You are on page 1of 27

TUGAS KIMIA

MINYAK BUMI DAN DAMPAKNYA

DINA NURHINDAZAH
X-3/11

1
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………. 3
1.1 Pengenalan Minyak Bumi

II. MINYAK BUMI………………………………………………………..4


2.1 Pembentukan Minyak Bumi ……………………………………..4
2.2 Komponen Dalam Minyak Bumi………………………………...5
2.3 Pengolahan Minyak Bumi………………………………………..6
2.3.1 Proses Primer……………………………………..7
2.3.2 Proses Sekunder…………………………………..7
2.4 Manfaat Minyak Bumi………………………………...………….8
2.4.1 Bahan Bakar Gas………………………………….8
2.4.2 Naptha atau Petroleum Eter……………………….9
2.4.3 Gasolin……………………………………………10
2.4.4 Kerosin……………………………………………10
2.4.5 Minyak Solar……………………………………...11
2.4.6 Minyak Pelumas…………………………………..11
2.4.7 Residu Minyak Bumi……………………………..12
2.5 Dampak Negatif Minyak Bumi…………………………………...13
2.5.1 Terhadap Cuaca dan Iklim………………………..13
2.5.2 Terhadap Perairan…………………………………15
2.6.3 Terhadap Tanah……………………………………15

III. INDUSTRI PETROKIMIA…………………………………………… 16


3.1 Pengertian Petrokimia……………………………………………..16
3.2 Pengertian Hidrokarbon…………………………………………...17
3.3 Hubungan Hidrokarbon dengan Industri Petrokimia………………17
3.4 Kegunaan Industri Petrokimia dan Hidrokarbon…………………..17
3.5 Dampak Negatif Industri Petrokimia………………………………24

IV. DAFTAR PUSAKA………………………………………………………. 25

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengenalan Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin


petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam,
adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,
yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak
bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya.
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam,
dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan
sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan
gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian
ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan
karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan
gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau
produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia.
Petrokimia tersebut dapat dibuat menjadi plastik, serat sintetik, karet
sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.

3
BAB II
MINYAK BUMI

2.1 Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik


(mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang
lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan
sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak
jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya
makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari
sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini
kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan
tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan
gas alam tersebut.
Minyak bumi yang terbentuk kemungkinan sekali terkumpul dalam
pori-pori batuan sedimen laut, kemudian minyak bumi itu naik ke atas melalui
batuan sedimen. Akhirnya sampai pada bagian dasar sedimen yang tidak dapat
ditembus dan membentuk akumulasi minyak bumi dalam suatu perangkap
yang bisa disebut dengan “oil trap”. Gas alam kemungkinan sekali terdapat di
atas lapisan minyak, sedangkan air dibawah lapisan minyak.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang
lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui ( anrenewable )
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1. Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan
bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan
reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan
asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan
tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2. Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan
bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian

4
secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam
batuan berpori.
2.2 Komponen dalam Minyak Bumi

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:


1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)
- Dikenal dengan alkana atau parafin
- Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai
bercabang lebih sedikit
- Senyawa penyusun diantaranya:
a. Metana CH4
b. etana CH3 CH3
c. propana CH3 CH2 CH3
d. butana CH3 (CH2)2 CH3
e. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
f. iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
- Dikenal dengan alkena
- Keberadaannya hanya sedikit
- Senyawa penyusunnya:
a. Etena, CH2 CH2
b. Propena, CH2 CH CH3
c. Butena, CH2 CH CH2 CH3
3. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
- Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
- Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
- Senyawa penyusunnya :
a. Siklopropana c. Siklopentana

b. Siklobutana d. Siklopheksana

5
4. Hidrokarbon aromatik
- -Dikenal sebagai seri aromatik
- Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
- Senyawa penyusunannya:
a. Naftalena b. Benzena

b. Antrasena d. Toluena

5. Senyawa Lain
- Keberadaannya sangat sedikit sekali
- Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen,
oksigen dan organo logam (kecil sekali)

2.3 Pengolahan Minyak Bumi

Proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis proses
utama, yaitu Proses Primer dan Proses Sekunder. Sebagian orang mendefinisikan
Proses Primer sebagai proses fisika, sedangkan Proses Sekunder adalah proses
kimia. Hal itu bisa karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi
minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih.
Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia
kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya
terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.

