You are on page 1of 11

Pengelolaan Kawasan Konservasi

Perspektif Pengelolaan Kawasan Konservasi

(Studi Kasus Taman Nasional Bali Barat)

OLEH :

M. ADHAR ADITYYAWARMAN

( M11107026)

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2010
PENDAHULUAN

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Taman Nasional Bali Barat mempunyai luas 19.002,89 ha. terdiri dari kawasan
terestrial seluas 15.587,89 ha. dan kawasan perairan selaus 3.415 ha. Potensi Taman Nasional
Bali Barat meliputi berbagai jenis flora dan fauna liar, yang berstatus langka, dilindungi
maupun yang keberadaannya masih melimpah, habitat dan letak geomorfologinya serta
keindahan alamnya.

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Tiga sasaran pokok kegiatan konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya :

1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga


kehidupan bagi kelangsungan pembangunan kesejahteran manusia.
2. Terkendalinya cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestarian manfaatnya.
3. Terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistem sehingga
mampu menunjang pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PEMBAHASAN

Manfaat kawasan konservasi

1) Stabilisasi fungsi hidrologi

2) Perlindungan tanah

3) Menjaga stabilitas iklim

4) Pelestarian sumberdaya dapat pulih (renewable resources)

5) Perlindungan sumberdaya genetik

6) Melestarikan cadangan benih, populasi, keanekaragaman

7) Mempertahankan keseimbangan alami lingkungan

8) Pariwisata

9) Menciptakan kesempatan kerja dan usaha

10) Menyediakan sarana untuk penelitian, pendidikan, dan pemantauan lingkungan

1. Stabilitas Fungsi Hidrologi

Proses terkoordinasi dalam pengembangan dan pengelolaan air, tanah dan


sumberdaya alam terkait yang memberi manfaat maksimal bagi kemaslahatan masyarakat
tanpa mengganggu keberlanjutan ekosistem.

 Aspek pengelolaan:

 Daerah tangkapan hujan

 Kuantitas

 Kualitas

 Pengendalian banjir

 Lingkungan sungai

 Prasarana pengairan
2. Perlindungan Tanah

Perlindungan terhadap tanah dilakukan dengan melakukan penanaman pada kawasan


Taman Nasional Bali Barat. Penutupan lahan berfungsi untuk menghilangkan pengaruh hujan
dan topografi terhadap erosi dengan cara melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung
butiran hujan. Salah satu kegiatan penanaman yang dilaksanakan di TNBB ialah dalam
rangka memperingati Hari Bhakti Rimbawan Departemen Kehutanan yang ke-26 tahun 2009
yang mengambil tema “ Dengan Semangat Kebersamaan Rimbawan, Kita Sukseskan
Kegiatan Penanaman Pohon ‘ One Man One Tree’. Dan sekaligus ikut merangsang
masyarakat yang berada didalam kawasan kantung TNBB untuk ikut menjaga dan
memelihara kelestarian produksivitas tanah dengan metode penggarapan yang tidak merusak
struktur dari tanah.

3. Menjaga Stabilitas Iklim

Taman Nasional Bali Barat terdiri dari beberapa tipe vegetasi yaitu hutan mangrove,
hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, terumbu karang, padang
lamun, pantai berpasir, dan perairan laut dangkal dan dalam.

Taman nasional ini memiliki 175 jenis tumbuhan dan 14 jenis diantaranya merupakan
tumbuhan langka seperti bayur (Pterospermum javanicum), ketangi (Lagerstroemia
speciosa), burahol (Stelechocarpus burahol), cendana (Santalum album), dan sonokeling
(Dalbergia latifolia). Disamping memiliki satwa burung yang endemik dan langka yaitu
burung jalak bali (Leucopsar rothschildi), terdapat jenis burung lain seperti jalak putih
(Sturnus melanopterus), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan ibis putih kepala hitam
(Threskiornis melanocephalus). Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti
kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis
javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).

Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti banteng (Bos javanicus
javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata),
trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus
javanicus javanicus). Sedangkan biota laut yang berada di sekitar Pulau Menjangan dan
Tanjung Gelap terdiri dari 45 jenis karang diantaranya Halimeda macroloba, Chromis spp.,
Balistes spp., Zebrasoma spp., dan Ypsiscarus ovifrons; 32 jenis ikan diantaranya ikan
bendera (Platax pinnatus), ikan sadar (Siganus lineatus), dan barakuda (Sphyraena jello); 9
jenis molusca laut diantaranya kima selatan (Tridacna derasa), triton terompet (Charonia
tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas).

Semua organisme diatas menyusun karakteristik penting bagi terselenggaranya


stabilitas iklim yang ada di Taman Nasional Bali Barat. Berdasarkan klasifikasi Schmidth dan
Ferguson, Taman Nasional Bali Barat mempunyai tipe D dan E dengan curah hujan yang
rendah menyebabkan kawasan ini rawan terjadi kebakaran terutama pada musim kemarau.
Sehingga, upaya penghijaun dan menjaga stabilitas kawasan menjadi prioritas untuk
menciptakan iklim mikro yang dapat menjaga keseimbangan iklim dan ekosistem yang ada.

4. Pelestarian Sumberdaya Dapat Pulih

Daerah sekitar TNBB adalah daerah dengan tingkat kemajemukan etnis dan sosial
yang tinggi. TNBB dibelah oleh dua jalan utama lintas propinsi dan sangat dekat dengan
pelabuhan penyebarangan yang padat. Walaupun secara resmi kawasan TNBB tidak
mempunyai daerah kantung (enclave) penduduk, pada kenyataannya kawasan TNBB sejak
lama telah memberikan mata pencaharian dan kehidupan bagi penduduk di sekitar kawasan.
Selain penduduk asli Bali, tercatat penduduk menetap dari Jawa, Madura dan Bugis
mendominasi penduduk sekitar TNBB. Penduduk dari daerah lainpun banyak memanfaatkan
sumberdaya dan pelayanan ekologis TNBB.

5. Perlindungan sumberdaya Genetik

Jalak Bali yang merupakan satwa khas Taman Nasional Bali Barat dan merupakan
satwa yang dilindungi. Di Habitat alamnya. Populasi burung ini mengalami penyusutan,hal
ini diakibatkan oleh lamanya proses berbiak dari burung jalak bali dan terbatasmya daerah
sebarannya merupakan peluang satwa ini gampang di buru,sehingga populasinya di alam
makin berkurang. saat ini telah diupayakan konsevasi ex-situ untuk mendukung populasi dari
burung ini. Amerika Serikat mendapat bagian dan telah sukses didalam upaya konservasi ex-
situ terhadap burung jalak bali, tidak kurang 200 jenis telah berhasil di kembang biakkan.
Tetapi, ketika akan dilepasliarkan di habitat aslinya, pihak pengelola melarang, karena
dikhawatirkan dapat membawa bibit penyakit yang tidak diketahui dari negeri asal
pembiakan,dan akan mempengaruhi interaksi dengan jenis yang dikontrol di daerah TNBB.
Sehingga saat ini peningkatan kapasitas breeding di habitat aslinya masih diupayakan untuk
dapat meningkatkan populasi dari burung jalak bali.
6. Melestarikan Cadangan Benih, Populasi, Keanekeragaman

Kegiatan yang dilakukan yaitu inventarisasi dan identifikasi potensi kawasan dan
upaya penanganan hasil-hasilnya melalui sistem database, pengembangan sistem
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kondisi kawasan dan potensinya, pembinaan habitat dan
populasinya (khususnya Jalak Bali ), program pemulihan populasi liar Jalak Bali melalui
penangkaran dan peliaran ke habitat, penyediaan plasma nutfah untuk menunjang kegiatan
budi daya, rehabilitasi kawasan, pemakaian kawasan sebagai tempat pengkayaan,
penangkaran jenis untuk kepentingan penelitian, pembinaan habitat dan populasi dan
rehabilitasi kawasan.

