You are on page 1of 9

Laporan 

PPL
By Cerberuz Shinbey

LAPORAN Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) Di SD Muhammadiyah Terpadu


Ponorogo

Disusun Oleh : DIAN WAHYUKUN HARDIANTORO

NIM : 05330911 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Tahun Akademik 2008 – 2009 HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini dibuat sebagai
persyaratan mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo tahun pelajaran
2008/2009 yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah Terpadu mulai tanggal 12 Maret 2009 – 18
April 2009. Laporan ini dibuat oleh : Dian Wahyukun Hardiantoro (05 330 911) Ponorogo, 21
April 2009 Dosen Pembimbing Lapangan Bambang Hermanto, M.Pd Guru Pamong Binti
Sholihah, S. Pd Mengetahui, Direktur SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo Drs. Rudianto, M.
Ag KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan Laporan Program Pengalaman Lapangan di SD
Muhammadiyah Terpadu Ponorogo dapat diselesaikan. Tujuan penulisan laporan ini untuk
memenuhi salah satu tugas dalam kegiatan Program Pengalaman Lapangan, program Strata Satu
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.Dosen
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2.Direktur SD
Muhammadiyah Terpadu Ponorogo. 3.Dosen Pembimbing Lapangan. 4.Guru Pamong. 5.Para
Guru SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo. 6.Staf karyawan SD Muhammadiyah Terpadu
Ponorogo. 7.Seluruh siswa-siswi SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo. Banyak kekurangan
dari penulisan laporan ini. Oleh sebab itu saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun, penulis harapkan untuk perbaikan-perbaikan penulis selanjutnya. Akhirnya, semoga
penulisan laporan ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan
dasar profesi. Dalam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Praktik Pengalaman Lapangan
diaplikasikan dalam bentuk praktik mengajar dan kegiatan educational lainya di lembaga sekolah.
Bertolak dari asumsi bahwa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah titik kulminasi (puncak)
dari seluruh program pendidikan yang telah dihayati dan dialami oleh mahasiswa dalam bangku
kuliah. Oleh karena itu PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang
pelatihan yang bertujuan untuk menerapkan dan menanamkan berbagai pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Dengan demikian maka PPL
adalah program pendidikan yang memprasyaratkan kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh
pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dari semua hal yang
berkaitan dengan jabatan keguruan, baik kegiatan belajar mengajar maupun tugas-tugas keguruan
lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan dalam bentuk pembelajaran terbatas (Micro
Teaching), pelatihan terbimbing, dan pelatihan mandiri yang diarahkan pada terbentuknya
kemampuan keguruan, yang terjadwal secara sistematis di bawah bimbingan dosen pembimbing
dan guru pamong. Apabila dipandang dari sudut kurikulum, PPL adalah suatu program mata
kuliah proses belajar-mengajar yang dipersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru. PPL
dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru untuk memiliki atau menguasai kemampuan
keguruan yang menyeluruh dan terpadu, sehingga setelah mahasiswa tersebut menjadi guru,
mereka dapat mengemban tugas dan tanggungjawabnya secara profesional. Apabila dipandang
dari sudut isi, PPL adalah seperangkat komponen pelatihan prajabatan guru yang berlangsung
dalam siklus teori dan praktek secara berlapis dan berulang pada setiap langkah yang
dipersyaratkan dalam program pelatihan tersebut. Setiap langkah dalam komponen pelatihan
tersebut selalu mengacu pada teori yang telah dipelajari dan menuju pada praktek pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan efisien dalam berbagai kondisi. Berdasarkan cetusan Undang –
Undang profesi yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tanggal 6 Desember tahun
2005 guru ditetapkan sebagai profesi. Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai
nilai tawar yang tinggi seperti profesi dokter dan professional lainnya, guru harus mempunyai
kompetensi yang dapat diandalkan. Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, PPL tidak hanya kegiatan mengajar yang harus ditempuh oleh
mahasiswa, tetapi juga menyangkut kemampuan berpartisipasi, membangun, atau
mengembangkan potensi pendidikan dimana ia berlatih. Partispasi tersebut dapat berupa
keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ekstra seperti pembuatan atau pengembangan majalah
dinding, teater, penulisan artikel, kelompok, diskusi dan sebagainya.

