Professional Documents
Culture Documents
Model birokrasi Weber Pendekatan yang deskriptif dari Weber mulai berubah ke tingkat
pendekatan yang analitis; deskriptif analitis
Warren Bennis: Perubahan mendasar dari konsep nilai-nilai organisasi adalah didasarkan
pada kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonalisasi dari mekanisme sistem
birokrasi
Perilaku organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapannya dari
ilmu pengetahuan tertentu vs susunan proses dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri
MASA DEPRESI
Berakibat kegoncangan yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada umumnya,
dimana produksi merosot, dan pasaran lesu
Para ahli ekonomi menganalisa sebab-sebab terjadinya depresi:
1. Menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang baru yang besar di tangan
konsumen
2. Konsumen menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha
3. Merosotnya minat pemanfaatan invesmen
4. Akumulasi dalam jumlah besar dari kemampuan produksi baru dan 10
pengembangan teknologi
5. Jarangnya investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank
6. Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan
Unsur yang bertanggung jawab dalam manajemen tidak hanya produksi saja, melahirkan
juga perlu penghayatan dari hal-hal lain seperti pemasaran, keuangan dan lebih-lebih
pegawai ikut andil untuk menegakkan manajemen tetap hidup dan beruntun
Gerakan Serikat Buruh
Ikut memberikan sumbangannya terhadap gerakan kemanusiaan yang tersusun secara
rapi
Faktor pendorong perkembangan gerakan ini antara lain karena manager tidak mau
mengenal secara tepat sumbangan manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Gaji yang rendah, jam kerja yang tidak memadai, kondisi tempat kerja yang kurang
patut, semuanya acapkali dikorbankan oleh kaum buruh hanya demi tercapainya dan
meningkatnya produksi perusahaan.
Ketika serikat buruh menjadi sah diakui, banyak kaum manajer menjadi sadar dan
memberikan perhatiannya. Reaksi umum yang nampak adalah apakah ia harus
berperang melawan organisasi serikat buruh ataukah harus menyadari bahwa organisasi
itu ada, dan barangkali akan memberikan sumbangan yang positif terhadap perusahaan.
Jalan keluarnya adalah dengan mendirikan unit bagian kepegawaian sebagai jawaban
untuk menangani persoalan-persoalan kepegawaiannya dan serikat buruh ataupun
pemecatan pegawai bila diperlukan. Selain itu berusaha memberikan penekanan pada
hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan perhatiannya
terhadap gaji, jam kerja, dan kondisi kerja
Hubungan kerja kemanusiaan tersebut jangan sampai disalah gunakan, tetapi berkembang
karena motivasi intrinsik, karena kehendak yang murni dari manajer untuk lebih memahami
pentingnya hubungan tersebut; dan kemauan yang tulus darinya untuk menciptakan
kesejahteraan diantara para karyawannya. 11
Gerakan Serikat Buruh ini secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak
yang besar terhadap studi perilaku individu-individu yang mendukung kerjasama dalam
suatu organisasi tertentu. Gerakan ini tercatat dalam sejarah pengembangan studi perilaku
organisasi sebagai titik awal dalam masa embrionalnya
PENEMUAN HAWTHORNE
Mewarnai dan mendominasi dari segi ilmiahnya dari sejarah perkembangan hubungan
kemanusiaan ini. Penemuan studi ini yaitu memahami segala aspek
Tujuan dari penelitian Hawthorne ini adalah untuk mencari sampai dimana pengaruh
hubungan antara kondisi fisik tempat kerja dengan produktifitas karyawannya.
12
EVOLUSI ILMU PERILAKU DALAM MANAJEMEN
Perkembangan ilmu perilaku dalam ilmu manajemen dimulai dari anggapan Machievelli
sampai dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern
1. Asumsi dasar tentang sifat manusia
2. Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia
3. Nilai yang menonjol
4. Yang memperoleh keberuntungan dari preskripsi ilmu perilaku
5. Pengharapan pada manajemen modern
MENURUT MACHIEVELLI
Manusia ini hakekatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka untuk
mencapai keinginannya
Aturan dan seperangkat aturan dalam rangka mencapai pemerintahan yang fungsional
14
MENURUT MAX WEBER
Weber menilai bahwa manusia secara pokok adalah tidak rasional dan emosional yang
membuat kurang baiknya keputusan yang diambil
Mempergunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif. Dimulai dari perumusan
premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi tertentu
15
MENURUT FREDERICK W. TAYLOR
Pelopor manajemen ilmiah ini beranggapan bahwa manusia secara fundamental adalah
malas dan harus senantiasa dikendalikan secara ketat dan hati-hati agar supaya dihindarkan
pemborosannya.
