You are on page 1of 8

I.

Latar Belakang
Di sekitar kita beragam variasi sifat dapat kita lihat, baik pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam suatu keluarga kita misalnya,
terdapat beragam variasi sifat yang diturunkan orang tua kita kepada
kita. Mungkin ada yang berambut keriting, lurus. Ada yang memiliki
lesung pipit, ada yang tidak. Ada yang lidahnya dapat digulung ada yang
tidak. Bahkan mungkin dalam satu keluarga ada yang bermata coklat,
biru, abu-abu. Hukum Mendel merupakan salah satu hukum yang
mempelajari tentang pewarisan sifat mahkluk hidup di dalam genetika,
teori Mendel sangat penting bahkan di jadikan dasar dalam memahami
genetika dan melakukan analisis atas pola-pola pewarisan sifat genetic.
Hukum Mendel dalam prinsipnya terdiri dari dua rumusan yaitu hukum I
dan II Mendel.

Hukum I Mendel (Segregasi) adalah mengenai kaidah pemisahan


alel pada waktu pembentukan gamet. Hukum I Mendel mengatakan
bahwa pada waktu pembentukan gamet, terjadi segregasi (pemisahan)
alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid.

Hukum Mendel II adalah mengenai Pengelompokan Gen Secara


Bebas (“Independent assortment of genes”) dan dikenal juga dengan
Hukum Asortasi. Hukum ini berlaku ketika terjadi pembentukan gamet
(peristiwa Meiosis) dimana gen sealel memisah secara bebas (tidak saling
mempengaruhi) pergi ke masing-masing kutub. Dasar hukum Mendel II
adalah penyilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter beda
(=dihibrid atau polihibrid). Bila ada 2 pasang gen A-a dan B-b pada awal
meiosis. Maka pada akhir meiosis akan terbentuk 4 macam gamet yaitu
AB, ab, Ab dan aB. Gamet AB dan gamet ab disebut memiliki
kombinasi/pengelompokan asli (=kombinasi parental). Sedangkan gamet
Ab dan gamet aB disebut memiliki kombinasi/pengelompokan baru
(=rekombinan). Disinilah berlakunya Hukum Mendel II yaitu saat
terjadinya meiosis pada gametogonium yang memiliki genotipe double-
heterozigot, triple heterozigot, dst.

Bila pasangan gen parental dihibrid adalah AABB dan aabb maka
pasangan F1-nya adalah AaBb (double-heterozigot) dengan macam gamet
F1 adalah AB, Ab, aB dan ab. Kombinasi fenotipe F1 adalah 4 kelas. Bila
F1 disilang inter-se maka F2-nya adalah 4 x 4 kolom = 16. Bila pasangan
gen parental trihibrid adalah AABBCC dan aabbcc maka pasangan F1-nya
adalah AaBbCc (triple-heterozigot) dengan macam gamet F1 adalah
ABC,Abc, AbC, Abc, aBC, aBc, abC dan abc. Ratio gamet F1 pada
perkawinan trihibrid adalah 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1, artinya kesempatan
untuk berasortasi antara ketiga gen dengan alel masing-masing adalah
sama. Bila F1 disilang inter-se maka F2-nya adalah 8 x 8 kolom = 64.
Dapat pula menggunakan cara “Garis Garpu” .

II. Identifkasi Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Mendel?
2. Apakah Hukum II Mendel berkaitan dengan pengelompokan secara bebas?
3. Bagaimanakan perbandingan frekuensi antara pasangan-pasangan model
gen?
4. Bagaimanakan perbandingan angka-angka Mendel melalui teori
kemungkinan (percobaan pertama)?
5. Berapa macam parental yang muncul?
6. Berapa macam genotip yang muncul ?
7. Bagaimana perbandingan genotifnya?
8. Berapa macam fenotip yang muncul?
9. Bagaimana perbandingan fenotipnya?
10.Berapa macam gamet yang diperoleh?
11.Berapa macam pasangan gen yang di peroleh?
12. Warna apa yang menutup dan warna apa yang tertutup?