2.TUJUAN PELAKSANAAN PPL

A. Tujuan Umum

Tujuan umum PPL adalah untuk melatih mahasiswa calon guru agar memiliki pengalaman
kegiatan kependidikan secara faktual sehingga akan terbentuk tenaga kependidikan yang
profesional, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya sebagai guru, serta mampu
menerapkan/memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan pembelajaran
maupun tugas-tugas keguruan lainnya. B. Tujuan khusus: 1). Mahasiswa mengenal secara cermat
lingkungan fisik, administrasi, akademik dan sosial psikologis di lingkungan sekolah sebagai
tempat pelatihan berlangsung. 2). Mahasiswa menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar.
3). Mahasiswa mampu menerapkan berbagai kemampuan professional keguruan secara utuh dan
terpadu dalam situasi nyata. 4). Mahasiswa mampu mengembangkan aspek pribadi dan social di
lingkungan sekolah. 5). Mahasiswa mampu menarik kesimpulan edukatif dari penghayatan dan
pengalaman selama pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi ke dalam laporan.
Sasaran dari PPL Keguruan ini adalah membentuk kepribadian calon pendidik yang : l. Memiliki
kepribadian yang baik. 2. Mampu menerapkan teknik-teknik pembelajaran kepada peserta didik.
3. Memiliki sikap Tut Wuri Handayani, serta 4. Tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan praktik pelaksanaan Praktik Pengalamaan Lapangan (PPL)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo adalah sebagai
berikut : 1.Membeikan wahana aplikasi keilmuan bagi mahasiswa. 2.Memberikan pengalaman
profesional mahasiswa sebagai calon guru, sehingga benar – benar bisa menjadi lulusan
kependidikan yang siap terjun di masyarakat khususnya dunia kependidikan. 3.Menjalin
kerjasama educational dengan lembaga sekolah sebagi mitra dalam penyelenggaraan Catur
Dharma Perguruan Tinggi. 3.MANFAAT PELAKSANAAN PPL Adapun manfaat dari
pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah sebagai berilkut : 1.Manfaat bagi
mahasiswa. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dar perguruan tinggi dengan keadaan yang
sesungguhnya dan dapat menerapkan pengalaman di masa yang akan datang. Pengalaman yang
kami peroleh diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guu profesional serta dapat digunakan
sebagai motivasi kami untuk dapat lebih maju dan professional. 2.Manfaat bagi sekolah Dapat
menerapkan metode pengajaran yang telah diterapkan oleh mahasiswa dan dapat
mengembangkanya menjadi lebih baik. 3.Manfaat bagi universitas Dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhaslan mahasiswa dalam pengalamannya selama mengajar. 4.WAKTU DAN
TEMPAT PELAKSANAAN PPL Program Pengalaman Lapangan ini dilaksanakan pada :
Tanggal : 12 Maret 2007– 12 April 2009 Tempat : SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

BAB II

GAMBARAN UMUM SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO


SD Muhammadiyah Terpadu (SDMT) Ponorogo berdiri pada tanggal 28 Juli 2003, dengan
alamat : Jl. Jagadan 14 Ronowijayan Siman Ponorogo Jawa Timur. SDMT didirikan untuk
mencetak kader-kader bangsa dan memberikan bekal dasar pengtahuan yang memadai, memiliki
kecakapan praktis serta tidak gagap dengan perkembangan teknologi. Proses belajar ditekankan
pada ketiga ranah dalam pendidikan yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik menuju pendidikan
life skill. Proses Belajar Mengajar dilaksanakan dengan model full days school mulai pukul 07.00
– 14.00. Berdasarkan fisibility studi letak geografisnya sangat mendukung untuk didirikan SD
unggulan, karena adanya beberapa faktor antara lain: a) Belum adanya lembaga pendidikan
sejenis di Kabupaten Ponorogo; b) Lokasi pendidikan sangat dekat dengan 4 Perumnas (Tajug,
Singosaren, Grisimai, dan Kertosari Indah). Masih ditambah lagi lokasi pendidikan berdekatan
dengan kampus STAIN Ponorogo, UNMUH Ponorogo, Kantor Depnaker, Kantor Statistik,
SMUN I, dan Kantor Dinas Perkebunan, dan beberapa instansi pemerintah lainnya. Sehingga
prospek ke depan memberikan optimisme kepada yayasan untuk mendirikan SD unggulan, dalam
rangka memberikan wadah kepada para orang tua yang ingin memilih lembaga pendidikan yang
berkualitas.

