Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
i
SARI
Rohani (2007). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai Dan
Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Pada Atlet Putra
Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1). Apakah ada hubungan daya
ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? 2) Apakah ada
hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada?
3) Apakah ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada? dan 4) Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai
dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui : 1) Hubungan antara daya ledak otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? 2) Hubungan antara kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada, 3) Hubungan antara panjang
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? dan 4) Hubungan antara
daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada?
Metode penelitian ini adalah survey tes. Analisis data menggunakan analisis
regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan
analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-
Smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk uji linieritas
garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %.
Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa 1) Dari perhitungan daya ledak
otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung
sebesar 9.213 > 2.447 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 kesimpulannya
ialah sangat signifikan. 2) Dari hasil perhitungan kekuatan otot tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung sebesar 5.865 > 2.447
dan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 maka kesimpulannya ialah sangat
signifikan. 3) Dari hasil perhitungan hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung sebesar 3.465 > 2.447 dan nilai
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 maka kesimpulannya adalah sangat signifikan.
4) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 6891.160 dan nilai
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 kesimpulannya adalah sangat signifikan.
Simpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan yang signifikan
antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada.
2) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada. 3) Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. 4) Ada hubungan atau korelasi antara
daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada. Saran yang diajukan adalah : 1) program latihan renang
untuk daya ledak dan kekuatan otot mendapat perhatian. 2) Perlu melakukan latihan
secara intensif untuk memperkuat otot tungkai. 3) Dianjurkan untuk menggunakan
atlet apabila penelitian, .
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 05 Juni 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Senin
Tanggal : 11 Juni 2007
Panitia Ujian:
Ketua Panitia, Sekretaris,
Dewan Penguji,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali bila
Persembahan :
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
semua pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan
Semarang.
4. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes dan Drs. Rubianto Hadi, M.Pd. selaku Dosen
6. Penanggung jawab Klub Renang TCS Semarang yang telah memberi ijin
vi
7. Atlet Klub Renang TCS Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam
penelitian ini.
8. Teman-teman mahasiswa FIK UNNES Angkatan tahun 2003 yang telah banyak
Atas segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amal baiknya
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………..........…………………………………… i
SARI ………………………………………......…………………….………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………......………………….………… iii
HALAMAN PENGESAHAN …………………….......…………….………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………......………..………….. v
KATA PENGANTAR ……………………………………......…..…………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………......…………… viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...... .. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………......… xii
viii
2.1.9 Kerangka Berfikir ..................................................................... 38
2.2 Hipotesis ..................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN …………..……....................................... 43
3.1 Populasi Penelitian ………………………………………......... 43
3.2 Sampel Penelitian ……………………………………............... 43
3.3 Variabel Penelitian ......………………………………………... 44
3.4 Rancangan Penelitian ………………………………………….. 45
3.5 Teknik Pengambilan Data ...…………………………………… 45
3.6 Prosedur Penelitian ………..............………...........……………. 46
3.7 Instrumen Penelitan ……………….............……...…………… 47
3.7.1 Tes Daya Ledak Otot Tungkai (Standing Broad Jump) ........... 48
3.7.2 Tes Kekuatan Otot Tungkai ..................................................... 49
3.7.3 Tes Panjang Tungkai ................................................................ 50
3.7.4 Tes Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada ........................... 50
3.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian ………………… 51
3.9 Analisis Data …………………………………………………... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………. 53
4.1 Deskripsi Data …………………………………………………. 53
4.2 Hasil Penelitian ………………….....................…….………….. 54
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .....................…………..………… 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 70
5.1 Simpulan …………………………………………….…………. 70
5.2 Saran …………………………………………………………… 70
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 72
LAMPIRAN ....................…………………………………………………….... 74
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam
dijelaskan bahwa renang dilakukan sejak adanya manusia di dunia ini, pada
jaman itu terutama sebagai alat beladiri di dalam menghadapi alam pada masa
itu. Dan sejarah menunjukkan bahwa kota-kota atau desa-desa pada jaman
sudah dilakukan manusia sejak dahulu kala, dapat dilihat dari peninggalan-
peninggalan dari Mesir kuno berupa hieroglyph 3000 tahun sebelum masehi,
dan juga dari hasil-hasil penggalian di dekat Pompi di Italia terdapat lukisan-
1
2
klub renang, salah satunya adalah klub renang TCS Semarang yang berdiri
sejak tahun 1927. Selain mambina atlet dalam cabang olahraga renang, klub
TCS Semarang juga membina atlet dalam cabang olahraga loncat indah, polo
air, selam, layar, selancar dan ski air. Sejak tahun 1927 sampai sekarang klub
pimpinan Bapak Hardoyo dan sebagai pelatih utama adalah Bapak Hartadi. Di
klub tersebut para atlet dibina dan dilatih dengan program-program latihan di
air dan di darat. Untuk latihan di air dilakukan setiap hari pada waktu sore dan
pagi hari. Pada hari Sabtu sore dan Minggu digunakan para atlet untuk istirahat.
Sedangkan latihan fisik di darat dilakukan satu minggu sekali yaitu pada hari
Rabu sore. Klub Renang TCS Semarang mempunyai markas atau asrama di
sehingga selain faktor gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh daya tekan air ke
atas. Dalam keadaan normal (di darat) tubuh manusia dapat bergerak bebas di
3
crawl, gaya dada (breast stroke), gaya kupu-kupu (butterfly stroke), dan gaya
orang pada waktu mereka mulai belajar berenang. Gaya ini juga yang dahulu
digunakan oleh kapten Webb ketika menyeberangi selat dan memang masih
digolongkan gaya yang paling efektif untuk jarak jauh (Haller, 1982:22). Gaya
ini sering dikatakan gaya katak, karena gerakan kaki yang menyerupai gerakan
gaya dada telah mengalami banyak perubahan teknik baik gerakan tungkai
gerakan yang efektif dan pastinya lebih cepat dari yang sebelumnya.
kondisi fisik. Komponen fisik yang harus dimiliki dan dikembangkan dalam
usaha mencapai prestasi optimal yaitu : kekuatan, daya tahan, daya otot,
reaksi (M. Sajoto, 1995:8-10). Prestasi olahraga yang optimal dapat dicapai
dengan pendekatan latihan fisik, teknik dan mental. Latihan fisik secara teratur,
4
dapat meningkatkan kualitas ataupun kondisi fisik tertentu. Dengan latihan akan
mendukung suatu prestasi yang diinginkan. Prestasi olahraga tidak akan lepas
dari kondisi dan kualitas fisiknya, dimana setiap cabang olahraga menuntut
kondisi dan kualitas fisik yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan karakteristik
olahraganya. Kondisi fisik adalah satu kesatuan komponen fisik yang dimiliki
oleh seseorang. Kondisi fisik merupakan prasyarat yang harus dimiliki oleh
Pratiknyo D, 2000:1).
