Professional Documents
Culture Documents
Oleh
KAMIS KARNO
NIM. 09 11 02 0337
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.Kondisi Alam
Letak Geografis : Kabupaten Belu terletak pada koordinat 124o - 126o
Bujur Timur dan 9o - 10o Lintang Selatan. Dengan
wilayah seluas 2.445,57 km2, yang keseluruhannya
berupa daratan.
Batas Wilayah : Batas wilayah Kabupaten Belu sebagai berikut:
* Utara berbatasan dengan Selat Ombai
* Selatan berbatasan dengan Laut Timor
* Timur berbatasan langsung dng Timor Leste
* Barat berbatasan dengan Kabupaten TTU dan TTS
Iklim : Keadaan morfologi sebagian besar wilayahnya
berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan
derajat kemiringan (>50%). Di beberapa bagian,
vegetasi alam sangat jarang sehingga permukaan
tanah menjadi sangat terbuka, sebagian tanah-tanah
seperti ini merupakan tanah kritis berpotensi erosi.
Adapun kemiringan tanahnya sebagai berikut :
* 0-2 % seluas 78.340 Ha atau 32,03 %
* 2-15 % seluas 37.631 Ha atau 15,39 %
* 15-40 % seluas 95.866 Ha atau 39,20 %
* 40 % ke atas seluas 32.720 Ha atau 13,38 %
2. Jumlah Penduduk
Laki - laki : 207.006 orang
Perempuan : 210.998 orang
Total : 418.004 orang (NTT dalam Angka Thn 2008)
3. Wilayah Administrasi
4.Transportasi
Pelabuhan Udara : Haliwen
3
Pelabuhan Laut : Angkutan laut merupakan sarana perhubungan
yang sangat penting di Belu. Pelabuhan laut
Atapupu adalah satu-satunya pelabuhan laut yang
ada di Kabupaten Belu; dimana dilakukan
transportasi penumpang, bongkar muat barang dan
hewan, yang memanfaatkan jasa kapal feri di
pelabuhan tersebut.
Visi
"Masyarakat Belu yang maju, mandiri, demokratis dan berbudaya"
Misi
1. Memberdayakan ekonomi masyarakat melalui koperasi dan kelompok
usaha bersama ekonomi (KUBE) dengan bertumpu pada potensi diri dan
teknologi tepat guna:
2. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
4. Meningkatkan aksebilitas wilayah melalui pembangunan infrastruktur;
5. Meningkatkan aksebilitas politik (masyarakat) terhadap penetapan produk-
produk kebijakan publik;
6. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dan mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang sadar hukum;
7. Meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak anak dan perempuan;
8. Menetapkan nilai etika, moral dan budaya sebagai pedoman hidup
masyarakat.
4
Dari Visi dan Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
sebagai berikut :
1. Tujuan
2) Mewujudkan taraf perekonomian daerah dan masyarakat
Kabupaten Belu yang maju dan berdikari
3) Mewujudkan output pendidikan yang memadai melalui pemerataan
pendidikan, menurunkan angka buta huruf dan memberdayakan
kapasitas SDM yang ada untuk menguasai dan memerapkan IPTEK
demi memacu laju pertumbuhan dan perkembangan Daerah dan
Masyarakat Belu menuju taraf yang lebih baik
4) Mewujudkan masyarakat Kabupaten Belu yang sehat Jasmani dan
rohani pada tahun 2009 - 2012
5) Meningkatkan kondisi prasarana wilayah yang menunjang
dinamika perkembangan seluruh aspek kehidupan daerah dan
masyarakat
6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan mutu pelayanan
Aparatur Daerah untuk menunjang pencapaian kemajuan Daerah dan
Masyarakat serta mewujudkan supremasi Hukum dan Good
Governance.
7) Mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang kondusif dan
menunjang seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
2. Sasaran
1) Meningkatnya produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan, koperasi dan lembaga – lembaga
berbasis ekonomi Industri kerajinan masyarakat
2) Tersedianya kebutuhan sandang dan pangan masyarakat
3) Terwujudnya pemerataan pendidikan dan menurunnya angka buta
huruf dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat
4) Tersedianya sumber daya manusia yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi terapan
5) Meningkatnya mutu output pendidikan dan meningkatnya kualitas
teknis aparatur
6) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan
Pemerintahan, Pembangunan dan pemberdayaan kemasyarakatan yang
memadai teritama jalan, air dan irigasi serta kesehatan dan pendidikan
7) Meningkatnya kapasitas pelayanan Aparatur Daerah dan
terminimalisirnya penyelewengan Hukum dan HAM
8) Terwujudnya kondisi lingkungan hidup yang kondusif.
