Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling lambat satu
tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan, kapasitas pembibitan 1
ha kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk kebun seluas 71 ha. Lokasi
pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal-hal sebagai berikut:
• tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.
Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan mengusahakan
sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah.
Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji,
mengecambahkan, menyemai, dan membibitkannya.
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan ganda (double
stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem
tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut
pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik polibag kecil
sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan
utama yang menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan. Pada sistem pembibitan
tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam plastik polibag besar hingga berumur 12
bulan tanpa harus ditanam di dalam plastik polibag kecil. Pada prinsipnya sistem manapun
yang dipilih tujuannya sama, yaitu untukmenghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya
tahan tinggi dan kemampuan adaptasinya yang besar sehingga faktor kematian bibit di
pembibitan dan setelah dilapangan dapat ditekan.
3) Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya
sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan
umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman,
penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan
I.2. Tujuan
Dalam pratikum pembibitan ini ditujuankan untuk mengetahui cara pembibitan kelapa
sawit dari tahap awal (pre nursary) sampai pada tahap main nursary.
II. PELAKSANAAN PRAKTEK
J. Penampang buah
L. Anak daun
II.2. Prenursary
Pembibitan awal atau pra pembibitan adalah tempat yang berfungsi untuk
menumbuhkan kecambah biji menjadi tanaman kelapa sawit dengan membuat
lingkungannya sedemikian rupa sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik, pembuatan
Pre Nusery hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Ukuran bedengan panjang 10 m, lebar 1,20 m dan jarak antar bedengan 0,8 m, tinggi
bedengan 14 cm dan kayu pembatas 20 cm. Dalam satu bedengan ditempatkan 12
polybag (arah lebar) dan 10 polybag (arah panjang) atau kapasitas bedengan 12 x 100
polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah polybag ukuran kecil : 15 cm x 23
cm. Dan jumlah polybag yang dibutuhkan adalah sebanyak 2000 – 2200/bedengan
Media tanam umumnya digunakan campuran top soil dengan pasir yaitu 3 : 1, hal ini
diperlukan selain untuk menyediakan unsure hara yang cukup untuk pertumbuhan
bibit, juga komposisi tanah yang sedemikian memudahkan perkembangan sistem
perakaran bibit, serta mencega terjadinya penggenangan air yang dapat merusak atau
membusukkan perakaran bibit. Sebelum digunakan tanah top soil dengan ayakan
ukuran 1 x 1 cm2 untuk membuang batu – batuan atau sampa – sampah.
• Panjang : 22 cm
• Lebar : 14 cm
• Tebal : 0,1 mm
Polybag yang diisi tanah disiram beberapa kali sehingga tanah padat.
c. Penanaman kecambah
Kecambah harus ditanam dalam polybag dalam air (radikula) menghadap kebawah
pada kedalam sekitar 2 cm sehingga daun (plumula) berada 1 cm dibawah permukaan
ditutup dengan tanah. Kecambah abnormal, patah, busuk atau berpenyakit dilarang
ditanam.
d. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) kecuali jika ada hujan lebih
dari 8 mm. Penyiraman dilakukan sehingga tanah polybag basah sampai ke dasarnya.
Genangan air di permukaan bedengan, dihindarkan dengan mengalirknnya ke dalam
parit pinggir petak yang selalu dirawat agar alirannya lancar.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membuang rumput yang ada dalam dan luar (antar)
polybag. Rotasi penyaiangan dilakukan dua kali dalam satu bulan.
3. Seleksi bibit
• Cangkul
• Gerobak
• Pupuk kandang
• Setelah baby polybag terisi, dederkan baby polybag pada bedengan yang telah
disiapkan. baby polybag ditempatkan dengan aturan 12 polybag ke arah
lebar dari bedengan dan 10 polybag ke arah panjang dari bedengan.
