You are on page 1of 17

1

ANALISIS POTENSI PASAR INPUT LIMBAH PLASTIK DI KOTA


MALANG

Rofikul Amin
Universitas Merdeka Malang
Ubud Salim
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
Agus Suman
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK

Pembangunan perekonomian dan perkembangan penduduk harus diikuti


dengan pemeliharaan kelestarian lingkungan. Masalah sampah merupakan masalah
dunia yang perlu diperhatikan dan segera diatasi. Jenis sampah yang dikeluarkan
oleh industri maupun masyarakat adalah jenis organik dan non organik. Sampah non
organik tidak bisa terurai secara alamiah tetapi perlu usaha manusia untuk
mengolahnya yaitu dengan mendaur ulang sampah non organik, salah satunya
adalah sampah plastik atau dikenal dengan limbah plastik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar
input limbah plastik di Malang.
Penelitian ini dilakukan Februari – Maret 2002, dengan obyek seluruh
pengolahan limbah plastik dan industri plastik yang ada di Malang baik di
Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Kota. Alat analisis yang dipakai adalah
analisis potensi pasar total untuk mengetahui potensi pasar saat ini dan untuk
mengetahui potensi pasar di masa yang akan datang dengan analisis time series
model Arima (1,1,1).
Hasil penelitian ini (1) Pemkot Malang mempunyai pontesi pasar
permintaan saat ini 75%, lebih besar dibandingkan dengan potensi pasar di Pemkab
Malang sebesar 25%. (2) Potensi pasar di masa yang akan datang di Pemkab Malang
terus menurun mulai peramalan Bulan Maret 2002 yaitu Rp. 56849488 sampai
Desember 2002 yaitu Rp. 2295891. Potensi pasar dimasa yang akan datang di
Pemkot Malang terus meningkat dari peramalan Maret 2002 yaitu Rp.
22.300.000.000 sampai Desember 2002 yaitu Rp. 25.800.000.000. Dari peramalan
ini Pemkab Malang mempunyai potensi pasar yang akan datang, lebih baik dari pada
di Pemkot Malang.

Kata Kunci: Input Limbah Plastik

ABSTRACT

The economic development and the population increasing should be followed


by the environmental maintenance. Garbage problem is the world’s problem which
needs paying attention and carrying out immediately. The garbage produced by
industries and society is organic and non organic one.
Non organic garbage cannot be naturally destroyed but it need human hand to
work it out by input non-organic one like plastic, the so-called plastic waste.
2

The aim of this research is to find out how big a market potential of plastic
waste recycling in Malang is.
This research is conducted in February up to March 2002. along with all
plastic waste input industries and plastic waste result recycling industires in Malang
city either in Pemkab or in Pemkot as the object. The used method is analysis of
total market potential to find out the market potential now and in the future by
analyzing the time series Arima Model (1,1,1)
This research results are (1) Pemkot Malang has demand potential or total
market potential as big as 75% bigger than the market potential in Pemkab as big as
25%. (2) the market potential in the future in Pemkab Malang continue to reduce
since on March 2002 prediction that is Rp 56849488 up to December 2002 as big as
Rp 2295891,00. The market potential in the future in Pemkot Malang continue to
increase from march 2002 Prediction that is Rp 22.300.000.000 up to December
2002 that is Rp 25.800.000.000. From the prediction Pemkab Malang has market
potential better than Pemkot Malang in the future.

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pembangunan yang dilaksanakan khusus pembangunan industri harus
memperhatikan tentang kelestarian lingkungan, yang mampu mengolah limbah
industri menjadi tidak berbahaya bagi lingkungan atau mengolah kembali menjadi
bahan baku industri lagi.
Garis-garis Besar Haluan Negara 1998 - 2003 (Tap MPR Nomor II Tahun
1998) telah menggariskan bahwa Pembangunan lingkungan hidup diarahkan untuk
menjaga dan meningkatkan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup agar
kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan pembangunan nasional serta usaha
pemanfaatan sumber daya alam termasuk air, tanah dan udara berlangsung secara
berkelanjutan melalui peningkatan kesadaran akan lingkungan hidup.
Masalah sampah merupakan masalah dunia yang perlu adanya pengelolaan
secara profesional oleh tiap-tiap negara untuk menghindari masalah yang lebih
serius dari pengelolaan yang tidak baik. Negara kita mempunyai penduduk yang
besar dan setiap penduduk pasti mengeluarkan atau membuang sampah. Seperti kita
lihat di kota-kota besar ataupun di daerah-daerah terjadi penumpukan sampah yang
siap menjadi masalah kalau tidak segera diatasi, oleh karena itu harus selalu
waspada pada perkembangan sampah.
Kota Malang merupakan kota besar kedua setelah Kota Surabaya di Jawa
Timur yang memiliki penduduk tersebar di dua pemerintahan yaitu Pemerintah Kota
dan Pemerintah Kabupaten.
Berdasarkan badan statistik Kabupaten Malang penduduk Kabupaten Malang
(2001) adalah 2.412.570 jiwa yang tersebar di 36 kecamatan dengan perkembangan
1,3% per tahunnya, sedangkan pemerintah Kota Malang penduduknya ada di 5
wilayah kecamatan. Dengan perkembangan penduduk di Pemkot tahun 2001 sebesar
0,81% dalam upaya pembangunan, Kota Malang mempunyai motto “Tribina Cita
Kota Malang” yakni mewujudkan Kota Malang sebagai kota pendidikan, kota
industri dan kota pariwisata, dalam pelaksanaan pembangunan yang berkaitan
dengan industri, pariwisata dan pendidikan akan menarik perhatian penduduk dari
daerah untuk tinggal di wilayah Kota Malang baik sementara, menetap atau
berdarmawisata. Dengan perkembangan penduduk yang ada dan motto
3