Upah harian yang jujur untuk kerja harian yang adil dan terbuka
16
MENURUT ELTON MAYO
Mayo mempunyai penilaian sendiri tentang manusia. Menurutnya, manusia adalah mahluk
sosial yang menginginkan untuk bergabung dengan lainnya. Kecenderungannya ingin
bekerja sama, bukannya bersaing dan menimbulkan permusuhan
Pada dasarnya menggunakan metode eksperimen dan juga filosofis. Di dalam melengkapi
fakta-faktanya ia memberikan kebebasan dengan dilandasi pandangan-pandangan yang
filosofis
Manajemen dan para pekerja melalui meningkatnya kepuasan dan kesehatan mental
17
MENURUT AHLI ILMU PERILAKU MODERN
Manusia menurut ahli ilmu perilaku modern adalah bukan baik dan juga bukan jelek.
Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan dalam hal perilaku yang
terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia ini dalam banyak hal menunjukkan
sebagai sasaran yang tidak teratur
Masyarakat ilmiah melalui kepahaman dari perilaku manusia yang senantiasa betambah.
Nilai manajemen terhadap kepahaman tersebut akan membawa ke arah penyempurnaan
pelaksanaan kerja
Berdiri pada posisinya yang ekstrem, kedua pendekatan tersebut terlihat sebagai dua buah
kutub, dan kita dapat menganalisis negara denga pilihan-pilihan sisi pengamatan yang
berada pada kontinum di antara keduanya. Kontinum tersebut adalah sebagai berikut:
19
BEBERAPA TEORI ORGANISASI
Konsepsi Organisasi dari
1. Pandangan Klasik
2. Pandangan Modern
PANDANGAN KLASIK
Pandangan klasik tentang organisasi dinyatakan oleh:
1. MAX WEBER
Dengan mendemonstrasikan pendapatnya mengenai birokrasi.
Weber membedakan suatu kelompok kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan.
Kelompok kerjasama adalah suatu tata hubungan sosial yang dihubungkan dan dibatasi oleh
aturan-aturan. Aturan-aturan ini sejauh mungkin dapat memaksa seseorang untuk
melakukan kerja sebagai suatu fungsi yang ajek, baik dilakukan oleh pimpinan maupun oleh
pegawai-pegawai administrasi lainnya.
Tekanannya pada sistem interaksi
Aspek dari pengertian Weber ialah bahwa suatu organisasi atau kerjasama ini mempunyai
unsur kekayaan sebagai berikut:
Organisasi merupakan tata hubungan sosial
Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu (boundaris)
Organisasi merupakan kumpulan tata aturan, yang bisa membedakan suatu organisasi
dengan kumpulan-kumpulan kemasyarakatan
Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, didalamnya berisi
wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan semua fungsi
tertentu
20
Sifat kerjasama dlm organisasi lebih bercorak kerjasama assosiatif bukan kommunal
BEBERAPA TEORI ORGANISASI
2. CHESTER BARNARD
Menekankan tentang orang-orang sebagai anggota dari sistem tersebut
Bahwa organisasi itu adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar,
atau kekuatan dari dua manusia atau lebih
Dengan demikian Barnard menyumbangkan pendapatnya mengenai unsur kekayaan dari
suatu organisasi;
Organisasi terdiri dari serangkaian kegiatan yang dicapai lewat suatu proses kesadaran,
kesengajaan, dan koordinasi yang bersasaran
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang untuk melaksanakan kegiatan yang
bersasaran tersebut
Organisasi memerlukan adanya komunikasi yakni hasrat dari sebagian anggotanya
untuk mengambil bagian pencapaian tujuan bersama anggota lainnya (menekankan
pada peranan seseorang)
3. THEODORE CAPLOW
Merupakan seorang associate profesor yang mengemukakan bahwa harta kekayaan lain
dari organisasi adalah pola-pola institusi yang ada yang memungkinkan suatu sistem atau
aturan-aturan kantor untuk lebih kurang menjadi tetap dan mantap
Pola ini dapat dikenali dengan suatu harta kekayaan sebagai berikut:
Mempunyai identitas
Mempunyai kelangsungan