7. Mempertahankan Keseimbangan Alami Lingkungan

Perlindungan populasi Jalak Bali beserta ekosistem lainnya seperti ekosistem terumbu
karang, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan daratan rendah
sampai pegunungan sebagai sistem penyangga kehidupan terutama ditujukan untuk menjaga
keaslian, keutuhan dan keragaman suksesi alam dalam unit-unit ekosistem yang mantap dan
mampu mendukung kehidupan secara optimal.

Pengawetan keragaman jenis flora dan fauna serta ekosistemnya ditujukan untuk
melindungi, memulihkan keaslian, mengembangkan populasi dan keragaman genetik dalam
kawasan TNBB dari gangguan manusia.

Pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya ditujukan untuk
berbagai pemanfaatan seperti:

 sebagai tempat pendidikan untuk kepentingan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan


bagi masyarakat.
 menunjang budidaya penangkaran jenis flora dan fauna dalam rangka memenuhi
kebutuhan protein, binatang kesayangan dan tumbuhan obat-obatan.

Potensi kawasan TNBB terutama perairan yang diindikasikan dengan 80 % tujuan kunjungan
wisatawan ke TNBB adalah dengan tujuan wisata bahari terutama di perairan Pulau
Menjangan, menjadikan kawasan perairan Pulau Menjangan dapat dijadikan ” Tambang
Uang ” untuk menggali Dana Konservasi yang sangat diperlukan di dalam pengelolaan
kawasan baik darat maupun perairan.
8. Pariwisata

Taman Nasional Bali Barat memiliki Habitat dan letak geomorfologi serta keindahan
alam yang masih dalam keadaan utuh. Ekosistem di dalam kawasan TNBB cukup potensial
dan lengkap yang meliputi perairan laut, pantai dan pesisir, hutan dataran rendah sampai
pegunungan merupakan habitat alami bagi hidupan liar yang juga menunjukkan tingginya
keanekaragaman hayati antara lain terumbu karang dan biota laut lainnya, vegetasi mangrove,
hutan rawa payau, savana dan hutan musim. Flora dan fauna yang cukup beragam, sampai
saat ini telah diidentifikasi 176 jenis flora meliputi pohon, semak, tumbuhan memanjat,
menjalar, jenis herba, anggrek, paku-pakuan dan rerumputan. Untuk jenis fauna terdiri dari
17 jenis mamalia, 160 jenis burung (aves) , berbagai jenis reptil dan ikan. Ini merupakan
peluang peningkatan pariwisata terkhusus jenis pengelolaan wisata alam. obyek wisata pada
zona khusus pemanfaatan yang dapat dibangun fasilitas pariwisata.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan wisata alam di TN. Bali Barat ,
diantaranya :

 Inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik wisata dan rekreasi alam di dalam
kawasan
 Inventarisasi, identifikasi, dan analisis sosial ekonomi dan budaya masyarakat,
kecenderungan pasar, kebijakan daerah, ketersediaan sar-pras pendukung
 Peningkatan peranserta masyarakat dalam kesempatan dan peluang usaha dan kerja untuk
peningkatan kesejahteraan
 Penjagaan keunikan dan keindahan alam serta mutu kondisi lingkungan
 Pemasaran obyek wisata alam dan pengusahaannya

Termasuk didalamnya untuk meningkatkan kegiatan minat pariwisata di Taman Nasional


Bali Barat, yaitu :

Pembangunan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pengelolaan terdiri dari
sarana dan prasarana pokok pengelolaan, sarana dan prasarana pariwisata, dan sarana
penunjang antara lain : Kantor pengelola, Pondok Kerja, Jalan Patroli, Pusat Informasi,
Fasilitas Penangkaran, Wisma Cinta Alam, Peralatan Komunikasi, Peta Dasar dan Kerja,
Perlengkapan Kerja di Perairan, dll.
Jumlah Pegawai BTNBB pada saat ini 131 orang yang kesemuanya dapat
diberdayakan sebagai kekuatan TNBB di dalam mengelola kawasan termasuk untuk
mendukung kegiatan wisata alam yang ada di Taman Nasional Bali Barat.

