You are on page 1of 16

MACAM-MACAM ORGANEL- ORGANEL PENYUSUN SEL :

1. Nukleus

Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap. Di dalam


nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang ‘kromatin’ yang
tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nukleolus
Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan
pembawa informasi genetik.

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :


• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal dua penggolongan sel
yaitu :

• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di
dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis
protein.

2. Retikulum Endoplasma (RE)

Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.


Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

Retikulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman


benang/jala. Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma
(endoplasma), maka disebut retikulum endoplasma. RE hanya dijumpai
didalam sel eukariotik, baik sel hewan maupun sel tumbuhan.
RE memiliki banyak bentuk (polimorfik). Membran RE merupakan
kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Dengan adanya
sistem endomembran ini, maka terbentuk lumen menyerupai ”terowongan”
yang menghubungkan nukleus dengan bagian luar sel.

a. Macam-macam RE

 RE kasar
Membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ada yang
ditempeli ribosom, sehingga tampak berbintil-bintil. RE demikian
disebut RE kasar / RE berbintil. RE kasar merupakan penampung
protein yang dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk
kedalam rongga RE.
 RE halus
RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom. Sel-sel
kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan dengan sel
bukan kelenjar.

b. Fungsi RE

• Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk


disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel
(RE kasar)
• Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus)
• Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada
didalam sel-sel hati
• Transportasi molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke
bagian sel yang lain.

3. Diktiosom atau Kompleks Golgi

Badan golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan, badan golgi
disebut diktiosom. Organel ini polimorfik dan terletak diantara RE dan
membran plasma.
Badan golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran berbentuk
kantong pipa pembuluh, gelembung kecil atau bentukan seperti mangkok.

Cara kerja badan golgi, sebagaimana diuraikan sebelumnya, sintesa


protein yang berlangsung diribosom ditampung di RE. Oleh RE, protein tadi
mula-mula dimasukkan ke dalam gelembung (vesikula), kemudian
gelembung tersebut ”berenang” di dalam sitoplasma menuju ke golgi. Di
dalam golgi, protein tersebut direaksikan dengan zat-zat lain, diantaranya
direaksikan dengan glioksilat (gula) menjadi glikoprotein. Jadi, golgi
berfungsi menambahkan glioksilat pada protein. Glikoprotein itu kemudian
dimasukkan kedalam kantong-kantong sekresi. Akhirnya kantong-kantong
itu meninggalkan golgi, ”berenang” didalam sitoplasm’ menuju ke tepi sel,
yaitu ke menbran plasma. Membran plasma membuka (”pecah”) untuk
mengeluarkan protein tersebut dari dalam sel ke luar sel. Dengan demikian
protein yang diproduksi didalam sel telah disekresikan ke luar sel.
Jadi secara ringkas, RE menampung dan menyalurkan protein ke golgi, golgi
mereaksikan protein itu dengan gliosilat sehingga terbentuk glikoprotein
untuk dibawa keluar sel. Karena hasilnya disekresikan itulah maka golgi
disebut pula sebagai organel sekretori
Terdiri atas membran b’bentuk kantong pipih. Pd sel tumbuhan, kompleks
golgi disebut diktiosom.
Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).
4. Mikrobodi

Nama “mikrobodi” diberikan kepada tubuh kecil-kecil dalam sel yang


semula tak diketahui fungsinya. Namun, kini diketahui bahwa sedikitnya
terdapat dua kelompak mikrobodi : (1) peroksisom yang berhubungan dengan
kloroplas dan merupakan tempat fotorerespirasiasamglikolat,dan(2)glioksisom
yang terlibat dalam penggunaan asetil-CoA pada waktu pengerahan cadangan
lipid, terutama sewaktu perkecambahan biji yang mengandungminyak.

