You are on page 1of 25

Pancasila Dalam

Ketatanegaraan Republik
Indonesia
Disusun oleh
Abdullah Arief
Muhammad Ridwan
Muhammad Adri
 
A. Pancasila dalam konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma


dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara, termasuk sebagai
sumber tertib hukum di Negara Republik Indonesia.
Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila.
Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan
fungsinya yang pokok sebagai dasar Negara Republik Indonesia,
yang manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan
perundang-undangan. Oleh karena itu, Pancasila merupakan
sumber hukum dasar Negara baik yang tertulis UUD 1945
negara maupun hukum dasar tidak tertulis atau convensi.
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang
berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam suatu
sistem perundang-undangan. Hal inilah yang dimaksud
dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Republik Indonesia. Dalam pembahasan ini tidak dapat
dilepaskan dengan eksistensi Pembukaan UUD 1945, yang
merupakan deklarasi bangsa dan Negara Republik Indonesia,
yang memuat pancasila sebagai dasar Negara.
Oleh karena itu, Pembukaan UUD 1945 dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting karena merupakan kaedah Negara yang
fundamental, dan berada pada hierarki tertib hukum tertinggi
di Negara Indonesia.
PEMBUKAAN
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala


bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
  Dan perjuangan pergerakan bangsa Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
  Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaanya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Maka
disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai Tertib Hukum Tertinggi
Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, pada hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian
dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara termasuk dalam penyusunan
tertib hUkum Indonesia. Maka kedudukan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum Indonesia.
Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi Pembukaan
UUD 1945, maka konsekuensinya nilai-nilai yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 selanjutnya harus dikongkritisasikan ke dalam
pasal-pasal UUD 1945 dan selanjutnya dalam realisasinya kemudian
dijabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif di bawahnya, seperti
Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan peraturan perundang-
undangan yang lainnya.
Dan di dalam alinea keempat Pembukaan UUD1945, termuat
unsur-unsur yang menurut ilmu hokum disyaratkan bagi adanya
suatu tertib hokum di Indonesia (rechts order), atau (legal order),
yaitu suatu keterbulatan dan keseluruhan peraturan-peraturan
hukum.
Adapun syarat-syarat tertib hokum yang dimaksud adalah meliputi
empat hal yaitu :
• Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan
peraturan hukum. Hal ini terpenuhi dengan adanya suatu
Pemerintahan Negara Republik Indonesia (Pembukaan UUD 1945
al. IV).
• Adanya kesatuan asas kerohanian, yang merupakan suatu dasar
dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yang merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Hal in terpenuhi oleh adanya
dasar filsafat Negara pancasila sebagaimana tercantum dalam
alinea IV Pembukaan UUD 1945.
• Adanya kesatuan daerah, dimana peraturan-
peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi oleh kalimat
seluruh tumpah darah Indonesia, sebagaimana
tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.
• Adanya kesatuan waktu, dimana seluruh peraturan-
peraturan hukum itu berlaku. Hal ini terpenuhi
dengan kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD
1945, “… maka disusubnlah kemerdekaan Negara
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.” Hal ini menunjukkan
saat mulai berdirinya Negara Republik Indonesia
yang disertai dengan suatu tertib hokum, sampai
seterusnya selama kelangsungan hidup Negara RI.
Dengan demikian maka seluruh peraturan
hukum yang ada di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia sejak saat di tetapkannya
Pembukaan UUD 1945 secara formal pada
tanggal 18 Agustus 1945, telah memenuhi
syarat sebagai suatu tertib hukum Negara.
C. Pokok-Pokok yang Terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Berdasarkan isi dari penjelasan resmi Pembukaan UUD
1945 tersebut bahwa dengan Pokok-pokok pikiran tersebut
nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
dijelmakan atau dijabarkan secara normatif dalam pasal-pasal
UUD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pokok pikiran Pertama : Negara melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasarkan asas persatuan, dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pokok pikiran kedua : Negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Pokok pikiran Ketiga : Negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.
4. Pokok pikiran keempat : negara berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Empat pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaanUndang-Undang Dasar ini, merupakan penjelasan
logis dari inti alinea keempat Pembukaan UUD1945. Dengan
kata lain pokok pikiran tersebut merupakan Dasar Filsafat
Negara,Pancasila.
D. Hubungan UUD1945 dengan Pancasila

1.Hubungan secara Formal


Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal dalam
pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperoleh
kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan
demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang
pada asas social, ekonomi, politik akan tetapi dalam
perpaduannya asas yang melekat padanya, yaitu unsurnya
terdapat dalam Pancasila.
2. Hubungan secara Material
Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain
hubungan yang bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di
atas juga hubungan secara material sebagai berikut.
Berdasarkan urutan-urutan tertib hukum Indonesia
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang
tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumberkan pada
Pancasila, atau dengan lain perkataan Pancasila sebagai
sumber hukum Indonesia.
Selain itu, dalam hubungannya dengan hakikat dan
kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok Kaidah
Negara yang fundamental, maka sebenarnya secara material
merupakan esensi atau inti sari dari pokok Kaidah Negara
fundamental tersebut tidak lain adalah pancasila.
E. Konstitusi Negara Republik Indonesia

1. UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember


1949
Pada saat Proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945, negara Republik Indonesia belum
memiliki konstitusi atau UUD. Namun sehari
kemudian, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengadakan sidang pertama yang salah satu
keputusannya adalah mengesahkan UUD yang
kemudian disebut UUD 1945.
2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949
Perjalanan negara baru Republik Indonesia tidak luput dari
rongrongan pihak Belanda yang menginginkan menjajah
kembali Indonesia. Belanda berusaha memecahbelah bangsa
Indonesia dengan cara membentuk negaranegara ”boneka”
seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia Timur,
Negara Pasundan, dan Negara Jawa Timur di dalam negara
RepubIik Indonesia. Bahkan, Belanda kemudian melakukan
agresi atau pendudukan terhadap ibu kota Jakarta, yang dikenal
dengan Agresi Militer I pada tahun 1947 dan Agresi Militer II
atas kota Yogyakarta pada tahun 1948. Untuk menyelesaikan
pertikaian Belanda dengan RepubIik Indonesia, Perserikatan
Bangsa- Bangsa (PBB) turun tangan dengan menyelenggarakan
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag (Belanda) tanggal
23 Agustus – 2 November 1949.
• 3. Periode Berlakunya UUDS 1950
Pada awal Mei 1950 terjadi penggabungan Negara-negara
bagian dalam negara RIS, sehingga hanya tinggal tiga negara
bagian yaitu negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, dan Negara Sumatera Timur.
Perkembangan berikutnya adalah munculnya kesepakatan
antara RIS yang mewakili Negara Indonesia Timur dan Negara
Sumatera Timur dengan Republik Indonesia untuk kembali ke
bentuk Negara esatuan. Kesepakatan tersebut kemudian
dituangkan dalam Piagam Persetujuan tanggal 19 Mei 1950.
Untuk mengubah negara serikat menjadi negara kesatuan
diperlukan suatu UUD Negara kesatuan. UUD tersebut akan
diperoleh dengan cara memasukan isi UUD 1945 ditambah
bagian-bagian yang baik dari Konstitusi RIS.
4. UUD 1945 Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan
politik dan pemerintahan sering terjadi penyimpangan
yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang justru
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya,
pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu belum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi
karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada
kekuasaan seorang Presiden dan lemahnya kontrol yang
seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-
kebijakan Presiden.
5. UUD 1945 Periode 19 Oktober 1999 – Sekarang
Seiring dengan tuntutan reformasi dan setelah lengsernya
Presiden Soeharto sebagai penguasa Orde Baru, maka sejak
tahun 1999 dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD
1945. Sampai saat ini, UUD 1945 sudah mengalami empat
tahap perubahan, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan
2002. Penyebutan UUD setelah perubahan menjadi lebih
lengkap, yaitu : Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Melalui empat tahap perubahan tersebut, UUD 1945 telah
mengalami perubahan yang cukup mendasar. Perubahan itu
menyangkut kelembagaan negara, pemilihan umum,
pembatasan kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden,
memperkuat kedudukan DPR, pemerintahan daerah, dan
ketentuan yang terinci tentang hak-hak asasi manusia.
F. Sistem Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945
Indonesia menerapkan sistem pemerintahan demokrasi
yang mana dalam arti rakyat sebagai asal muasal kekuasaan
Negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan
untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Suatu pemerintahan
dari rakyat haruslah sesuai dengan filsafat hidup rakyat itu
sendiri yaitu filsafat Pancasila.
Secara filosofis bahwa demokrasi Indonesia mendasarkan
pada rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan Negara dan
sekaligus sebagai tujuan kekuasaan Negara. Rakyat
merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, dan oleh karena itu, dalam
pengertian demokrasi kebebasan individu diletakkan demi
tujuan kesejahteraan bersama.
G. Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD 1945
Lembaga-lembaga negara atau kelengkapan negara menurut
UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
3.DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
4. Presiden
5. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
6. Kekuasaan Kehakiman
a. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Konstitusi
c. Komisi Yudisial
H. Hak-Hak Asasi Dalam Undang-undang Dasar 1945
Telah di jelaskan pada pembangian sebelumnya
bahwa Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari tiga
bagian yang mempunyai kedudukan yang sama, yaitu
pembukaan, batang tubuh yang terdiri dari Pasal 37.
A. Dalam Pembukaan
Sesungguhnya pembukaan undang-undang dasar 1945 banyak
menyebutkan hak-hak asasi sejak alinia pertama sampai alinia
keempat.
- Alinea pertama pada hakekatnya adalah merupakan
pengakuan akan adanya kebebasan untuk merdeka.pengakuan
akan perikemanusiaan adalah inti sari dari hak-hak asasi
manusia,
- Alinea kedua : Indonesia sebagai negara yang adil
- Alinea ketiga : Dapat disimpulkan bahwa rakyat indonesia
menyatakan kemerdekaannya supaya tercapai kehidupan
bangsa indonesia yang bebas.
- Alinea ke empat: berisikan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak-hak asasi dalam segala bidang.
B. Dalam Batang Tubuh
Undang-undang dasar 1945 mengatur hak-hak asasi manusia
dalam 7 pasal, yaitu Pasal-Pasal yang langsung berbicara
mengenai hak-hak asasi. Ketujuh pasal tersebut adalah :
Pasal 27: Tentang persamaan dalam hukum dan penghidupan
yang layak bagi manusia.
Pasal 28: Tentang kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan.
Pasal 29: Tentang kemerdekaan untuk memeluk agama
Pasal 31: Tentang hak untuk mendapat pengajaran
Pasal 32: Perlindungan yang bersifat kulturil
Pasal 33: Tentang hak ekonomi
Pasal 34: Tentang kesejahteraan sosial
TERIMA KASIH

You might also like