III. Pembatasan Masalah


Dalam percobaan ini masalah dibatasi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Perbandingan angka-angka Mendel melalui teori kemungkinan
2. Macam pasangan model gen yang diperoleh
3. Macam fenotip yang tampak
4. Macam genotype yang tampak
5. Perbandingan fenotipenya

IV. Perumusan Masalah


Masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakan perbandingan angka-angka Mendel melalui teori
kemungkinan (percobaan pertama)?
2. Berapa macam pasangan model gen yang diperoleh?
3. Berapa macam fenotip yang tampak?
4. Berapa macam genotip yang muncul ?
5. Bagaimana perbandingan fenotipnya?

V. Tujuan Penelitian
1. Untuk membuktikan apakah angka perbandingan yang dikemukakan
Mendel tepat pada model gen yang akan dipasangkan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dominan, resesif, fenotipe, dan
genotipe pada model gen yang akan dipasangkan

VI. Kajian Teori


Hukum Mendel
Hukum I Mendel (Segregasi) adalah mengenai kaidah pemisahan alel
pada waktu pembentukan gamet. Hukum I Mendel mengatakan bahwa pada
waktu pembentukan gamet, terjadi segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen
secara bebas dari diploid menjadi haploid.
Hukum II Mendel, atau di namakan hukum penggabungan bebas ( The
Mendeltian law of independent assorment) mengenai ketentuan
penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya gamet pada
perkawinan dihibrid. Hukum II Mendel menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet alel alel berbeda yang telah besegregasi bebas( misal
alel B, memisah dari b, serta alel K, memisah dari k ) akan bergabung serta
bebas membentuk kombinasi kombinasi alel yang berbeda.
Persilangan Monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan
pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda.
Penyimpangan semu hukum mendel yaitu rasio fenotip yang di temukan
pada kejadian ini umumnya mengikuti prinsip hukum mendel. Rasio tersebut
merupakan penjumlahan dua atau lebih angka-angka pada perbandingan
hukum mendel.
Epistasis dan hipostasis meru[akan penyimpangan semu hukum mendel.
Epistasis adalah baian domina domina yang menutupi gen dominan lain yang
bukan alelnya , sedangkan hipostasis adalah gen dominan yang di tutupi.
Reproduksi (perkembangbiakan) secara seksual terjadi melalui
peleburan gamet jantan dan gamet betina. Menurut Mendel, setiap
sifat dikendalikan olah sepasang faktor keturunan yang disebut gen.
Pada pembentukan gamet dalam peristiwa meiosis, pasangan kedua
gen berpisah. Kemudian pada saat fertilisasi, gamet-gamet yang
mengandung gen itu akan melebur secara acak. Pada praktikum ini,
akan mempelajari angka-angka perbandingan Mendel melalui reori
kemungkinan serta memahami pengertian dominan, resesif, fenotipe,
dan genotype.

VII. Alat dan Bahan


Percobaan I :
1. Model gen (atau kancing) berwarna hitam 100 biji
2. Model gen (atau kancing) berwarna putih 100 biji
3. Dua buah kotak genetika
4. Alat tulis

Percobaan II :
1. Model gen berwarna kuning (K) berjumlah 96 biji
2. Model gen berwarna putih (k) berjumlah 96 biji
3. Model gen berwarna merah (B) berjumlah 96 biji
4. Model gen berwarna hijau (b) berjumlah 96 biji
5. Dua buah kotak genetika
6. Alat tulis

VIII. Cara Kerja


Cara Kerja Percobaan I (Hukum Mendel)
1. Menyediakan model gen hitam dan putih masing-masing 100 biji.
2. Memisahkan sepasang model gen hitam dan sepasang model gen
putih. Model gen ini dimisalkan sebagai indvidu hitam dan individu
putih.
3. Memisahkan pasangan gen pada langkah nomor 2.
4. Perlakuan ini dimisalkan peristiwa pemisahan gen pada
pembentukan gamet baik oleh individu hitam maupun individu
putih. Gabungkan model gen jantan hitam dan model betina putih
dan begitu pula sebaliknya. Hasil yang dibentuk adalah F1,
keturunan individu hitam dan putih.
5. Memisahkan kembali model gen hitam dari model gen putih (pada
nomor 4). Perlakuan ini menggambarkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet oleh F1.
6. meletakkan sama banyak model gen betina dan model gen jantan
baik hitam maupun putih ke dalam kotak terpisah, yaitu ke dalam
“kotak betina” dan “kotak jantan” .
7. Dengan mata tertutup, mengambil secara acak (dikocok dahulu
sebelumnya) sebuah gen dari masing-masing kotak, kemudian
pasangkan.
8. Melakukan terus-menerus pengambilan model gen dari kedua kotak
sampai habis.
9. Mencatat setiap pasang model gen yang diambil itu ke dalam table
pengamatan data.