Dalam olahraga renang gaya dada dimana daya dorong maju pada
olahraga tersebut dominan berada pada gerakan tungkai maka kondisi fisik yang
berkaitan dengan gerakan tungkai perlu diperhatikan yaitu : daya ledak otot,
kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai. Daya ledak otot tungkai adalah
mempengaruhi jauhnya lompatan pada saat melakukan start dan besarnya daya
dorong pada saat melakukan teknik gerakan menendang. Hubungan otot tungkai
dengan renang gaya dada adalah besarnya daya dorong pada saat melakukan
gaya dada adalah berkaitan dengan hukum Newton 3 yaitu dimana semakin
5
panjang tungkai maka aksi yang diberikan untuk mendorong air ke belakang
akan bertambah besar dan reaksi yang diberikan air ke depan juga akan sama
besar.
dari seorang perenang. Kondisi fisik tersebut meliputi kekuatan atau strenght,
kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance , daya otot atau muscular
power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau
reaction (M. Sajoto, 1995 : 8 - 10). Dari beberapa komponen kondisi fisik
tersebut ada tiga kelompok unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan
untuk dapat melakukan unjuk kerja dalam olahraga renang, yaitu: kekuatan,
daya tahan, dan kelentukan ( Soejoko ,1992 :13 ). Dari ketiga unsur tersebut
masing –masing saling berhubungan tetapi faktor yang paling mendasar adalah
unsur kekuatan, karena menurut Jensen ( 1983 : 154 ) bahwa kekuatan adalah
dasar untuk penampilan gerak, dan mungkin kekuatan adalah merupakan salah
satu faktor yang paling penting dalam penampilan prestasi gerak. Karena
hampir semua penampilan prestasi gerak yang giat bersemangat tergantung pada
gerak menjadi lebih baik. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bagaimana
Sedangkan teknik dalam renang gaya dada terdiri dari beberapa unsur
teknik gerakan yang mempunyai prinsip yang sama dengan gaya yang lain yaitu
posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan
sebagai tenaga penggerak adalah gerakan lengan dan gerakan tungkai. Tenaga
renang gaya dada. Tetapi dari kedua tenaga penggerak tersebut gerakan yang
lebih dominan adalah gerakan tungkai. Oleh sebab itu untuk mendukung teknik
gerakan tersebut perlu dilatih kemampuan kondisi fisik terutama kekuatan otot
tungkai.
Selain faktor-faktor kondisi fisik, teknik, dan mental ada satu hal lagi
yang perlu diperhatikan ialah faktor alamiah artinya suatu faktor yang tidak bisa
dibentuk yang bersifat genetik atau menurun seperti misalnya panjang tungjkai
tentu akan menempuh suatu jarak oleh karena itu seorang perenang untuk
tungkianya panjang akan mencapai jarak lebih cepat bila dibandingkan mereka
yang mampu mencapai prestasi yang optimal perlu mengetahui seberapa besar
meter Gaya Dada Pada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang
Tahun 2007”.
1.1.1 Gaya dada merupakan gaya yang paling kuno dan juga gaya yang paling
1.1.2 Dengan semakin banyaknya klub renang sekarang ini maka timbul berbagai
1.1.3 Penulis ingin mengetahui pasti bahwa renang gaya dada daya dorong terbesar
1.2 Permasalahan
1.2.1 Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50
meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
1.2.2 Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan 50 meter
renang gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang
tahun 2007?
1.2.3 Apakah ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007?
1.2.4 Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan
panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet
1.3.1 Hubungan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
1.3.2 Hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
1.3.3 Hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada
pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
1.3.4 Hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang
tungkai terhadap kecep atan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
1.4.1 Hubungan
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah hubungan antara daya ledak otot
1.4.2 Tungkai
tulang kering (os.tibia), tulang betis (os.fibula), dan tulang kaki (os.pedis/foot
sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1995:8). Jadi daya ledak otot tungkai adalah
pendeknya.
sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Jadi kekuatan otot tungkai adalah
1.4.6 Kecepatan
Atlet berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah atlet TCS
yang masuk dalam daftar atlet PJP (Program Jangka Panjang) dan PPOP
dalam cabang olahraga renang, loncat indah, polo air, selam, layar, selancar dan
renang TCS Semarang tentang hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan
otot tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada, penulis
berharap agar :
1.5.2 Dapat memberikan pengetahuan kepada atlet klub renang TCS Semarang
1.5.3 Dapat memberikan wawasan kepada para pembaca pada umumnya tentang
pada khususnya.
12
BAB II
dalamnya Play Group sampai dengan tingkat mahasiswa. Ada yang lebih
ekstrim lagi, yaitu mulai diajarkan kepada bayi berumur beberapa bulan tetapi
kehidupan manusia. Dan sejarah renang ini perlu diketahui oleh para
Roma dan banyak negara lain renang selalu masuk dalam acara pelajaran
sekolah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu renang telah dikenal dan terus
berkembang sampai saat ini. Yaitu dengan adanya kejuaraan – kejuaran renang
diri misalnya dari ancaman kebakaran hutan, melarikan diri dari kejaran musuh
12
13
karena itu dapat dijelaskan bahwa sejak semula selalu ada kedekatan manusia
dengan air, misalnya anak-anak selalu ingin bermain dalam genangan air.