pembangunan tersebut, tentunya hal ini akan menimbulkan berbagai macam masalah
yang perlu diperhatikan dan dipecahkan oleh Pemkot Malang. Salah satunya adalah
terjadinya peningkatan pembuangan sampah mulai dari industri (perusahaan),
industri pariwisata, sampah rumah tangga dengan berbagai macam jenis sampah
baik organik yaitu sampah yang bisa terurai secara alami maupun non organik
sampah yang tidak bisa terurai secara alami.
Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Malang (2002)
jumlah sampah yang dibuang setiap hari mencapai ± 1360 ton atau 1360 m3 per
hari sedangkan di pemerintah kabupaten mencapai ± 152 ton atau 152 m3/hari, baik
sampah organik maupun sampah non organik. Para pemulung sampah mengambil
sampah non organik yang mempunyai nilai ekonomis atau harga jual mulai dari
daerah perumahan, industri, maupun ditempat TPA (tempat pembuangan akhir)
barang-barang tersebut.
Salah satu sampah non organik adalah sampah plastik, seperti terlihat dalam
Tabel 2 jumlah sampah plastik mencapai 25.232 kg dengan nilai jual sebesar Rp.
55.510.400 per hari dan mencapai Rp. 1.665.312.000 per bulan. Dimana hampir
seluruh alat kebutuhan manusia dibuat dari plastik, mulai dari pembungkus
makanan, alat rumah tangga, mobil, industri dan lain-lain. Kota Malang yang
memiliki penduduk yang cukup padat dan pasti setiap penduduk mengeluarkan
sampah baik organik maupun non organik. Untuk mengatasinya perlu adanya
pendaur ulang sampah. Salah satu dari sampah non organik tersebut adalah sampah
plastik. Oleh karena itu perlu diketahui jumlah permintaan hasil olahan atau daur
ulang plastik menjadi bahan baku industri kembali, yang akan menjadi informasi
penting bagi pengusaha atau manager pengolahan limbah plastik untuk
kelangsungan hidup perusahaannya.
Salah satu cara untuk mengetahui jumlah permintaan adalah dengan
menggunakan analisa potensi pasar, sehingga perlu dilakukan analisis potensi pasar
pengolahan limbah plastik di Kota Malang.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar input limbah plastik di Kota
Malang.

Hipotesis Penelitian
“Diduga wilayah Pemerintah Kota Malang memiliki potensi pasar yang besar
untuk input limbah plastik jika dibandingkan dengan Pemerintah di Kabupaten
Malang”.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Pemerintah kota Malang yang terdiri dari
lima Kecamatan, yaitu: Kecamatan Klojen, Sukun, Kedung Kadang, Lowokwaru
dan Kecamatan Blimbing dan Pemerintah Kabupaten yang tersebar di 36
Kecamatan. Obyek penelitian adalah input limbah plastik dan industri plastik di
Kota Malang.

Disain Sampling
Populasi
4

Populasi dalam penelitian adalah semua pengusaha input limbah plastik dan
industri plastik di Kota Malang yang tersebar di Pemerintah Kabupaten dengan 36
Kecamatan dan Pemerintah Kota Malang dengan 5 buah Kecamatan.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini dengan:
kuesioner, dokumentasi dan wawancara.

Metode Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua total dari populasi digunakan
sebagai sampel penelitian. Soeratno dan Ariyad L. (1993).

Definisi Operasional Variabel


Potensi pasar adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika
pengeluaran pemasaran industri mendekati tak terhingga, untuk lingkungan yang
telah ditentukan, Kotler 1997. Supranto 1997, Potensi pasar adalah suatu perkiraan
kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi. Variabel-variabel yang
diamati:
• Jumlah produksi adalah jumlah yang ditawarkan atau diminta oleh konsumen.
• Harga adalah nilai yang harus dikeluarkan konsumen atau pembeli untuk
mendapatkan produk.
Metode Analisis
Metode analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang potensi
pasar input limbah plastik untuk mencapai tujuan, dengan analisis permintaan saat
ini dengan potensi pasar total dan permintaan di masa yang akan datang dengan
analisis time series model ARIMA (1,1,1).

Analisis Estimasi Permintaan Saat Ini


Estimasi permintaan saat ini dengan menggunakan metode potensi pasar total
(Kotler, 1997) dan Kotler di AB Susanto (2000).

Q = n .q . p

Q = Potensi pasar total; n = Jumlah pembeli dalam produk pasar spesifik


dengan asumsi yang telah ditentukan; q = Kuantitas yang dibeli oleh pembeli rata-
rata; p = Harga dari unit rata-rata

Estimasi Permintaan Masa yang Akan Datang


Estimasi permintaan masa yang akan datang menggunakan analisis deret
waktu (time series) metode ARIMA (1,1,1) dapat ditemukan dalam beberapa artikel
atau buku antara lain: De Alba dan Mendoza (2001), Otok dan Suhartono (2001),
Sugiarto dan Harijanto (2000).