5. Mitokondria
Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome,
mitochondrion, plural:mitochondria) adalah organel tempat berlangsungnya
fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti
metabolisme asam lemak, biosintesis pirimidina, homeostasis kalsium,
transduksi sinyal selular dan penghasil energi[1] berupa adenosina trifosfat
pada lintasan katabolisme.
Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dlm berlekuk-
lekuk membentuk krista. Mitokondria merupakan penghasil energi karena
berfungsi untuk respirasi. Ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti
raket, dan ada pula yang bentuknya tidak beraturan. Namun secara umum
dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang.
Mitokondria mempunyai sifat plastis, aetinya bentuknya mudah berubah.
Ukurannya seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 µm dan panjangnya 3-10
µm.
Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam sel tidak sama. Pada sel
sperma, mitokondria tampak berderet-deret pada bagian ekor yang digunakan
untuk bergerak.
Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar dan
membran dalam. Struktur membran luar mirip dengan membran plasma.
Pada membran dalam terjadi pelekukan kearah dalam membentuk krista.
Dengan adanya krista ini, permukaan membran dalam menjadi semakin luas
sehingga proses respirasi sel semakin efektif. Proses respirasi berlangsung
pada membran dalam mitokondria (pada krista) dan matriks. Matriks adalah
cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel. Matriks
tersusun atas air, protein, enzim pernapasan, garam, DNA, dan ion-ion.
Enzim-enzim pernapasan itu sangat penting bagi proses pembentukan ATP.
Reaksi pernapasan yang berlangsung di dalam mitokondria adalah reaksi
Dekarbosilasi oksidatif, daur krebs, dan transfer elektron.

Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran


luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk
lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria
terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di
jantung, hati, dan otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi
dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel
eukariota.[2] Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta antara lain,

• adanya DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa


dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel
inangnya,
• beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik
ukuran maupun cara reproduksi dengan membelah diri, juga struktur
DNA yang berbentuk lingkaran.

Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang


berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan
yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].

Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati
jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

6. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah rantai-rantai protein yang membentuk spiral.


Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 mm
dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal
sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun sitoskeleton yang
terbesar. Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-
benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel
membelah. Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing
pada anafase dikendalikan oleh mikrotubulus. Dengan demikian,
mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen
sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu dalam pembelahan mitosis.
Tersusun atas protein tubulin yang berfungsi sebagai punyusun spindel,
sentriol, silia & flagela.

7. Mikrofilamen

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel


(sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan
tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular.[1] Mikrofilamen ada
pada sel eukariot.[1] Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan)
mikrotubula, peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk
menahan tegangan (gaya tarik).[1] Dengan bergabung dengan protein lain,
mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga dimensi persis di dalam
membran plasma, yang membantu mendukung bentuk sel.[1] Jalinan ini
membentuk korteks (lapisan sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai
kekentalan semipadat seperti gel, yang berlawanan dengan keadaan
sitoplasma dalamnya yang lebih cair (sol)[1]. Dalam sel hewan yang
terspesialisasi untuk mengangkut materi melintasi membran plasma, berkas
mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan halus yang
meningkatkan luas permukaan sel.[1] Mikrofilamen dikenal baik karena
perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel
otot.[1] Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel
otot yang diselingi dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari
protein yang disebut miosin.[1] Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan
miosin yang saling melncur melewati yang lain, yang akan memperpendek
selnya.[1]

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis.


Mikrofilamen tersusun atas dua macamprotein, yaitu aktin dan miosin.
Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Mikrofilamen mempunyai
diameter 7 nm sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop
elektron.

Aktivitas mikrofilamen menyebabkan pergerakan seperti aliran


sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel tunggal protista, cendawan, dan
hewan yang menggunakan protoplasmanya yang mengalir keluar dari sel
unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian sel
yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di
suatu permukaan).[2] Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi
dengan bantuan antibodi antiaktin (diperoleh dari lawan aktin pada hewan)
atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal dari cendawan Amanita
phalloides), yang secara khas berikatan dengan molekul aktin (atau lir-aktin)).
[2]

Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang
berbeda yaitu, mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar
Mikrofilamen Tersusun atas protein aktin.
Fungsinya yaitu dlm gerakan sel, sitoplasma, kontraksi otot & pembelahan
sel.

8. Plastida

Plastida merupakan organel yang amat dinamis dan mampu membelah,


tumbuh, dan berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda
tumbuhan tinggi, plastida biasanya tak berwarna dan disebut leukoplas atau
proplastida.
Pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut kloroplas, serta pada
buah masak kadang-kadang kuning atau merah, disebut kromoplas. Pada sel
yang tidak menjadi hijau, seperti sel epidermis atau sel rambut tangkai sari
(misalnya pada Rhoeo discolor), plastida tetap tak berwarna, disebut leukoplas
(dalam arti sempit).
Leukoplas juga terdapat pada jaringan yang tak terdedah pada cahaya.
Pada jaringan semacam ini seperti pada umbi, leukoplas membentuk butir pati
yang disebut amilopas. Sataloit adalah amilopas khusus dalam tundung akar
dan pada buku beberapa batang muda, serta terlibat dalam gaya berat.
Leukoplas membentuk minyak atau lemak, dan disebut elaiopas, misalnya
pada epidermis daun Vanilla.
Macam macam pigmen warna :

A. Kloroplas

Kloroplas pada umumnya berbentuk seperti lensa, biasanya berukuran 4 – 6


µm. Didalam kloroplas terdapat zat hijau daun atau klorofil, dan sedikitnya
dua zat warna kuning atau merah, atau kelompok zat warna (karotenoid): satu
macam karoten atau lebih (C40H56) dan xantofil (C40H56 O2). Kloroplas
berfungsi dalam fotosintesis dan pada kebanyakan tumbuhan berfungsi pula
dalam pembentukan pati dari karbohidrat terlarut hasil fotosintesis, serta
melarutkan kembali.

