You are on page 1of 6

SISTEM PERIODIK DAN SIFAT-SIFAT UNSUR

Sistem Periodik Pertama


Sistem periodik (atau disebut juga susunan berkala) pertama kali disusun oleh dua ilmuwan,
yaitu Dmitri Mendeleev dan Julius Lothar Meyer. Mendeleev mempresentasikan sistem
periodiknya pada awal tahun 1869, sedangkan Meyer baru mempublikasikannya pada akhir
tahun yang sama. Sehingga, Dimitri Mendeleev dianggap sebagai penyusun sistem periodik
pertama di dunia.

Sistem Periodik Modern


Tidak seperti sistem periodik Mendeleev, sistem periodik modern disusun berdasarkan
penambahan nomor atom. Nomor atom inilah yang menentukan sifat kimia dan fisika dari
suatu unsur. Susunan sistem periodik modern dapat dilihat pada gambar 2.2. Baris horisontal
disebut sebagai periode, yang dinyatakan dengan angka arab. Kolom vertikal disebut sebagai
golongan (group). Sistem penamaan golongan ada 3 macam :
Sistem Amerika (US)  menggunakan angka romawi dan huruf
Sistem Eropa  menggunakan angka romawi dan huruf
Sistem IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)  menggunakan angka
arab
Perbedaan sistem Amerika dan Eropa dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Sistem Periodik Modern
Pada gambar 3.2., sistem penamaan Eropa ditulis dengan tinta merah, sistam Amerika ditulis
dengan tinta hitam, sedangkan sistem IUPAC ditulis dalam tanda kurung. Unsur – unsur
golongan 1,2,13 – 18 disebut sebagai unsur golongan utama (representative elements).
Unsur – unsur golongan 3 – 12 disebut sebagai unsur transisi (transitions elements).
Golongan Lantanida dan Aktinida disebut unsur transisi dalam (inner transitions
elements).

Beberapa golongan mempunyai nama tersendiri, misalnya golongan 1 dan 2 disebut golongan
logam alkali dan alkali tanah. Golongan 17 disebut sebagai golongan halogen, sedangkan
golongan 18 disebut sebagai golongan gas mulia.
Hampir semua unsur dalam sistem periodik adalah logam. Pada gambar 2.2, unsur dengan
latar belakang kuning adalah unsur non logam, abu – abu adalah unsur logam, dan merah
adalah unsur metaloid. Golongan Lantanida dan Aktinida dinyatakan dengan latar belakang
biru muda.

Sifat – Sifat Unsur dalam Golongan


Unsur Logam
Lebih dari 70% unsur dalam sistem periodik adalah logam. Unsur logam umumnya memiliki
penampilan yang mengkilat, dan hampir semua logam (kecuali merkuri atau Hg) berupa
padatan pada suhu ruang dengan titik didih yang tinggi. Logam dapat dibentuk dengan cara
dipukul dan diregang tanpa putus. Sifat ini disebut sebagai sifat mampu tempa
(malleability). Selain itu, logam juga dapat ditarik ke arah yang berlawanan. Sifat ini disebut
keuletan (ductility). Kemampuan logam untuk ditempa sangat penting dalam pekerjaan
pandai besi atau pembuatan perhiasan dari emas maupun perak. Sedangkan sifat ulet sangat
berperan dalam industri pembuatan kawat. Logam memiliki konduktifitas panas dan listrik
yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam alat-alat listrik.
Logam – logam transisi merupakan unsur berwarna gelap yang sangat banyak aplikasinya
dalam kehidupan sehari – hari. Penambangan mineral yang megandung bijih besi, tembaga,
dan nikel merupakan industri besar di dunia. Logam transisi memiliki keistimewaan pada
sub kulit d yang tidak terisi penuh. Hal inilah yang menyebabkan adanya sifat – sifat
paramagnetis, ferromagnetis, dan katalitik pada logam transisi. Katalis logam transisi sangat
berpengaruh dalam berbagai industri kimia.
Golongan logam lain adalah logam alkali dan alkali tanah. Logam – logam alkali bersifat
lunak, bertitik leleh rendah, dan sangat reaktif terhadap oksigen dan air. Logam alkali
umumnya berwarna putih dan membentuk senyawaan yang larut dalam air. Dibandingkan
dengan alkali, logam – logam alkali tanah memiliki titik leleh, titik didih, dan kerapatan yang
lebih besar.

Unsur Non Logam


Unsur non logam bersifat tidak menghantarkan listrik (insulator). Golongan 17 (VIIA)
disebut sebagai golongan halogen atau salt former. Bila direaksikan dengan logam, halogen
akan membentuk senyawa yang disebut sebagai halida. Ion – ion halida merupakan
kandungan terpenting dari air laut. Pada suhu kamar, Flour (F) dan Klor (Cl) berupa gas,
Brom (Br) berupa cairan, dan Yodium (I) merupakan padatan. Halogen merupakan oksidator
kuat.

Unsur Metaloid (Semimetal)


Unsur-unsur metaloid memiliki sifat di antara unsur logam dan non logam. Unsur-unsur
metaloid bersifat semi konduktor (pada gambar 3.2. ditunjukkan dengan latar belakang
merah). Semi konduktor merupakan penghantar listrik lunak pada suhu kamar. Namun pada
suhu tinggi, semi konduktor memiliki kemampuan menghantarkan listrik yang lebih baik dari
pada logam.

