Professional Documents
Culture Documents
NIM : 0800931
Yusuf (2003, h. 94) menyebutkan pendekatan yang ditujukan untuk anak yang mengalami
kesulitan belajar atau tertinggal dari teman – teman sebayanya yang digunakan dalam
program remedial membaca, yaitu:
a. Pendekatan multisensori.
Pendekatan ini menganggap bahwa anak akan belajar lebih baik jikamateri disajikan dalam
berbagai modalitas seperti visual, kinestetik, taktil, dan auditoris.
b. Modifikasi abjad.
Pendekatan ini digunakan untuk menangani kesulitan membaca pada bahasa yang kaitan
huruf dan bunyi tidak selalu konsisten.
c. Kesan neurologis.
Kegiatan utama dalam pendekatan ini adalah membaca cepat secara bersama – sama antara
guru dan murid.
1) Metode Fernald.
Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multisensoris yang sering
pula dikenal dengan metode VAKT (visual, auditory, kinesthetic, and tactile). Metode ini
menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata – kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap
kata diajarkan secara utuh. Fernald (Yusuf, 2003, h. 95), beranggapan bahwa anak yang
mempelajari kata sebagai pola utuh akan dapat memperkuat ingatan dan visualisasi.
2) Metode Gillingham.
Metode ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam
pelajaran selama dua tahun. Aktivitas pertama diarahkan pada belajar berbagai bunyi huruf
dan perpaduan huruf – huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak bentuk huruf
satu per satu. Yusuf (2003, h. 95) menyatakan perbedaan metode ini dengan metode Fernald,
yaitu bahwa dalam metode ini huruf diberikan secara individual, bukan dalam bentuk kata.
Kesulitan belajar membaca permulaan dapat diatasi dengan pendekatan VAKT (Visual,
Auditif,Kinestetik, Taktil). Metode ini dikembangkan oleh Gillingham dan Stillman
(Gearheart,1976 :93). Asumsi yang mendasari metode ini adalah bahwa dalam pengajaran
membaca, menulis, dan mengeja kata dipandang sebagai satu rangkaian huruf-huruf. Metode
ini berangkat dari metode abjad, yaitu bunyi yang disimbolkan oleh huruf dipandang mudah
dipelajari dengan menggunakan keterpaduan indera visual, auditori, kinestetik, dan taktil.
Dengan demikian saat anak mempelajari suatu kata, anak melihat huruf tersebut, mendengar
bunyi huruf, menunjuk dengan gerakan tangan atau telusuran jari tangan dan kemudian
menuliskannya dengan menggunakan visual, auditori, dan kinestetik secara padu.
Pembelajaran kooperatif diperlukan bukan hanya karena efektif untuk meningkatkan prestasi
belajar anak tetapi juga efektif untuk mengembangkan kepribadian anak ke arah yang positif.
Pembelajaran kooperatif merupakan aktualisasi dari prinsip-prinsip pendidikan yang silih
asah, silih asih, dan silih asuh. Interaksi kooperatif diperlukan dalam proses belajar-mengajar
karena memiliki keunggulan atas interaksi kompetitif maupun individualistik. Menurut
Johnson dan Johnson (1984) ada empat elemen dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
(1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan
(4) keterampilan menjalin hubungan interpersonal.
Supriyadi (Lestary, 2004, h. 12) mengelompokkan beberapa metode yang digunakan dalam
pengajaran membaca permulaan, yaitu:
Metode ini meliputi proses pengenalan huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai
suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.
b. Metode bunyi.
Metode ini memfokuskan pada lafalan dan prosesnya berjalan sama seperti metode abjad.
Diawali dengan menyajikan suku kata, kemudian dirangkai menjadi kata, merangkai kata
dengan kata menggunakan kata sambung, suku kata kemudian dilepas menjadi huruf, dan
mensintesiskan kembali huruf menjadi suku kata.
Metode ini menggunakan kata yang diurai menjadi lembaga – lembaga kata. Kata diurai
menjadi suku kata, kemudian suku kata menjadi huruf, lalu huruf disatukan menjadi suku
kata dan kembali lagi menjadi kata.
e. Metode global.
Pada metode ini ditampilkan struktur kalimat secara utuh, kemudian dianalisis menjadi kata,
suku kata, dan huruf.
Bermacam aktivitas yang menurut Lerner (1988: 422) dapat digunakan untuk membantu anak
berkesulitan belajar menulis dengan tangan, seperti dikemukakan berikut ini:
Daftar Pustaka:
S, Lucky Ade, 2007, Pengaruh Metode Multisensori dalam Menigkatkan Kemampuan Membaca
Permulaan Pada Anak Taman Kanak-Kanak, [Dokumen], (http://docs.google.com/viewer?
a=v&q=cache:7M-
dCv8RzsgJ:eprints.undip.ac.id/10438/1/Lucky_Ade_S._M2A_003_037.pdf+teknik+remedial+m
embaca+permulaan&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShlT8hlhtYrBxmE2OJ7OEk_k0r0H72vuk
7DUfVd_BWnWDLEVpJF6Hf0lbt0uRuJYTGRBkBF9q6_a9s43QXKGdkBuqMQ058PISuvjmogsjnx
WGGIe9tyDcF9RBzi-X_2KJo649OG&sig=AHIEtbRhmKMLmNTaD1ssZtohhXjqBBWZuQ, diakses
tanggal 29 November 2010)
Widati, Sri dan Ehan, ____, Peningkatan Membaca Menulis Permulaan Anak Berkesulitan Belajar
Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode VAKT di SD Permata HIjau
Rancaekek Kab. Bandung, (http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:7_gr-
ZEdeZ0J:file.upi.edu/ai.php%3Fdir%3DDirektori/A%2520-%2520FIP/JUR.%2520PEND.
%2520LUAR%2520BIASA/195310141987032%2520-%2520SRI%2520WIDATI/MKL
%25202/%26file%3DJurnal%2520Peningkatan
%2520prestasi.pdf+metode+gillingham+dalam+membaca&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESj
JwkxEBBoE_kG2HmDvPmc6Y5uO5FzMsi4hea6PdpweIpIMWxWIeAwsIF9u4VRMMzQx9fZnTLN
wvyypC_l31LQIoIxxQq566wQZL3Nl2STzXBTRWusLK6N7C353ENvrswVTTdJY&sig=AHIEtbQXqVo
0Lzly7k9klQhY6FkrKhamIQ, diakses tanggal 6 Desember 2010)