You are on page 1of 11

HAK ASASI MANUSIA

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sudah 61 tahun semenjak lahirnya Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM

melalui sebuah deklarasi universal HAM pada tanggal 10 desember 1948, sekaligus

merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai

manusia. Tak terasa beriringnya waktu yang membawa perkembangan HAM ini masih

tetap berjalan dengan lancar. Tetapi dilain sisi banyak berbagai para tokoh terkemuka

mengemukakan bahwa HAM adalah sebagai buah tangan dari perkembangan dari

ideologi-ideologi negara barat yang berkembang pada masa itu.

Tetapi menurut pandangan Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah

mempunyai tempat tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana

demokrasi dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM

dalam Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia

mendapat tempat yang spesial atau yang paling utama sejak zaman Nabi Muhammad

yang mengangkat derajat kaum wanita ketika masa itu, dimana ketika dimasa itu para

wanita menjadi budak yang begitu hina, juga setiap bayi perempuan yang baru lahir

harus dibunuh.

Bertolak dari perkembangan HAM itu sendiri, sebenarnya HAM telah menjadi

pokok yang dibicarakan semenjak empat belas tahun yang lalu1 bersamaan dari itu

makalah ini akan mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM itu

1
(Mansyur Effendi, 1994)
sebenarnya seperti apa, dimulai dari sejarah lahirnya HAM tersebut, sampai makna

terbentuknya HAM itu menurut perspektif islam.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa yang menjadi topik sentral permasalahan dalam makalah ini yang akan

dibahas adalah:

1.2.1 Bagaimana faktor historis munculnya HAM itu ?

1.2.2 Apa pokok ajaran yang terdapat dalam HAM ?

1.2.3 Bagaimana perspektif Islam dalam menanggapi kekeliruan yang terdapat dalam

HAM ?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

Setiap kegiatan yang dilakukan secara sistematis pasti mempunyai tujuan yang

diharapkan, begitu pula makalah ini. Tujuan pembahasan makalah ini adalah:

1.3.1 Menjelaskan faktor historis kemunculan HAM

1.3.2 Menerangkan pokok ajaran yang terdapat dalam HAM

1.3.3 Menjelaskan kekeliruan yang terdapat dalam HAM menurut perspektif islam
Bab II

Tinjauan Historis

Sejarah awal hak asasi manusia mulanya berkembang di negara barat sejak tahun 1215

yaitu dalam Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan kebijakan negara

supaya tidak berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna Charta ialah bermaksud untuk

mengurangi kekuasan penguasa. Usaha untuk diadakannya Magna Charta ini dimulai dari

perjuangan tuan tanah dan gereja untuk membatasi kekuasaan raja dan para anggota

keluarga. Pada periode awal ini hubungan antara isi dasar HAM adalah mengenai

(hubungan) antara anggota masyarakat yang berada dibawah kekuasaan yang diatur

kebendaanya.

Sekelompok tuan tanah dan ksatria menggalang kekuatan dan mereka berhasil

mendesak raja untuk tidak lagi memberlakukan tindakan penahan, penghukuman dan

perampasan benda-benda secara sewenang-wenang. Raja Jhon terpaksa menyetujui

tuntutan ini dengan memberikan cap pengesahan yang berlangsung pada juni 1215 di

Runnymede, sebuah padang rumput di pinggir sungai Thames. Isi dari Magna Charta ini

ada tiga. Pertama, raja dilarang menarik pajak sewenang wenang. Kedua, pejabat

pemerintah dilarang mengambil jagung dengan tanpa membayar. Dan yang ketiga, tidak

seorang pun dapat dipenjara tanpa saksi yang jelas. Pengesahan ini menjadi dokumen

tertulis yang pertama tentang hak-hak tuan tanah, gereja, ksatria dan orang merdeka atau

orang sipil yang belum menikmati kebebasan.

Berlanjut setelah keberhasilan tuan tanah, bangsawan dan orang merdeka untuk

memperjuangkan hak-hak mereka di hadapan raja membangkitkan kesadaran diberbagai

kalangan masyarakat terhadap pentingnya hak-hak untuk dihormati dan dilindungi. Pada
1628, kaum bangsawan menuntut hak-hak mereka kepada raja. Mereka mencetuskan

Petition Of Right. Yang menuntut sebuah negara yang konstitusional, termasuk didalamnya

fungsi parlemen dan fungsi pengadilan. Jhon locke (1632-1704) bersama lord Ashley

merumuskan tuntutan bagi toleransi beragama. Selain itu, juga menyatakan bahwa semua

orang diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah yang tidak data dicabut seperti hak

untuk hidup, kemerdekaan hak milik dan hak untuk meraih kebahagiaan.