6
2.3.1 Proses Primer
Minyak bumi atau minyak
mentah sebelum masuk kedalam
kolom fraksinasi (kolom pemisah)
terlebih dahulu dipanaskan dalam
aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 350°C.
Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian
masuk kedalam kolom fraksinasi
pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga
bagian bawah kolom fraksinasi).
Untuk menjaga suhu dan tekanan
dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air
panas dan bertekanan tinggi).
Karena perbedaan titik didih
setiap komponen
hidrokarbon maka
komponen-komponen
tersebut akan terpisah
dengan sendirinya, dimana
hidrokarbon ringan akan
berada dibagian atas kolom
diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam
kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.

Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar
kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus
ditambahkan aditif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau
persyaratan atau baku mutu yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-
masing produk tersebut.

2.3.2 Proses Sekunder

Pada kenyataannya minyak bumi tidak pernah ada yang sama, bahkan untuk
sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Kenyataannya banyak sumur minyak yang
menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang lebih berat,
terutama untuk sumur minyak yang sudah udzur atau memang jenis minyak dalam

7
sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak dari dalam
sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah
bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah
minyak beratnya.
Untuk pengolahan minyak berat jenis ini maka bisa dipastikan produk
yang dihasilkan akan lebih banyak fraksi beratnya daripada fraksi ringannya.
Jika yang dimasak minyak bumi jenis minyak berat seperti penjelasan diatas
maka produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraski solar, minyak berat atau
residunya daripada gas, bensin atau minyak tanahnya. Sementara konsumsi produk
minyak bumi di Indonesia kan lebih banyak dari fraksi bensin dan solarnya, terutama
untuk otomotif.
Jadi, jika yang dimasak oleh proses primer adalah minyak bumi jenis minyak
berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan
residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk
dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk menyiasatinya adalah
dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat.

Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking


(perengkahan atau pemutusan) terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi
hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misal, dengan
cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi
solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan
produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul
hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul
hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar.

Proses perengkahan ini sendiri ada dua dua cara, yaitu dengan cara menggunakan
katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara
pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350°C (thermal cracking).

2.4 Manfaat Minyak Bumi

2.4.1 Bakar Bahan Gas

Bahan bakar gas terdiri dari :


LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.

Elpiji, dari pelafalan singkatan bahasa Inggris; LPG (liquified petroleum gas,
harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan

8
butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12).

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu
elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair
bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar
250:1.

Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar
220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2
MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji
propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990.
Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.

2.4.2 Naptha\Petroleum Eter

Petroleum eter, dikenal sebagai VM & P Naphtha, Petroleum Naphtha, Naphtha ASTM,
Petroleum Spirits, X4 atau Ligroin, adalah berbagai kelompok volatile, sangat mudah
terbakar, cairan campuran hidrokarbon yang digunakan terutama sebagai pelarut
nonpolar.

Petroleum eter diperoleh dari kilang minyak bumi sebagai bagian dari distilat yang
intermediate antara nafta ringan dan minyak tanah yang lebih berat. Ia memiliki berat
jenis antara 0,6 dan 0,8 tergantung pada komposisinya. Fraksi distilasi berikut
petroleum eter biasanya tersedia: 3-40 ° C, 40 hingga 60 ° C, 60 hingga 80 ° C, 80
sampai 100 ° C, 80 sampai 120 ° C dan kadang-kadang 100 hingga 120 ° C. 60 hingga
80 ° C fraksi sering digunakan sebagai pengganti heksana. Petroleum eter banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan farmasi dalam proses manufaktur. Petroleum
eter sebagian besar terdiri dari pentana, dan kadang-kadang digunakan sebagai
pengganti pentana karena biaya lebih rendah.

Bensin tidak boleh tertukar dengan benzena atau benzyne. Bensin adalah campuran
alkana, misalnya, pentana, heksana, dan heptana, sedangkan benzene adalah
hidrokarbon, siklik aromatik, C6H6. Demikian juga, petroleum eter tidak boleh

9
tertukar dengan kelas senyawa organik disebut eter, yang berisi kelompok fungsional
ROR.

2.4.3 Gasolin

Gasoline\Bensin adalah campuran cairan yang dihasilkan dari minyak bumi


yang terutama digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin pembakaran internal. Hal
ini juga digunakan sebagai pelarut, terutama dikenal karena kemampuannya untuk
mencairkan cat.