B. Kromoplas

Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh
kandungan karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas,
namun dapat pula berasal dari proplastida. Yang penting dalam diferensiasi
kromoplas adalah sintesis dan penempatan pigmen karotenoid seperti
karotenoid (pada wortol, Daucus) atau likopen (pada tomat, Lycopersicon).
Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan
sama sekali, tilakoid. Dalam peroses itu, globula (gelembung) lipid bertambah
banyak. Dalam beberapa kloroplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe
kuning, jeruk). Pada kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein
yang berjumlah banyak (cabe merah).
Bentuk ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid. Pada tomat merah,
perkembangan likopen berbentuk Kristal berkaitan dengan memberan tilakoid.
Beberapa Kristal menjadi amat panjang dan tilakoid memanjang, sementara
likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel dibentuk sewaktu
struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan denganselubung
lipoprotein (gambar 3.5) Kromoplas tidak memiliki klorofil. Kromoplas sering
berasal dari kloroplas, seperti pada kulit buah jeruk yang berubah dari hijau
menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya dapat pula terjadi, seperti
kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu berdifrensiasi menjadi
kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk klorofil dapat
berkembang dalam plastida.
Kromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak
seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab
dalam cairan vakuola juga dapat ditemukanberbagai zat warna.

C. Amiloplas

Di beberapa tempat tertentu, kloroplas membentuk butir pati besar sebagai


cadangan makanan, seperti pada umbi semu anggrek. Namun, jumlah
cadangan makanan terbesar dibentuk dalam leukoplas umbi baker, umbi
batang, rizoma, dan biji.
Amilum atau pati dapat ditunjukkan dengan mudah karena berwarna biru atau
hitam dengan idodium. Bila dipanaskan sampai 70oC warna hilang dan
menjadi biru lagi setelah dingin kembali. Reaksi ini dianggap sebagai
permukaan. Butir besar menunjukkan lapisan yang mengelilingi sebuah titik di
tengah, yakni hilum. Hilum biasa berada di tengah butir pati agak ke tepi.
Retakan yang sering terlihat berarah radial dari hilum nampaknya terjadi
akibat dehidrasi butir pati.
Terjadinya lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih renggang di sebelah
luar.dianggap menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di
dalamnya. Jadi, adanya lapisan dianggap akibat perbedaan kadar air dalam
lapisan yang berturut-turut, sedangkan taraf kepadatan menyebabkan
perbedaan indeks bias.
Dalam alcohol kuat, semua lapisan itu hilang, mungkin karena dehidrasi yang
meniadakan perbedaan taraf kepadatan. Pada pati serealia, terjadinya lapisan
bergantung pada irama harian.
Pada Kentang , perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisaan
berasal dari dalam (endogen). Dalam butir tersebut. Pada biji yang mulai
berkecambah atau umbi yang mulai menumbuhkan pucuk, butiranti
mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama – kelamaan habis
terurai. Pada butir pati kecil, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat).
Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut
akan segera saling menyentuh dan membentuk butir majemuk.
Dengan demikian dikenal butir majemuk seperti pada pati gandum (Avena)
dan padi (Oryzasativa), pati setengah majemuk pada kentang, dan butir pati
tunggal seperti pada pati irut (Maranta).
Jika butir pati mengisi sel hingga penuh, maka tepinya bersudut. Posisi hilum,
bentuk dan ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk
memungkinkan identisifikasi spesies tumbuhan penghasilan butir pati yang
bersangkutan. Amiloplas berfungsi: untuk menyimpan cairan