Model ARIMA (Autoregresive Integrated Moving Avarage)


Model AR dan MA dikombinasikan menjadi model ARIMA dengan bentuk
umum :
Yt = ∅0 + ∅Yt-1 + ∅2Yt-2 + … +∅p Yt-p - W1  t-1 - W2  t-2 … Wq  t-q + ∑t
dimana  = kesalahan (error) ARIMA
5

Dengan penggabungan ini model dapat mengakomodasi pola data yang yang
tidak dapat diidentifikasi secara sendiri-sendiri oleh model AR dan MA. Distribusi
aktual koefisien autokorelasi dan autokorelasi partial mendekati distribusi dari
model ARIMA (1, 0, 1), karena data yang dipakai adalah data hasil pembedaan
pertama model tersebut menjadi ARIMA (1,1,1), dengan notasi.
Y - Yt-1 = ∅ 1 (Yt-1 - Yt-2) - W1 ∑t -1
Yt0 = Yt-1 + ∅ (Yt-1 - Yt-2) - W1 ∑t -1

Yt = periode yang diramalkan (periode t); ∅ = Koefisien/parameter AR; W1


= Koefisien MA yang menunjukkan bobot; ∑t -1 = nilai residual
sebelumnya (lag) t-1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah, input limbah plastik dan industri
plastik yang bertempat di wilayah Kota Malang baik Pemerintah Kota maupun
Pemerintah Kabupaten dilakukan pada Februari sampai Maret 2002. Responden
adalah pengusaha input limbah plastik dan industri limbah plastik di pemerintahan
Kabupaten Malang.
Pengusaha Input Limbah Plastik di Pemkab Malang
Adalah industri input limbah plastik yang mengolah limbah plastik menjadi
bahan baku industri. Data mengenai input limbah plastik di Pemkab tampak seperti
pada Tabel 1.

Tabel 1. Responden Input Plastik di Pemkab Malang

Penjualan Produksi
Jumlah
No Nama Pengusaha Surabaya &
Produksi Kota Malang
Mojokerto
1. Gajah Mas 36 ton 20 ton 16 ton
2. P. Mean 8 ton 8 ton
3. P. Kasim 12 ton 6 ton 6 ton
4. H. Kholili 5 ton 5 ton
5. P. Iksan 3 ton 3 ton
6. Om Yan 4 ton 2 ton 2 ton
7. Taufik 12 ton 12 ton
8. Baidowi 20 ton 2 ton 18 ton
9. H. M. Said 36 ton 11 ton 25 ton
10. H. Imam 37 ton 37 ton
11. H. F. Roji 12 ton 6 ton 6 ton
12. P. Santoso 18 ton 8 ton 10 ton
13. B. Lis 13 ton 3 ton 10 ton
14. P. Anang 10 ton 6 ton 4 ton
15. P. Rudi 20 ton 10 ton 10 ton
16. P. Minto 12 ton 6 ton 6 ton
Jumlah 258 ton 80 ton 178 ton
Sumber : Data Primer Diolah (Februari, 2002)
6

Berdasarkan Tabel 1 di atas:


a. Penjualan di Kota Malang
80
x 100 = 31%
258
b. Penjualan ke Surabaya dan Mojokerto
178
x 100 = 69%
258

Responden Industri Plastik di Pemkab


Industri plastik adalah industri yang mengolah produksi dari input limbah
plastik menjadi bahan yang lebih baik atau barang jadi. Mengenai responden industri
plastik tampak pada Tabel 2.

Tabel. 2 Responden Industri Plastik di Pemkab Malang

Harga per kg Produksi x Harga


No Nama Pengusaha Total produksi
dalam (Rp.) Rp. (000)
1. Duta Agung 5.000 2.500 12.500
2. H. F. Roji 2.000 2.500 5.000
3. Suji 10.000 2.100 25.000
4. Mean 3.000 2.500 6.500
5. Wito 3.000 2.500 7.500
6. A. Ang 2.500 2.600 6.250
7. Warno 3.000 2.850 7.800
8. Badri 1.500 2.500 3.750
30.000 74.300

Sumber : Data Primer Diolah (Februari, 2002)

Dari tabel di atas jumlah responden sebanyak 8 pengusaha dengan harga rata-
ratanya per kg adalah Rp. 74.300.000 : 30.000 kg = Rp. 2.477.

Responden Limbah Plastik di Pemerintah Kota Malang


Responden ini terdiri dari, input limbah plastik dan industri plastik di
Pemerintahan Kota Malang.

Responden Input Limbah Plastik di Pemkot


Adalah industri input limbah plastik yang mengolah limbah plastik menjadi
bahan baku industri. Data mengenai input limbah plastik di Pemkot tampak seperti
pada Tabel 3.
7

Tabel 3. Responden Input Limbah Plastik di Pemkot

Penjualan
Nama
No Produksi Surabaya &
Pengusaha Pemkot
Mojokerto
1. Ali 32 Ton 10 Ton 22 Ton
2. Dara 15 Ton 4 Ton 11 Ton
3. Basori 17 Ton 7 Ton 10 Ton
4. Budi 12 Ton 5 Ton 7 Ton

76 Ton 26 Ton 50 Ton

Sumber: Data primer diolah (Februari, 2002)

Dari tabel di atas jumlah penjualan produksi ke Pemkot penjualan ke


Surabaya dan Mojokerto adalah:
26
a). Penjualan ke Pemkot Malang x 100 = 34,2%
76
50
b) Penjualan ke Surabaya dan Mojokerto x 100 = 65,8%
76
Responden Industri Plastik di Pemkot Malang

Tabel 4. Industri Plastik Di Pemkot Malang

Kebutuhan BB x
Kebutuhan Harga
Nama Pengusaha Harga dalam Rp.
BB/Bulan (Kg) dalam Rp. (Kg)
(000)
Mulya Jaya Plastik 10.000 2500 25.000
Bareng Plastik 4.000 2850 11.400
Bandulan Plastik 2.000 2500 5.000
Sawojajar Plastik 5.000 3200 16.000
Jalal 3.000 2500 7.500
Sampurno 10.000 2500 25.000
Buari 3.000 2500 7.500
Nasib 5.000 2100 10.500
Suyono 4.000 2500 10.000
Endah 4.000 2500 10.000
Wandi 4.500 2500 11.250
B. Yunus 3.000 2500 7.500
Bambang 5.000 2500 12.500
Pramudi 4.000 2600 10.400
Sukaeri 6.000 2500 15.000
Suwarno 7.000 2500 17.500
Suparto 8.500 2500 20.000
88.000 223.300
Sumber : Data Primer Diolah (Februari, 2002)
8