Sebagian besar terdiri dari hidrokarbon alifatik diperoleh dari penyulingan


fraksional minyak bumi, ditingkatkan dengan iso-oktan atau hidrokarbon aromatik
toluene dan benzene untuk meningkatkan nilai oktan nya. Sejumlah kecil dari
berbagai aditif yang umum, untuk tujuan seperti kinerja mesin tuning atau
mengurangi emisi gas buang berbahaya. Beberapa campuran juga mengandung
jumlah yang signifikan etanol sebagai bahan bakar alternatif parsial.

Sebagian besar atau mantan negara-negara Persemakmuran menggunakan


istilah bensin, disingkat dari roh minyak bumi. Di Amerika Utara, bensin kata adalah
istilah umum, di mana ia sering disingkat dalam penggunaan sehari-hari untuk
sekadar gas (walaupun bensin juga diterima dan digunakan pada tingkat lebih rendah
di Kanada). Ini bukan benar-benar bahan bakar gas (tidak seperti, misalnya, minyak
gas cair, yang disimpan di bawah tekanan sebagai cairan, namun kembali menjadi gas
sebelum pembakaran). Istilah ini petrogasoline juga digunakan. Ejaan Jamaika adalah
bensin.

Dalam penerbangan, mogas, pendek untuk bensin motor, digunakan untuk


membedakan bahan bakar mobil dari bensin penerbangan, atau Avgas. Di Inggris
Bahasa Inggris, bensin dapat merujuk ke minyak yang berbeda derivatif historis yang
digunakan dalam lampu, namun penggunaan ini relatif jarang terjadi.

2.4.4 Kerosin

Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu
kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking. Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan
hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara
distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12
sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah
tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal
Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-

10
1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan
dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).
Biasanya, kerosin didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan
khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar
belerangnya dan pengaratannya. Kerosin dapat juga diproduksi oleh hidrocracker,
yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus
untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang,
di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosin yang mencapai spesifikasi yang diperketat,
terutama titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain
Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir
kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga
seperti pada merk/ brand baygone.

2.4.5 Minyak Solar

Minyak solat secara umum adalah bahan bakar cair yang digunakan dalam
mesin diesel. Yang paling umum adalah distilat fraksional khusus bahan bakar minyak
minyak bumi, tetapi alternatif tersebut tidak berasal dari minyak bumi, seperti
biodiesel, biomassa untuk cair (BTL) atau gas cair (GTL) diesel, semakin
dikembangkan dan diadopsi. Untuk membedakan jenis ini, minyak diesel diturunkan
dari semakin disebut petrodiesel. Ultra-diesel rendah belerang (ULSD) adalah standar
untuk menentukan bahan bakar diesel dengan kandungan sulfur diturunkan secara
substansial.

2.4.6 Minyak Pelumas

Pelumas adalah zat cairan yang dioleskan antara dua permukaan yang
bergerak untuk mengurangi gesekan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi
pemakaian. Pelumas juga berfungsi untuk pengangkutan partikel asing dan
mendistribusikan panas.

Salah satu kegunaan terpenting nya adalah untuk melumas kendaraan bermotor
untuk melindungi mesin pembakaran internal kendaraan bermotor dan peralatan
bertenaga.

Pelumas biasanya mengandung 90% minyak dasar (paling sering fraksi minyak bumi,
disebut minyak mineral) dan kurang dari aditif 10%. minyak nabati atau cairan
sintetis seperti dihidrogenasi poliolefin, ester, silikon, fluorocarbons dan banyak
orang lain kadang-kadang digunakan sebagai bahan dasar. Aditif memberikan

11
mengurangi gesekan dan keausan, meningkatkan viskositas, indeks viskositas lebih
baik, ketahanan terhadap korosi dan oksidasi, penuaan atau kontaminasi, dll

Pelumas seperti minyak 2-siklus juga ditambahkan pada beberapa bahan


bakar. Sulfur dalam bahan bakar kotoran juga memberikan sifat pelumasan beberapa,
yang harus diambil dalam account bila beralih ke diesel rendah belerang, biodiesel
merupakan bahan bakar diesel yang populer memberikan kemampuan melumasi
tambahan aditif.