Struktur dan perkembangan kloroplas

Semua jenis plastida berasal dari butiran proplastida yang terdapat dalam sel
meristem dan sel telur. Plastida atau proplastida memperbanyak diri dengan
membelah. Dalam berbagai plastida, termasuk kloroplas, bias ditemukan lipid
berbentuk globul (Plastoglobuli) dan fitoferitin (senyawa besi-protein). Selain
itu, dilaporkan adanya tubuh protein amorf yang dibatasi oleh membrane.
Sistem membrane pada plastida disusun oleh sejumlah kantung yang
dinamakan tilakoid.
Pada proplastid, system tilakoid merupakan yang paling rendah taraf
perkembanga uannya dan terdiri hanya dari beberapa tilakoid atau tak
ditemukan tilakoid sama sekali. Di saat plastida berdeferensiasi, membrane
dalam menguncup membentuk vesikula pipih, kemudian berproliferasi
(tumbuh meluas) dan membentuk tilakoid. Dalam kloroplas, tilakoid
menempatkan dirinya menurut susunan yang khas. Pada saat kloroplas
berdiferensasi, jumlah ribosom meningkat, sedangkan pada leukoplas,
produksi ribosom lengkap terhenti dan jumlahnya berkurang sejak wal
stadium perkembangannya.
Dalam kloroplas, system tilakoid terdiri dari grana dan fren (tilakoid dalam
stroma). Setiap grana terdiri dari satu tumpukan tilakoit yang masing-masing
berbentuk cakram. Grana saling berhubungan dengan adanya jalinan fret
dalam stroma. Kini dianggap bahwa kedua jenis tilakoid saling berhubungan
sehingga ruang di dalamnya bersinambungan. Membran kloroplas terdiri dari
lipid dan protein dalam jumlah yang sama.
Klorofil terdapat pada membrane tilakoid. Pada membrane itu banyak terdapat
pada membrane tilakoid. Pada membrane itu banyak terdapatpartikel
persatuan. Jenis partikel tertentu dianggap sebagai bagian dari membrane yang
namakan kuantosom, yakni satuan morfologi untuk berlangsungnya reaksi
fotosinteis yang memerlukan cahaya. Namun, tampaknya kuantosom tidak
perlu selalu berbentuk satu unit fungsi. Selain system untuk menangkap
cahaya matahari, dalam kloroplas juga terdapat enzim yang membantu fiksasi
CO2 menjadi gula.
Pada tumbuhan tinggi yang tumbuh di tempat gelap,daun serta batang yang
berkembang tampak pucat, disebut, teretiolasi. Dalam ikeadaan seperti itu,
vesikula yang berasal dari membran dalam berkembang menjadi kerangka
parakristal yang disebut tubuh prolamela. Plaspetid seperti itu dinamakan
etioplas. Jika kemudian tumbuhan disimpan di tempat bercahaya. Maka tubuh
prolamela berkembang menjadi system tilakoid yang khas bagi kloroplas.
Sebagaimana diutarakan di atas, baik plastida maupun mitokondra
mengandung ADN dan ribosom. Sebab itu kedua organel tersebut memiliki
kemungkinan untuk berotonomi. Indikasi seperti itu mengakibatkan adanya
hipotesis yang menyatakan bahwa dalam perkembangan evolusi, plasida dan
mitokondria berasal dari prokariot (misalnya, sejenis alga biru) yang
terkandung dalam sel eukariot yang primitive dan di sana memantapkan diri
sebagai tubuh simbiotik.

Setiap plastid berisi berbagai kopi plastid gen pada lingkar 75-250 kb.
Gen plastid berisi kurang lebih 100 gen yang mengkode rRNAs dan tRNAs.

 Kebakaan Plastida

Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya. Angiosperm


umumnya mewarisi plastida dari induk betina, sedangkan beberapa
gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga juga mewaisi plastida
dari salah satu induknya.

 Plastida pada alga

Pada alga, istilah leukoplas digunakan untuk semua jenis plastid yang belum
terpigmentasi. Fungsinya berbeda dari leukoplas pada tumbuhan. Etioplas,
amiloplas dan kromoplas hanya ada pada tumbuhan dan bukan pada alga.
Plastida pada alga mungkin juga berbeda dengan plastida pada tumbuhan yang
mana pada alga berisi pirenoid.

 Asal plastida

Plastida berasal dari endosimbiosis sianobakteri. Pada alga hijau dan


tumbuhan disebut kloroplas, rhodoplas pada alga merah dan sianelles. Plastida
dibedakan atas pigmennya, namun juga ultrastruktur.

Organela yg mengandung pigmen, meliputi:


- Kloroplas: plastida yg mengandung pigmen klorofil/hijau.
- Kromoplas: plastida yg mengandung pigmen merah, jingga, kuning.
- Leukoplas: plastida yg tdk mengandung pigmen.
9. Sferosom

Sferosom adalah tubuh lipid berbentuk bulat, yang dalam mikroskop


tampak buram setelah diawetkan dengan osmium tetroksida. Beberapa peneliti
berpendapat bahwa sferosom dibatasi oleh membran, sedangkan peneliti lain
menganggap bahwa batas luar organel ini terdiri dari selapis molekul lipid
yang dibentuk sebagai tanggapan terhadap sitoplasma sekelilingnya yang
mengandung air.