B. Rencana Strategis
Rencana Strategis adalah suatu proses perwujudan dan harapan dan
mimpi organisasi akan sebuah masa depan yang diidamkan. Secara riil hal ini
diwujudkan melalui upaya mengembangkan prosedur – prosedur dan kegiatan
5
– kegiatan strategis yang terdiri dari Visi dan Misi, Tujuan strategis dan
sasaran yang jelas. Rencana Strategik itu menjadi acuan dan tolok ukur
Pertanggungjawaban Pemerintah kepada Publik.
Untuk mewujudkan Rencana Strategis ini pemerintah Kabupaten Belu
menetapkan ada 5 Pilar Pembangunan yang menjadi prioritas yakni:
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan SDM
Pembangunan Prasarana
Peningkatan Kualitas Pelayanan Pemerintah
Pembangunan Lingkungan Hidup
C. Pendanaan Pembangunan
Prioritas pembangunan tersebut tentunya membutuhkan pendanaan.
Untuk ini selain dana yang diperoleh dari PAD dan juga diperoleh dari alokasi
APBN. Selain itu Kabupaten Belu juga mendapatkan bantuan dari 10
lembaga PBB (UNDP, FAO, ILO, UNESCO, UNFPA, UNICEF, UNIDO,
UNV, WFP dan WHO) untuk membangun Kabupaten Belu, NTT yang
berbatasan langsung dengan wilayah negara Timor Leste. Kerja sama antara
lembaga-lembaga di bawah PBB tersebut akan melakukan program untuk
mengatasi permasalahan seperti kemiskinan, air bersih, sanitasi, pendidikan
dasar, peningkatan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan krisis dan
peningkatan tata pemerintahan.
Langkah yang diambil PBB tersebut guna mencegah terjadinya konflik.
Perbedaan ekonomi yang mencolok bisa memicu terjadinya konflik.
Ini sebuah langkah positif yang tidak perlu dicurigai secara politis.
Namun bagaimanapun juga adanya kewaspadaan nasional terhadap
keterlibatan pihak asing dalam proses pembangunan serta berbagai interaksi
lainnya perlu tetap dimiliki agar dampak globalisasi yang terjadi saat ini tidak
memberikan ekses negatif bagi kelanjutan pembangunan, terutama
pembangunan dalam bidang ekonomi politik (yang menjadi pokok kajian ini)
yang kadang batas-batas menjadi samar-samar ketika dalam proses perjalanan.
D. Globalisasi
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering
dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
6
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling
mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yg pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
1. Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
• Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara
menunjukkan keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia
• Perubahan dalam konstanta ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan
kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
• Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
• Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
• Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
2. Teori Globalisasi
7
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
1) Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan
yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan
lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-
negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan
ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis
tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses
tersebut.
• Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan
baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa
globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan
bertanggung jawab.
• Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi
adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya
adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang
memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen
dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa
dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang
globalisasi (antiglobalisasi).
2) Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata
atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk
bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional
selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah
merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan
kapital.
3) Para transformasionalis berada di antara para globalis dan
tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat
dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat
bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.
Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami
sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni
melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara
langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama
ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
3. Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas
teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Secara umum, globalisasi mencakup aliran 1) Produk dan Jasa;
2) Uang; dan 3) Orang (Employee).
8
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian
di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke
pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi
antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
1) Globalisasi produksi.
Situasi di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara,
dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk
yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim
usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi
lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya
globalisasi tenaga kerja
2) Globalisasi pembiayaan.
Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio
ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT
Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau
PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-
operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
3) Globalisasi tenaga kerja.
Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf
profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki
pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh
dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human
movement akan semakin mudah dan bebas.
4) Globalisasi jaringan informasi.
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan
teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan
jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu
meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang
sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia
-baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada
selera global.
5) Globalisasi Perdagangan.
Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman
tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan
9
demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin
cepat, ketat, dan fair.