II.1. SEJARAH PERKEMBANGAN SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO

Nama sekolah   : Sekolah Dasar Muhammadiyah Terpadu

Tanggal berdiri : tanggal 28 Juli 2003,

Alamat                  : JL. Jagadan 14 Ronowijayan Siman Ponorogo Jawa Timur. Ide/Badan


Pendiri : Tim 9 Yayasan Penyelenggara/Pembina Yayasan Penyelenggara : Persyarikatan
Muhammadiyah

Yayasan Pembina: Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah Ponorogo Jl. Jawa No. 36
Ponorogo FKIP Jurusan Bahasa Inggris UMUH Ponorogo

Pelaksanaan PBM Pagi : Pukul 07.00 – 14.00

Status fasilitas sekolah Milik Yayasan

Luas Tanah & Bangunan Tanah 624 m2, bangunan 352 m2 Letak (strategis) sekolah Bagian
timur kota Ponorogo Berdekatan dengan 4 Perumnas (Tajug, Singosaren, Grisimai, Kertosari
Indah) Berdekatan dengan lembaga-lembaga pendidikan dan instansi-instansi penting: kampus
STAIN Ponorogo, UNMUH Ponorogo, SMA I Ponorogo, Kantor Depnaker, Kantor Badan Pusat
Statistik, Kantor Dinas Pendidikan, dan lain-lain.

Visi, Misi, Tujuan

Visi: Menjadikan SD Muhammadiyah Terpadu sebagai pusat pendidikan berbasis tauhid dan life
skill.

Misi: Melaksanakan proses pemebelajaran secara integrated yang dapat melahirkan generasi
Islami yang siap dan mampu mengusai masa depan dengan modal ilmu, iman, dan akhlakul
karimah.

Tujuan: Mencetak generasi Rabbi Radhiyah yang mampu memadukan iman, ilmu, dan amal
dalam setiap langkah dan tindakan.

Kurikulum SDMT: Mata Pelajaran Pokok yang diajarkan sama dengan SD pada umumnya.
Karena berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Adapun mata pelajaran
pokok tersebut: Pendidikan Agama Islam, Pengetahuan Sosial, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, Sains, Pendidikan Jasmani, dan Kerajinan Tangan dan Kesenian.

Muatan Lokal:
Bahasa Inggris: karena merupakan bahasa internasional, bahasa yang dipakai oleh paling banyak
negara di dunia.

Bahasa Arab: karena merupakan bahasa Al Quran, bahasa dalam ibadah sehari-hari, bahasa
pengantar pengetahuan Islam, bahasa internasional yang dipakai paling banyak negara di dunia
setelah bahasa Inggris dan Perancis.

Bahasa Jawa: karena merupakan bahasa lokal (di mana hampir seluruh siswanya dari suku Jawa)
dan dipakai untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-sehari masyarakat lokal.

Kemuhammadiyahan: agar para siswa lebih mengenal persyarikatan secara lebih baik, karena
SDMT bernaung di bawah Persyarikatan Muhammadiyah. Program Unggulan Dari sekian mata
pelajaran pokok dan muatan lokal, SDMT menetapkan 3 program unggulan, yaitu: Sains, Agama
dan Bahasa.

