You are on page 1of 3

TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning tidak
berbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair suhu 190-192 oC dan
merupakan suatu asam organik. Rumus molekul vitamin C adalah (C 6H8O6) dan
berat molekulnya adalah 176,13. Vitamin C terdapat dalam bentuk asam
askorbat maupun dehidroaskorbat. Asam askorbat diabsorpsi usus halus, dan
hampir seluruh asam askorbat dari makanan terabsorpsi sempurna. Asam
askorbat masuk sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel tubuh. Asam askorbat
dioksidasi in vivo menjadi radikal bebas askorbil. Sebagian proses reversibel
menjadi asam askorbat kembali, sebagian menjadi dehidroaskorbat yang akan
mengalami hidrolisis, oksidasi dan akhirnya diekskresi melalui urine (Horvath
1992). Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karena
tidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam
askorbat, sehingga harus disuplai dari makanan (Andarwulan 1992).
Sumber vitamin C terdapat di dalam bahan makanan terutama buah-
buahan segar misalnya jeruk, strowberi, nanas, tomat dan mangga, sedangkan
kadar vitamin C yang lebih rendah terdapat di dalam sayuran segar. Di dalam
buah-buahan vitamin C hanya terdapat konsentrasi tinggi di bagian kulit buah,
dan vitamin C dengan kadar rendah yaitu pada daging buah dan bijinya
(Almatsier 2003).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen
interseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam
tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin dan vasculair endothelium. Asam
askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino
prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Diperkirakan vitamin C
juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol (Winarno
2004).
Penetapan Kadar Vitamin C Metode Spektrofotometer
Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu. Spektroskopi sinar tampak adalah spektroskopi
yang dilakukan menggunakan energi radiasi pada panjang gelombang antara
380 dan 800 nm. Dikatakan spektroskopi sinar tampak karena rentang panjang
gelombang ini dapat dideteksi oleh mata manusia (Bender 1987). Adapun warna
yang terlihat dari objek umumnya disebabkan oleh interaksi antara sinar
polikromatis dan objek. Interaksi ini mengakibatkan panjang gelombang tidak
terabsorbsi dipantulkan ke mata kita (Bender 1987).
Vitamin C dapat pula dianalisis menggunakan metode spektrofotometri.
Prinsip dari metode ini adalah didasarkan atas pengukuran jumlah larutan 2,6
diklorofenol indofenol yang dihilangkan warnanya oleh asam askorbat dalam
ekstrak sampel dan di dalam larutan asam askorbat standar. Jika senyawa
pengganggu yang dapat mereduksi ‘dye’ bereaksi lambat, maka penetapan yang
cepat dengan cara ini terutama hanya mengukur asam askorbat (Andarwulan
1992).
Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan
dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat
sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya
perubahan warna (merah jambu) (Andarwulan 1992).
Pereaksi dan Fungsinya
Asam oksalat (COOH)2 merupakan asam organik (dikarboksilat) yang
paling sederhana dan ditemukan pada hampir seluruh jenis organisme termasuk
tumbuhan, hewan, bakteri dan jamur (Hodgkinson 1977). Peranan asam oksalat
pada berbagai jenis organisme telah dipelajari dari berbagai aspek dari yang
menguntungkan organisme itu sendiri seperti pada jamur, sampai pada efek
yang membahayakan bagi kehidupan seperti pembentukan dan penumpukan
kristal kalsium oksalat yang menyebabkan penyakit ginjal pada manusia.
Asam oksalat di dalam proses spektrofotometri vitamin C digunakan
untuk melarutkan sampel. Sampel yang akan dianalisis yang mengandung
vitamin C dalam bentuk asam askorbat harus berada dalam suasana asam agar
dapat diubah menjadi dehidroaskorbat dengan cara melarutkan dengan asam
kuat. Asam kuat yang dapat digunakan antara lain asam asetat, asam
trikhloroasetat, asam metafosfat, dan asam oksalat. Oleh karena itu, asam
metafosfat di dalam metode spektrofotometri berfungsi untuk melarutkan sampel
yang akan dianalisis (Andarwulan 1992).
Pereaksi 2.6 diklorofenol indofenol merupakan salah satu pereaksi yang
digunakan pada spektrofotometri vitamin C. Pelarut ini akan bereaksi secara
reduksi dan oksidasi dengan vitamin C. asam askorbat akan mereduksi larutann
zat warna indofenol dalam air yang berwarna biru menjadi bentuk leuko dan akan
berubah menjadi asam dehidroaskorbat. Titik akhir reaksi ini ditandai dengan
timbulnya warna biru dalam larutan basa dan merah dalam larutan asam
(Fatmawaty 2009).
Kandungan Vitamin C Vitacimin
Berdasarkan nutrition fact diketahui bahwa kandungan vitamin C di dalam
vitacimin…. gram sebanyak …. mg. Adapun berdasarkan SNI serbuk minuman
rasa jeruk No. 01-3722-1995, kadar vitamin C dalam vitacimin minimal 300
mg/100 gr (BSN 1995).

DAFTAR PUSTAKA
[BSN]. 1995. SNI Serbuk Minuman Rasa Jeruk No. 01-3722-1995. Badan
Standarisasi Nasional.
Almatsier Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Andarwulan, N. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta: CV Rajawali.
Bender G.T. 1987. Principles of Chemical Instrumentation. Philadelphia:
W.B.Saunders Company.
Fatmawaty. 2009. Vitamin C.
[ttp://kisahfathe.blogspot.com/2009/02/vitamin-c.html. [27 November 2010].
Horvath PJ. Vitamins as therapeutic agent. In: Smith CM, Reynard AM.
Ed,Texbook of pharmacology. WB Saunders Company. Philadelphia; 1992.
p1067-78.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

Catatan: maaf, NF nya msih kosong, ntar malem ai mu beli vitacimin nya
dulu, ntar di sms in, ato kalo nining punya diisi aja. hehe

You might also like