambahan air bertujuan untuk mencapai kondisidan kadar air optimum selama
proses fermentasi yaitu sekitar 60%. Perbandingan penggunaan urea : air : bahan
kering jerami = 0.06 : 1 : 1
3. Setelah selesai penyiraman dan pengadukan, bagian atas jerami ditutup dengan
rapat menggunakan plastik. Penutupan secara rapat bertujuan untuk menghindari
penguapan amonia yang dapat menurunkan efektifitas amoniasi.
4. Pemeraman dilakukan 2 sampai 3 minggu
5. Setelah pemeraman selesai, jerami terfermentasi diangin-anginkan untuk
kemudian dapat diberikan kepada ternak sesuai kebutuhan.

Amoniasi Metode Kering

Amoniasi metode kering menggunakana jerami yang telah dibuat kubus yang ditempatkan

dalam suatu tempat kedap udara. Dibagian bawah dari tumpukkan jerami ditempatkan bak

yang berisi larutan yang mengandung sumber enzim urease seperti tepung kacang kedelai

segar atau daun gliricidia dan urea. Rasio urea dan sumber urease adalah 1 : 2. Pemeraman

dilakukan 1 – 2 minggu.

Kebutuhan akan kontanier yang kedap udara, maka metode ini menjadi kurang dapat

diaplikasikan untuk petani perorangan.

You might also like