Penjualan Input Limbah Plastik di Kota Malang

Tabel 5. Penjualan Input Limbah Plastik di Kota Malang

Penjualan Input ke
Penjualan Input di
Surabaya & Total
Sumber Input Kota Malang
Mojokerto (ton)
(ton)
(ton)
Pemkab 80 178 228

Pemkot 26 50 76

Total 106 228 334


Sumber: Data primer diolah (Februari, 2002)

Performance index produksi input limbah pastik yang diserap kota Malang,
kota Surabaya dan Mojokerto adalah:
a). Performance index produksi yang diserap kota Malang
106
x 100 = 32%
334
b). Performance index PRODUKSI yang diserap kota Surabaya dan Mojokerto
228
x 100 = 68%
334
Analisis Potensi Pasar
Analisis potensi pasar dilakukan dengan menganalisa Permintaan saat ini dan
estimasi permintaan di masa mendatang di Pemkab dan Pemkot Malang.

Potensi Pasar Total di Pemkab Malang


Berdasarkan data dari Tabel 2 maka potensi pasar total di Pemkab Malang
adalah :
Q = n.q.p
n = 8
p = Rp. 2.477
30 .000
q = = 3.750 kg
8
Q = 8 x 2.477 x 3.750 = Rp. 74.300.000
Jadi potensi pasar total atau permintaan total saat ini sebesar
Rp. 74.300.000,- yang berarti peluang usaha secara total adalah di Pemkab Malang
adalah Rp. 74.300.000,- pada Pebruari 2002.
9

Potensi Pasar Total di Pemkot Malang


Berdasarkan data dari Tabel 4 maka potensi pasar total di Pemkot Malang
sebagai berikut :
Q = n.q.p
n = 18
p = Rp. 2.538.
88 .000
q = = 4.889 kg
18
Q = 18 x 4.889 x 2.538 = Rp. 223.349.076
Dari perhitungan di atas diperoleh potensi pasar total atau peluang usaha
total di Pemkot Malang sebesar Rp. 223.349.076 pada Pebruari 2002.

Perbandingan Potensi Pasar Saat Ini di Pemkab dan di Pemkot di Kota Malang
Perbandingan potensi pasar saat ini antara Pemkot dan Pemkab Malang
adalah Rp. 223.349.076 – Rp. 74.300.000 = Rp. 1.490.359.076. Ini berarti Pemkot
Malang mempunyai peluang pemasaran Rp. 1.490.359.076 lebih besar dibandingkan
dengan pemasaran di Pemkab Malang.
Performance index penjualan produksi input limbah plastik di Kota Malang adalah :
- Performance index penjualan di Pemkot Malang adalah :
Rp. 223.349.096 + Rp. 74.300.000 = Rp. 297.659.076
223 .349 .076
x 100 = 75%
297 .689 .076

- Performance index penjualan di Pemkab Malang :


74 .300 .000
x 100 = 25%
297 .659 .076

Potensi Pasar Saat Ini di Kota Malang


Potensi pasar total atau permintaan saat ini di Kota Malang adalah potensi
pasar total di Pemkab Malang ditambah potensi pasar total di Pemkot Malang, yaitu
Rp. 74.300.000,- + Rp. 223.349.076 = Rp. 297.659.076. Jadi peluang usaha saat ini
yang terjadi di Kota Malang adalah Rp 297.659.076 Februari 2002.

Estimasi Permintaan di Masa Akan Datang di Pemkab Malang


Dari hasil pengolahan data dari komputer ARIMA (1,1,1) estimasi
permintaan akan datang mulai bulan Maret 2002 Rp. 56.849.488 sampai dengan
Desember 2002 Rp. 2.295.891 permintaan cenderung terus menurun seperti tampak
pada Tabel 6.
Tabel 7 menunjukkan penurunan-penurunan permintaan saat ini Pebruari
2002 sampai pada peramalan Desember 2002 merupakan penurunan yang sangat
tajam dari nilai Rp. 74.310.000 atau 97% Pebruari 2002, dan pada Desember 2002
hanya tinggal Rp. 2.295.891 atau 3%.

Tabel 6. Peramalan Permintaan di Masa yang Akan Datang di Pemkab Malang


10

Nilai Peramalan
No Bulan dan Tahun Nilai Permintaan Data Survei
Permintaan Data Survei
1 Oktober 2000 65047500 65047500
2 November 2000 63600000 66265711
3 Desember 2000 63656250 67327738
4 Januari 2001 64868750 64136214
5 Pebruari 2001 66316600 64624424
6 Maret 2001 68750000 66754153
7 April 2001 75377940 68662378
8 Mei 2001 73668500 71908016
9 Juni 2001 74045000 81614311
10 Juli 2001 79406250 75334770
11 Agustus 2001 84000000 75600666
12 September 2001 86420250 84265161
13 Oktober 2001 82437750 89434787
14 November 2001 79190250 90588852
15 Desember 2001 68875000 81898707
16 Januari 2002 62544000 77590093
17 Pebruari 2002 74310000 62189328
18 Maret 2002 NA 56849488
19 April 2002 NA 50030288
20 Mei 2002 NA 43211089
21 Juni 2002 NA 36391889
22 Juli 2002 NA 29572689
23 Agustus 2002 NA 22753490
24 September 2002 NA 15934290
25 Oktober 2002 NA 9115091
26 November 2002 NA 6127010
27 Desember 2002 NA 2295891
Sumber: Data Primer Diolah (Pebruari, 2002)