Non-cairan pelumas termasuk minyak, serbuk (grafit kering, PTFE,


molibdenum disulfida, disulfida tungsten, dll), teflon tape digunakan dalam pipa,
udara bantal dan lain-lain. pelumas kering seperti grafit, disulfida molibdenum dan
tungsten disulfida juga menawarkan pelumasan pada suhu (sampai dengan 350 ° C)
lebih tinggi daripada minyak cair dan pelumas berbasis mampu beroperasi. Limited
bunga telah ditunjukkan dalam sifat gesekan rendah oksida padat terbentuk pada
lapisan glasir beberapa ratus derajat Celsius dalam sistem geser metalik, Namun,
penggunaan praktis masih bertahun-tahun meninggal dunia karena sifat mereka
secara fisik tidak stabil.

2.4.6 Residu Minyak Bumi

Residu minyak bumi yang terdiri dari :


 Parafin , Dalam kimia, parafin adalah nama umum bagi hidrokarbon
alkana dengan rumus umum CnH2n 2. Malam (zat) parafin mengacu
pada padat dengan 20 ≤ n ≤ 40. Molekul parafin yang paling sederhana
adalah metana, CH4, gas pada suhu kamar. Berat anggota seri, seperti
yang oktan, C8H18, dan minyak mineral muncul sebagai cairan pada
suhu kamar. Bentuk padat parafin, lilin parafin yang disebut, berasal
dari molekul terberat dari C40H82 ke C20H42. Parafin wax
diidentifikasi oleh Carl Reichenbach pada tahun 1830. Parafin, atau
hidrokarbon parafin, juga merupakan nama teknis untuk alkana secara
umum, tetapi dalam banyak kasus itu mengacu secara khusus untuk
suatu linear, atau alkana normal - sedangkan bercabang, atau isoalkanes
juga disebut isoparaffins. Hal ini berbeda dari bahan bakar yang dikenal
di Irlandia, Britania dan Afrika Selatan sebagai minyak parafin atau
hanya parafin, yang disebut minyak tanah di sebagian besar AS, Kanada,
Australia dan Selandia Baru.
 Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal
sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran
beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan
lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak

12
(aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya,
aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

2.5 Dampak Negatif Minyak Bumi

2.5.1 DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM

Selain menghasilkan energi, pembakaran


sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas,
antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2)
yang menyebabkan pencemaran udara
(hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah


pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari
kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik
dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan
mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut
berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara,
setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang
teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan
terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.
Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih
kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”.
Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam.
Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan
terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan asam.

13
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan
industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan


gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2
tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di
atmosfer meningkat, sehingga terjadi
peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan
global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari
(radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim
dan kenaikan permukaan air laut. Proses
terjadinya efek rumah kaca

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari
gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah

14
energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2
ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

2.5.2 Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan


minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan
lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat
menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan
oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan
oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi
pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air
menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.

2.5.3 Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya dari


pertambahan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul
terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup dan masuk ke
tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres,
pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga
menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan pebe bisa
berbahaya.

15
BAB III
INDUSTRI PETROKIMIA

Industri Petrokimia adalah industri yang memproduksi bahan-bahan kimia dengan


cara derivatisasi bahan baku minyak bumi, gas alam, serta residu minyak bumi secara
komersial

3.1 Pengertian Petrokimia

Petrokimia adalah bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar fosil.
Ini termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi seperti metana, propana,
butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan bakar pesawat, dan juga
termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida, dan
pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat buatan.

Dua kelas olefin petrokimia yang termasuk ethylene dan propylene, dan aromatic
termasuk benzena, toluena dan xilena isomer. kilang minyak memproduksi olefin dan
aromatic oleh fluida cracking katalitik dari fraksi minyak bumi. Kimia tanaman
menghasilkan uap cracking olefin oleh cairan gas alam seperti etana dan propana.
Aromatics diproduksi oleh katalitik reformasi nafta. Olefin dan aromatic adalah blok
bangunan untuk berbagai bahan seperti pelarut, deterjen, dan perekat. Olefin
merupakan dasar untuk polimer dan oligomers digunakan di plastik, resin, serat,
elastomer, pelumas, dan gel.