Untuk lebih menunjang ketiga program unggulan itu dan lebih mengarahkan pendidikan dalam
membina life skill, SDMT mengadakan program-progam khusus, antara lain:

Sholat Dhuha dan Zhuhur berjamaah, Membaca Al Quran Harian, dengan membaca mushhaf
atau hafalan. Tahfizhul Quran (Al Baqoroh, Juz Amma, Ayat-ayat Pilihan) Tahfizhul Hadist wal
Hikam Muhadatsah dan Conversation, yaitu latihan percakapan berbahasa Inggris dan Arab.
Muhadhoroh atau Speech, yaitu latihan berpidato (berbahasa Indonesia, Arab dan Inggris), MC,
dan penampilan-penampilan panggung lainnya. Self help (Latihan kemandirian), antara lain
makan bersama, berganti pakaian, dsb. Berkenaan dengan itu Sekolah Dasar Muhammadiyah
Terpadu (SDMT), kini telah mendapatkan respon masyarakat cukup positif.

Di antara indikator respon tersebut:

(1)Bertambahnya jumlah siswa untuk tahun kedua, yang semula hanya 8 siswa; alhamdulillah
untuk tahun kedua mampu menerima 1 kelas ideal (23 siswa), dari 36 pendaftar dan di tahun
ketiga menerima 24 siswa dari 26 pendaftar.

(2)Adanya kepercayaan dari Kepala Madrasah se KKM Jetis dan Balong untuk melakukan studi
banding tanggal 12 September 2004, yang diikuti 33 orang dari unsur Kepala Madrasah dan guru;

(3)Tingkat partisipasi masyarakat untuk mengembangkan sekolah cukup tinggi,

(4)Seringnya dikunjungi oleh tamu-tamu tidak resmi antara lain : dari Ketua Yayasan PADU
(Pendidikan Anak Dini Usia) Surabaya, Direktur SD Al-Azhar Jakarta, dan lain-lain;

(5)Seringnya diundang untuk memberikan materi penataran/workshop aplikasi KBK di


Ponorogo. SDMT mencoba menerapkan proses pendidikan yang bersifat scholastic ke arah
pendidikan life skill, serta mengembangkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
(MPMBS). Oleh karenanya, SDMT selalu bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain orang
tua, tokoh masyarakat, perguruan tinggi, dan stakeholders, antara lain SDMT mengadakan
kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan SD Muhammadiyah Ponorogo
dalam mengembangkan penyelenggaraan pendidikan. Bentuk kerjasama tersebut telah disepakati
melalui Letter Of Intens (LOI) dan ditandatangani antara Ketua Majlis Pendidikan Dasar dan
Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ponorogo dengan Rektor Universitas
Muhammadiyah Ponorogo tanggal 6 Mei 2003.

Atas dasar itu maka program SDMT memprioritaskan pada hal – hal sebagai berikut: Pertama,
Kemampuan manajemen sekolah melalui konsep MPMBS untuk menghasilkan out put dan out
come yang berkualitas. Kedua, kemampuan melaksanakan PBM dengan metode PAKEM,
Ketiga, mengupayakan mutu output dan outcome siswa melalui pendidikan berbasis life skill dan
kompetensi, dan Keempat, terbentuknya networking dengan stakeholders, sehingga dapat
terwujud sekolah unggul, bermutu, dan mandiri. II.2. Program SDMT
1.Program Kurikuler Pada prinsipnya SDMT berada di bawah naungan Departemen Pendidikan
Nasional, untuk itu kurikulum inti yang diterapkan sama dengan kurikulum SD pada umumnya.

Materi penujang meliputi: Penjaskes, Kerajinan Tangan dan Kesenian, Bahasa Inggris, Bahasa
Arab, dan Komputer. Program unggulun yang dicapai di SDMT adalah kemampuan siswa di
bidang Bahasa Inggris-Arab, Matematika, sains, dan agama, serta pendidikan kewarganegaraan
(civil education): AGAMA – SAINS – BAHASA

2.Kurikulum Khas Ibadah Praktis, meliputi: hafalan do’a sehari-hari, surat-surat pendek dalam
juz amma dan ayat-ayat pilihan dalam Al-Quran, membiasakan adab dan tata cara amaliyah
ibadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Al-Qur’an, sebagai bacaan dan pedoman kehidupan
sehari-hari. Bahasa Arab dan Terjemahan, yang bermaksud untuk memahamkan siswa pada
bacaan-bacaan Al-Qu’ran, dan bacaan do’a dalam kehidupan sehari-hari.