Salah satu karya Locke yang terkenal ialah second treaties on civil government yang

berisi mengenai negara atau pemerintah harus berfungsi untuk melindungi hak milik

pribadi. Pemerintah dibentuk guna menjamin kehidupan, harta benda dan kesejahteraan

rakyat. Gagasan locke ini sesuai dengan perkembangan didalam masyarakat inggris yang

mulai berubah dari nehgara kerajaan yang absolut menuju kerajaan yang konstitusional.

Pada 1653 instrument of government berhasil didesakkan. Pembatasan kekuasaan raja

semakin dikukuhkan dengan lahirnya Habeas Corpus Act pada Mei 1679. Lonceng

kebebasan terus berdentang dan pada 16 desember 1689 Bill Of Rights lahir. Mereka tidak

hanya berhasil membebaskan diri dari kesewenangan raja. Dan mereka juga berhasil

membentuk parlemen yang mempunyai kewenangan untuk mengontrol kekuasaan raja.

Itulah sekilas sejarah awal dari HAM yang berkembang di barat khususnya yang

berkembang di wilayah Inggris.

• Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:

1. Magna Charta

Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di

kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat

pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang
menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang

dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta

pertanggung jawabannya dimuka hukum 2.

2. The American declaration

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The

American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan

Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di

dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus

dibelenggu dan tidak harus dikekang hidupnya.

3. The French declaration

Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi

Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat

dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan

tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of

innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh,

berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.

4. The four freedom

Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak

kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang

diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa

berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi


2
(Mansyur Effendi,1994)
penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan

persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan

untuk melakukan serangan terhadap Negara lain 3.

Bab III

3
( Mansyur Effendi,1994)
Pokok-Pokok Ajaran

Ajaran HAM dianggap sebagai filsafat teori hukum alam yang mengakui bahwa

hak-hak fundamental dan kodrati manusia berupa hak hidup, kemerdekaan dan hak milik

(Life, Liberty, Property) adalah anugerah alam bagi manusia sebagai individu. Teori ini

melenceng dari apa yang diharapkan, yang mana alam lah yang menentukan kehidupan

sesorang. Tetapi ini adalah pernyataan yang salah karena apa-apa yang ada dalam semesta

ini tidak diciptakan tanpa ada yang menciptakannya yaitu Tuhan.

Selain Teori hukum alam ini juga menjadi landasan negara demokrasi dan

negara hukum. Pada prinsipnya ajaran teori hukum alam inilah yang dianut negara-

negara Barat modern, dan dikenal sebagai pelopor ideologi kapitalisme-liberalisme.

Mereka menegakkan sistem demokrasi liberal dan ekonomi liberal sebagai implementasi

asas HAM yang mengakui potensi dan martabat individualitas manusia. Karenanya, ajaran

ini ada yang menamakan sebagai faham individualisme dan kapitalisme (materialisme) ---

yang menguasai berbagai negara Asia dan Afrika sebagai kolonialisme-imperialisme abad

XVI-XXI sekarang (USA dan Sekutunya!) .

Bagi kita yang di Indonesia paham-paham ini begitu sangat tidak cocok karena

beraliran kapitalisme dan liberalisme juga materialisme. Yang lari dari faedah HAM yang

sebenarnya untuk apa. Selain itu ajaran ini memberikan kekangan atau batasan kepada

individualitas manusia, sehingga banyak kesalahan dalam paham yang di pakai karena

sifatnya yang begitu tak memberi kebebasan terhadap indivdualitas terhadap apa yang

diyakini benar. Juga dalam menentukan agama yang di pilih mengalami batasan-batasan.

Sehingga hal tersebut jauh dari apa yang kita harapkan yaitu hilangnya keyakinan kepada

aspek ketuhanan dan juga makna dari aqidah itu sendiri.