Tabel 7. Perbedaan Besarnya Permintaan Saat Ini Pebruari 2002 dan


Peramalan Desember 2002 di Pemkab Malang

Bulan dan Tahun Nilai Persentase


Pebruari 2002 74.310.000 97%

Desember 2002 2.295.891 3%

Total 76.605.891 100%

Sumber: Data primer diolah (Pebruari, 2002)

Estimasi Permintaan di Masa Akan Datang di Pemkot Malang


Berdasarkan pengolahan data dengan komputer ARIMA (1,1,1) tingkat
penyerapan produksi input limbah plastik di Pemkot Malang terus meningkat mulai
dari peramalan bulan Maret 2002 Rp 22.300.000.000 sampai dengan Desember
2002 Rp. 25.800.000.000. Informasi peramalan ini merupakan informasi yang baik
bagi pengusaha input limbah plastik untuk pengembangan usaha. Karena
penyerapan hasil produksi terus meningkat. Seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Peramalan Permintaan di Masa yang Akan Datang di Pemkot


11

Malang
Nilai Nilai Peramalan
No. Bulan dan Tahun Permintaan Permintaan Data
Data Survei Survei
1 Oktober 2000 207.000.000 207.000.000
2 November 2000 205.000.000 212.000.000
3 Desember 2000 198.000.000 209.000.000
4 Januari 2001 182.000.000 202.000.000
5 Pebruari 2001 193.000.000 186.000.000
6 Maret 2001 228.000.000 197.000.000
7 April 2001 229.000.000 232.000.000
8 Mei 2001 235.000.000 234.000.000
9 Juni 2001 242.000.000 239.000.000
10 Juli 2001 243.000.000 246.000.000
11 Agustus 2001 246.000.000 248.000.000
12 September 2001 248.000.000 251.000.000
13 Oktober 2001 238.000.000 253.000.000
14 November 2001 215.000.000 242.000.000
15 Desember 2001 214.000.000 219.000.000
16 Januari 2002 221.000.000 218.000.000
17 Pebruari 2002 223.000.000 225.000.000
18 Maret 2002 NA 227.000.000
19 April 2002 NA 231.000.000
20 Mei 2002 NA 235.000.000
21 Juni 2002 NA 238.000.000
22 Juli 2002 NA 242.000.000
23 Agustus 2002 NA 246.000.000
24 September 2002 NA 250.000.000
25 Oktober 2002 NA 254.000.000
26 November 2002 NA 255.000.000
27 Desember 2002 NA 258.000.000
Sumber: Data Primer Diolah (Pebruari, 2002)

Tabel 9. Perbedaan Besarnya Permintaan Saat Ini Pebruari 2002 dan


Peramalan Desember 2002 di Pemkot Malang

Bulan dan Tahun Nilai Persentase


Pebruari 2002 223.349.076 46%
Desember 2002 25.800.000 54%
Total 481.349.076 100%
Sumber: Data primer diolah (Pebruari, 2002)

Pada Tabel 9 nilai Pebruari 2002 yaitu Rp. 223.349.076 atau 46% dan
peramalan Desember 2002 Rp. 258.000.000 atau 54% merupakan peningkatan yang
konstan tidak terjadi fluktuatif permintaan.
12

Pembahasan Umum

Permintaan Saat Ini


Untuk mengestimasi permintaan saat ini pada penelitian yang dilakukan
adalah merupakan jenis analisis permintaan industri Supranto (1997), Purwadi
(2000), Kotler (1997), Kotler dan AB Susanto (2000) data yang diambil merupakan
data dari hasil pengambilan sampel dari semua populasi yang ada atau metode
sensus Suratno dan Asyad (1993). Hal ini didasarkan pada alat analisis yang
digunakan untuk mendapatkan estimasi permintaan saat ini dengan menggunakan
metode analisis potensi pasar total (Q = n . q . P) yang diungkapkan oleh Kotler
(1997), Kotler dan AB Susanto (2000) untuk nilai n harus didapat dari seluruh
responden, nilai q adalah kuantitas dari semua pembeli ( n ) rata-rata dan nilai P
adalah harga dari unit rata-rata.
Analisis permintaan pada analisis permintaan saat ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (1995) dalam analisis permintaan pada
penelitiannya tidak menganalisis permintaan saat ini tetapi langsung menganalisis
permintaan akan datang dengan meramalkan perubahan permintaan selama periode
16 bulan dengan metode time series model exponential smoothing.
Berdasarkan Tabel 2 responden industri plastik di Pemkab Malang, jumlah
total responden (n) adalah 8 pengusaha dan q adalah kuantitas yang dibagi oleh total
pengusaha (n) rata-rata, artinya total produksi 30.000 kg dibagi n adalah nilai dari q
= 3750 kg dan p adalah harga unit rata-rata yang didapat dari total produksi
dikalikan harga dan dibagi dengan total produksi hasilnya menunjukkan besarnya
nilai P = Rp. 2477.
Dengan menggunakan alat analisis potensi pasar total maka diperoleh
besarnya potensi pasar saat ini, sebagai peluang usaha saat ini di Pemkab Malang
adalah sebesar
Rp. 74.310.000 pada Pebruari 2002.
Didasarkan pada data Tabel 4 responden industri plastik di Pemkot Malang
jumlah semua pengusaha industri plastik (n) = 18 pengusaha, dengan total
permintaan sebagai kebutuhan bahan baku industrinya 88.000 kg dibagi dengan
jumlah pengusaha (n) adalah nilai q = 4.889 kg dan P harga unit rata-rata sebesar
Rp. 2.538. Dengan menggunakan analisis potensi pasar total maka didapat nilai
potensi pasar saat ini sebagai peluang usaha di Pemkot Malang adalah sebesar Rp.
223.349.076 pada Pebruari 2002.
Dari analisis potensi pasar saat ini untuk menjawab hipotesis yang
dinyatakan bahwa potensi pasar Pemkot Malang lebih besar dibandingkan dengan
Pemkab Malang terbukti kebenarannya, khususnya potensi pasar saat ini, yaitu di
Pemkab Malang sebesar Rp. 74.310.000 dan di Pemkot Malang sebesar
Rp. 223.349.076. Perbedaan besarnya potensi pasar saat ini di Pemkot dan Pemkab
di Malang adalah Rp. 1.490.359.076 merupakan perbedaan yang sangat besar.
Jadi besarnya performance index di Pemkot Malang 75% dan di Pemkab
Malang sebesar 25%. Pemkot Malang mempunyai performance index yang lebih
besar yaitu tiga kali lebih besar daripada performance index di Pemkab yang berarti
peluang pemasaran atau peluang usaha saat ini di Pemkot tiga kali lebih besar
dibandingkan dengan Pemkab Malang. Pengungkapan hasil analisis dalam bentuk
persentase (performance index) didukung teori dari Rangkuti (1997), Supranto
(1997) dalam pengungkapan hasil analisis potensi pasar.
13