3.Program Pengembangan Bakat dan Minat SDMT meliputi: Pengembangan bakat, minat dan
ketrampilan siswa yang mengarah pada penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bimbingan
dan konseling IPGO (Informasi Pemantauan oleh Guru dan Orang Tua) melalui buku panduan
pemantauan (buku penghubung).

4.Program Ekstra Kurikuler meliputi : Kelompok seni berupa: bina vokalia, seni rupa, teater,
qiroatul Quran, melukis, dan menari. Kelompok ketrampilan berupa: tata boga, kerapian tangan,
teknologi tepat guna. Kelompok olahraga, berupa: senam, beladiri Tapak Suci Putra
Muhammadiyah, volley ball, dan olah raga lainnya. Kelompok kepemimpinan berupa: pramuka
(Pandu HW), PKS, tiwisadas (dokter kecil).

5.Sistem Pembelajaran Penanaman konsep/paradigma tauhid sebagai basis pengembangan ilmu.


Misal: ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah sebagai obyek kajian. Pengembangan
pendekatan holistic dalam program pembelajaran.

6.Strategi Pembelajaran Pendekatan transformatif-konstruktivistik, yang merupakan metode


mutakhir dalam dunia pendidikan di mana keterlibatan aktif siswa sangat diperlukan. Sehingga
proses pembelajaran tidak saja pada tataran kognitif tetapi juga pada tataran afektif dan
psikomotorik berupa (hidden curriculum) dengan metode Contektual Teaching dan Learning
(CTL). Pendekatan ketrampilan proses, menyalurkan potensi-potensi dasar yang dimiliki siswa.
Mengembangkan metode learning by doing, siswa mencoba segala sesuatu melalui bimbingan
dan arahan guru dan siswa aktif belajar baik secara individual maupun komunal. Penerapan
mastery learning (ketuntasan belajar). Program ketuntasan belajar minimal 75 % materi, untuk itu
program remedial harus dilakukan di SDMT ini.

7.Sistem Pembelajaran di Kelas Untuk kelas I sampai dengan kelas III diterapkan metode
kolaborasi mata pelajaran dengan teknik belajar sambil bermain dengan perbandingan 40:60.
Proses Belajar Mengajar dilakukan dengan model team teaching. Untuk kelas III s/d VI,
perbandingan antara belajar dengan bermain 60:40. Pembelajaran di kelas dilakukan dengan
pendekatan integrative, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah KBM Aktivitas Guru /
Siswa Pertama Sebelum masuk kelas, siswa disuruh berbaris di depan kelas yang disiapkan oleh
ketua kelas. Dalam waktu kurang lima menit siswa diperintah untuk berdiri berhadap-hadapan
dan melakukan conversation/muhadatsah bahasa Inggris dan Arab, yang dibimbing oleh wali
kelas. Kedua Siswa masuk ruang kelas dengan mendahulukan kaki kanan sambil mengucap
salam kepada wali kelas, dilanjutkan berdo’a dan menghafalkan surat-surat pendek dan surat Al-
Baqoroh dan seterusnya. Ketiga Siswa diperintah untuk konsentrasi di tempat duduk dengan
mendengarkan instrumental lagu-lagu klasik untuk merangsang daya fikir anak (seperti: Mozart,
Bethoven, Brahm, dll) kurang lebih 3 menit. Keempat Wali kelas mempersilahkan kepada guru
bidang studi, sementara wali tetap mendampingi di ruang kelas. Kelima Guru memberi salam
kepada siswa dan mengadakan pre test untuk pokok bahasan yang lalu kemudian melanjutkan
pokok bahasan berikutnya dengan memberi kartu belajar (card study) Keenam Guru menjelaskan
kepada siswa tentang materi pelajaran yang akan dibawa sambil bermain-main, kemudian
menugasi anak baik secara individual maupun kelompok Ketujuh Strategi pembelajaran
dilakukan dengan metode bervariasi, mulai pembelajaran langsung, kooperatif, dengan model
quantum learning and teaching, joyful learning. Sehingga PBM diciptakan dengan model
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) Kedelapan Media
pembelajaran yang digunakan berupa buku paket, gambar-gambar, guntingan kertas, lingkungan
belajar dan alam, VCD, tape recorder, OHP, dan alam bebas. Kesembilan Penilaian hasil belajar
dilakukan melalui tes kognitif, afektif, dan psikomotorik, baik tes tulis, lisan, tindakan, dan
sejenisnya yang dilengkapi dengan porto folio. Dari proses KBM tersebut maka istilah ilmu
agama dan ilmu umum dinafikan. Komitmen guru (ustadz/ustadzah) adalah mentransormasikan
nilai-nilai Islam dan pengetahuan secara terpadu. Transformasi ilmu ini diikuti dengan
pengalaman belajar secara langsung oleh siswa melalui kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
keluarga dan atau masyarakat, aktivitas-aktivitas ibadah sehari-hari, belajar di laboratorium,
perpustakaan, bermain, makan bersama dan lain-lain.