Petrokimia primer dibagi menjadi tiga kelompok tergantung pada struktur kimia
mereka:
 Olefin termasuk ethylene, propylene, dan butadiena. Etilen dan propylene
merupakan sumber penting bahan kimia industri dan produk plastik.
Butadiena digunakan dalam pembuatan karet sintetis.
 Aromatik meliputi benzena, toluena, dan xylenes. Benzene adalah bahan baku
untuk zat warna dan deterjen sintetik, dan benzena dan toluena untuk
isocyanates MDI dan TDI yang digunakan dalam pembuatan poliuretan.
Produsen menggunakan xylenes digunakan untuk memproduksi plastik dan
serat sintetis.
 Sintesis gas campuran hidrogen dan karbon monoksida digunakan untuk
membuat amonia dan metanol. Amonia digunakan untuk membuat pupuk urea
dan metanol digunakan sebagai pelarut dan kimia intermediate.

16
3.2 Pengertian Hidrokarbon

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan
atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut
digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan
empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah
alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C
(C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

senyawa ini merupakan senyawakarbon paling sederhana yang terdiri dari atom
karbon(C)dan hidrogen(H).sampai saat ini terdapat lebih kurang 2 juta senyawa
hidrokarbon.sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis
ikatan koevalen antar atom karbon.

3.3 Hubungan Hidrogen dengan Petrokimia

Hidrokarbon C2~C4 merupakan senyawa yang penting dalam industri kimia


petrokimia misalnya bahan baku polimer, MTBE, untuk alkilasi, senyawa isookatana
maupun LPG. Sampai saat ini, sumber utama senyawa hidrokarbon tersebut berasal
dari hasil pengolahan minyak bumi. Karena semakin menispisnya cadangan minyak
dunia, maka dimasa depan kebergantungan hidrokarbon C2~C4 ini pada pasokan
minyak harus segera dicarikan alternatif sumber lainnya yang lebih terjaga
kesinambungannya. Penelitian ini bermaksud menyajikan bahwa hidrokarbon C2~C4
dapat diperoleh dari senyawa organik n-butanol melalui reaksi katalitik
menggunakan katalis zeolit alam. Proses ini sangat penting karena reaktan n-butanol
merupakan suatu senyawa yang renewable (dapat diperbaharui) dari proses
fermentasi. Zeolit alam dimodifikasi dengan penambahan boron oksida dengan
berbagai kadar.

3.4 Kegunaan Industri Petrokimia dan Hidrokarbon

Kegunaan Hidrokarbon
Hidrokarbon banyak memberi manfaat bagi kebutuhan manusia, baik dalam bidang
pangan, sandang, papan, seni dan estetika. Dalam hal ini akan dipaparkan kegunaan
hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia, yaitu dalam bidang pangan,
sandang, papan, seni dan estetika.

17
1. Bidang pangan
Jika sudah berbicara kegunaan hidrokarbon dalam bidang pangan, maka bahasanya
bukan hidrokarbon murni lagi, tapi sedikit lebih luas yaitu karbohidrat. Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak
karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Tipe karbohidrat
• Monosakarida
 Monosakarida adalah suatu karbohidrat yang tersederhana yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil lagi.
- Glukosa / gula anggur banyak terdapat dalam buah , jagung, dan madu.
- Fruktosa terdapat bersama dengan glukosa dan sukrosa dalam buah-
buahan dan madu.
- Galaktosa, sumber dapat diperoleh dari laktosa yang dihidrolisis melalui
pencernaan makanan kita.
• Disakarida
 Disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida.
- Maltosa (glukosa + glukosa), tidak dapat difermentasi bakteri kolon dengan
mudah, maka digunakan dalam makanan bayi, susu bubuk beragi (malted
milk)
- Laktosa (glukosa + galaktosa), terdapat dalam susu sapi dan 5-8% dalam
susu ibu.
- Sukrosa (glukosa + fruktosa), ialah gula pasir biasa. Bila dipanaskan akan
membentuk gula invert berwarna coklat yang disebut karamel. Digunakan
untuk pembuatan es krim, minuman ringan, dan permen.
• Polisakarida
 Polisakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari banyak
monosakarida. Kegunaan hidrokarbon pada polisakarida dalam bidang pangan
seperti beras, pati, jagung, dll.

