You are on page 1of 6

TEMU USAHA

PAMERAN PERLEBAHAN DAN MUSYAWARAH NASIONAL


ASOSIASI PERLEBAHAN INDONESIA
(API Indonesia)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perlebahan dewasa ini merupakan komponen penting dalam pembangunan sektor


pertanian dan kehutanan berkelanjutan. Peran lebah madu dalam penyerbukan tanaman
memberikan keuntungan ekologis, khususnya bagi kelestarian flora. Sementara produk
yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya.

Ditinjau dari kekayaan alamnya, Indonesia menyimpan potensi besar bagi


pengembangan usaha perlebahan. Enam dari tujuh species lebah madu yang dikenal di
dunia, merupakan jenis lokal yang secara alamiah terdapat di bumi Nusantara. Beberapa
diantaranya bahkan sudah lama dieksploitasi masyarakat untuk diambil madu dan
lilinnya. Selain itu, Indonesia memiliki jutaan hektar lahan pertanian, perkebunan, dan
kehutanan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah (bee forage).

Menyadari potensi tersebut, pemerintah sejak awal tahun 70-an telah menggalakkan
usaha pembudidayaan lebah madu. Saat ini telah berkembang ratusan apiari, baik yang
dikelola secara potensial dalam skala besar, maupun yang berskala kecil sebagai usaha
sampingan. Namun demikian, secara kuantitas dan kualitas, perkembangan usaha
perlebahan belum cukup menggembirakan dan potensi yang tersedia belum tergali
sepenuhnya.

Dalam rangka ikut mendorong usaha pemerintah untuk lebih memajukan perlebahan di
Indonesia, Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan
Perkebunan bekerjasama dengan Perum Perhutani dan API Indonesia yang merupakan
wadah masyarakat perlebahan, antara lain peternak, pengusaha madu, peneliti, dan
pemerhati perlebahan menyelenggarakan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan
Musyawarah Nasional API Indonesia. Keputusan dan kesepakatan-kesepakatan dari
Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Munas API Indonesia ini diharapkan dapat
dipergunakan sebagai masukan bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan nasional
di bidang perlebahan.

B. Maksud dan Tujuan

Penyelenggaraan Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional API


Indonesia dengan tema "Dengan usaha perlebahan kita tingkatkan perekonomian
rakyat pada Millenium III" dimaksudkan untuk mendorong percepatan kegiatan
pengembangan perlebahan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi
pemerintah dan keinginan masyarakat perlebahan dalam upaya mengembangkan dan
memasyarakatkan kegiatan perlebahan dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat
dan peningkatan gizi masyarakat serta meningkatnya produksi perlebahan.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan Temu usaha, Pameran perlebahan dan Musyawarah Nasional API Indonesia
diselenggarakan oleh Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerjasama dengan Perum
Perhutani dan API Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Maret 2000 di Gedung
Manggala Wanabakti Departemen Kehutanan Jalan Gatot Subroto Senayan Jakarta.

Pertemuan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdulrahman Wahid
dan dihadiri para Menteri Kabinet Persatuan Nasional, diantaranya Menteri Kehutanan dan
Perkebunan, Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah, para Duta Besar negara
sahabat, serta peserta lain yang terdiri dari pejabat pemerintah yang terkait dalam
pengembangan perlebahan, peternak lebah, pemerhati, peneliti, pengusaha perlebahan serta
Lembaga Swadaya Masyarakat yang berjumlah ±500 orang.

Pada saat pembukaan Musyawarah Nasional API Indonesia, Bapak Presiden RI berkenan
menyaksikan Menteri Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan:
o Pemberian penghargaan "Wana Lestari", yaitu penghargaan kepada Departemen
Kehutanan dan Perkebunan kepada kelompok/lembaga/perorangan yang berjasa pada
lingkungan. Kegiatan ini telah mulai dilakukan 2-3 tahun. Pada tahun 1999/2000 terdapat
22 (dua puluh dua) pemenang dan yang secara simbolik diberikan wakil kepada : Dr. Ir.
Satyawati Sutrisno Hadi (Puslitbang Dephutbun) dan Saban Martopraworo (Ketua
Kelompok Tani Tribakti Kedungsalam Donomulyo Malang).
o Pemberian penghargaan kepada perorangan yang telah melakukan kegiatan untuk
mengembangkan perlebahan yang dapat dikategorikan pembina, pemerhati, peneliti
serta perintis. Penghargaan diberikan kepada:
- Ir. Bambang Soekartiko (Perintis)
- Letjen (Purn.) Mashudi (Pembina)
- Prof. Hembing Wijayakusuma (Pemerhati)
- Susanto (Peternak)
o Pada kesempatan yang berbahagia tersebut Bapak Presiden telah juga mengadakan
dialog dengan peternak lebah, yaitu Sudjai (Ketua Koperasi Apiari Nusaindah Pasuruan)
dan Nuhana (Ketua API Indonesia Cabang Kediri) yang telah menanyakan hal-hal:
1. H. Sudjai Martadihardja