(Thomas, 2000 : 1). Dalam berlatih renang pada tahap pertama mengikuti
menentukan suatu pola tangan atau kaki yang harus dilakukan asal dapat
mengapung dan bergerak kemana saja. Pada tahap berikutnya para perenang
gerakan disusun secara sistematis dan jadilah gaya renang seperti yang
adalah The Crawl Stroke, Gaya Punggung atau The Back Crawl Stroke, Gaya
Dada The Breast stroke dan Gaya Kupu-kupu atau The Dolphin Butterfly
ini dapat dilakukan mulai dari anak kecil sampai dengan orang tua. Olahraga
ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat,
14
diinginkan. Ada beberapa prinsip renang yang harus diketahui oleh para
Setiap saat kecepatan maju seorang perenang adalah hasil dari dua
atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya atau yang
(Counsilman, 1982:2).
kecepatan renang yang tinggi, adalah membuat letak badan perenang di air
sama persis dengan aksi dan arahnya 1800 terhadapnya. Jika perenang
Gerakan lengan saat melakukan start dan gerakan lengan saat pemulihan
atau recovery pada gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung serta
renang. Pada saat start, momentum yang ditimbulkan oleh lengan selama
dalam hal kecepatan masuknya lengan ke dalam air saat recovery atau
empat kali lipat. Dengan demikian gerakan lengan saat recovery tidak
hambatan untuk maju. Oleh karena itu majunya lengan perenang saat
lengan saat recovery terlalu lama di dalam air agar dapat menghasilkan
hambatan yang kecil, sebab kecepatan kedua lengan harus serasi, teratur
dimasukkan ke dalam zat cair akan diapungkan ke atas oleh gaya yang
besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan. Jadi, gaya apung
seseorang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh badan
gaya ke bawah dari berat badan dan gaya apung ke atas dari air. Jika kedua
17
gaya yang bekerja pada badan resultantenya sama dengan nol, gaya itu
Perenang yang ringan mempunyai daya apung yang lebih tinggi dan
lain bentuk tubuh, ukuran tulang, perkembangan otot, berat badan, jumlah
kebanyakan orang pada waktu mereka mulai belajar berenang. Gaya dada
sering dikatakan juga gaya katak, hal ini disebabkan karena ada kesamaan pada
tungkai kebelakang sama dengan gerakan kaki katak pada saat berenang, yang
membedakannya adalah pada kaki katak yang digunakan untuk mendorong air
Teknik gaya dada seperti gaya renang yang lain terdiri dari beberapa
gerakan, yaitu: start, posisi badan, gerakan lengan (sapuan luar dan catch,
diajarkan. Start gaya dada hampir sama dengan start gaya crawl maupun
Sudut masuk ke air pada gaya dada sekitar 20°, sedangkan pada gaya crawl
atau gaya kupu-kupu sekitar 15°. Tiga kualitas yang diperlukan untuk
menjadi starter yang baik ialah waktu reaksi yang baik, kekuatan otot
Waktu reaksi yang baik ialah salah satu dari kualitas yang
tempat lebih cepat untuk mengambil posisi start yang betul dan melakukan
koreksi.
Sedangkan power yaitu kecepatan dari koreksi otot. Seorang dengan power
eksplosif yang baik dan mekanik mekanik yang jelek sering kali dalam start
salah tafsir kalau waktu reaksi dan power yang baik , sudah cukup tanpa
mengajar mekanik yang baik. Ia mungkin akan dapat start lebih baik lagi
jika mempunyai kualitas yang baik dari ketiganya. Power dapat diperbaiki
isometris.
19
Mekanika yang baik dapat diajarkan dan mekanik ynag jelek dapat
Gambar 1
Analisis sudut tolakan start atas
(Dixon, 1996:73)
dipermukaan air dan tungkai di bawah permukaan air. Wajah atau kepala
selalu di bawah permukaan air selama kayuhan lengan dan diangkat ke atas
permukaan air selama pengambilan napas. Badan lebih rendah dari kepala
dan tungkai lebih rendah dari badan saat tungkai melakukan recovery. (Tri
Tunggal, 2005:15).
20
Gambar 2
Posisi badan renang gaya dada
(Tri Tunggal. S, 2005:10)
awal tarikan yang dalamnya sekitar enam inchi di bawah permukaan air.
untuk naik terlalu tingi dan tenaga akan dihamburkan dalam gerakan naik
turun (Soekarno, 1984:56). Jadi gerakan lengan dalam renang gaya dada
gaya dada terdiri dari tiga bagian yaitu : gerakan lengan sapuan luar,
dari ketiga gerakan lengan tersebut 1-2 gerakan sapuan luar, 2-3 gerakan
Gambar 3
Gerakan lengan gaya dada
(Tri Tunggal. S, 2005:11)
posisi untuk melakukan sapuan dalam yang efektif. Tangan mulai bergerak
ke arah luar-dalam sampai melewati garis bahu. Tangan harus tetap melebar
Gambar 4
Sapuan luar
(Tri Tunggal. S, 2005:11)
22
menghasilkan daya dorong terbesar pada gaya dada. Gerakan ini dimulai
ketika tangan mendekati titik terdalam pada gerakan catch. Sapuan tangan
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu tangan diatas permukaan air, tepat di
Gambar 5
Awal sapuan dalam
(Tri Tunggal. S, 2005:12)
Ada dua teori mengenai gerakan tungkai gaya dada, yaitu teori
wedge action (baji) dan teori whip action (cambuk). Kedua teori ini
berasal dari menekan air diantara kedua tungkai pada saat melakukan
kedua gerakan kaki itu dan menyimpulkan bahwa tenaga dorongan berasal
dari menekan air ke belakang dengan tungkai bagian bawah dan ujung kaki.
baji dilihat dari segi kecepatan, tenaga dorongan, efisiensi gerakan, dan
Gambar 6
Gerakan tungkai gaya dada
(Tri Tunggal. S, 2005:13)
24
whip action. Gerakan tungkai gaya dada dibagi menjadi dua yaitu: tendangan
Pinggang dan lutut dilengkungkan dan tumit harus didekatkan pantat. Ketika
oleh putaran ke arah dalam pada pinggul. Jari kaki merupakan bagian ujung
Gambar 7
Tendangan luar dan awal tendangan dalam
(Tri Tunggal. S, 2005:14)
belakang. Perenang harus menekan ke bawah dari pada ke belakang, hal ini
hampir pada pelebaran yang maksimal, secara perlahan berubahan arah dari
arah bawah ke arah dalam sehingga kedua kaki menyatu bersama dan
25
air menyibak ke belakang dari batas kaki bagian luar kedalam (Tri Tunggal,
2005:14).
ketika lengan melakukan gerakan awal sapuan luar dan mencapai titik
Tunggal, 2005:14).
Gambar 8
Pengambilan napas
(Tri Tunggal. S, 2005:14)
pengambilan napas. Jadi untuk gerakan koordinasi renang gaya dada adalah
satu gerakan tungkai, satu gerakan lengan dan satu gerakan pengambilan
napas.
Gambar 9
Gerakan koordinasi renang gaya dada
(www. Goegle.com)
atas atau di bawah permukaan air dan dibawa ke belakang secara bersama-
sama dan simetris. Badan harus betul-betul datar dan kedua bahu dalam
cambukan kaki memutar dan kearah luar membawa kedua kaki bersatu.