10. Vakuola

Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap.


Fungsi: tmpt menyimpan cadangan mkanan, pigmen, minyak atsiri & sisa
metabolisme.
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda
ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara
vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non
kontraktil. Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel.
Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.

Vakuola berisi :

o garam-garam organik
o glikosida
o tanin (zat penyamak)
o minyak eteris (misalnyaJasmin e pada melati,Roseine pada
mawarZingiberine pada jahe)
o alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-
lain)
o enzim
o butir-butir pati

Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non
kontraktil.
(4) Vakuola
• Vakuola organel mempunyai bentuk, ukuran, dan fungsi berbeda-beda.
Fungsi vakuola berhubungan dengan fungsi lisosom.

• Pada sel tanaman vakuola pusat berfungsi sebagai tempat


penyimpanan,
berperanan dalam pertumbuhan sel dan berfungsi sebagai lisosom besar.

• Pada protista vakuola kontraktil berfungsi sebagai pengatur air.

Vakuola adalah kantung bermembran dalam sitoplasma sel dengan


bebagai fungsi. Pada sel dewasa tumbuhan, vakuola cenderung lebih besar,
dengan fungsi penyimpanan, buangan metabolisme, perlindungan, dan
pertumbuhan. Banyak sel sel tumbuhan mempunyai vakuola besar, tunggal
disebut vakuola sentral yang menempati ruang sel sekitar 80% atau lebih.
Vakuola dalam sel hewan, cenderung lebih kecil, dan lebih digunakan secara
temporer digunakan untuk menyimpan bahan-bahan atau untuk mengangkut
bahan.

Vakuola sentral dalam sel tumbuhan (lihat gambar 1.7) dilingkupi


oleh membran, disebut tonoplas, bagian yang sangat penting dan terintegrasi
dengan jaringan sistem membran (endomembran). Vakuola sel tumbuhan
merupakan ruangan serbaguna. Vakuola ini merupakan tempat menyimpan
senyawa organik seperti protein yang ditumpuk dalam vakuola sel dalam
benih. Vakuola juga merupakan tempat penimbunan ion anorganik yang utama
dari sel tumbuhan, seperti kalium dan klorida. Banyak sel tumbuhan
menggunakan vakuolanya sebagai tempat pembuangan produk-samping
metabolisme yang dapat membahayakan sel itu sendiri, jika terakumulasi
dalam sitosol. Sebagian vakuola mengandung banyakpigmen yang mewarnai
sel tersebut, seperti pigmen merah dan biru dari mahkota bunga yang
membantu memikat serangga penyerbuk untuk datang ke bunga tersebut.
Vakuola dapat juga membantu melindungi tumbuhan melawan pemangsanya
karena mengandung senyawa yang beracun atau beraroma tak sedap bagi
hewan. Vakuola memegang peran utama dalam pertumbuhan sel tumbuhan,
yang memanjang begitu vakuolanya menyerap air, membuat sel dapat menjadi
lebih besar dengan hanya membuat sitoplasma baru yangminimal. Vakuola
besar sel tumbuhan berkembang dari penggabungan vakuola-vakuola yang
lebih kecil, yang diambil dari retikulum endoplasma dan badan golgi.

 Peran vakuola dalam turgiditas dan bentuk sel.

Bentuk dan ketegaran jaringan yang tersusun dari banyak sel yang
hanya memiliki dinding primer; adalah akibat adanya air dan bahan terlarut
yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan timbul karena osmosis.