Bapak Presiden Yang kami hormati;


Nama saya Sudjai Martadihardja. Saya mewakili Koperasi Nusa Indah dari
Bangil, Jawa Timur. Salah satu jenis usaha koperasi kami adalah pemeliharaan
lebah Eropa (Apis mellifera) sebanyak + 1.000 koloni dengan anggota 30 orang.
Permasalahan yang kami hadapi dalam mengembangkan usaha kami adalah
adanya keterbatasan modal, sehingga volume usaha kami sulit ditingkatkan.
Untuk mengatasi permasalahan tesebut, kami menghimbau kepada Bapak
Presiden kiranya Pemerintah dapat menyelenggarakan bantuan modal usaha
perlebahan berupa kredit berbunga ringan dengan prosedur yang sederhana
sehingga dapat dimanfaatkan bagi para peternak lebah untuk pengembangan
usahanya.
Selain hal tersebut, menurut hemat kami permasalahah perlebahan mencakup
sumber pakan, produksi pengolahan dan pemasaran. Menurut pengamatan kami
koordinasi dan kerjasama antar instasni pemerintah sebagai pembina dalam
memecahkan permasalahan tersebut masih lemah. Untuk itu kami mohonkan
perhatian dari Pemerintah tentang hal ini.
Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.

2. Nuhana

Bapak Presiden Republik Indonesia Yang Terhormat;


Nama saya Nuhana. Saya peternak lebah Eropa (Apis mellifera) dari Kediri,
Jawa Timur. Dalam pengembangan perlebahan di tanah air kita tercinta ini, saya
ingin menyampaikan usul kepada Bapak Presiden, bahwasanya Indonesia
memiliki prospek bisnis perlebahan yang sangat cerah. Namun, untuk
mengembangkan usaha perlebahan di Indonesia dalam skala besar sehingga
dapat sejajar dengan negara lain yang maju perlebahannya seperti Republik
Rakyat China, Mexico, dan Australia, beberapa upaya penting harus
dilaksanakan dan memerlukan uluran tangan Pemerintah.
Usulan kami adalah :

a. Pemerintah perlu mendorong kegiatan pengkayaan tanaman pakan


lebah melalui gerakan penghijauan, reboisasi dan hutan tanaman
industri. Kami berpendapat pada lahan-lahan hutan terutama di Jawa
yang berbatasan dengan pedesaan perlu ditanami dengan jenis-jenis
tanaman pakan lebah.
b. Pemerintah perlu memberikan kemudahan perijinan dalam kegiatan
peng-gembalaan lebah terutama pada areal perkebunan, hutan tanaman
industri.
c. Pemerintah perlu mengadakan penertiban terhadap peredaraan madu
palsu.
d. Pemerintah perlu meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang manfaat
perlebahan bagi masyarakat luas.

Terhadap pertanyaan tersebut Bapak Presiden menyambut baik dan memahami


hambatan dimaksud dan meminta Menhutbun untuk menindaklanjuti misalnya tentang
kredit dengan bunga rendah.
D. Temu Usaha

Temu usaha perlebahan diawali dengan penyerahan bantuan sarana produksi


perlebahan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan, berupa:

1. Peralatan pemrosesan madu yang terdiri dari 1 unit dehumidifier, 1 unit air
conditioner, 1 unit hand refractometer dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan
dan Perhutanan Sosial (RLPS) kepada API Indonesia.
2. Bibit tanaman pakan lebah (Randu, Acacia mangium, Acacia auriculiaformis) dan
kotak lebah kepada para peternak lebah.

Acara ini dilanjutkan dengan minum madu bersama yang dipimpin oleh Menteri
Kehutanan dan Perkebunan.

