Professional Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
2. Memahami Matematika
Dari sisi siswa, pemahaman tentang manfaat matematika dalam kehidupan sangat
berperan penting. Ada pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak
cinta". Artinya dalam proses belajar khususnya belajar matematika, siswa harus
mengenal dulu apa itu matematika ? bagaimana proses matematika ? untuk apa itu
matematika ?. Motivasi tersebut harus diberikan sehingga minat atau kemauan
siswa untuk mempelajari matematika muncul, sehingga pada proses belajarnya
mereka akan fokus dan dapat menerima dengan baik materi yang dipelajari.
Sedangkan dari sisi guru, dalam memberikan atau mengajar matematika dituntut
memenuhi beberapa aspek yaitu latar belakang pendidikan dan penguasaan materi
dan teknik penyampaian materi. Artinya guru matematika harus memiliki latar
belakang pendidikan sarjana (S-1) pendidikan matematika. Namun dalam
penerapannya masih banyak guru matematika dengan latar belakang non-
pendidikan matematika. Pengusaan materi berkaitan dengan penguasaan
kurikulum pendidikan khususnya kurikulum pelajaran matematika. Kurikulum
memiliki pengertian sebagai sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan dan harus
ditempuh atau dipelajari siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan dan
memperoleh ijazah. Memahami kurikulum adalah mampu mengorganisasikannya.
Menurut Tyler, merumuskan organisasi kurikulum yang efektif adalah :
Guru juga harus memahami psikologi belajar siswa, dalam belajar siswa harus
dalam kondisi senang dan tidak tertekan sehingga siswa akan respek terhadap
pelajaran yang akan dipelajari. Penampilan dan pembawaan sikap guru pun harus
baik dan bersahabat. Sebagian besar siswa menganggap guru matematika itu
galak dan menakutkan, hal ini yang harus diubah oleh guru dengan melakukan
pedekatan lebih baik kepada siswa dan tidak memberikan ganjaran atau hukuman
dengan fisik tetapi dengan kegiatan yang bermakna. Contohnya ketika siswa tidak
mengerjakan PR maka berikan hukuman dengan memberi tugas mencatat materi
yang baru, jangan diberikan hukuman dengan kekerasan seperti disuruh ke luar
kelas dan lari di lapangan. Hal tersebut tidak mendidik, karena akan memberikan
respon yang kurang baik dari siswa sehingga mereka akan enggan untuk belajar.
Guru pun harus memiliki kreatifitas khususnya dalam hal metode pengajaran.
Metode pengajaran yang dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik dan
bobot materinya. Materi matemetika dapat diberikan melalui peragaan atau
percobaan maupun pengamatan ke lapangan. Misalnya materi bangun ruang dapat
disajikan melalui model-model bangun ruang, materi trigonometri mengukur
ketinggian suatu benda dapat dilakukan dengan praktek di lapangan. Sehingga
tuntutan agar guru kreatif harus dilaksanakan karena dengan metode konvensional
(ceramah) penyampaian materi kurang efektif. Artinya pengajaran matematika
dapat melalui alat-alat modern sesuai perkembangan zaman.
Selain itu, guru harus tegas dalam konsep dimana konsepsi matematika
berorientasi pada :
Menurut Cockroft (1982), matematika sulit dipelajari dan sulit diajarkan karena
objek yang dipelajari bersifat abstrak yaitu angka atau bilangan dan memiliki
hirarki yang tegas serta banyak manipulasi lambang. Guru harus dapat
mengembangkan kualitas pribadi dan siswanya secara keseluruhan, yaitu :
14. Kebiasaan bekerja dengan baik seperti : imajinatif, kreatif, dan fleksibel,
sistematik, independen dalam berpikir dan bertindak, bekerja sama, dan
cermat.
15. Sikap positif terhadap matematika antara lain : terpesona dengan
matematika; berminat dan termotivasi; gembira dan menyukai matematik;
menghargai maksud, kekuatan, dan relevansi matematika dalam
kehidupan; kepuasan yang tumbuh dari keberhasilan dan keyakinan akan
kemampuannya mengerjakan matematika.
Guru pun harus mengevaluasi setiap program pengajaran baik materi maupun
metode mengajarnya. Apakah sudah sesuai atau belum dengan tujuan pengajaran.
Hal ini dapat dilihat dari nilai matematika siswa, apabila di atas rata-rata maka
perlu adanya pengayaan dan apabila di bawah rata-rata maka perlu adanya
remedial.
3.
Matematika dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Prospeknya di
Masa Depan
Ada pepatah " Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan
menguasai dunia". Artinya matematika sebagai media melatih untuk berpikir
kritis, inovatif, kreatif, mandiri, dan mampu menyelesaikan masalah, sedangkan
bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide atau gagasan serta yang ada dalam
pikiran manusia. Selain itu ada istilah "Di zaman komputer yang digunakan
adalah otak bukan otot". Di lingkungan masyarakat pun secara tidak langsung
orang sudah menggunakan matematika. Seperti ketika orang menghitung
penghasilan, hasil panen, jumlah belanja, luas tanah, luas rumah, ongkos, hak
waris, dan masih banyak yang lainnya. Jelas bahwa matematika sangat berperan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apabila ada siswa yang mengatakan ingin
menghindari matematika sebenarnya itu tidak dapat dilakukan. Karena mau tidak
mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-harinya.
1. Simpulan
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.