18
2. Bidang sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA (purified
terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya adalah
kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk menjadi senyawa
aromatik, yaitu para-xylene

Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta
proses petrokimia diatas). Dari PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini
kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester inilah
yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir semua pakaian
seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester. Untuk memudahkan
pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian yang terbuat dari benang
sintetis poliester biasanya relatif lebih murah dibandingkan pakaian yang terbuat dari
bahan dasar katun, sutra atau serat alam lainnya. Kehalusan bahan yang terbuat dari
serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah (aditif) dalam proses pembuatan
benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol). Sebetulnya ada polimer lain yang
juga dibunakan untuk pembuatan serat sintetis yang lebih halus atau lembut lagi.
Misal serat untuk bahan isi pembalut wanita. Polimer tersebut terbuat dari polietilen.

3. Bidang papan
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik. Bahan
dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu senyawa
olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian jadi macam,
mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture, peralatan interior rumah, bemper
mobil, meja, kursi, piring, dll.

4. Bidang seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada tinta /
cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa
digunakan untuk mengencerkan cat. Sementar untuk urusan seni patung banyak
patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll. Hidrokarbon yang digunakan
untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White Spirit atau LAWS merupakan
pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA di Plaju dengan rentang titik didih
antara 145o C — 195o C. Senyawa hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS
merupakan campuran dari parafin, sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik.

5. Bidang estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebihluas lagi dengan
penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan untuk estetika
kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki menggunakan lilin)
atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir sepatu. Tentunya lilin

19
untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali. Lilin parafin di Indonesia
diproduksi oleh Kilang PERTAMINA UP- V Balikpapan melalui proses filtering press.
Kualifikasi mutu lilin PERTAMINA berdasarkan kualitas yang berhubungan dengan
titik leleh, warna dan kandungan minyaknya.

Industri Petrokimia
Kegunaan hidrokarbon pada bidang sandang, papan, seni, dan estetika dapat
kita peroleh dari hasil industri petrokimia. Industri petrokimia adalah industri yang
bahan industrinya berasal dari bahan bakar, minyak da gas bumi (gas alam).
Dewasa ini, puluhan ribu jenis bahan petrokimia telah dihasilkan. Bahan petrokimia
tersebut dapat digolongkan kedalam plastik, serat sintetis, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, berbagai jenis obat da vitamin.
Bahan dasar petrokimia
Pada umumnya, proses industri petrokimia melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar
petrokimia
2. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara, dan
3. mengubah produk antara menjadi produk akhir.
Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar, yaitu: olefin,
aromatika, dan gas-sintesis (syn-gas).

a. Olefin (alkana-alkena)
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di seluruh
dunia mencapai miliaran kg per tahun. Diantara olefin yang terpenting (paling banyak
diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena (butena), dan
butadiene.
Olefin pada umumnya dibuat dari etana, propane, nafta, atau minyak gas (gas-oil)
melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan propane dapat berasal dari gas
bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal dari fraksi minyak bumi dengan
molekul C-6 hingga C-10; sedangkan gas-oil berasal dari fraksi minyak bumi dengan
molekul dari C-10 hingga C-30 atau C-30.

b. Aromatika
Aromatika adalah benzena dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta melalui
proses yang disebut reforming. Di antara aromatic yang terpenting adalah benzene
(C6H6, toluene (C6H5CH3), dan xilena (C6H¬4(CH3)2). Ketiga jenis senyawa ini
disebut BTX.

20
c. Gas sintetis
Gas sintesis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen
(H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut steam
reforming atau oksidasi parsial. Reaksinya berlangsung sebagai berikut:
Steam reforming: campuran metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu
dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis (bahan pemercepat reaksi).
CH4(g) CO (g) + 3H2¬ (g)
oksidasi parsial: metana direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan
tekanan tinggi.
2CH4 (g) 2CO (g) + 4 H2(g)

1. Petrokimia dari olefin

a. Beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar etilena sebagai


berikut:

- Polietilena
 Polietilena adalah plastic yang paling banyak diproduksi. Plastik polietilena
antara lain digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus /
sampul. Pembentukan polietilena dari etilena merupakan reaksi polimerisasi.
nCH2 = CH¬2 (-CH2-CH2-)n
Plastic polietilena (maupun plastic lainnya) yang kita kenal , selain
mengandung poliertilena juga mengandung berbagai bahan tambahan,
misalnya bahan pengisi, plasticer dan pewarna.
- PVC
 PVC atau polivinilklorida juga merupkan plastic, yang antara lain digunakan
untuk membuat pipa (pralon) dan pelapis lantai.
PVC dibuat dari etilena melalui tiga tahapan reaksi sebagai berikut.
CH2 = CH2 + Cl2 CH2Cl – CH2Cl (adisi)
CH2Cl – CH2Cl CH2 = CHCL + HCl (pirolisis, pemanasan)
CH = CHCl (- CH2 – CHCl -)n (polimerisasi)