Acara inti temu usaha perlebahan membahas 6 makalah utama, yaitu :

ƒ Konsep kebijakan untuk mengembangkan usaha perlebahan di Indonesia


Oleh : Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
ƒ Pembinaan perlebahan dalam kawasan hutan di Jawa
Oleh : Perum Perhutani
ƒ Permasalahan dalam usaha perlebahan di Indonesia
Oleh : Ir. Bambang Soekartiko
ƒ Prospek bisnis perlebahan di Indonesia
Oleh : Unit Usaha Apiari Pramuka
ƒ Manfaat produk perlebahan dalam industri pharmasi, kosmetika, makanan dan
minuman
Oleh : dr. Zen Djaja
ƒ Pengaruh budidaya lebah madu terhadap lingkungan
Oleh : Prof. Dr. Soelaksono S

Selain makalah tersebut di atas, terdapat beberapa makalah penunjang, yaitu :

ƒ Pengendalian mutu dan pemalsuan madu


Oleh : Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi
ƒ Budidaya Apis mellifera dan permasalahannya di Sulawesi Selatan
Oleh : Dr. Ir Mappatoba Sila
ƒ Sunggau, Tingku, dan Tikung tempat bersarang buatan untuk Apis dorsata
Oleh : Dr. Ir. Soesilowati Hadisoesilo
ƒ Kebijakan Pengembangan Perlebahan di Indonesia
Oleh : Prof. Siti Salmah
ƒ Royal Jelly, komposisi, khasiat dan teknik produksinya
Oleh : Ir. Nur Mu'arif
ƒ Mutu madu untuk produk industri
Oleh : Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Dagang Kecil, Depperindag
ƒ Harapan bagi API Indonesia
Oleh : Sudjai M (Koperasi Apiari Madu Nusaindah)
E. Pameran Perlebahan

Pameran Perlebahan dilaksanakan di Lobby Gedung Manggala Wanabhakti Blok I yang


diikuti oleh para pengusaha perlebahan, industri produk perlebahan, koperasi
perlebahan, peternak lebah yang berjumlah 19 stand, yaitu:

0. Pusat Perlebahan Nasional Parungpanjang, Bogor


1. Unit Usaha Apiari Pramuka
2. PT. Harmoni Dinamika
3. PT. Air Mancur
4. Serangga Emas Apiaries, Yogyakarta
5. Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi, Pasuruan
6. KUD Batu, Malang
7. Koperasi Podo Seneng, Lampung
8. PT. Madu Nusantara, Jakarta
9. Yayasan Sambangdiri, Jakarta
10. API Indonesia
11. Pramuka Saka Wanabhakti Departemen Kehutanan dan Perkebunan
12. Bina Apiari, Jakarta
13. Apitherapy Prof. Hembing Wijayakusuma, Jakarta
14. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kediri
15. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Malang
16. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Tasikmalaya
17. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Batang
18. Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Pati

Selain pameran perlebahan, diselenggarakan pula lomba penyajian kue yang berbahan
baku madu, diikuti oleh 11 peserta dengan pemenang sebagai berikut:

Juara I : Ny. Edi Suarno (Dharma Wanita Persatuan Badan Planologi Dephutbun)
dengan nama kue Puding-Madu
Juara II : Ny. S. Purnama Gandi (Dharma Wanita Persatuan Itjen Dephutbun)
dengan nama kue Puding Black Forest
Juara III : Ny. Iskandar (Dharma Wanita Persatuan Setjen Dephutbun) dengan nama
kue Bolu Kukus Cokelat
Juara : Ny. Pinardi Kurniawan (Dharma Wanita Persatuan Ditjen Pengusahaan
Harapan Hutan Produksi Dephutbun) dengan nama kue Fruit Coklat Cake)

F. Musyawarah Nasional API Indonesia

Musyawarah Nasional API Indonesia dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2000 di


Gedung Rimbawan I Manggala Wanabhakti yang dihadiri oleh 192 peserta, yang terdiri
dari para peternak lebah, peneliti, pemerhati, pengusaha perlebahan dari berbagai
daerah.

Munas API Indonesia diawali dengan laporan pertanggungjawaban yang disampaikan


oleh Letjen (Purn.) Mashudi selaku Ketuan Umum API Indonesia periode 1996 -1999 dan
dilanjutkan dengan pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
pembahasan program kerja pengurus periode 2000-2003.