9. Menciptakan Kesempatan Kerja dan Usaha

Pengembangan Integrasi dan Koordinasi di dalam perluasan kesempatan kerja dan


usaha yang dilakukan didalam pengembangan Taman Nasional Bali Barat, meliputi ;

 Koordinasi dengan lintas sektoral (stakeholder)


 Pengembangan kemitraan dangan Organisasi Pemerintah dan Non Pemerintah (LSM) baik
dalam maupun luar negeri dan masyarakat dengan mengembangkan kemitraan dalam
bentuk : Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, promosi penelitian, pendidikan
wisata alam dan Publik awareness, baik melalui jalur resmi maupun informal tentang
fungsi, tujuan, dan manfaat  konservasi khususnya mengenai keberadaan Taman Nasional
 Pembinaan daerah penyangga dititik beratkan pada peningkatan keterlibatan masyarakat
dalam pengembangan pariwisata alam dan pemanfaatan plasma nutfah untuk menunjang
budidaya.
 Membina program bersama pemangku kawasan hutan dan pesisir untuk dapat
mengintegrasikan suatu ekosistem kawasan sesuai fungsinya melalui managemen
kolaborasi (Co-Management) sesuai otoritas kewenangan dan tanggung jawab.

Pada saat ini di Taman Nasional Bali Barat terdapat 3 (Tiga) perusahaan yang sudah
mendapatkan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) yaitu : PT. Shorea Barito Wisata
dan PT. Trimbawan Swastama Sejati (Penyediaan Resort dengan wisata alam sebagai
atraksi wisata) , dan PT. Disthi Kumala Bahari (Pengusahaan pariwisata alam dengan
pengakaran mutiara sebagai atraksi wisata). Dimana hal – hal diatas sangat penting untuk
menciptakan peluang terbukanya lapangan usaha dan kemajuan ekonomi dengan prioritas
terserapnya kesempatan kerja maupun usaha bagi masyarakat di sekitar kawasan.

10. Menyediakan sarana untuk penelitian, pendidikan, dan pemantauan lingkungan


Di dalam melaksanakan kegiatan penelitian,pendidikan, dan pemantauan lingkungan,
sarana dan prasana pendukung merupakan hal pokok yang harus ada. Taman Nasional Bali
Barat merupakan salah satu kawasan yang sering dipilih untuk melaksanakan kegiatan
penelitian,pendidikan, maupun pemantauan kawasan dan hal – hal yang berkaitan dengan
pengelolaan kawasan konservasi. Hal ini berkaitan dengan Potensi dari TNBB itu sendiri.
Potensi tersebut meliputi keanekaragaman jenis flora dan fauna liar, mulai dari yang
berstatus langka, dilindungi, maupun yang keberadaannya masih melimpah.

Habitat dan letak geomorfologinya serta keindahan alamnya yang masih dalam
keadaan utuh. Ekosistem di dalam kawasan TNBB cukup potensial dan lengkap yang
meliputi perairan laut, pantai dan pesisirnya, hutan dataran rendah sampai pegunungan
merupakan habitat alami bagi hidupan liar yang juga menunjukkan tingginya
keanekaragaman hayati antara lain terumbu karang dan biota laut lainnya, vegetasi mangrove,
hutan rawa payau, savana dan hutan musim. Flora dan fauna yang cukup beragam, sampai
saat ini telah diidentifikasi 176 jenis flora meliputi pohon, semak, tumbuhan memanjat,
menjalar, jenis herba, anggrek, paku-pakuan dan rerumputan. Untuk jenis fauna terdiri dari
17 jenis mamalia, 160 jenis burung (aves) , berbagai jenis reptil dan ikan. Oleh sebab TNBB
sering ditunjuk sebagai laboratorium lapangan bagi peneliti untuk pengembangan ilmu dan
teknologi.