Gerakan naik turun dari tungkai dalam bidang vertikal. Dilarang memecah
hal ini disebabkan oleh gerakan tungkai dalam bidang vertikal. Kalau
tinggi yang sama. Kedua bahu harus dalam posisi horisontal segaris dengan
permukaan air. Cacatan: suatu sentuhan yang sah dapat dilakukan di atas
atau di bawah permukaan air. Setiap perenang yang memakai gerakan gaya
permukaan air dilarang, kecuali satu gerakan lengan dan satu gerakan
tungkai setelah start dan pembalikan. Posisi start dari perenang gaya dada
tidak lagi dalam posisi terentang maka suatu gerakan baru telah dimulai.
Bila gerakan lengkap atau tidak lengkap dari lengan atau tungkai dari posisi
start harus dianggap sebagai satu gerakan tungkai lengkap. Pada gaya dada,
dari saat ketika seorang perenang, setelah start atau membalik, memulai
gerakan kedua, sebagian dari kepala harus selalu di atas permukaan air
(Soekarno, 1984:47).
28
kontraksi tergantung dari otot. Otot merupakan 40-45 % dari berat badan tubuh
seseorang., di dalam tubuh kita terdapat 217 pasang otot rangka. Untuk dapat
mempelajari fungsi otot dengan jelas maka perlu kita ketahui struktur otot itu
sendiri, otot terdiri dari empat macam komponen : 1) jaringan otot yang terdiri
(R.Soekarman, 1987 : 27 ).
Pada tubuh manusia ada tiga macam otot, yaitu otot polos, otot
jantung dan otot lurik. Otot lurik atau otot serat lintang atau otot rangka diliputi
sekitarnya dan memberi bentuk pada otot tersebut. Lapisan jaringan ikat (terdiri
atas serat-serat kolagen) yang membungkus otot, ini disebut fasia otot atau
epimisium. Secara makroskopik otot ini terdiri atas berkas-berkas sel otot kecil
perimisium.
sebelum alat-alat ini masuk ke sel otot. Secara mikroskopik tiap-tiap berkas
(fasikulus) terdiri atas sejumlah sel otot. Sel otot ini diliputi lapisan tipis
Sebuah sel otot disebut serabut otot atau serat otot yang terdiri atas
satu sel. Secara mikroskopik, sebuah sel otot dibentuk oleh beberapa
29
komponen kecil yang disebut miofibril (fibril = serat kecil) dan ini tersusun
protein dan memberi kesan garis-garis atau lurik, sebab ada dua macam tipe
miofilamen, yaitu aktin (tipis dan transparan) dan miosin (tebal berupa garis-
garis gelap). Otot dalam menjalankan fungsinya dibedakan otot sinergis dan
otot antagonis. Otot sinergis adalah otot-otot yang mempunyai kerja yang
terdapat glikogen dan lemak. Ini berarti serabut otot mempunyai bahan bakar
sendiri. Didalam tubuh terdapat otot yang lebih kuat bekerja dalam kondisi
aerobik. Serabut otot ini juga dinamakan type I atau serabut otot lambat ( otot
mrerah ) dan yang anaerobik dinamakan type II atau serabut otot cepat ( otot
putih ). Pada otot kaki mempunyai serabut otot lambat yang banyak adalah
soleus sedangkan pada lengan adalah trisep (R. Soekarman, 1987 : 29).
ketegangan yang timbul pada otot waktu menjadi pendek dengan kecepatan
sehingga terjadi suatu gaya yang mempengaruhi origo dan insersio suatu
otot secara sama dengan arah yang saling berlawanan. Tungkai merupakan
anggota badan bawah yang dibentuk oleh tulang tungkai atas / paha (os
femoris / femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os
tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang kaki (os pedis / foot bones)
(Ucup dan Yadi, 1999:43). Jadi otot tungkai adalah otot-otot yang
kontraksi.
Gambar 10
Struktur otot rangka
(Surja Widjaja, 1998:17)
Kenaikan kekuatan dan kepayahan otot disertai dengan perubahan dari otot
sekali dalam seminggu dan apabila setahun tidak berlatih, 45 % dari kenaikan
serta sendi-sendi dan otot-ototnya. Tungkai dibentuk oleh tulang atas atau
paha (os femoris / femur), sedangkan tungkai bawah terdiri dari tulang kering
(os tibia) dan betis serta tulang kaki. Sedangkan gelang panggul dibentuk
oleh coxea dengan tulang sacrum, terdapat dua persendian pada gelang
panggul yaitu : 1) Sendi usus kelangka, dan 2). Sendi sela kemaluan. Gelang
dengan faalnya sebagai alat harus menerima berat badan dan meneruskannya
pada kedua tungkai. Pengertian Tungkai, menurut Ucup Yusuf dan Yadi
panggul serta sandi-sandi dan otot-ototnya. Tungkai dibentuk oleh tulang atas
atau paha (osfemoris atau femur), sedangkan tungkai bawah terdiri dari tulang
karis (astibia) dan betis erta tulang kaki. Sedangkan gelang panggul dibentuk
oleh cocea dengan tulang sacrum, terdapat dua persendian pada gelang
pinggul yaitu: a)sendi usus kelangka, dan b)sendi kela kemaluan. Gelang
dengan faalnya sebagai alat yang harus menerima berat badan dan
32
meneruskannya pada kedua tungkai. Hanya dalam penelitian ini otot tungkai
“kaki” atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah (Poerwodarminto, 2003
: 1226). Kekuatan otot tungkai yang dimaksud disini adalah kemampuan otot
dihasilkan oleh kontraksi otot yang terdapat pada tungkai dan kontraksi ini
timbul untuk melakukan gerakan atau tahanan pada saat melakukan cross
berdiri.
yaitu pangkal paha sampai lutut dan tungkai bawah yaitu lutut sampai kaki.
otot-otot atas (otot pada paha) dan otot-otot tungkai bawah. Otot-otot tungkai
atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata
yang dibagi atas 3 golongan yaitu : 1). Otot abduktor terdiri dari: Muskulus
Muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang
berkepala 4. Otot ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari : Muskulus
internal dan Muskulus vastus intermedial. Dan 3). Otot fleksor femoris, yang
terdapat dibagian belakang paha terdiri dari : Biseps femoris, otot berkepala
33
dibagian paha. Fungsinya, eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut
keluar.