Dari hasil analisis potensi pasar saat ini di Pemkot dan Pemkab di Malang
menjadi nilai besarnya potensi pasar saat ini di Kota Malang adalah sebesar Rp.
297.659.076 pada Februari 2002 sebagai nilai peluang usaha di Kota Malang.
Hasil analisis permintaan saat ini, merupakan analisis peramalan jangka
pendek yang sangat bermanfaat bagi pengusaha input limbah plastik karena
pengusaha dapat meramalkan atau merencanakan penjualan musiman, melihat
pengaruh promosi dan periklanan terhadap penjualan, persediaan yang dibutuhkan,
dampak perubahan harga, arus kas masuk dan keluar, kebutuhan bahan dan tenaga
kerja.
Bila peramalan jangka pendek ini digunakan pihak manajemen pengusaha
input limbah plastik maka perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,
jadwal produksi dan pelayanan yang baik, tingkat persediaan rendah, kebijakan
promosi yang efektif, kebijakan penetapan harga yang efektif, manajemen kas yang
efektif, manajemen persediaan yang efektif, dan manajemen personalia yang efektif.
Jika peramalan ini tidak digunakan oleh pengusaha input limbah plastik ini,
perusahaan akan mengalami penurunan laba atau kerugian, kehilangan kesempatan,
kehilangan penjualan dan pangsa pasar, tingkat persediaan tinggi dan tenaga kerja
tidak dimanfaatkan secara optimal. Sugiarto dan Harijanto (2000) Kotter dan AB
Susanto (2000), Kurniadi (2000), Rangkuti (1997), Supranto (1997).

Permintaan Masa yang Akan Datang di Kota Malang


Hasil analisis permintaan masa yang akan datang pada peramalan ini mulai
Maret 2002 sampai Desember 2002 yaitu 10 bulan mendatang merupakan peramalan
jangka menengah. Sugianto dan Hariyanto (2000). Peramalan jangka
menengah sampai jangka panjang dilakukan oleh Indrawati (1995), Youhelmi
(1997), DE Alba (2001) dan yang lainnya.
Berdasarkan pada Tabel 6, nilai permintaan data survei pada Oktober 2000
Rp. 65.047.500 terus mengalami peningkatan permintaan sampai pada bulan
Agustus 2002 sebagai titik puncak permintaan sebesar Rp.86.420.250, mulai pada
September 2001 sebagai titik permintaan mulai turun yaitu
Rp. 82.437.750, terus menurun sampai pada Januari 2002 yaitu 68.875.000, tetapi
bulan Pebruari 2002 mengalami kenaikan yaitu Rp. 743.100.000 yang merupakan
hasil analisis estimasi permintaan saat ini. Pada peramalan permintaan sebagai
puncak peramalan pada September 2001 Rp. 90.588.852. Pada bulan Oktober 2001
Rp. 81.898.707 sampai pada peramalan dua belas bulan mendatang mengalami
penurunan terus sampai pada penurunan yang paling titik terendah pada bulan
Desember 2002 Rp. 2.295.896.
Pada analisis permintaan masa akan datang di Pemkab ini antara nilai hasil
data survei dan data peramalan dengan hasil yang bertolak belakang. Pada analisis
data survei Pebruari 2002 dan sebagai hasil estimasi permintaan saat ini mengalami
kenaikan tetapi pada nilai peramalan permintaan akan datang
Maret 2002 terus menurun sampai titik terendah yaitu Desember 2002. Pada Tabel 7
perbedaan permintaan saat ini atau data survei sangat besar Januari 2002 Rp.
74.310.000 atau 97% dan Desember 2002 Rp. 2.295.896 atau 3% merupakan
penurunan permintaan yang sangat tajam.
Data ini menunjukkan bahwa permintaan input limbah plastik khususnya di
Pemkab Malang terus menurun dan diharapkan dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan bagi pengusaha input limbah plastik di Pemkab Malang untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaannya. Berdasarkan data hasil peramalan ini pengusaha
input limbah plastik harus mencari jalan keluar bila peramalan benar-benar terjadi
14