Kemudian juga ada ajaran HAM berdasarkan teori Hegel (1770-1831) yang

melahirkan ajaran teori kedaulatan Tuhan (theocratisme). Menurut Hegel, HAM

adalah bukan untuk manusia sebagai individu, melainkan manusia sebagai kolektif

(kolektivitas, masyarakat, negara). Karenanya, kekuasaan atau kedaulatan di dalam negara

dipercayakan kepada manusia sebagai kolektivitas (incasu : negara; jadi dinamakan

kedaulatan negara). Teori Hegel mengajarkan bahwa kedaulatan negara ditegakkan atas

nama kedaulatan Tuhan.

Kemudian, teori Hegel yang theokratis diatas, dijiplak oleh Karl Marx (1818-

1883) menjadi teori kedaulatan negara sebagaimana yang dikembangkan oleh ajaran

Marxisme-komunisme-atheisme.

Jadi, berkembangnya teori tersebut menjadi hal yang banyak mengarah jauh dari

sebenarnya apakah hakikat HAM tersebut. Tetapi melainkan dengan berkembangnya HAM

juga berkembang pula peradaban yang tidak sesuai dengan pedoman kita yang terdapat

dalam Al-Qur’an, karena HAM berdiri atas marxisme komunisme-atheisme yaitu

ideologi yang berlawanan terhadap makna aqidah yang membawa perubahan terhadap

peradaban yang sebenarnya terdapat dalam Islam.

Bab IV

Tinjauan dari Perpektif Islam


Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukan bahwa Islam sebagai agama

telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Oleh karena itu,

perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan ajaran itu sendiri

yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali. Hak-hak

yang diberikan Allah itu bersifat permanent, kekal dan abadi, tidak boleh dirubah atau

dimodifikasi 4. Dalam Islam terdapat dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (hak al

insan) dan hak Allah. Setiap hak itu saling melandasi satu sama lain. Hak Allah melandasi

manusia dan juga sebaliknya. Dalam aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari

kedua hak tersebut, misalnya sholat.

Sementara dalam hal al insan seperti hak kepemilikan, setiap manusia berhak untuk

mengelola harta yang dimilikinya.

Konsep islam mengenai kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris

(theocentries) atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan syariatnya sebagai tolak

ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai

warga masyarakjat atau warga bangsa. Dengan demikian konsep Islam tentang HAM

berpijak pada ajaran tauhid. Konsep tauhid mengandung ide persamaan dan persaudaraan

manusia. Konsep tauhid juga mencakup ide persamaan dan persatuan semua makhluk yang

oleh Harun Nasution dan Bahtiar Effendi disebut dengan ide perikemakhlukan. Islam

datang secara turun temurun membawa ajaran tentang HAM, ajaran islam tentang HAM

dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits yang

merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat praktek kehidupan umat islam.

Dilihat dari tingkatannya, ada 3 bentuk HAM dalam Islam, pertama, Hak Darury

(hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya

4
(Abu A’la Almaududi, 1998)
membuat manusia sengsara dalam hidupnya, tetapi juga eksistensinya bahkan hilang harkat

kemanusiaannya. Sebagai misal, bila hak hidup dilanggar maka berarti orang itu mati.

Kedua, hak sekunder (hajy) yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat

hilangnya hak-hak elementer misalnya, hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan

yang layak maka akan mengakibatkan hilangnya hak hidup. Ketiga hak tersier (tahsiny)

yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder 5.

Mengenai HAM yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara6, Al Maududi

menjelaskan bahwa dalam Islam hak asasi pertama dan utama warga negara adalah:

1. Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama

dengan jaminan bahwa hak ini tidak kami dicampuri, kecuali dengan alasan-

alasan yang sah dan ilegal.

2. Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa

dilanggar kecuali setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara

hukum dan memberikan kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan

pembelaan

3. Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan

masing-masing.

4. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga negara tanpa

membedakan kasta atau keyakinan. Salah satu kewajiban zakat kepada umat

Islam, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok warga negara.

Bab V
5
(Masdar F. Mas’udi, 2002)
6
(Abu A’la Almaududi, 1998)
Daftar Buku Rujukan

Radjab, Suryadi, Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia, Jakarta: PBHI, 2002

Maududi, A.A. (1978). Human Righst in Islam. New Delhi.

Setiardja. A. G. (1993). Hak-hak Asasi Manusia berdasarkan Ideologi Pancasila.

Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

UNO 1988: HUMAN RIGHTS, Universal Declaration of Human Rights, New York,

UNO

www.google.com

www.ham.go.id

www.ham.com

You might also like