Mempunyai jadwal kerja (calendarity)
Mempunyai otoritas 21
BEBERAPA TEORI ORGANISASI
4. AMITAI ETZIONI
Mengemukakan bahwa konsep organisasi sebagai pengelompokkan orang-orang yang
sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok ini mempunyai karakteristik
antara lain:
Mempunyai pembagian kerja, kekuasaan, dan pertanggungjawaban yang
dikomunikasikan
Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan untuk
mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat
diarahkan untuk mencapai tujuan
Adanya usaha untuk pergantian pegawai
5. RICHARD SCOTT
Mengungkapkan konsep organisasi sebagai kolektivitas
Organisasi itu diciptakan sebagai kolektivitas yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu
tujuan khusus tertentu yang sedikit banyak didasarkan pada azas kelangsungan. Organisasi
bagaimanapun adanya mempunyai gambaran prospek yang jelas, dan berbeda dari sekedar
kekhususan tujuan atau kelangsungan aktivitas. Perbedaan gambaran ini meliputi:
Adanya batas-batas yang jelas
Adanya aturan-aturan yang normatif
Adanya jenjang otoritas
Adanya suatu sistem komunikasi
Adanya suatu sistem insentif yang mampu mendorong berbagai tipe partisipasi dalam
usaha bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu 22
BEBERAPA TEORI ORGANISASI
Organisasi mempunyai cara yang memberikan kecakapan bagi anggotanya dan untuk
melaksanakan kerja mencapai tujuan tersebut
Dengan demikian organisasi ini dapat dirumuskan sebagai suatu sistem yang dapat
diidentifikasikan dengan kolektifitas orang-orang yang bekerjasama secara sadar dan
sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Kolektifitas tersebut berstruktur, berbatas, dan
beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektifitas lainnya
23
DWI FUNGSI BIROKRASI
Konsep birokrasi tidak semata-mata memberi tekanan pada efisiensi administrasi, melainkan
juga pada daya tanggap (responsiveness) pemerintah terhadap lingkungannya.
25
DWI FUNGSI BIROKRASI
Fenomena diatas mencerminkan secara jelas peran politik birokrasi. Birokrasi pada akhirnya
memainkan peranan ganda, bahkan jamak, tidak saja sebagai eksekutor atau implementator
kebijaksanaan, melainkan juga sebagai formulator dan sekaligus evaluator kebijaksanaan.
Meskipun logika hukum dan administratif membenarkan dwi/multi fungsi birokrasi ini,
bukan berarti di dalamnya tidak terdapat resiko. Beberapa diantaranya dikemukakan
sebagai berikut:
Pertama, kepentingan yang telah dirumuskan secara indah dalam suatu kebijaksanaan
dapat mengalami distorsi. Lebih-lebih jika birokrasi tidak memperoleh kontrol yang
berarti dari masyarakat. Kecuali itu kebijaksanaan negara yang semestinya mempunyai
daya paksa – karena dirumuskan oleh lembaga yang absah- dimungkinkan untuk
dibargainingkan kembali pada tahap implementasi. Ini mengesankan rendahnya
kepastian hukum, atau setidak-tidaknya menunjukkan bahwa hukum tidak dijalankan
secara efektif dan konsisten.
Kedua, kebijaksanaan operasional yang perlu dibuat oleh birokrasi dapat dipandang
sebagai suatu diskresi, yakni upaya menyesuaikan kebijaksanaan dengan situasi yang
lebih berkembang. Sekalipun di satu pihak hal ini menunjukkan kreativitas dan daya
tanggap birokrasi terhadap lingkungannya, di pihak lain diskresi sangat rentan bagi
berlangsungnya penyimpangan. Sebagai contoh, dalam mengeluarkan ijin penggunaan
tanah birokrasi kabupaten sering membuat penafsiran sendiri terhadap kebijaksanaan
tata ruang kota
26
BIROKRASI YANG IDEAL
Birokrasi yang modern bertindak atas dasar wewenang yang sah, yang berbasis pada
pertimbangan rasional. Di pihak lain apa yang dilakukan oleh birokrasi terhadap masyarakat
hanya akan dipatuhi jika ada aturan hukumnya (Weber dalam Boone and Bowen, 1984:7-8).