• Benih harus disiram segera setelah ditanam untuk menurunkan tanah dan
mengisi rongga tanah yang kosong disekitar radikula.
iii. Hasil
dari kegiatan pratikum pembibitan pre nursary yang dilakukan, benih tumbuh dengan
baik dan merata selama di bedengan dengan pengamatan yang dilakukan setiap hari. Dalam
pratikum tersebut ada 250 benih yang ditanam pada pre nursary. bibit dapat dipindahkan ke
bagian main nursery setelah berdaun 3-4 helai atau berumur 3 bulan. Dari hasil pengamatan, teknik
penanaman benih yang telah dilakukan sudah baik.
Kematian akibat teknik penanaman jarang ditemukan. Penanaman bibit dilakukan pada
bedengan yang berukuran panjang 5 m, lebar 1,2 m, dan tinggi berkisar 15 -20 cm. Bedengan berada
di bawah naungan sehingga intensitas cahaya matahari dapat dikurangi. Salah satu ciri ciri bibit sawit
adalah tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang terlalu banyak, karena akan mempercepat
proses respirasi sehingga bibit menjadi kekurangan air.
hal hal yang perlu menjadi perhatian untuk pembibitan pada Pre Nursery adalah sebagai berikut:
• Mencakup penentuan lokasi pembibitan, topografi datar, terbuka dan dekat dengan sumber air
permanen.
• menyiapkan media tanam yaitu tanah top soil yang bersih dicampur pupuk kandang yang
bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang banyak yang dapat memaksimalkan
pertumbuhan bibit
• Menyiapkan layout persemaian, dimana baby polybag berisi media tanam tersusun rapi
membentuk bedengan
• Penyiraman dilakukan setiap hari dan disiram sampai jenuh tapi tidak sampai tergenang
Sebelum memulai pembibitan, hal yang utama yang menjadi perhatian adalah sumber
benih yang didapatkan. Benih yang didapat haruslah memiliki kualitas yang baik mengingat
umur tanaman sawit panjang, jika benih berasal dari benih yang tidak berkualitas akan
menyebabkan kerugian yang besar setelah tanaman telah menghasilkan, bisa saja
produktifitas buah akan rendah tau tanaman mudah terserang hama penyakit yang akan
menyebabkan kerugian dari segi ekonomis.
Pada dasarnya kualitas benih yang baik meliputi genetik. Kualitas sumber genetik
diutamakan karena mengingat pertumbuhan tanaman ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu faktor
genetic dan faktor lingkungan dan interaksinya seperti terlihat pada rumus berikut : Pertumbuhan
tanaman = Genetik (keturunan) + Lingkungan + Kultur Teknis. Faktor genetik bersifat permanen
efeknya terhadap pertumbuhan tanaman. Sekali kita menggunakan individu dengan susunan genetik
yang baik kita akan mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang baik sepanjang tempat tumbuh,
pemeliharaan dan pemupukan yang dilakukan berada pada kondisi yang optimum. Sebaliknya sekali
kita menggunakan bibit tanaman dengan kualitas genetik yang jelek maka kita tidak akan
mendapatkan hasil yang diharapkan saat akhir daur meskipun kita telah memelihara dan mempupuk
dengan baik.
Main nursary
Main Nusery adalah tahap lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari bibit Pre
Nusery. Keberhasilan rencana penanaman dilapangan dan produksi dikemudian hari
banyak tergantung pada suksesnya pertumbuhan bibit dipembibitan utama. Ukuran
polybag 40 x 50 cm dan ketebalannya 0,5 mm. Kegiatan yang termasuk kedalam Main
Nusery adalah :
a. Persiapan lokasi
• Areal harus rata, dekat dengan sumber air dengan debit air yang cukup
sepanjang tahun.
b. Pembersihan lahan
Areal pembibitan utama yang telah dibuka dibersiakan dan diratakan, Sekitar
pembibitan utama harus dibersiakan dari semak-semak yang akan menjadi sumber
hama dan penyait
• Sehari sebelum bibit dipindahkan tanah pada polybag harus disiram sampai
jenuh.
