You are on page 1of 88

GENESA BAHAN

GALIAN
Genesa bahan galian adalah
Ilmu yang memperlajari
pertumbuhan / pembentukan
serta asal usul bahan galian,
baik logam maupun non logam
dan bahan galian industri.
Tujuan
Untuk mengetahui dengan lebih
baik gejala-gejala alam/ proses
alam/ proses geologi dan hasil
dari proses tersebut berupa
bahan galian. Hal ini perlu
diketahui untuk operasi
penambangan.
PROSES PENGENDAPAN
BAHAN GALIAN

1. ENDAPAN PRIMER
2. ENDAPAN SEKUNDER
3. ENDAPAN SEDIMENTER
4. ENDAPAN METAMORF
ENDAPAN PRIMER
Endapan yang terjadi berhubungan langsung
dengan magma
Macamnya :
1. Konsentrasi magmatis
2. Metasomatis kontak
3. Hidrotermal
4. Vulkanis
5. Pegmatit
1. Konsentrasi magmatis
“EARLY MAGMATIC”

Tipe Proses Contoh


“Disseminasi” Kristalisasi, Corondum,
disseminasi tanpa diamond
Segregasi konsentrasi
Differensiasi dan Chromite,
Injeksi akumulasi diBuskveld.

Differesiasi dan injeksi Fe, di Kiram,


Swedia
“LATE MAGMATIC”
Tipe Proses Contoh
Regregasi Diferensiasi, Pt, Buskveld
residu kristalisasi dan Titan, magnesite,
akumulasi residu Buskveld

Injeksi Differensiasi dan Chromite,


dilarutan akumulasi diBuskveld.
residu

Injeksi Differesiasi dan injeksi Fe, di Kiruna,


Swedia
Endapan konsentrasi magmatis dapat terjadi
karena :
• Kristalisasi magma
• Segregasi
• Regregasi
• Injeksi
• Syngenetik

Biasanya mineralnya sederhana (monomineral)


mineral berat
2. Metasomatis Kontak
Kontak antara magma dengan batuan samping
dimana ada penambahan unsur dari magma.
Misalnya :
AB & CD ACy & BDz

• Umumnya terjadi pada batu kapur, bisa terjadi


pada proses pembentukan mineral secara
hidrotermal.
• Sering juga disebut : “pyrometasomatic”.
Proses Pembentukan

1. Terjadi pada intrusi dalam, pada T & P yang tinggi


(500 s/d 1100 ºC).
2. Terjadi penambahan dan penguapan unsure-unsur
yang ada pada batuan samping.
3. Batuan yang di intrusi harus reactive.
4. Magma harus membawa unsure-unsur logam yang
berharga.
Terjadi perubahan susunan kimia, rekristalisasi +
rekombinasi + unsure-unsur baru.
• AB & CD ABx & CDy
Relative tidak ada perubahan volume.
Urutan Pembentukan

1. Silikat + magnetite dan hematite.


2. Magmatite + hematite.
3. Mineral-mineral sulfide

» Pyrite + arsenopyrite
» Pyrotite, molibdenite, shpalerite,
chalcopyrite, galeana.
» Garam-garam sulfo.

Urutan pembentukan ini Berdasarkan


temperatur. Meskipun ada beberapa perkecualian
yaitu sulfide lebih dahulu dari silikat + oksida.
3. Endapan Hidrotermal
Membentuk mineral-mineral ubahan
“epigenetic”, berasal dari larutan sisa magma
yang kaya akan logam-logam
berharga.Temperatur 50- 500 ºC (100- 500
ºC).
Endapan hidrotermal dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
• Hypotermal : 300- 500 ºC.
• Mesotermal : 200- 300 ºC
• Epitermal : 50- 200 ºC
Dalam perjalanan kepermukaan melalui batuan-
batuan, larutan hidrotermal akan
mengendapkan unsure-unsur yang
dibawanya menjadi :
– Cavity filling deposites (mengisi rongga-
rongga pada batuan samping).
– “Replacement deposites” (proses
metasomatisme kontak).

Terjadi pergantian unsur-unsur pada mineral


Prinsip-prinsip proses Hidrotermal

• Proses hidrotermal menghasilkan paling


banyak mineral-mineral metal.

• Diantaranya : emas dan perak, tembaga, timbel


dan seng, air raksa antimon, molibden dan
bermacam-macam logam atau mineral-mineral
non logam lainnya.
Syarat-syarat

1. Harus terdapat larutan yang kaya akan logam-


logam berharga, yang akan diendapkan.
2. Harus terdapat saluran saluran atau celah-celah
untuk mengalirkan larutan tersebut.
3. Harus terdapat tempat untuk mengendapkan logam-
logam berharga / mineral-mineral berharga.
4. Terjadi proses kimia yang menghasilkan mineral-
mineral barharga.
5. Terjadi konsentrasi yang cukup untuk membentuk
cadangan mineral yang berharga dan ekonomis.
Ukuran butir dan sifat permukaan.

• Ukuran butir yang halus menghasilkan ruang


pori yang kecil, sehingga permeabilitas juga
kecil.