Reaksi Unsur Logam-Non Logam


Reaksi antara unsur logam dan non logam menghasilkan senyawa ionik. Pada reaksi
ini, unsur logam akan melepas elektron, membentuk ion positif atau kation. Sedangkan unsur
non logam akan menerima elektron dan membentuk ion negatif atau anion. Contoh reaksi ini
adalah pembentukan NaCl.
2Na(s) + Cl2(g)  2NaCl(s)
Unsur Na dengan nomor atom 11 akan melepas 1 elektron membentuk ion Na+ (why?),
sedangkan unsur Cl dengan nomor atom 17 akan menerima 1 elektron membentuk ion Cl -
(why?). Senyawa yang dihasilkan pada reaksi ini bermuatan netral.
Senyawa ionik bersifat getas (why?) dan larut dalam air. Dalam bentuk padat,
senyawa ionik tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan lelehan ionik merupakan
konduktor listrik. Senyawa-senyawa ionik umumnya mempunyai titik leleh yang tinggi.
Reaksi Unsur Non Logam-Non Logam
Reaksi antara unsur-unsur non logam melibatkan molekul-molekul bermuatan netral.
Reaksi unsur-unsur non logam menghasilkan senyawa yang disebut sebagai senyawa
molekular. Contoh senyawa molekular adalah senyawa organik, seperti CO2, NH3, SO2, dll.
Senyawa molekular tidak bersifat getas dan kebanyakan hanya larut dalam pelarut-
pelarut organik (non air). Senyawa-senyawa molekular bukan penghantar listrik yang baik
dan kebanyakan memiliki titik leleh yang rendah.

Unsur dan Lambang Unsur


Beberapa jenis unsur beserta lambangnya menurut Berzelius disajikan pada Tabel 3.1.

Sifat-Sifat Unsur , Senyawa dan Campuran


1. Sifat Unsur
Sampai saat ini telah dikenal tidak kurang dari 114 macam unsur yang terdiri dari 92 unsur
alam dan 22 unsur buatan. Berdasarkan sifatnya, unsur dapat digolongkan menjadi unsur
logam, unsur nonlogam, serta unsur metaloid. Contoh unsur logam di antaranya besi, seng,
dan tembaga. Contoh unsur nonlogam di antaranya karbon, nitrogen, dan oksigen. Silikon
dan germanium tergolong metaloid. Coba carilah beberapa contoh dari unsur logam, unsur
non logam, dan unsur metaloid!

2. Sifat Senyawa
Apakah air dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana lagi? Ya, kamu dapat
mencobanya dengan alat elektrolisis air. Unsur-unsur pembentuk air adalah oksigen dan
hidrogen. Jadi, air terdiri dari gas oksigen dan gas hidrogen yang bergabung melalui reaksi
kimia. Air dengan rumus kimia H2O, memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur
pembentuknya, yaitu H2 dan O2 yang berupa gas. Air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur
pembentuknya, sehingga disebut senyawa. Adapun hidrogen serta oksigen disebut unsur.
Jadi, senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan
tetap melalui reaksi kimia. Jadi, sifat senyawa tidak sama dengan sifat unsur pembentuknya.
Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur atau menjadi senyawa yang lebih sederhana
melalui reaksi kimia.
Di dalam tiap senyawa unsur-unsur penyusunnya mempunyai perbandingan massa yang tetap
dan tertentu. Misalnya,
a. Air (H2O), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Hidrogen : Oksigen adalah
1:8
b. Gula (C12 H22 O11), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon :
Oksigen : Hidrogen adalah 72 : 88 : 11
c. Etanol (C2 H5OH), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Karbon :
Oksigen : Hidrogen adalah 12 : 8 : 3
Beberapa contoh senyawa yang ada dalam kehidupan seharihari tercantum dalam tabel
berikut.
3. Sifat Campuran
Tanah diklasifikasikan dalam campuran, yaitu campuran berbagai macam unsur dan senyawa.
Sifat asli zat-zat pembentuk campuran masih tampak, sehingga komponen penyusun
campuran tersebut dapat dikenali dan dapat dipisahkan lagi. Perbandingan zat-zat
penyusunnya tidak tentu seperti pada senyawa. Ada dua macam campuran, yaitu campuran
homogen dan campuran heterogen.
a. Campuran Homogen
Campuran homogen, biasa disebut larutan. Pada larutan, tiap-tiap bagian mempunyai susunan
yang sama. Jadi di dalam larutan sirup tersebut terdapat dua penyusun larutan, yakni air dan
gula. Air disebut pelarut, sedangkan gula disebut zat terlarut. Contoh campuran homogen
lainnya adalah minuman ringan (soft drink) dan larutan pembersih lantai.
b. Campuran Heterogen
Contoh campuran heterogen adalah air kopi (bentuk cair) dan campuran tepung dengan air
(bentuk padat). Susunan zat dalam suatu campuran sering dinyatakan dengan kadar dari zat-
zat pembentuk campuran itu. Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan sebagai
jumlah zat dalam campuran dibandingkan jumlah seluruh campuran. Jumlah zat dapat
dinyatakan dalam dalam massa (g, kg) atau volume (ml, l).

Nama : Giri Tunggal Darma


Kelas : X TKR 3

You might also like