Ada aspek penting lain dari vakuola yang membuat tumbuhan nampak
seperti yang klta lihat. Untuk mempertahankanh idupnya, tumbuhan perlu
menyerap cukup banyak air, unsur mineral, karbon dioksida, dan cahaya
matahari. Setiap faktor tersebut, bahkan cahaya matahari sering langka atau
sedikit sekali diperoieh dari lingkungan. Luas permukaan yang besar sangat
memudahkan penyerapan keempat faktor tersebut oleh tumbuhan: akar yang
bercabang-cabang mengasuki sejumlah besar volume tanah, permukaan
dedaunan menangkap cahaya matahari dan menyerap karbon dioksida dari
atmosfer. Cara organisme mendapatkan permukaan yang luas dimulai dengan
memiliki volume yang cukup besar dan kemudian memecah-mecah menjadi
lapisan tipis seperti dedaunan, atau menjadi struktur sempit panjang seperti
akar atau jarum-jarum konifer. Tumbuhan mempunyai volume cukup besar
karena vakuolanya terisi air dengan jumlah lebih besar daripada yang dimiliki
protoplasma sel lain. Jika sel tumbuhan hanya mengandung protoplasma tanpa
vakuola seperti halnya sel hewan, maka sel tumbuhan hanya dapat mempunyai
sebagian kecil dari luas permukaannya sekarang. Bagi hewan, amatlah penting
memiliki volume yang kompak dengan permukaan yang terbatas dan
protoplasma yang pekat agar dapat menghasilkan energi dan mengurangi
kelembaban untuk bergerak. Kedua fungsi vakuola tumbuhan, yakni
memelihara turgor dan mempertahankan volume yang besar, merupakan
fungsi yang statis

 Vakuola untuk penyimpanan dan penimbunan

Konsentrasi bahan terlarut di vakuola itu tinggi, hampir setinggi konsentrasi


garam di air laut dan di sitosol (umumnya 0,4-0,6 M). Ada ratusan bahan
terlarut, termasuk berbagai garam, molekul organik kecil seperti gula dan
asam amino, beberapa protein dan molekul lain. Sejumlah vakuola
mengandung pigmen dalam konsentrasi tinggi yang menghasilkan warna pada
bunga (sedemikian terkonsentraspi pada vakuola sel epidermis sehingga
pigmen itu menutupi warna hijau kloroplas). Pada beberapa bagian tumbuhan,
vakuola mengandung bahan yang bisa meracuni sitoplasma, misalnya hasil
metabolisme sekunder (contohnya alkaloid, dan berbagai senyawa bermolekul
gula). Kadang juga vakuola mengandung kristal; kristal kalsium oksalat lazim
didapatkan pada beberapa spesies. Didapatkannya semua senyawa tersebut
dalam vakuola telah lama menimbulkan dugaan bahwa vakuola merupakan
semacam tempat untuk menampung hasil buangan sel dankelebihan mineral
yang diambil oleh tumbuhan. Kita sekarang tahu bahwa banyak dari senyawa
ini berperan jauh lebih dinamis daripada hanya sekadar tersimpan di sana,
walaupun -penyimpanan, termasuk penyimpanan hasil buangan, memang
salah satu peran penting vakuola. Beberapa senyawa ini terperangkap di
vakuola karena kondisinya berubah ketika memasuki lingkungan baru di
vakuola yang, sekurang-kurangnya, sering lebih asam daripada sitosol. Merah
netral misalnya, melewati tonoplas sebagai basa bebas lipofilik, tapi ia
mengion ketika menerima proton di vakuola. Dalam kondisi seperti ini ia tidak
dapat lagi melewati tonoplas. Ca2+ terperangkap dengan cara diendapkan
dengan oksalat, fosfat, atau sulfat, membentuk kristal. Tapi, biasanya vakuola
mengandung Ca2+ dalam konsentrasi milimol saja.

 Vakuola sebagai lisosom


Enzim di vakuola mencerna berbagai macam bahan yang diserap ke dalam
vakuola, termasuk mencerna sitoplasma ketika sel mati dan tonoplas pecah.
Hal ini mungkin terjadi sewaktu protoplas sel kayu rusak dan mati. Dalam hal
ini, vakuola berlaku sebagai lisosorn, yaitu organel sel yang umum didaputi di
sel hewan beberapa cendawan, dan protista. Lisosom mengandung enzim
pencerna (hidrolitik) yang memecah bahan yang diserapnya, atau enzim ini
mencerna protoplasma setelah sel mati dan merusak membran lisosom.
Pentingnya peran ini bagi vakuola masih diteliti karena tidak semua enzim
pengurai protein sel terdapat di vakuola. Barangkali hanya sekitar 10%
terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada sel khamir, 90% dan
enzim ini berada di vakuola.