Gambar 11
Otot-otot tungkai
(www.google.com)
2.1.5.3 Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat
tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa
2.1.5.4 Urat akiles (tendo achilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
(endorotasi).
2.1.5.5 Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang
kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki.
2.1.5.6 Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada
betis, uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari.
2.1.5.7 Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada
selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya
dalam.
2.1.5.8 Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat
terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat
2.1.5.9 Otot-otot yang lain antara lain: Otot ketul, otot penengah empu kaki,
telapak di telapak kaki dan otot pronasi, terletak di sebelah punggung kaki.
plantaris, bagian khusus dari fasia yang terletak di bawah telapak kaki.
diartikan juga sebagai hasil kali antara kekuatan dan kecepatan ( Arief
kekuatan kondisi fisik seseorang atlit, yang dimaksudkan oleh peneliti disini
kekuatan daya tahan dan kekuatan daya ledak termasuk dalam komponen
kondisi fisik khusus. Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat
khusus. Hanya dalam penelitian ini daya ledak adalah kemampuan otot
tungkai yang kuat dalam meloncat kearah vertical untuk melakukan servis
jumping. Daya ledak berguna untuk meloncat saat mencambuk bola saat
digunakan oleh pelatih adalah weight training, circuit training dan plyometric
bentuk latihan yang lain, Weight training adalah bentuk latihan yag efektif
untuk mengembangkan komponen kondisi fisik daya ledak. Daya ledak otot
sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1995:8). Jadi daya ledak otot tungkai adalah
pendeknya. Untuk mengukur daya ledak otot tungkai ada dua macam yaitu
vertical jump dan standing broad jump. Pada penelitian ini menggunakan
standing broad jump hal ini dikarenakan menyusaikan dengan teknik gerakan
oleh besarnya penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang
untuk menerima beban dalam waktu tertentu dimana kemampuan itu dihasilkan
oleh kontraksi otot yang terdapat pada tungkai dan kontraksi ini timbul untuk
melakukan gerakan atau tahanan pada saat melakukan dorongan pada renang
gaya dada.
menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Seperti halnya daya
ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai juga salah satu faktor yang
menyatakan sebenarnya kekuatan, streng, power dan daya tahan otot atau
kekuatan. Kekuatan tetap merupakan dasar atau basis dari daya ledak otot dan
daya tahan otot. Jadi kekuatan otot merupakan komponen yang sangat
Tungkai sama dengan kaki mulai dari pangkal paha ke bawah sampai
pada telapak kaki, merupakan anggota gerak bagian bawah yaitu seluruh kaki
panjang tungkai ada beberapa cara. Yang lazim dipergunakan adalah selisih
antara tinggi orang yang berdiri tegak, berdiri tegak artinya berdiri dengan
punggung rata sejajar dengan garis lurus. Pandangan mata kearah depan, garis
antara titik lubang telinga dengan sudut mata sejajar dengan telapak kaki yang
rata menginjak lantai, dengan posisi orang duduk tegak, tegak dalam pengertian
yang sama dengan orang pada waktu berdiri ialah punggung rata membentuk
garis lurus. Tetapi bisa juga diukur langsung dari panghkal paha bagian luar
tungkai atas / paha (os femoris/femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari
tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang kaki (os
adalah jarak antara tulang pangkal paha dengan tulang bawah kaki pada saat
2.1.9.1 Analisis Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang
yang baik akan mempengaruhi perenang menjadi yang tercepat. Ada tiga
39
kwalitas yang diperlukan untuk menjadi starter yang baik ialah waktu
hal daya juga menyangkut tempo kerja, yaitu kecepatan dari kontraksi otot.
Seseorang dengan daya ledak yang baik dan mekanika yang jelek sering
dan kecepatan gerakan tersebut dinamakan daya ledak. Jadi pada renang
gaya dada gerakan tendangan tungkai juga membutuhkan daya ledak otot
tungkai untuk mendukung teknik gerakan tungkai yang baik sehingga akan
Salah satu bentuk kondisi fisik yang harus dimiliki oleh seorang
maju bertambah cepat adalah mempunyai daya ledak otot tungkai yang
besar, hal ini dikarenakan teknik yang baik tidak cukup untuk menghasilkan
kecepatan renang yang maksimal apabila tidak didukung oleh kondisi fisik
yang bagus. Untuk itu daya ledak otot tungkai harus dilatih dengan latihan
beban agar lebih menigkat sehingga daya dorong yang diperoleh dari teknik
gerakan tungkai yang sudah baik akan bertambah menjadi lebih cepat. Jadi
renang gaya dada, semakin besar daya ledak otot tungkai maka semakin
sewaktu bekerja. Seperti halnya daya ledak otot tungkai, kekuatan otot
tungkai juga salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan renang gaya
dada. Daya ledak otot atau power dan daya tahan otot atau endurance otot
Kekuatan tetap merupakan dasar atau basis dari daya ledak otot dan daya
tahan otot. Jadi kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting
sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik renang gaya
dorong maju. Semakin besar kekuatan yang dihasilkan oleh kekuatan otot
tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang dihasilkan sehingga
waktu yang ditempuh akan semakin cepat. Jadi hubungan kekuatan otot
renangnya.
41
Gaya Dada.
tendangan maka daya dorong yang dihasilkan semakin besar. Pada saat
tumpunya akan semakin luas, sehingga gaya yang diberikan oleh air untuk
reaksi, bahwa semakin besar perkenaan gaya kesuatu benda maka benda
tersebut akan memberikan gaya yang sama besar. Jadi kesimpulanya adalah
dengan teknik renang yang sudah baik dan didukung oleh tungkai yang
panjang maka akan menambah daya dorong maju yang lebih cepat.
2.2 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (=lemah) dan tesis (pernyataan). Oleh
karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang lemah, perlu diuji
apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Secara tersirat hipotesis masih
menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar
data penelitian.
sebagai berikut:
2.2.1. Ada hubungan daya ledak tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007.
2.1.2. Ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007.