• Tanah pada perakaran harus lembab dan tidak terganggu selama pemindahan.
d. Pemeliharaan
• Cangkul
• Pupuk kandang
B. Pengajiran
• Tali
• Bibit polybag
C. Pemindahan bibit
• Bibit polybag
• Cangkul
D. Pemeliharaan
• Pupuk NPK
• Gembor
• Air
• timbangan
Sebelum memulai pembibitan, hal yang utama yang menjadi perhatian adalah sumber
benih yang didapatkan. Benih yang didapat haruslah memiliki kualitas yang baik mengingat
umur tanaman sawit panjang, jika benih berasal dari benih yang tidak berkualitas akan
menyebabkan kerugian yang besar setelah tanaman telah menghasilkan, bisa saja
produktifitas buah akan rendah tau tanaman mudah terserang hama penyakit yang akan
menyebabkan kerugian dari segi ekonomis.
Pada dasarnya kualitas benih yang baik meliputi genetik. Kualitas sumber genetik
diutamakan karena mengingat pertumbuhan tanaman ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu faktor
genetic dan faktor lingkungan dan interaksinya seperti terlihat pada rumus berikut : Pertumbuhan
tanaman = Genetik (keturunan) + Lingkungan + Kultur Teknis. Faktor genetik bersifat permanen
efeknya terhadap pertumbuhan tanaman. Sekali kita menggunakan individu dengan susunan genetik
yang baik kita akan mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang baik sepanjang tempat tumbuh,
pemeliharaan dan pemupukan yang dilakukan berada pada kondisi yang optimum. Sebaliknya sekali
kita menggunakan bibit tanaman dengan kualitas genetik yang jelek maka kita tidak akan
mendapatkan hasil yang diharapkan saat akhir daur meskipun kita telah memelihara dan mempupuk
dengan baik.
Pembibitan awal atau pra pembibitan adalah tempat yang berfungsi untuk
menumbuhkan kecambah biji menjadi tanaman kelapa sawit dengan membuat
lingkungannya sedemikian rupa sehingga bibit dapat tumbuh dengan baik, pembuatan
Pre Nusery hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. persiapan bedengan
Ukuran bedengan panjang 10 m, lebar 1,2 m dan jarak antar bedengan 0,8 m, tinggi
bedengan 14 cm dan kayu pembatas 20 cm. Dalam satu bedengan ditempatkan 12
polybag (arah lebar) dan 10 polybag (arah panjang) atau kapasitas bedengan 12 x 100
polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah polybag ukuran kecil : 15 cm x 23
cm.
c. Penanaman kecambah
Kecambah harus ditanam dalam polybag dalam air (radikula) menghadap kebawah
pada kedalam sekitar 2 cm sehingga daun (plumula) berada 1 cm dibawah permukaan
ditutup dengan tanah.
d. Pemeliharaan
Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore. Penyiraman dilakukan
sehingga tanah polybag basah sampai ke dasarnya.
Main Nusery adalah tahap lanjutan pemeliharaan bibit yang berasal dari bibit Pre
Nusery. Keberhasilan rencana penanaman dilapangan dan produksi dikemudian hari
banyak tergantung pada suksesnya pertumbuhan bibit dipembibitan utama. Ukuran
polybag 40 x 50 cm dan ketebalannya 0,5 mm. Bibit selama di main nursary dipindahkan
ke lapangan pada umur 9 – 12 bulan. Kegiatan pada main nursary meliputi
• pengisian media polybag dengan tanah top soil dicampur dengan pupuk
kandang.
• pengajiran yang bertujuan untuk menentukan titik titik dimana bibit akan
diletakkan. Pengajiran main nursary berukuran 90 x 90 x 90 cm, sehingga
akan membentuk segitiga sama sisi.
• Pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan pada tahap mein nursary adalah
pupuk NPK. Ketentuan yang diberikan biasanya 9 g untuk 1 bibit
IV. SIMPULAN
produksinya.
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PRATIKUM
MENDRA KURNIAWAN
0811123007
2010