misalnya dengan mencari daerah pemasaran baru di luar Pemkab Malang


mengurangi produksi dan mengurangi persediaan limbah plastik untuk berjaga-jaga
jangan sampai mengalami kerugian, PHK karyawan bahkan paling fatal adalah
penutupan usaha.
Penurunan ini terjadi bisa disebabkan oleh perekonomian nasional yang
menurun, tidak stabilnya politik dalam negeri, sehingga daya beli masyarakat
menurun yang berakibat pada lemah permintaan input limbah plastik di industri
plastik dan tingginya tingkat persaingan, bisa juga disebabkan oleh jumlah industri
di Pemkab dan Pemkot Malang.
Industri plastik di Pemkab 8 industri plastik dan di Pemkot 18 industri
plastik sebagai konsumen input limbah plastik. Dari data ini sudah jelas bahwa
konsumen input limbah plastik di Pemkot lebih besar karena industrinya lebih
banyak dibandingkan dengan Pemkab yang konsumennya hanya 8 industri plastik.
Berdasarkan pada Tabel 8 nilai data survei permintaan Oktober 2000
adalah Rp. 207.000.000 sampai pada Januari 2001 Rp. 182.000.000 mengalami
penurunan permintaan, Pebruari 2001 Rp. 198.000.000 sampai September 2001 Rp.
248.000.000 mengalami kenaikan permintaan. Oktober 2001 Rp. 238.000.000
sampai pada Desember 2002 Rp. 214.000.000 terjadi penurunan permintaan. Pada
Januari 2002 Rp. 221.000.000 sampai pada Januari 2002 Rp. 223.000.000 sebagai
data survei paling akhir mengalami kenaikan permintaan.
Pada data nilai peramalan Tabel 8 pada bulan Oktober 2002 Rp.
207.000.000 sampai Nopember 2000 Rp. 212.000.000 mengalami kenaikan
permintaan; Desember 2000 Rp. 209.000.000 sampai pada Pebruari 2001 Rp.
186.000.000 terjadi penurunan permintaan, Maret 2001 Rp. 197.000.000 sampai
pada Oktober 2001 Rp. 253.000.000 terjadi kenaikan permintaan, pada Nopember
2001 Rp. 242.000.000 sampai Januari 2002 Rp. 218.000.000 mengalami penurunan
permintaan. Mulai pada Pebruari 2002 Rp. 225.000.000 sampai pada Desember
2002 Rp. 258.000.000 mengalami kenaikan permintaan pada nilai peramalan. Pada
Tabel 9 perbedaan nilai data survei dan data peramalan di Pemkot Malang Desember
2002 terjadi kenaikan permintaan yang konstan mulai Pebruari 2002 Rp.
223.349.076 atau 46% sampai Desember 2002 Rp. 258.000.000 atau 54%.
Data ini menunjukkan bahwa permintaan input limbah plastik khususnya di
Pemkot Malang terus naik diharapkan dari data ini dapat dipakai dasar pengambilan
keputusan bagi pengusaha input limbah plastik di Pemkot Malang untuk
pengembangan usahanya. Kenaikan ini bisa terjadi karena seperti pada Tabel 2 dan
4 jumlah industri plastik sebagai konsumen input limbah plastik di Pemkot Malang
lebih banyak yaitu 18 industri plastik sedangkan di Malang 8 industri plastik. Juga
pada Tabel 1 dan Tabel 3 produsen input limbah plastik di Pemkot Malang hanya 4
produsen input limbah plastik sedangkan di Pemkab Malang produsen input limbah
plastik lebih banyak yaitu 16 produsen. Sehingga penawaran input limbah plastik ke
industri plastik di Pemkot lebih kecil dibandingkan di Pemkab Malang yang bisa
mengakibatkan terus meningkatkan permintaan input limbah plastik.
Dari analisis permintaan masa yang akan datang ini, maka hipotesis yang
dinyatakan bahwa potensi pasar di Pemkot Malang lebih besar jika dibanding
dengan di Pemkab Malang terbukti kebenarannya ditunjukkan pada peramalan
permintaan akan datang di Pemkab Malang terus menurun dan peramalan
permintaan akan datang di Pemkot Malang terus meningkat seperti penjelasan di
atas.
Jika ditinjau secara keseluruhan dari hasil analisis potensi pasar bahwa dari
hasil peramalan jangka pendek permintaan saat ini dan jangka menengah permintaan
15