2.1.3. Ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
2.1.4. Ada hubungan daya ledak tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu sebagai baik buruknya atau berbobot tidaknya suatu penelitian. Maka
diharapkan dalam metodologi harus tepat dan mengarah pada tujuan yang
diharapkan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitian dalam
yaitu atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang 2007 yang berjumlah 8
43
44
sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100 , lebih baik di ambil
jumlah subyeknya besar dapat di ambil 10-15 % atau 10-25 % atau lebih
banyak sedikitnya data, 3) besar kecilnya resiko yang di taggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, jika sampelnya besar hasilnya akan
lebih baik. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini ada 8 orang, oleh
karena itu, bertolak dari pendapat tersebut maka seluruh populasi dalam
penelitian ini diambil sebagai sampel penelitian. Teknik sampling seperti ini
adalah teknik total sampling yaitu dari populasi yang ada diambil semua untuk
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2002:96). Ada dua macam variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
3.1.2 Variabel terikat atau Y yaitu : Kecepatan Renang Gaya Dada 50 meter.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei tes, yaitu tes
sebagai berikut:
Panjang Tungkai
(X3)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei tes dengan
dilakukan meliputi: 1) Tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai, tes dan
pengukuran kekutan otot tungkai, tes dan pengukuran panjang tungkai, dan tes
klub renang TCS Semarang. Setelah memperoleh ijin dari pihak klub
3.6.1.2 Langkah berikutnya adalah menghubungi pihak klub renang TCS Semarang
mengenai jumlah atlet berprestasi yang ada di klub renang TCS Semarang.
Setelah mendapat daftar nama atlet, peneliti dan pelatih klub renang TCS
daya ledak otot tungkai kekuatan otot tunghkai dan panjang tungkai pada :
Yang kedua pengambilan data untuk variabel terikatnya, yaitu tes kecepatan
3.6.2.2 Pada waktu penelitian dilaksanakan peserta tes harus berpakaian olahraga
untuk pengukuran daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tunghkai dan
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih
48
adalah Standing Broad Jump untuk mengukur daya ledak otot tungkai, Back and
Leg Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot tungkai, dan meteran untuk
mengukur panjang tungkai. Serta kolam renang jarak 50 meter dan stop watch
untuk mengkur kecepatan renang 50 meter gaya dada. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode survey, jadi instrumen yang digunakan
Gambar 12
Tes kekuatan daya ledak otot tungkai
(Standing Broad Jump)
(Dokumentasi penelitian, 2007)
Sampel setengah berjongkok, kaki ditempatkan pada balok lompat jauh atau
sejauh mungkin disertai dengan ayunan lengan dari kedua tangan. Setelah itu
49
Gambar 13
Tes kekuatan Otot tungkai
(Back and Leg Dynamometer)
(Dokumentasi penelitian,2007)
berdiri diatas papan Dynamometer dengan kaki sejajar dan dibuka lebar 6
atas dengan cara meluruskan kaki (tidak dihentakkan), sampai akhir tes dan
Gambar 14
Tes panjang tungkai
(Dokumentasi penelitian,2007)
berdiri tegak, tester berdiri di samping kanan atau kiri sampel, kemudian
gerak tungkainya. Dari titik sumbu gerak tunkai diukur sampai telapak kaki.
berikut: Sampel berdiri siap di balok start, setelah ada aba-aba “awas” sampel
mengambil posisi start, kemudian setelah ada aba-aba bunyi peluit dengan
Gambar 15
Tes kecepatan renang 50 meter gaya dada
(Dokumentasi penelitian, 2007)
3.8.1 Teknik atau cara pengambilan data yang disebabkan oleh tester. Untuk
mengatasi hal tersebut, peneliti memilih mahasiswa FIK Unnes semester VIII
sebagai tester karena telah mendapatkan mata kuliah Tes dan Pengukuran
sehingga menguasai penggunaan alat tes yang digunakan. Selain itu sebelum
3.8.2 Alat tes. Untuk menghindari kesalahan ini, terlebih dahulu alat tes diuji
validitasnya di BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Jika alat tes lolos
52
bahwa alat tes masih layak digunakan. Penggunaan tes juga harus disesuaikan
dengan tujuannya.
3.8.3 Tester juga dapat menyebabkan data hasil pengukuran menjadi bias karena
prosedur pelaksanaan belum dipahami dengan baik. Oleh karena itu, sebelum
3.8.4 Faktor kesungguhan dan kondisi fisik sampel dapat berpengaruh terhadap
hasil tes. Untuk mengatasi hal itu, peneliti memberikan motivasi dan arahan
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka yaitu data hasil
pengukuran daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tunghkai,
dan kecepatan renang 50 meter gaya dada,. Secara teknik cara pengukurannya
diubah ke skor T, atau dilihat berapa skor angkanya baru kemudian dilakukan
BAB IV
dari penelitian ini yang berjudul : “Hubungan Daya ledak otot tungkai,
gaya dada pada atlet putra berprestasi Klub renang TCS Semarang Tahun
2007”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi Klub renang
TCS Semarang Tahun 2007. Variabel dalam penelitian ada dua yaitu :
1) Variabel bebas (X) terdiri dari tiga variabel yaitu X1 variabel Daya Ledak
panjang tungkai dan variabel tergantung (Y) yaitu : Kecepatan renang 50 meter
gaya dada. Oleh karena satuan ukuran dari masing-masing variabel penelitian
ini berbeda-beda, seperti : Daya Ledak Otot Tungkai diukur dengan Standing
Broad Jump ukurannya sentimeter, kekuatan otot tungkai dengan back and leg
dengan satuan angka kilogram, panjang tungkai dengan senti meter, dan
53
54
Tabel : 1
Rangkuman perhitungan Statistik Deskriptif
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 8 orang, sama untuk ketiga
variabel yaitu untuk daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai. Variabel daya ledak otot tungkai nilai terendah ialah 36,51, nilai
maksimum atau tertinggi = 61,57, nilai rata-ratanya = 50,0000 dan nilai standar
deviasi = 9.9996. Variabel kekuatan otot tungkai nilai terendah = 36,87, nilai
tertinggi = 62,64 dan nilai rata-rata = 50,0013, nilai standar deviasi = 10,0006.