8.Program Kemitraan Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di SDMT, maka dalam proses
penyelenggaraan pendidikan bekerja sama dengan: Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Menjadikan SDMT sebagai SD binaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yang dikuatkan
dengan Letter of Inten (LOI) dan MOU. Program kemitraan itu diwujudkan dalam bentuk
penyediaan SDM dan penggunaan laboratorium (komputer dan bahasa) secara bersama. TK Ar-
Rohman Ponorogo, sebagai mitra calon input SDMT Ponorogo yng menerapkan metode
pembelajaran sejenis, yaitu model konstruktuvistik dan learning by doing.

9.Sumber Daya Manusia

a.Sumber Daya Manusia Yayasan Pendiri: Yayasan pendiri SDMT yaitu Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Ponorogo.

Team Pendiri:

1)Drs. Sulton, M.Si.

2)Drs. Rudianto, M. Ag

3)Supriyanto, S. Pd.

4)Drs. Sunyoto

5)Heriyanto, A. Ma.

6)Abdul Wahid Masruri, SE.

7)Ahmad Baedowi, ST.

8)Hj. Siti Qomariyah, S. Ag.

9)Suyitno, S. Ag.

Struktur Organisasi Sekolah -

Kepala Sekolah

Drs. Rudianto, M.Ag -

Waka I Bidang Kurikulum dan Pembelajaran

Drs. Sumaji, M. Pd./ Bambang H., S.Pd., M.Pd. -

Waka II Bid. Administrasi, Personalia, Keuangan dan Sarana Prasarana


Bambang H., S.Pd., M.Pd./ Drs. Sumaji, M. Pd -

Waka III Bid. Kesiswaan dan Hubungan Masyarakat

Drs. Sulton, M. Si.

BAB III

PELAKSANAAN PPL

1.Laporan Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Kegiatan Praktik Pegalaman Lapangan (PPL) yang ditempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah melakukan kegiatan mengajar di kelas minimal sebanyak
5 kali pertemuan / tatap muka dengan siswa. Dalam pengajaran ini, kelompok kami yang terdiri
dari 7 mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, 5 mahasiswa jurusan Matematika. Kelompok kami
mendapat tugas untuk mengajar kelas 1 Sampai sengan kelas 5, dengan rincian kelas 1 sebanyak
1 kelas dan kelas 2 sebanyak 2 kelas, dan kelas 3 – 5 masing – masing satu kelas. Maka, setiap
mahasiswa diberi tugas untuk mengajar tiap kelas dengan sistim rolling (begantian). Jadwal untuk
kegiatan belajar mengajar aktif adalah hari Senin sampai dengan hari Jum’at. Sedangkan hari
sabtu digunakan khusus untuk kegiatan extra kurikuler. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul
07.00 sampai dengan pukul 14.00 (Senin s/d Kamis) Sedangkan untuk hari Jum’at KBM di akhiri
pukul 11.00. Setiap mahasiswa peserta PPL diharuskan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu dengan materi yang telah ditentukan oleh Guru Pamong dan
diserahkan kepada Guru Pamong sebelum melaksanakan proses pengajaran di kelas. Kemudian
akan diadakan evaluasi terhadap proses pengajaran yang telah berlangsung secara individu serta
revisi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat agar menjadi valid.