masa yang akan datang pengusaha input limbah plastik dapat mengetahui jangka
waktu rata-rata pemulihan dan ekspansi siklus bisnis, dari kebijakan fiskal dan
moneter terhadap perekonomian. Maka pihak manajemen dapat mengatur keuangan
yang lebih baik, mengalokasikan sumber daya yang lebih baik, tingkat persediaan
yang cocok, target laba yang diinginkan atau pengurangan kerugian dan bisa
menempatkan posisi persaingan yang lebih baik.
Bila terjadi kesalahan dalam peramalan ini akan fatal bagi perusahan
seperti terjadinya kekurangan tenaga kerja atau kelebihan, persediaan terlalu besar,
kehilangan pangsa pasar, masalah keuangan yang serius seperti kekurangan arus kas
atau kurangnya persediaan biaya operasional, penurunan laba atau kerugian serta
menurunkan posisi persaingan perusahaan. Sugiarto dan Harijanto (2000), Indrawati
(1995), Kurniadi (2000).
Manfaat dari hasil analisis potensi pasar ini sangat besar bagi pengusaha
input limbah plastik karena pengusaha dapat mengetahui besar peluang usahanya,
sehingga dapat merencanakan target laba yang diinginkan, penyusunan anggaran,
promosi, pengalokasian tenaga penjualan, pendistribusian barang dan pembagian
wilayah pemasaran. Estimasi harus dibuat seakurat mungkin. Estimasi yang
melenceng menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berakibat
fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena kelangsungan hidup perusahaan
input limbah plastik ini berhubungan langsung dengan masalah kebersihan
lingkungan. Bila perusahaan input limbah plastik ini mati, sampah plastik akan ada
dimana-mana karena tidak bisa terurai secara alami dan sekarang ini hampir semua
peralatan kebutuhan manusia dan industri membutuhkan plastik dan pasti
membuang limbah plastik.
Jumlah total produksi input limbah plastik di Pemkab Malang sebesar 258
ton dan di Pemkota Malang sebesar 76 ton sehingga total produksi input limbah
plastik di kota Malang sebesar 334 ton atau 334.000 per bulan, berarti pengusaha
input limbah plastik telah membantu menjaga, kelestarian lingkungan hidup
terutama limbah plastik sebesar 334.000 kg per bulan. Industri input limbah plastik
ini telah memenuhi GBHN (1997-2002) (Tap MPR 1998-2003) tentang peraturan
industri kecil sampai industri besar harus menjaga fungsi kelestarian lingkungan.
Walaupun industri input limbah plastik ini membantu dalam menjaga kelestarian
lingkungan tetapi dalam proses harus tetap menjaga kelestarian lingkungan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:


1. Potensi pasar saat ini di Pemkot Malang 75% dan di Pemkab Malang 25%.
2. Pemkot Malang mempunyai potensi pasar total yang lebih besar dibandingkan
Pemkab Malang, besarnya perbedaan tersebut adalah 50%.
3. Potensi pasar di masa yang akan datang di Pemkab Malang terus menurun mulai
peramalan Maret 2002 yaitu Rp. 56.849.488 sampai Desember 2002 yaitu Rp.
2.295.891. Potensi pasar dimasa yang akan datang di Pemkot Malang terus
meningkat dari peramalan Maret 2002 yaitu Rp. 22.300.000.000 sampai
Desember 2002 yaitu Rp. 25.800.000.000. Dari peramalan ini Pemkab Malang
mempunyai potensi pasar yang akan datang, lebih baik dari pada di Pemkot
Malang.
16

4. Kapasitas penyerapan produksi pengolahan limbah plastik oleh industri plastik di


Kota Malang lebih kecil dibandingkan dengan penyerapan industri plastik
Surabaya dan Mojokerto yaitu penyerapan industri plastik di Kota Malang 32%.
Sedangkan di Surabaya dan Mojokerto sebesar 68%. Pengusaha input limbah
plastik dalam pengembangan usahanya dan pemasaran hasil produksi tidak boleh
hanya mengandalkan permintaan industri plastik di Kota Malang saja.

Saran-saran

1. Untuk pemasaran dan pengembangan usaha input limbah plastik di Kota Malang,
disarankan untuk industri input limbah plastik atau yang mau memulai usaha
input limbah plastik sebaiknya tidak terfokus pada pasar di Malang saja tetapi
harus juga memperhatikan pasar di luar Kota Malang.
2. Seperti diketahui bahwa industri input limbah plastik tidak hanya di Kota
Malang saja, karena itu dianjurkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian serupa dengan lokasi (kota) yang berbeda, diharapkan lebih
bermanfaat bagi decicion maker dalam menentukan strategi perusahaan yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang W. O. & Suhartono. 2001. Peramalan Sales & Inflasi dengan Pendekatan
Artificial Neural Network dan Model Regresi Dinamik (Fungsi Transfer),
Journal Widya Manajemen dan Akuntansi, 1 (2) :
70 - 84.
Budiman Senadi dan Fudiesta Yusi (2001), Kemungkinan Penggunaan Arang
Plastik yang Diaktifkan sebagai Pengadsorpsi pada Warna Minyak Goreng
Curahan. Jurnal MIPA UNJANI, Nomor Perdana, E-mail:
fmunjani@bdg.centria.net.id.
DE Alba Enrique. 2001. Forecasting An Accumulated Series Based On Partial
Accumulation: A Abyosian Method For Short Series With Seasonal
Patterns, Journal of Business & Economics Statistics, 19 (1): 15 - 103.
Habibullah Rois dan Bambang Widyanto ST. 2001. Model Kebutuhan Parkir Untuk
Rumah Sakit di Bandung, Jurnal Simposium ke 4 FSTPT, E-Mail:
rois@melsa.net.id.
Kotler. Philip. 1997. Marketing Management: Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol, Sevent Ed, Prentice Hall, International Edition, New Yessey.
Pammer S. E. and Fong K. H. and Arnold F. 2000. Forecasting The Penetration of A
New Product - A Bayesian Approach, Journal of Business & Economics
Statistics, 18 (4): 428 - 436.
Purwadi. 2000. Riset Pemasaran Implementasi dalam Bauran Pemasaran PT
Gasindo. Jakarta.
Radiosunu. 1987. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. BPFE. Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Sueretno, Lincolin Arsyad. 1993. Metodologi Penelitian. Edisi Revisi. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Sugiarto dan Harijanto. 2000. Peramalan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
17

Syafriadi. 2000. Kemampuan Earning dan Arus Kas Dalam Memprediksi Earnings
dan Arus Kas Masa Depan Study di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, 2 (1): 76 - 88.
West, K. D. 2001. Tests for Forecasts Encompassing When Forecast Depend On
Estimated Regression Parameters, Journal of Business & Economic
Statistics, 19 (1): 29 - 33.

You might also like