Variabel panjang tungkai nilai terendah ialah 40,03, nilai maksimum atau
9,9995. Variabel kecepatan renang 50 meter gaya dada nilai terendah = 36,54,
nilai tertinggi = 65,33 dan nilai rata-rata = 49,9988, nilai standar deviasi =
10,0007.
dilanjutkan dengan uji hipotesis, uji hipotesis ini yang akan diuji ialah uji
dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan uji hipotesis yang meliputi:
55
uji normalitas data, uji homogenitas, uji linieritas dan uji keberartian model
populasi yang sama atau populasi data berdistribusi normal. Uji normalitas
normalitas data ini dengan ketentuan : jika nilai signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05 berarti distribusi data normal, dan jika nilai signikansi
atau nilai probabilitas < 0,05 berarti distribusi data tidak normal. Dari
Tabel : 2
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Daya Ledak
Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan Kecepatan
Renang 50 M Gaya Dada.
bahwa variabel daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai dan kecepatan renang 50 meter gaya dada dalam penelitian ini
sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama atau populasi
sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari varians yang sama dan ini
atau nilai probabilitas > 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi
yang mempunyai varians sama atau homogen, sedang jika nilai signifikansi
atau nilai probabilitas < 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi
yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen. Adapun dari
Tabel : 3
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
probabilitas mean atau nilai rata-rata berada diatas atau > 0,05, dengan
mempunyai varians sama, atau sampel diambil dari populasi pemain yang
mempunyai varians yang sama, baik untuk variabel daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai dan kecepatan renang 50 meter
57
gaya dada secara keseluruhan data tersebut adalah Homogen, dan uji
kekuatan otot tungkai (X2), panjang tungkai (X3) dengan kecepatan renang
50 meter gaya dada sebagai variabel (Y). Dalam uji linieritas garis regresi
Fhitung > Ftabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 berarti linier. Sedang jika
Fhitung < Ftabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak linier. Dari
Tabel : 4
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Linieritas Garis Regresi
penelitian, baik secara regresi tunggal maupun secara regresi ganda , hasil
84,879 > 5,99 atau dengan nilai signifikasi 0,000 > 0,05 dengan
linier.
34,393 > 5,99 atau bila dengan nilai signifikasi diperolah hasil sebesar
0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari
variabel kekuatan otot tungkai penyebaran berada dalam satu garis lurus
yaitu linier.
3) Untuk variabel panjang tungkai diperoleh nilai F sebesar 13,286 > 5,99
0,011 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari
tidak untuk dapat digunakan sebagai prediktor dari harga kreterium. Uji
: jika t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05 berarti signifikan, sedang
jika t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak signifikan. Dari
Tabel : 5
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Keberartian Model Garis Regresi
1) Variabel daya ledak otot tungkai diperoleh nilai t hitung sebesar 9,213 >
2,447 atau bila dilihat dari nilai signifikasi diperoleh hasil sebesar
2,447 atau bila dilihat dari nilai signifikasinya diperoleh hasil sebesar
3) Variabel panjang tungkai diperoleh hasil nilai t hitung besar 3,465 > 2,447
Dalam uji hipotesis ada dua analisis yang akan dilakukan uji tersebut
meliputi :
atau hubungan antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai,
60
panjang tungkai terhadap. Namun dengan ketentuan : jika t hitung > t tabel atau
signifikansi < 0,05 berarti signifikan. Sedang jika t hitung < t tabel atau
Tabel : 6
Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Regresi Sederhana atau Tunggal
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keterangan
Daya Ledak Ot Tungkai 9,213 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig
Kek Ot Tungkai 5,865 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig
Panjang Tungkai 3,465 > 2,447 0,011 < 0,05 Sangat Sig
sebagai berikut :
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 9,213 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05
50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 5,865 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka
pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007”
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 3,465 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
korelasi atau hubungan dari ketiga variabel yang ada ialah daya ledak otot
50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang
Tabel : 7
Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi Ganda
bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 6891,160 dan nilai signifikansi sebesar
hipotesis nol yang diajukan berbunyi “Tidak terdapat hubungan antara daya
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
hasil bahwa : hipotesis alternatif yang diajukan adalah “diterima” dan hipotesis
nihil yang diajukan adalah “ditolak”. Dengan demikian hasil uji hipotesis yang
1) “Terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
64
kuat daya ledak otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang
kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang
TCS Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
daya ledak otot tungkai lemah/kecil, maka waktu yang digunakan untuk
Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang
menjadi yang tercepat. Ada tiga kualitas yang diperlukan untuk menjadi
starter yang baik ialah waktu reaksi, kekuatan otot dan mekanika gerakan.
berbeda dengan kekuatan , dalam hal daya juga menyangkut tempo kerja,
yaitu kecepatan dari kontraksi otot. Seseorang dengan daya ledak yang baik
dan mekanika yang jelek sering kali dalam start dapat mengalahkan orang
ledak otot.
65
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
kuat otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan otot tungkai lemah, maka waktu yang digunakan untuk berenang
50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang
tungkai sebagai sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik
oleh kekuatan otot tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
panjang tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan tungkai seorang atlet pendek, maka waktu yang digunakan untuk
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
semakin luas, sehingga gaya yang diberikan oleh air untuk ditekan kebelang
dorong kedepanya akan semakin besar. Hal ini berhubungan dengan hukum
aksi reaksi, bahwa semakin besar perkenaan gaya kesuatu benda maka
4) “Terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai
dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada
atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007 dapat
ditentukan oleh daya ledak totot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang
berikut :
Sampel dalam penelitian ini adalah atlet putra berprestasi klub renang
TCS Semarang tahun 2007 yang terdaftar dalam PPOP dan PJP, banyak
otot tungkai, pengukuruan panjang tungkai, dan daya ledak otot tungkai,
Sampel dalam penelitian ini ini adalah atlet yang berkualitas. Hal ini
meter rata-rata mereka mencatat waktu yang relatif tinggi. Hal ini akan
penelitian ini
tinggi. Mereka sudah tahu kapan harus melakukan tes, kapan harus
4.3.5 Motivasi.
Motivasi sampel dalam penelitian ini sangat tinggi. Hal ini nampak
antusias sampel pada waktu diadakan tes dan pengukuran. Hal ini tidak
mengherankan karena meraka adalah atlet dan harus bertanggung jawab atas
Tempat melakukan tes dan pengukuran adalah kolam renang Jati Diri
Semarang. Kolam renang ini adalah kolam renang Jawa Tengah yang
renang ini cukup nyaman dan memenuhi syarat sehingga sedikit banyak
BAB V
5.1 Simpulan
5.1.1 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
5.1.2 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara kekuatan otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
5.1.3 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
5.1.4 Ada hubungan atau korelasi antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot
pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
5.2 Saran
5.2.1 Kepada pelatih dan perenang klub renang TCS Semarang perlu disadari
bahwa daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai,
70
71
meter, sehingga program latihan renang untuk daya ledak dan kekuatan
5.2.2 Pelatih dan perenang klub renang TCS Semarang harap menyadari bahwa
5.2.3 Bagi para peneliti dianjurkan untuk menggunakan atlet apabila melakukan
Eri Pratiknyo Dwikusworo. 2000. Petunjuk Praktis Tes dan Pengukuran Olahraga.