2.Deskripsi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan akademik non teaching

Selain kegitan mengajar, dalam kegiatan Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) setiap mahasiswa
juga diharuskan dapat memberikan partisipasinya dalam kegiatan akademik non teaching.
Kegiatan tersebut anatara lain adalah :

a.Upacara Bendera

Kegiatan upacara bendera yang telah rutin dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Terpadu
Ponorogo, juga menjadi agenda rutin yang harus diikuti oleh mahasiswa peserta Praktik
Pengenalan Lapangan (PPL).

b.Tugas Piket

Selain mendapatkan jadwal mengajar, mahasiawa peserta PPL juga mendapat jadwal piket. Tugas
dari guru piket antara lain: mengedarkan absen guru, mengecek minuman guru, merapikan meja
guru,mengisi jam kosong, mengkondisikan para siswa saat waktu sholat dan makan siang, dan
lain sebagainya.

3.Deskripsi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler

Ada beberapa kegiatan ekstrakulrikuler yang harus menjadi perhatian oleh mahasiswa peserta
PPL adalah sebagai berikut : Kelompok seni berupa: bina vokalia, seni rupa, teater, qiroatul
Quran, melukis, dan menari. Kelompok ketrampilan berupa: tata boga, kerapian tangan, teknologi
tepat guna. Kelompok olahraga, berupa: senam, beladiri Tapak Suci Putra Muhammadiyah,
volley ball, dan olah raga lainnya. Kelompok kepemimpinan berupa: pramuka (Pandu HW), PKS,
tiwisadas (dokter kecil).
4.Deskripsi tentang keberhasilan – keberhasilan yang dialami mahasiswa dalam
pelaksanaan PPL Mahasiswa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan wajib melaksanakan beberapa kewajiban sebagai
mahasiswa salah satunya adalah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang alhamdulillah telah
selesai kita laksanakan mulai tanggal 12 Maret 2009 sampai dengan tanggal 18 April 2009.
Dengan selesainya kegiatan tersebut maka dapat dilihat bagaimana kegiatan ini dapat berhasil.
Keberhasilan ini dapat dilihat melalui tujuan – tujuan dari kegiatan PPL tersebut. Keberhasilan
tersebut diantaranya adalah mahasiswa dapat menjadikan kegiatan ini sebagai wahana aplikasi
keilmuan yang telah diterima selama di bangku kuliah, yang dapat dilihat dengan semakin
mantapnya keyakinan untuk menjadi seorang pendidik / guru, bertambahnya pengalaman
profesional mahasiswa sebagai calon guru yang sudah siap terjun di masyarakat khususnya dunia
kependidikan dan dapatnya terjalin kerjasama educational dengan lembaga sekolah yang menjadi
mitra dalam penyelenggaraan Catur Dharma Perguruan Tinggi.

5.Deskripsi tentang kendala – kendala yang dialami mahasiswa dalam pelaksanaan PPL