21
- Etanol
 Etanol adalah bahan yang sehari-hari biasa kita kenal sebagai alcohol. Etanol
digunakan untuk bahan baker atau bahan antara untuk berbagai produk lain,
misalnya asam asetat. Pembuatan etanol dari etilena melalui reaksi sebagai
berikut.
CH2 = CH2 + H2O CH3 - CH2OH (adisi)

- Etilena glikol atau glikol


 Glikol digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.

b. Beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar propilena


sebagai berikut:

- Polipropilena
 Plastic prolpilena lebih kuat dibandingkan dengan plastic polietilena.
Polipropilena antara lain digunakan untuk karung plastic dan tali plastic.

- Gliserol
 Zat ini antara lain digunakan sebagai bahan kosmetik (pelembab), industri
makanan, dan bahan peledak (nitrogliserin).
CH2OH CH2ONO2
CHOH CHONO2
CH2OH CH2ONO2
Gliserol nitrogliserol

22
- Isopropyl alcohol
 Zat ini digunakan sebagai bahan antara untuk berbagai produk petrokimia
lainnya misalnya aseton (bahan pelarut, digunakan untuk melarutkan pelapis
kuku /kutek)

c. Beberapa diantara produk petrokimia yang berbahan dasar butillena


sebagai berikut:

- karet sintetis, seperti SBR (styrene-butadiena-rubber)

- nilon, yaitu nilon 6,6.

d. Produk petrokimia yang berbahan dasar isobutilena antara lain adalah


MTBE (metal tertiary butyl eter). Zat ini digunakan untuk menaikka nilai
oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi iso butilena dengan methanol.

2. Petrokimia dari aromatika


Bahan aromatika yang terpenting adalah benzene, toluene, dan xilena (BTX). Pada
industri petrokimia berbahan dasar benzene. Umumnya benzene diubah menjadi
stirena, kumena, dan sikloheksana.

- Stirena digunakan untuk membuat karet sintetis, seperti SBR dan polistirena.
- Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunaka untuk
membuat perekat dan resin.
- Sikloheksana digunakan untuk membuat nilon, missal nilon 6,6 dan nilon 6.

Selain itu sebagian benzene digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen,
missal LAS dan ABS.
Beberapa contoh produk petrokimia berbahan dasar toluene dan xilenaantara lain:
 Bahan peledak yaitu trinitrotoluene (TNT).
 Asam tereftalat yang merupakan bahan untuk membuat serat seperti
metiltereftalat.

3. Petrokimia dari gas-sintetis (syn-gas)


Gas sintetis (syn-gas) merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hydrogen (H2). Berbagai contoh petrokimia syn-gas sebagai berikut:
- ammonia (NH3)
ammonia dibuat dari nitrogen dan hydrogen menurut reaksi berikut ini:
N2 (g) + 3H2(g) 2H3(g)

23
Pada industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara, sedangkan gas hydrogen
dari syn-gas. Sebagian besar produksi ammonia digunakan untuk membuat pupuk
seperti urea [CO(NH2¬)2], ZA [(NH4)2SO4], dan ammonium nitrat (NH¬4NO3).
Sebagian lainnya digunakan untuk membuat berbagai senyawa nitrogen lainnya,
seperti asam nitrat (HNO3) da sebagai bahan untuk membuat resin dan plastic.
- urea [CO(NH2¬)2]
urea dibuat dari ammonia da gas karbon dioksida melalui 2 tahap reaksi berikut:
CO2(g) + 2NH3(g) NH2CO2NH4(s)
NH2CO2NH4(s) CO(NH2)2 (s) + H2O (g)
Sebagian besar urea digunakan sebagai pupuk. Kegunaan yang lain yaitu untuk
makanan ternak, industri perekat, plastic ,dan resin.
- methanol (CH3OH)
Methanol dibuat dari syn-gas melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi
dengan bantuan katalis.
CO(g) + 2H2(g) CH3OH
Sebagian methanol diubah menjadi formaldehida. Sebagian lain digunakan untuk
membuat serat, dan campuran bahwa bakar.
- formaldehida (HCHO)
formaldehida dibuat melalui oksidasi methanol dengan bantuan katalis.
CH3OH(g) HCHO(g) + H2(g)
Larutan formaldehida dalam air dikenal dengan nama formalin. Formalin digunakan
untuk mengawetkan preparat biologi (termasuk mayat). Akan tetapi, penggunaan
utama dari formadehida adalah untuk membuat resin urea- formaldehida dan lem.
Lem formaldehida banyak digunakan dalam industri kayu lapis.