Acara Munas yang terakhir adalah pemilihan Ketua Umum API Indonesia periode 2000-
2003.

III. HASIL YANG DIPEROLEH


. Temu Usaha

Hasil-hasil Temu Usaha dituangkan dalam rumusan dibawah ini.

Setelah memperhatikan arahan dan pemaparan materi Temu Usaha Perlebahan :

0. Arahan Presiden Republik Indonesia;


1. Arahan dari Menteri Kehutanan dan Perkebunan;
2. Laporan Ketua API Indonesia;
3. Pemaparan materi dari :
ƒ Direktur Jenderal RLPS tentang Konsep kebijakan untuk
mengembangkan usaha Perlebahan di Indonesia;
ƒ Kepala Pusat Perlebahan Nasional tentang Pembinaan Perlebahan
dalam Kawasan Hutan di Jawa;
ƒ Ir. Bambang Soekartiko tentang Permasalahan dalam Usaha Perlebahan
di Jawa;
ƒ Pusat Apiari Pramuka tentang Prospek Bisnis Perlebahan di Indonesia;
ƒ dr. Zen Djaja tentang Manfaat Produk Perlebahan dalam Bidang Industri;
ƒ Prof. Dr. Soelaksono tentang Pengaruh Budidaya Lebah Terhadap
Lingkungan;
ƒ Koperasi Perlebahan Nektarindo Abadi tentang Pengendalian Mutu dan
Pemalsuan Madu.
4. Diskusi yang berkembang pada acara Temu Usaha yang dihadiri oleh wakil
peternak, pengusaha, pemerhati, dan peneliti perlebahan, serta unsur-unsur
Pemerintah maka hasil Temu Usaha dapat DIRUMUSKAN sebagai berikut:
. Budidaya lebah madu di Indonesia sudah dikenal dan diusahakan oleh
masyarakat sejak lama, namun produksinya masih rendah baik kuantitas
maupun kualitasnya. Dengan tersedianya potensi alam yang besar,
perlebahan perlu dikembangkan lebih lanjut karena mempunyai prospek
yang baik dalam meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan gizi
masyarakat dan berpeluang memberikan devisa bagi negara.
a. Madu yang merupakan produk perlebahan bergizi tinggi banyak disalah-
persepsikan sebagai obat, sehingga tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan
secara terus menerus agar masyarakat di dalam negeri menkonsumsi
madu makin luas.
b. Pada saat ini banyak ditemukan peredaran madu palsu baik yang
berasal dari produk lokal maupun impor. Untuk melindungi konsumen
dan peternak lebah, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan disarankan
melakukan penertiban terhadap peredaran madu palsu.
c. Produk perlebahan yang dikenal masyarakat umum terbatas pada madu,
padahal banyak produk lainnya yang berguna, seperti lilin, royal jelly,
bee pollen, racun lebah dsb. Untuk itu perlu kebijakan pemerintah untuk
mendorong dan merangsang pengembangan produk tersebut.
d. Posisi petani lebah khususnya yang berskala kecil, saat ini masih lemah
terutama dalam hal pemasaran. Untuk itu disarankan agar para petani
membangun suatu wadah kelembagaan yang solid sehingga akan
mempunyai posisi tawar yang kuat (kelompok, koperasi). Di samping itu
perlu dikembangkan kerjasama kemitraan antar peternak dengan para
pengusaha yang bergerak di bidang industri yang menggunakan produk
perlebahan.
e. Di Pulau Jawa terjadi ketimpangan antara populasi lebah dengan
ketersediaan tanaman pakan, sehingga timbul persaingan yang kurang
sehat. Karena itu perlu digalakkan kembali penanaman pakan lebah
melalui kegiatan penghijauan, reboisasi, dan perkebunan. Selain itu
perlu kemudahan bagi peternak lebah untuk menggembalakan
ternaknya di areal Hutan Tanaman Industri dan perkebunan di luar Jawa.
f. Peternak lebah kecil saat ini banyak mengalami kesulitan permodalan
yang perlu bantuan kredit dengan bunga lunak dan prosedur yang
sederhana.
g. Pada saat ini peranan pemerintah dalam pengembangan perlebahan
masih dominan. Untuk selanjutnya API Indonesia dan kelompok
masyarakat perlebahan harus lebih mandiri dan banyak berperan dalam
mendorong kegiatan perlebahan nasional.
h. Guna meningkatkan daya saing produk perlebahan, perlu diambil
langkah-langka antara lain:
ƒ Peningkatan kemampuan SDM di bidang perlebahan melalui
kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan.
ƒ Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi perlebahan melalui
aktifitas penelitian dan pengembangan oleh Lembaga terkait.
ƒ Penyiapan sistem informasi perlebahan nasional.
ƒ Pengembangan kerjasama regional dan internasional di bidang
perlebahan.
ƒ Peningkatan peranan pemerintah daerah dalam memfasilitasi
pengembangan perlebahan di wilayahnya.
ƒ Penertiban pungutan-pungutan liar.
i. Saat ini peternak lebah sering menemui kesulitan dalam
menggembalakan lebahnya karena adanya persepsi masyarakat yang
menganggap lebah madu dapat mengurangi produksi tanaman
pertanian/hortikultura padahal budidaya lebah madu adalah usaha yang
akrab dengan lingkungan. Untuk menghilangkan pandangan yang keliru
itu, perlu upaya penyebarluasan informasi tentang manfaat lebah madu
dalam peningkatan produksi buah-buahan dan biji-bijian melalui kegiatan
penyerbukan.
A. Hasil-Hasil Musyawarah Nasional API Indonesia