Cara Kerja Percobaan II (Prinsip Pengelompokan Secara


Bebas)
Dilakukan suatu model pembastaran tanaman kapri yang berbiji
bulat berwarna kuning dengan kapri berbiji kisut berwarna hijau. Bulat
dominan terhadap kisut dan kuning dominan terhadap hijau.

Keterangan :
1. Model gen hitam (B), merupakan gen yang membawa sifat warna
kuning pada biji dan bersifat dominan.
2. Model gen putih (b), merupakan gen yang membawa sifat warna
hijau dan bersifat resesif.
3. Model gen merah (K), merupakan gen yang membawa sifat bentuk
biji bulat dan bersifat dominan.
4. Model gen hijau (k), merupakan gen yang membawa sifat bentuk biji
kisut dan bersifat resesif; genotype F1 adalah BbKk
Perlakuan:
1. Mengikatkan model gen B dengan b, dan model K dengan k,
kemudian masukkan kedua pasangan gen itu ke dalam satu kotak.
2. Dalam pembentukan gamet terjadi segregasi, B berpisah dengan b,
K berpisah dengan k.
Membuka ikatan B dengan b, demikian pula K dengan k. Masukkan
B dan b ke dalam satu kotak, dan K dengan k ke dalam kotak yang
lain.
3. Gamet yang dibentuk harus mengandung fakto rwarna dan factor
keadaan biji. Dengan mata yang telah tertutup, mengambil dan
mengikat secara acak gen dari kotak yang satu dengan gen dari
kotak yang lain.
4. Menulislah hasil kombinasi gen yang diperoleh pada tabel Hasil
kombinasi Gen dalam Gamet

Kombinasi gen dalam gamet Jumlah


Kombinasi gen yang terdapat dalam gamet diperoleh karena
segregasi dan pengelompokan secara bebas.
5. Mengisi table perbandingan genotip untuk mendapatkan angka-
angka perbandingan genotype dan fenotipe pada F2


IX. Hasil Pengamatan


Percobaan 1
Tabel Hasil Pengamatan
N
o Pasangan Turus Jumlah
1 Hitam-hitam IIII IIII IIII IIII IIII II 24
2 Hitam-putih IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII 50
3 Putih-putih IIII IIII IIII IIII IIII III 26
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII
Jumlah 100
IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII

Pertanyaan
1. Dari hasil pencatatan data di atas, buatlah perbandingan frekuensi
antara pasangan-pasangan:
 (hitam-hitam) : (hitam-putih) : (putih-putih) = 24: 50: 26
2. Kalau pasangan-pasangan model gen hitam-putih disusun
sedemikian rupa sehingga model gen hitam di atas yang putih,
warna apa yang tertutup dan warna apa yang menutupnya?
 Warna putih yang tertutup dan warna hitam yang menutupnya.
3. Pasangan model gen manakah yang dimaksud pada soal nomor 2?
 Pasangan model hitam-putih.
4. Bagaimanakah perbandingan jumlah pasangan-pasangan gen
tersebut apabila pasangan hitam-putih diletakkan seperti pada
nomor 2?
 (hitam-hitam)+(hitam-putih) : (putih-putih) =74 : 26
5. Berapa macam pasangan model gen yang kamu peroleh? Jelaskan!
 Tiga, yaitu hitam-hitam, hitam-putih, dan putih-putih.
6. Dilihat dari warna yang tampak saja, berapa macam pasangan
model gen?
 Dua, hitam dan putih.
7. Apabila percobaan di atas adalah persilangan antara dua hewan
yang F1-nya berfenotipe bulu hitam dengan fenotipe Hh, dan model
gen hitam adalah gen yang bersifat dominant dan diberi simbol H,
sedangkan gen putih bersifat resesif diberi simbol h, maka:
a. Lengkapilah skema persilangan di bawah ini dengan menuliskan
genotipenya!
F1 hitam x hitam (fenotipe)
Hh Hh (genotipe)
Gamet H, h H, h
Game
H h
t
H HH Hh
h Hh hh
F2 HH : Hh : Hh : hh
hitam : hitam : hitam : putih

b. Bagaimana perbandingan fenotipe F2?