3.5 Dampak Negatif Industri Petrokimia

Perkembangan industri petrokimia memberikan sumbang polutan organik


paling tinggi. Industri petrokimia yang umumnya berbahan baku minyak bumi atau
gas bumi akan menghasilkan hidrokarbon yang merupakan salah satu komponen
penyebab pencemaran dan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Salah
satu limbah yang tersebar luas di lingkungan adalah toluena. Toluena digunakan
sebagai aditif pada gasolin, meningkatkan tingkat oktan; dalam produksi benzena,
nilon, plastik, dan poliuretan; dan sebagai pelarut pada cat, tinta, adhessive dan
pembersih
Industri pengolahan minyak dan petrokimia mengemisikan hidrokarbon dalam
jumlah yang besar. Aktivitas alam sendiri juga mengemisikan hidrokarbon yang
membentuk konsentrasi alami hidrokarbon di atmosfer. Sumber-sumber yang
tergolong alami adalah lautan, rawa dan hutan, dimana sebagian terbesar merupakan
produk metabolisme biologis.

24
Hidrokarbon juga merupakan pencemar utama yang diemisikan oleh
kendaraan bermotor dari lalu lintas di dalam perkotaan. Di beberapa kota besar,
sumber ini merupakan sumber hidrokarbon yang paling dominan, sebagai pencemar
primer dan yang memberikan kontribusi terbesar dalam pencemaran oksidan
fotokimia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Tim penulis, 1994. Kimia 1 SMU, Jakarta; Yusidtira


Sumarna, Omay. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X Jilid 1, Bandung; Regina
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah; CV Media Karya
Putra.
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta; PT Erlangga.
2006. Kimia SMA X : Jakarta; ESIS
http://id.wikipedia.org/wiki/Asbut#Dampak_bagi_lingkungan
http://en.wikipedia.org/wiki/Lubricant
http://en.wikipedia.org/wiki/Diesel
http://en.wikipedia.org/wiki/Gasoline
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak#Minyak_bumi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak
http://en.wikipedia.org/wiki/Petroleum_ether
http://kimia.upi.edu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Elpiji
http://www.chem-is-try.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Bensin
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_petrokimia
http://www.inaplas.org
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana
%200606249_IE6.0/halaman_10.html
http://www.forumsains.com/ilmu-teknik/pengolahan-minyak-bumi/
http://sangfuehrer.blogspot.com/2009/06/produk-pengolahan-minyak-bumi-dan.html
http://semaittek.wordpress.com/2008/08/06/proses-pengolahan-minyak-bumi/
http://en.wikipedia.org/wiki/Naptha
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspal

26
http://id.wikipedia.org/wiki/Malam_(zat)
http://en.wikipedia.org/wiki/Paraffin
http://en.wikipedia.org/wiki/Petrochemical
http://staff.ui.ac.id/internal/131668156/publikasi/KKR07-N-BUTANOLMENJADI.pdf
http://bumikupijak.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=74
http://dizzproperty.blogspot.com/2007/10/pencemaran-udara-oleh-hidrokarbon.html
http://rosachemist88.blog.uns.ac.id/
http://opensource.telkomspeedy.com/repo/abba/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0236c%20Kim%202-13c.htm
http://abynoel.wordpress.com/2009/05/27/kegunaan-hidrokarbon-dalam-kehidupan-sehari-
hari-proses-pembuatan-polyester/
http://ocean.fsu.edu/faculty/dittmar/dittmarmethods.html
http://library.advanced.org/11226/main/s03.htm
http://www.swicofil.com/pes.html
United State Enviromental Protection Agency, 2007: 17

27

You might also like