10
• Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem
perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada
industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan
demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan
hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor
industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan
kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional
semakin meningkat.
• Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor.
Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi
neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap
neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor
produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi
asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran
keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin
meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk
terhadap neraca pembayaran.
• Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi
(modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama
meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar
saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca
pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik.
Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun,
dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata
uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini
dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan
ekonomi secara keseluruhan.
• Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu
negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya
menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang
seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat
pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi
atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi
jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi
11
semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat
semakin bertambah buruk.
1. Potensi
a. Lahan pertanian yang belum termanfaatkan secara
optimal (Dafala, Betun, Besikama, Nurobo, Ainiba).
b. Eksplorasi bahan tambang (Masinlulik)
c. Perluasan Pemanfaatan kali Talau
d. Kwalitas kayu jati yang bagus yang belum terolah
secara baik.
e. Peternakan (sapi, kambing dan hasil olahannya).
f. Tambak ikan (Kolam Susuk, Kolam Gurita, Ainiba)
g. Pariwisata Budaya (Sadan Takirin)
h. Optimalisasi sumber air (Wetihu, Webot, Weliman,
Lebur, Lahurus).
2. Masalah
a. Belum teraturnya tata niaga bahan tambang, yang
ditandai dengan adanya penambangan dan pembelian mangan secara
liar.
Para pengusaha maupun masyarakat dengan sengaja, tahu dan mau
melakukan penambangan serta membeli mangan tanpa mengantongi
IUP yang diterbitkan oleh Pemkab Belu.
b. Pengembangan (luas) potensi pelabuhan Udara dan
Laut.
c. Masalah batas wilayah perbatasan yang masih
menjadi polemik, pelintas batas ilegal dan penyelundupan.
d. Wacana pemekaran wilayah Kota Kabupaten
menjadi Kota Madya dan perubahannya menjadi pemekaran
Kabupaten menjadi dua kabupaten.
e. Kondisi infastruktur (jalan raya, listrik, air) antar
Kelurahan/kecamatan.
f. Kemiskinan.
g. Pengembangan di bidang Pendidikan yang belum
merata.
h. Perluasan Kota dan menyempitnya kawasan hutan.
i. Pemerataan terhadap akses teknologi informasi.
j. Pemanfaatan lahan.
3. Upaya Pemecahan
Upaya antisipasi dampak globalisasi ekonomi membutuhkan
kontribusi multi dimensi, bersifat komprehensif dan integral. Tidak dapat
didekati hanya dari satu dimensi saja secara sporadis, melainkan secara
12
serentak.
Thompson dalam ( Akbar Silo & Hiskia Sapioper, 2010)
mengatakan bahwa untuk perumusan strategi ada 3 unsur utama yang
perlu diperhatikan, yang terdiri dari kombinasi The Internal
Environment:
Resources
Capabilities
Core Competencies; yang kalau digambarkan adalah sebagai berikut
Environment
The Strategy
Resources Values
Social Political
Births, Housing,EXTERNAL FACTORS:
Policies, Tariffs,
Taxes, Elections
Population trends Plans
Government
Cultural 13 Laws, Regulations,
Consumer values,
Contract, Trade
Safety, Needs, Beliefs
Resources
Materials, Labor, Credit,
Investors
INTERNAL FACTORS
Technology
State of manufacturing,
Service, Capacity, Condition
Employees Labor
Values, Beliefs, Works Skills, Union,
groups, Personal goals Labor relations, Wage costs
Management Organization
Personal prerogatives, Structure,
Skills, Leadership Plans Decision making methods,
Expectations
Capital Facilities
Cash liquidity, Physical plant,
Debt position, Funds System, Locale
14
MANAGING IN A COMPLEX AND CHANGING WORLD
15
BAB III
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Silo & Hiskia Sapioper, 2008. Bahan Kuliah Mahasiswa Program
Studi Ilmu Administrasi FISIP - Universitas Cenderawasih (LP2SP FISIP
UNCEN Edisi Revisi 04/02/2010)
http://fisip-uncen.com/upload/EKOLOGI%20ADMINISTRASI.ppt
http://www.belukab.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=46&Itemid=79
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globalisasi&action=edit
http://bappeda-belu-ntt.com/index.php?pilih=download&mod=yes
17