 Peran pada homeostasis

Homeostasis adalah kecenderungan beberapa parameter fisiologi untuk


dipertahankan pada suatu tingkat yang boleh dikatakan konstan. Kebanyakan
kajian tentang homeostasis melibatkan hewan; suhu tubuh burung dan
mamalia merupakan contoh yang baik-sekali untuk menjelaskan fenomena itu.
Contoh yang baik pada tumbuhan ialah konsentrasi berbagai senyawa dalam
sitosol yang boleh dikatakan konstan, misalnya konsentrasi ion hidrogen (pH).
Vakuola memegang peran penting dalam mempertahankan pH sitosol yang
konstan itu. Kelebihan ion hidrogen di sitosol akan dipompa masuk ke
vakuola. Rasa masam yang tajam pada jeruk karena konsentrasi aram sitrat
yang tinggi di vakuola merupakan contoh yang jelas. Vakuola yang demikian
memiliki pH-sampai 3,0 padahal pH sitosol di sekitarnya antara 7,0 dan 7,5
(mendekati netral). Asam organik lain dipunyai oleh vakuola tumbuhan
sekulen CAM (tumbuhan dengan metabolisme asam Crassulaceae), yang
menghasilkan asam pada malam hari dan mengolahnya dalam fotosintesis
pada siang hari. Kebanyakan vakuola agak bersifat asam (pH = 5-6). Telah
terbukti melalui percobaan bahwa bila pH di sekitar sel tumbuhan berubah
secara drastis, perubahan itu terlihat pada pH vakuola, sedangkan pH sitosol
tetap konstan. Ca2+ dan ion fosfat akan meracuni sitoplasma bila
konsentrasinya terlalu tinggi. Vakubla menyerap kedua jenis ion ini, sehingga
konsentrasinya dalam sitosol selalu dipertahankan padabatas yang cocok –
kadang 1000 kali lebih rendah di sitosol daripada di vakuola. Diketahui bahwa
kadang Ca2+ terperangkap di vakuola dalam bentuk kristal kalsium . RE
mungkin berperan dalam mengendalikan Ca2+ di sitosol). Fosfat dan nitrat
adalah contoh

Zat ergastik
Semula dianggap bahwa kelompok zat ergastik merupakan hasil
metabolisme yang tak terpakai atau cadangan makanan. Dewasa ini diduga
bahwa banyak di antarazat ini memiliki keuntungan selektif dalam membuat
tumbuhan menjadi pahit atau kuarang enak dan dengan demikian tidak
dimangsa oleh hewan. Selain itu, banyak Kristal menghambat serangga untuk
memakannya atau bertelur diatasnya. Namun, kebanyakan zat dikenal dlam
sayatan histologi belum diketaui susunan atau kegunaannya. Zat ergastik berikut
mencakup pati, zat ergastik yang mengandung protein seperti aleuron, badan
lipid dan macam – macam kristal.

A. Pati

Pati merupakan zat ergastik yang paling umum. Pati juga menjadi
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Di atas telah diuraikan struktur dan pembentukan butir pati. Butir pati yang
dibentuk dalam kloropas selanjutnya dapat terurai dan diangkut dalam bentuk
gula ke jaringan menyimpan cadangan makanan untuk kemudian bersintesis
kembali dalam amiloplas. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa
dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan
sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Pati yang diperdagangkan berasal dari berbagai organ seperti endosperm biji
padi, jagung dan gandum, tapioka dari akar ketela pohon (Manihot utilissima),
sagu dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), dan pati irut dari rizoma
(Maranta arundinacae). Pati juga digunakan sebagai bahan yang digunakan
untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri,
pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.

B. Protein

Protein ditemukan dalam berbagai bentuk, terutama pada biji. Di atas


telah diuraikan pembentukan butir aleuron. Pada serealia, butir aleuron
terdapat dalam lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel terluar dari
endosperm. Di dalam sel endosperm lainnya terdapat protein amorf.

Protein ribosomal

1. Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut


dengan huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat
moleku130.000 – 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom,
mengelilingi rRNA. Protein memainkan peranan sebagai reseptor pada
faktor pemanjangan sedangkan yang lainnya mengontrol transducti.
2. Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:

• Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang


memberikan energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan
tRNA asetil.
• Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)
• Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang
telah dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.
• Dalam konstruksi suatu alur longitudinal, menempatkan rantai protein
dengan pembentukan dan melindunginya meiawan enzim proteolitik.
Alur ini memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetil-
NH2.

SINTESIS PROTEIN

Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda


sehingga setiap sel anak memiliki kromosom yang sama. DNA
bertanggungjawab untuk mengkode semua protein. Setiap asam amino di
kode oleh satu atau lebih triplet nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu
untai DNA melalui proses yang disebut dengan transkripsi. Proses ini
menghasilkan mRNA yang akan dibawa keluar dari inti untuk selanjutnya
diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan karena pada
sitoplasma terdapay kelompok ribosom yang disebut dengan poliribosom.
Atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum
endoplasma.

Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur


yang disebut ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini
merupakan tempat bagi mRNA di mana mRNA akan terikat. Asam amino
untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA transfer
(tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan
nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang
terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan
berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA yaitu UUU
(urasil, urasil, urasil).

C. Lipid (minyak, lemak dan malam)

Minyak dan lemak, keduanya gliserida asam lemak, merupakan bahan


cadangan penting dalam tumbuhan. Perbedaan antara keduanya disebabkan
oleh sifat fisiknya: lemak bersifat padat, sedangkan minyak bersifat cair pada
suhu normal. Keduanya paling banyak ditemukan dalam biji dan buah, dan
dihasilkan oleh elaioplas atau sferosom. Malam terutama terdiri dari ester
asam lemak berantai panjang da alkohol monohidrida berantai panjang. Pada
tumbuhan, malam ditemukan sebagai lapisan pelindung pada epidermis
batang, daun dan buah. Senyawa lipid lain seperti terpen dan minyak atsiri
biasanya dihasilkan oleh jaringan sekresi.

D. Kristal

Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan. Pada


tumbuhan tinggi, kristal kalsium oksalat paling umum ditemukan. Kalsium
karbonat dan kalsium malat agak langka.
Kristal soliter, berbentuk rhomboid, atau seperti prisma
Ditemukan dalam sel daun Citrus, Begonia, Vicia sativa. Drus berupa agregat
Kristal prisma dengan ujung – ujung yang runcing dan tajam serta
keseluruhannya berbentuk bundar, biasanya berdiameter 5 – 10 µm. Dalam
satu sel biasanya hanya ada satu drus. Terdapat dalam daun Datura
stramonium dan daun inggu (Ruta graveolens) pada batang Opuntia, ficus-
indica, dan pada umbi batang talas (colocasia esculenta).
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya
ditemukan dalam jumlah besar. Contohnya pada batang sambucus nigra dan
daun atropa belladonna.
Rafida adalah kristal panjang dan ramping yang kedua ujungnya runcing.
Rafida biasanya dalam berkas dan ditemukan dalam daun Agave, sertadalam
daun dan batang Impatiens. Sel yang mengandung berkas rafida dapat
berbentuk sama dengan sel di sekelilingnya atau dapat pula berbentuk
idioblas, yakni sel yang berbeda dari sel di sekitarnya, misalnya dalam satu sel
lender yang panjang. Contohnya adalah bekas rafida dalam sel lendir pada
endocarp buah enau (Arenga pinnata). Sel yang mengandung rafida sering
tersebar secara kahas dalam tumbuhan dan dapat digunakan dalam taksonomi.
Stiloid adalah kristal berbentuk prisma yang panjang dan kedua ujungnya
meruncing seperti bilah. Pada sel, kristal ini ditenmukan secara menyindiri
atau berpasangan dalam kelompok kecil. Stiloid kurang sering ditemukan
namun, terdapat pada Iridaceae, Agavaceae, dan beberapa family lainnya.
Kristal dibentuk dalam vakuola. Ada atau tidak adanya kristal
merupakan sifat yang dapa dipakai untuk mempelajari kekerabatan antara
species tumbuhan. Penyebaran Kristal dalam tubuh tumbuhan tidak acak,
melainkan terdapat di daerah khusus seperti pada hipodermis, dekat ikatan
pembuluh, tersusun dalam deretan memanjang. Pada umumnya Kristal
merupakan kalsium oksalat yang terhablur. Kalium karbonat kurang sering
ditemukan; contoh adalah krital berbentuk sistolit pada Moraceae,
Acanthaceae, Cucurbitaceae dan Urticaceae. Sistolit adalah Kristal yang
dibentuk pada penonjolan ramping dari dinding ke dalam lumen sel. Sel yang
bersangkutan disebut litosist. Kalsium karbonat ditempatkan pada bagian
dinding yang menonjol itu dan dapat berbentuk seperti sekelompok buah
anggur seperti yag ditemukan pada daun karet (Ficus elastic).
Selain Kristal yang ditemukan dalam vakuola, ada pula yang tertanam
dalam dinding sel atau pada bagian luarnya seperti pada asteroslereid
Nymphaea.

RESUME STRUKTUR PERKEMBANGAN


TUMBUHAN
TENTANG MACAM-MACAM ORGANEL
PENYUSUN SEL DAN ZAT ERGASTIKNYA

OLEH :
Nama : Sukriadi

Nim : 09211433

Kelas : IIIG

Jur. : Biologi

MK : Struktur Perkembangan Tumbuhan

Dosen : Ni Putu Eka Juniastuti, S. Si

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP MATARAM
2010/2011

You might also like