Hitam : Putih
(HH,Hh) (hh)
3 : 1

Percobaan 2
Tabel Hasil Kombinasi Gen dalam Gamet
Kombinasi gen jumlah
dalam gamet
BBKK 6
BBKk 12
BbKK 15
BbKk 23
BBkk 7
Bbkk 8
bbKK 7
bbKk 9
bbkk 9

Kombinasi gen yang terdapat dalam gamet diperoleh karena


segregasi dan pengelompokkan secara bebas.
Gam BK Bk bK bk
et
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
( bulat ( bulat ( bulat ( bulat kuning)
kuning) kuning ) kuning)
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
( bulat ( bulat putih ( bulat ( bulat putih )
kuning) ) kuning)
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
( bulat ( bulat ( kisut ( kisut kuning)
kuning) kuning) kuning)
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
( bulat ( bulat putih ( kisut ( kisut putih )
kuning) ) kuning)
Pertanyaan
1. Berapa macam genotipe yang muncul?
● 9 macam, yaitu BBKK, BBKk, BBkk, BbKK, BbKk, Bbkk,
bbKK, bbKk, dan bbkk
2. Berapa macam fenotipenya?
● macam, yaitu bulat kuning, bulat putih, kisut kuning dan
kisut putih.
3. Bagaimana perbandingan fenotipenya?
● (bulat kuning) : (bulat putih) : (kisut kuning) : (kisut
putih) = 56 : 15 : 16 : 9
4. Berapa macam gamet yang kamu peroleh?
● 4 macam, yaitu BK, Bk, bK, dan bk

X. Pembahasan
Dari hasil percobaan pertama di peroleh frekuensi antara pasangan-
pasangan hitam- hitam : hitam –putih : putih-putih = 24: 46: 30, hal ini,
karena gamet yang terdapat dalam percobaan ini hanya H dan h dimana
H berperan sebagai epistasis dominan , dan h sebagai hipostasis.
Pasangan – pasangan model gen hitam - putih yang disusun sedemikian
rupa hingga model gen hitam di atas yang putih warna yang tertutup
adalah warna putih dan warna yang menutupinya adalah warna hitam.
Pasangan model gen yang berperan sebagai epistasis yaitu HH (hitam
hitam) , Hh ( hitam putih) ,dan Hh ( putih hitam ) . Sedangkan pasangan
model gen yang berperan sebagai Hipostasis yaitu hh (putih
putih ).Pasangan model genotip yang di peroleh dari percobaan ini adalah
HH Hh hh. Sedangkan bentuk pasangan model fenotipnya yaitu HH dan
Hh adalah warna hitam, hh adalah warna putih dan hH adalah warna
selain hitam dan putih misalnya berwarna kuning.
Apabila percobaan tersebut adalah persilangan antara dua hewan
yang f1-nya berfenotipe bulu hitam dengan fenotipe Hh , dan model gen
hitam adalah gen yang bersifat dominan dan diberi simbol H, sedangkan
gen putih bersifat resesif di beri simbol h maka skema persilanganya
yaitu:
F1 hitam x hitam (fenotipe)
HH Hh ( genotipe)
Gamet H h
F2 Hitam Hitam Hitam Hitam Putih
1 1 1 1 1

Gamet H h
H HH Hh
h Hh hh
Maka perbandingan fenotip F2 yaitu => Hitam : Putih
3 : 1

Dari hasil percobaan II di dapat bahwa macam genotip yang muncul


yaitu bbKk, BbKk, bbkk, BbKK, Bbkk, BBKK, BBkk, BBKk, bbKK. Sedangkan
macam fenotip yang muncul adalah bulat kuning (BbKk, BbKK, BBKK,
BBKk) , bulat putih (Bbkk, BBkk) , kisut kuning ( bbKk, bbKK) dan kisut
putih (bbkk).
Perbandingan fenotip yang didapat yaitu :
Bulat kuning : Bulat Putih : Kisut kuning : Kisut putih
54 : 20 : 19 : 3

Macam gamet yang diperoleh dari percobaan II , yaitu BK, Bk, bK, dan bk.

XI. Kesimpulan
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang
mengatur variasi pada karakter alel.
2. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang
berbeda, alel dominan akan terekspresikan.
3. Alel resesif, yang tidak terekspresikan, tetap
akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.

You might also like