Weber merinci 8 kategori fundamental yang melekat dalam suatu birokrasi yang
wewenangnya rasional dan diperoleh secara sah, yaitu:
27
SISTEM TERTUTUP (CLOSED SYSTEM) DAN SISTEM TERBUKA (OPEN SYSTEM)
Konsepsi organisasi yang mencoba menarik suatu kesimpulan bahwa suatu konsepsi
termasuk tradisional atau modern ialah dengan menggunakan metapora ( metaphor) atau
paradigma (paradigm) tertentu. Paradigma dipergunakan untuk menekankan perspektif
yang komunal yang dapat mengikat ahli-ahli pemikir bekerjasama dalam suatu cara tertentu
yang dianggap sebagai hal yang bermanfaat
Paradigma organisasi dapat dikelompokkan atas kelompok, yang berbeda satu sama lain,
yaitu:
Kelompok yang menggambarkan organisasi sebagai suatu mesin yang bekerja dengan
suatu keteraturan dan kebijakan tertentu, yang menekankan adanya suatu tingkat
produktifitas tertentu, dengan mencapai suatu taraf efesiensi tertentu dan dikendalikan
oleh suatu legitimasi otoritas pemimpin. Premis dasar dari kelompok ini berpijak pada
pemahaman bahwa organisasi sebagai kelompok manusia ekonomi yang rasional
Perilaku
Gaya
Sikap-sikap
Nilai-Nilai
Kepribadian
KONSEP
DIRI
Kepribadian
Nilai-Nilai
Sikap-sikap
Gaya
Perilaku
32
MODEL VAKUM PERILAKU DALAM ORGANISASI
Karakteristik
Individu
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Penghargaan Perilaku Individu
Dan lainnya Dalam Organisasi
Karakteristik
Organisasi
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Penghargaan
Dan lainnya
33
ORGANISASI
34
3 TINGKATAN MANAJERIAL DALAM ORGANISASI
35
SISTEM PENGORGANISASIAN
Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, maka perlu adanya suatu sistem
pengorganisasian yang jelas, dengan memperhatikan hal berikut:
1) Susunan, status, kedudukan dan hubungan individu yang satu dengan yang
lainnya
Kriteria tersebut melahirkan suatu struktur dan bentuk yang disebut organisasi.
36
SUDUT PANDANG ORGANISASI
1) Sebagai wadah
Dalam hal ini organisasi berarti suatu wadah dimana administrasi dan
manajemen dilaksanakan dan wadah ini biasanya tergambar dalam suatu
organisasi
2) Sebagai proses
37
MENINGKATKAN KOMPETENSI DALAM ORGANISASI
38
DISIPLIN DALAM ORGANISASI
Menurut West (2000) pengertiian inovasi adalah pengenalan cara baru yang lebih
baik dalam mengerjakan berbagai hal di tempat kerja.
Selanjutnya West (2000), mengutarakan pula bahwa ciri individu yang secara
konsisten kreatif adalah sebagai berikut:
1) Nilai-nilai intelektual dan artistik
2) Ketertarikan pada kompleksitas
3) Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian
4) Ketekunan
5) Pemikiran yang mandiri
6) Toleransi terhadap ambiguitas
7) Otonom
8) Kepercayaan diri
9) Kesiapan mengambil resiko
40
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN INOVASI
Untuk menciptakan inovasi pada umumnya perlu strategi pelatihan yang canggih,
dikembangkan dengan baik, dan menyeluruh. Daft (1992), memandang proses
inovasi sebagai proses yang melibatkan lima tahap/unsur, yaitu sebagai berikut:
2. Ide : suatu ide cara kerja baru yang lebih baik diketengahkan. Ide ini
kemudian disesuaikan dengan kebutuhan
41