Hasil-hasil Munas API Indonesia dituangkan dalam bentuk rumusan, sebagai berikut :

0. Peserta Musyawarah menerima Laporan Pertanggung Jawaban dari pengurus


API Indonesia periode 1996-1999.
1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) API Indonesia perlu
disempurnakan dengan mengacu pada usulan yang berkembang dalam
pembahasan AD/ART. Penyelesaian penyempurnaan AD/ART akan
dilaksanakan oleh TIM Perumus yang diketuai oleh Mark Sungkar, MBA dengan
anggota : Drs. Moch. Chandra Widjaja, Drs. Kuntadi, MAgr, Ir. Agus Sulistianto,
MSc, Wawan Darmawan, SE. Batas waktu penyempurnaan AD/ART 2 (dua)
bulan sejak tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional. Hasil penyempurnaan
AD/ART akan disampaikan kepada para anggota.
2. Perlu disusun program kerja API Indonesia periode 2000-2003, dengan mengacu
pada butir-butir kegiatan yang telah dibahas dalam Musyawarah Nasional.
Program kerja tersebut akan dilaksanakan oleh Tim Perumus yang diketuai oleh
Ir. Bambang Soekartiko, dengan anggota : Drs. Moch. Chandra Widjaja, Drs.
Kuntadi, MAgr, Ir. Agus Sulistianto, MSc, Wawan Darmawan, SE. Batas waktu
penyelesaian penyusunan Program Kerja API Indonesia Periode 2000 - 2003
paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional
API Indonesia.
3. Dalam pemilihan pengurus API Indonesia untuk periode 2000-2003 ditempuh
dengan pemilihan langsung untuk memilih Ketua Umum. Di dalam pemilihan
terdapat 5 calon yaitu Ir. Abdul Fattah, DS, MBA (Direktur Utama Perum
Perhutani), Wawan Darmawan, SE (Unit Usaha Apiari Pramuka), Mark Sungkar,
MBA (Pemerhati Perlebahan), Herman Hartono (Pengusaha lebah madu), Ir
Bambang Soekartiko (Pengusaha lebah madu).

Ketua Umum terpilih adalah Ir. Abdul Fattah, DS, MBA (Ex-Officio Direktur
Utama Perum Perhutani). Pembentukan pengurus API Indonesia periode 2000 -
2003 akan segera dilaksanakan oleh Ketuan Umum bersama 3 orang formatur
terpilih yaitu Wawan Darmawan, SE, Ir. Bambang Soekartiko dan Mark Sungkar,
MBA dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah tanggal Musyawarah Nasional API
Indonesia.

IV. PENUTUP

Dengan telah terselenggaranya Temu Usaha, Pameran Perlebahan dan Musyawarah Nasional
API Indonesia diharapkan kegiatan pengembangan perlebahan di Indonesia dapat lebih
ditingkatkan sehingga produksi perlebahan dan pemberdayaan ekonomi rakyat serta
peningkatan gizi masyarakat secara nasional dapat tercapai.

You might also like