Semarang: FIK Universitas Negeri Semarang
Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik Untuk SGO. Editor nDong
Kamtomo Jakarta: P.T. Karya Unipress
72
73
Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi. 1999. Kinesiologi. Semarang: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
73
74
Lampiran 1
DATA KASAR
DLOT
No. Nama KOT P.Tungkai KRGD
Stand Broad Jump
1 Guntur Pratama P 203.00 242 95 33.80
2 Tedo Handaldi P 163.00 230 92 35.80
3 Deny B Utomo 202.50 261 106 31.80
4 Rabani Wangsa 97.00 171 95 38.10
5 Andre Cipta N 153.00 245 97 35.30
6 Hans Sebastian 107.00 186 92 38.10
7 Rendi Pramana 85.50 169 91 39.20
8 Arifin Budi S 179.00 223 100 33.83
Mean 148.75 215.88 96.00 35.74
Std Dev 46.89 35.70 5.01 2.57
TRANSFORMASI KE SKOR T
No Nama T DLOT T KOT T P.Tungkai T KRGD
1 Guntur Pratama P 61.57 57.32 48.01 57.55
2 Tedo Handaldi P 53.04 53.96 42.02 49.77
3 Deny B Utomo 61.46 62.64 69.94 65.33
4 Rabani Wangsa 38.96 37.43 48.01 40.82
5 Andre Cipta N 50.91 58.16 51.99 51.72
6 Hans Sebastian 41.10 41.63 42.02 40.82
7 Rendi Pramana 36.51 36.87 40.03 36.54
8 Arifin Budi S 56.45 52.00 57.98 57.44
Mean 50.0000 50.0013 50.0000 49.9988
Std Dev 9.9996 10.0006 9.9995 10.0007
Keterangan :
DLOT : Daya Ledak Otot Tungkai ( Standing Broad Jump )
KOT : Kekuatan Otot Tungkai
P. Tungkai : Panjang Tungkai.
KRGD : Kecepatan Renang Gaya Dada.
75
Lampiran 2
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Daya Ledak Ot Tungkai 8 36.51 61.57 50.0000 9.9996
Kek Ot Tungkai 8 36.87 62.64 50.0013 10.0006
Panjang Tungkai 8 40.03 69.94 50.0000 9.9995
Kecepatan Renang Gaya Dada 8 36.54 65.33 49.9988 10.0007
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DLOT KOT PT KRGD
N 8 8 8 8
Normal Parameters Mean 50.0000 50.0013 50.0000 49.9987
Std. Deviation 9.9996 10.0006 9.9995 10.0007
Most Extreme Differences Absolute .188 .204 .204 .196
Positive .188 .174 .204 .196
Negative -.161 -.204 -.159 -.147
Kolmogorov-Smirnov Z .533 .578 .577 .553
Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .893 .894 .919
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
NPar Tests
Chi-Square Test
Test Statistics
DLOT KOT PT KRGD
Chi-Square .000 .000 1.000 .750
df 7 7 5 6
Asymp. Sig. 1.000 1.000 .963 .993
a 8 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.0.
b 6 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.3.
c 7 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.1.
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Daya Ledak Ot Tungkai . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kec.Renang 50 meter gaya dada
76
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .966 .934 .923 2.7755
a Predictors: (Constant), Daya ledak Ot Tungkai
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 653.871 1 653.871 84.879 .000
Residual 46.221 6 7.704
Total 700.093 7
a Predictors: (Constant), Daya ledak ot tungkai
b Dependent Variable: Kec. Renang 50 meter gaya dada
Coefficients
Unstandardized Standardized
t Sig.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.672 5.336 .313 .765
DLOT .967 .105 .966 9.213 .000
a Dependent Variable: Kec. Renang 50 meter gaya dada
Regression
Variables Entered/Removed
Mode Variables Entered Variables Removed Method
l
1 Kek Ot Tungkai . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kecepatan Renang Gaya Dada
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .923 .851 .827 4.1632
a Predictors: (Constant), Kekuatan Ot Tungkai
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 596.101 1 596.101 34.393 .001
Residual 103.992 6 17.332
Total 700.093 7
a Predictors: (Constant), Kek Ot Tungkai
b Dependent Variable: Kecepatan Renang Gaya Dada
77
Coefficients
Unstandardized Standardized
t Sig.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.860 8.004 .482 .647
Kek Ot Tungkai .923 .157 .923 5.865 .001
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Panjang Tungkai . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kecepatan renang 50 meter gaya dada
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .830 .689 .637 6.0250
a Predictors: (Constant), Panjang Tungkai
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 482.291 1 482.291 13.286 .011
Residual 217.802 6 36.300
Total 700.093 7
a Predictors: (Constant), Panjang Tungkai
b Dependent Variable: Kecepatan Renang 50 meter Gaya Dada
Coefficients
Unstandardized Standardized
t Sig.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.494 11.584 .733 .491
Panjang Tungkai .830 .228 .830 3.645 .011
a Dependent Variable: Kecepatan Renang 50 meter Gaya Dada
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 DLOT, KOT, P Tungkai . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Kecepatan renang 50 meter Gaya Dada
78
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 1.000 1.000 1.000 .1840
a Predictors: (Constant), Panjang Tungkai, Kek Ot Tungkai, Daya Ledak Ot Tungkai
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 699.957 3 233.319 6891.160 .000
Residual .135 4 3.386E-02
Total 700.093 7
a Predictors: (Constant), Panjang Tungkai, Kek Ot Tungkai, Daya Ledak Ot Tungkai
b Dependent Variable: Kecepatan Renang 50 meter Gaya Dada.
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.237 .389 -10.883 .000
DLOT .690 .019 .690 35.491 .000
KOT 5.831E-02 .019 .058 3.004 .040
P Tungkai .336 .009 .336 35.831 .000
a Dependent Variable: Kecepatan Renang 50 meter Gaya Dada.
79
Lampiran 3
80
Lampiran 4
81
Lampiran 5
82
Lampiran 6
83
Lampiran 7
84
Lampiran 8
GAMBAR INSTRUMEN PENELITIAN
Gambar 1
Alat tes kekuatan otot tungkai (Back and Leg Dynamometer)
Gambar 2
Alat tes kecepatan (Stop Watch)
Gambar 3
Alat tes daya ledak otot tungkai dan panjang tungkai (Meteran)