Hal diatas biasanya menjadi latar belakang untuk mengadakan penelitian di Taman
Nasional Bali Barat. Saat ini Pengelolaan Penelitian dan Pendidikan di TN. Bali Barat
Meliputi ;

 Identifikasi obyek penelitian dan pendidikan mengenai tumbuhan, satwa, ekosistem dan
sosial ekonomi budaya masyarakat setempat
 Penyiapan pelayanan dan materi penelitian dan pendidikan
 Penyiapan database informasi kegiatan penelitian dan pendidikan
 Penyusunan rencana dan skala prioritas pelaksanaan kegiatan penelitian dan pendidikan
 Pengembangan sistem dokumentasi, publikasi dan promosi

Agenda kegiatan yang dilaksanakan di Taman Nasional Bali Barat dalam beberapa kurun
waktu terakhir, adalah :

 Diklat Jungle Survival (10-16 Mei 2009)


Penyelenggara : Balai Diklat Kehutanan (BDK) Kupang, sebagai penyelenggara diklat bagi
PNS Departemen Kehutanan, menyelenggarakan Diklat Jungle Survival Angkatan III, yang
dilaksanakan di dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 10-16 Mei 2009, dan diikuti oleh instansi-instansi bidang kehutanan yang berada di
wilayah pelayanan BDK Kupang.

 Kegiatan Penelitian,PKL,dan Kunjungan Lapangan (April-Juni 2009)

Sebagai satu-satunya Taman Nasional di Bali, keberadaan potensi dan keanekaragaman


hayati yang asli menjadi daya tarik bagi para peneliti, mahasiswa, pelajar dan wisatawan
untuk melakukan kegiatan baik penelitian, PKL, kunjungan lapangan, dan rekreasi.
Dari April-Juni 2009, Mahasiswa S1 dan D3 IPB (PKL dan Tugas Akhir), Mahasiswa
Fak.Biologi UGM Yogya, Fak. MIPA Undiksa Singaraja, dll.

 Kunjungan Kerja Menteri Kehutanan RI Ke TN. Bali Barat

5 Mei 2009

TN. Bali Barat untuk ke 4 kalinya mendapat kehormatan menerima kunjungan Menteri
Kehutanan RI Bapak HMS Kaban beserta rombongan yang terdiri dari Bapak Dirjen PHKA,
Staf Ahli Menteri Kapus Info Dephut dan Direktur lingkup Ditjen PHKA serta wartawan dan
LSM.

 Pembinaan Generasi Muda melalui Pembinaan Pramuka Saka Wana Bakti dan Pembinaan
Kader Konservasi TN. Bali Barat

Peran generasi muda dan masyarakat dalam rangka ikut melestarikan kawasan Taman
Nasional Bali Barat sangat penting, sebagai mediator penyampaian informasi tentang fungsi
dan potensi yang terkandung di dalamnya. Tahun 2009, Balai Taman Nasional telah
melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap Gerakan Pramuka Saka Wana Bakti yang
bertempat di MAN Patas Gudep 257-258.
 Praktek Umum Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan UGM di TNBB

22 Januari - 3 Februari 2009


Hutan sebagai laboratorium alam sudah seharusnya dijaga dan dilestarikan dengan
pengelolaan yang tepat. Berkaitan dengan fungsi taman nasional tersebut pada tanggal 22
Januari 2009 sampai dengan 3 Februari 2009 mahasiswa Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan Fakultas Kehutanan UGM melakukan kegiatan praktek jurusan di TNBB untuk
mempelajari pengelolaan kawasan konservasi khususnya taman nasional.

 Pembinaan Pegawai dan Sosialisasi Pola Karier Oleh Kepala Biro Kepegawaian
Departemen Kehutanan di TNBB

13 Desember 2008

Sabtu,  13 Desember 2008  Kantor Balai TNBB tidak seperti biasanya. Seluruh staff baik
pejabat struktural, non struktural maupun fungsional (PEH, Penyuluh dan Polhut) hadir untuk
mengikuti pembinaan pegawai dari Kepala Biro Kepegawaian Departemen Kehutanan.

You might also like