Pada saat ini para pendidik yang memfasilitasi anak didiknya untuk memperkuat motivasi belajar
mereka. Fasilitas yang dimaksud bisa berupa ruang kelas yang nyaman atau media pembelajaran
yang digunakan untuk mempermudah siswa memahami materi ajar. Kesulitan yang penulis alami
berdasarkan pengalaman saat mengajar sebagai praktikan di SDMT Ponorogo adalah tentang
kesulitan dalam penggunaan dan penyediaan media pembelajaran. Media pengajaran adalah alat
Bantu dalam menyampaikan materi agar siswa lebih mudah untuk memahami materi ajar.
Pemahaman siswa terhadap materi ajar yang sulit dan sulit dapat diatasi dan dipermudah melalui
alat Bantu. Dalam hal ini pemilihan media terkadang begitu menyulitkan karena keterbatasan
dana dan waktu pembuatan yang terkesan dikejar waktu. Keterbatasan bahan-bahan pembuatan
media ajar merupakan hal yang pelik bagi penulis karena penulis belum bekerja dan masih
mengandalkan orang tua. Selain itu, penulis juga kesulitan dalam menetukan media pengajaran
yang sesuai dengan materi. Penyampaian yang kurang cermat dengan menggunakan media
pengajaran juga bisa membuat anak didik bingung. Rasa kekhawatiran inilah yang menghambat
penulis dalam menggunakan media pengajaran. Upaya yang dilakukan penulis dalam mengatasi
kesulitan penggunaan dan penyediaan media pembelajaran pada umumnya adalah mengasah
kemampuan diri seoptimal mungkin. Dalam mengatasi masalah waktu pembuatan media
pengajaran yang yang sangat terbatas, penulis berupaya untuk menjadwal ulang kegiatan-
kegiatan penulis dengan baik. Pembagian waktu yang optimal untuk setiap tugas yang harus
dikerjakan sangatlah efektif bagi penulis. Upaya dalam mengatasi terbatasnya bahan-bahan untuk
media pembelajaran seperti karton, kertas warna, gunting, lem, dan lain-lain adalah demgan
meminimalisir bahan-bahan tersebut. elain itu, penulis mengunakan barang bekas lainya seperti;
Koran, majalah, kertas bungkus kado serta dus yang sudah tidak terpakai. Menggunakan barang-
barang bekas sebagai media pengajaran bukanlah suatu hal yang memalukan. Hal tersebut justru
mengajarkan siswa untuk ramah lingkungan dengan mendaur ulang barang-barang yang tidak
terpakai menjadi sesuatu yang bagus dan bermanfaat. Jadi, kenapa tidak seorang guru
meminimalisir bahan-bahan media ajar, yang terpenting dalam paengajaran adalah tujuan
pembelajaran pada saat di kelas bisa tercapai dengan baik.

6.Kritik dan saran bagi pelaksanaan PPL selanjutnya

Saran yang penulis bisa sampaikan kepada para calon praktikan adalah jadilah seorang tenaga
pendidik yang professional, janganlah takut membuat kesalahan karena sebagai manusia biasa,
kita tidak luput dari kesalahan. Selain itu, pilihlah media pembelajaran yang sesuai dengan materi
ajar dan lakukan persiapan yang benar – benar matang sebelum melaksanakan proses belajar
mengajar.

BAB IV

PENUTUP
Laporan praktek pengalaman lapangan (PPL) ini adalah hasil observasi dan pengalaman ajar
nyata di SD Muhammadiyah Terpadu Pnorogo. Hal – hal yang penulis sampaikan sesuai dengan
yang kami temui di lapangan. Penulis melaksanakan PPL sekitar 1 bulan, mulai dari tanggal 12
Maret 2008 sampai dengan tanggal 18 April 2008. Selama melaksanakan kegiatan PPL, penulis
banyak belajar dari pengalaman pada saat mengajar di lingkungan sekolah. Kesuliatn-kesulitan
yang dihadapi dan solusinya menjadi bekal yang berharga ketika penulis terjun ke dunia
pendidikan kelak. Penulis menghadapi dua kesulitan dalam penggunaan dan penyediaan media
pembelajaran. Pertama, terbatasnya waktu pembuatan media pembelajaran. Kedua, terbatasnya
bahan-bahan media pembelajaran. Upaya-upaya yang dilakukan penul;is dalam mengatasi
kesulitan tersebut antara lain; mengatur waktu kegiatan-kegiatan dengan baik dan meminimalisir
bahan-bahan media pembelajaran. Penulis sampaikan banyak terima kasih kepada pihak – pihak
yang telah mendukung terselenggaranya praktek pengalaman lapangan ini. Tak lupa kami
sampaikan teimakasih kepada staff dan rekan – rekan bagian administrasi SDMT Ponorogo yang
telah membantu menyediakan data – data yang kami perlukan. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan kefiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang
akan datang. Demikian laporan yang dapat penulis sampaikan semoga dapat memberi manfaat
bagi para pembaca pada umumnya dan pada penulis secara khusus. Amien.

You might also like