• Untuk permukaan yang luas atau untuk butir-


butir yang kasar/ besar memberi kesempatan
reaksi antara larutan dengan batuan lebih
besar, begitu juga kecepatan aliran yang pelan,
sehingga terjadi kesempatan pengendapan
yang lebih baik.
Pengaruh batuan asal source rock

• Batuan yang reaktive akan menghasilkan


endapan yang lebih baik, seperti batu
lempung.

• Disini proses replacement lebih dominan dari


cavity filling.
Factor-faktor yang mempengaruhi pengendapan

1. Perubahan kimia dari reaksi-reaksi kimia, disini


harga P & T menjadi arti yang sangat penting.
2. Dalam “replacement” subitusi ion-ion lama oleh
ion-ion baru dari larutan akan menghasilkan
mineral-mineral baru.
3. Pertemuan antara larutan dengan batuan asal
membuat ketidak seimbangan kimia, sehingga
terjadi reaksi kimia, menjadi setimbang lagi dan
menghasilkan mineral baru.
4. Temperature juga mempunyai arti yang sangat
penting baik dalam perubahan fase maupun
kecepatan raksi.
5. Tekanan yang berkurang bisa mengendapkan
logam-logam, gas-gas atau uap.
Tempat mineralisasi hidrotermal.

Pengendapan larutan hidrotermal dikontrol oleh :


1. Sifat-sifat kimia dan fisika daripada batuan
asal
2. Struktur batuan asal
3. Intrusi
4. Kedalaman formasi
5. Pergantian ukuran bukaan atau rongga-
rongga
6. Atau gabungan sebab diatas
Parageneses
Urutan-urutan pengendapan dari pada mineral-mineral
umumnya adalah sebagai berikut :

1. Dalam magmatik dan metasomatik kontak, gangue


mineral mengendap pertama kali, kemudian
mineral-mineral oksida dan terakhir mineral-
mineral sulfide.
2. Pada endapan hidrotermal sering terjadi
pengalangan dan “overlap” yang khas untuk
endapan-endapan pada rongga atau endapan
replacement.
3. Urutan ini terjadi karena mineral-mineral yang telah
/ mudah larut akan mengendap belakangan.
4. Dalam “cavity filling” bijih mengendap sekaligus
atau lapisan demi lapisan, disebut “crustification”.
Alterasi batuan dinding (wall rock)

Proses hidrotermal menghasilkan alterasi pada


batuan dindingnya, terutama batuan tersebut
reaktif atau permeable.
ALTERASI BATUAN
DINDING
Kondisi Wall rock Hasil alterasi
Epiteral -lime stone -silifikasi
-Lava -alumate, chlorite,pyrite, siricite,
clay mineral.
-batuan beku -Chlorite, epidote, calcite, kwarsa,
intrusi sericite, clay mineral
Mesoterm -lime stone -silifikasi sampai gasperoid,
al -shale, lava dolomite siderite
-batuan beku -silifikasi, clay mineral.
asam -sebagian besar seridite, kwarsa dan
sedikit clay mineral
-batuan beku -serpentinisasi, epidote, allorite
basa

Hypoterm Granit, lava, Grisen, topase, mika putih,


Cavity filling deposites
(mengisi rongga-rongga pada batuan samping).

PEMBENTUKAN REKAHAN
a. blende
b. quartz
c. flourite + barit
d. quartz
e. blende
f. quartz
g. Norcite
a b c de f g e dcb a

Freiberg, Jeman

“CRUSTIFIED VEIN SIMETRIS”


a. selvage
b. clay porting
c quartz + flourite
d. quartz + calchopyrit
e. quartz + copper ore
f. quartz + float
g. quartz + vuge
a c bde b f b g b h a
h. quartz + vuge

“CRUSTUFIED VEIN NON SIMETRIS


“COMB STRUKTUR”
Chambered vein dilatation vein sheeted
vein (Ripper creek,
(pada schict) Colombia)

En echelon vein linked vein (pada schist)

MACAM-MACAM FISSURE VEIN


PELEBARAN FISSURE

A. paralel
B. fan
C. radial
D. interesecting cognate
E. interesecting
F. conjugate

FISSURE SISTIM
FISSURE VEIN PADA BATUAN
Endapan timah di Attenberg, Jerman
“STOCK WORK”

Endapan emas, Bendigo (Australia)


“SADDLE REEF”
Morning star dike
Hord Pomit, Victoria

“LADDER VEIN”

G-galana, LS.-lime stone, UF-upper flat.


Lf-lower flat, TL-treton lime stone.
Mississippi Valley
(Pb-Zn)
“PITCH AND FLAT”
Breksi pada bagian bawah sinklin rekahan sepanjang antiklin
FOLD CRACK
Metasomatik replacement

Replacement
Adalah suatu proses pembentukan mineral-
mineral dimana terjadi perubahan daripada
mineral-mineral yang lama yang terdapat pada
“hast rock”. Penambahan ini terjadi karena
adanya penambahan unsure-unsur baru dan
unsure-unsur lama menguap, jadi disini terjadi
reaksi kimia.
Temperatur dimana proses ini berlangsung bisa:

1. Sangat tinggi (metasomatis kontak).


2. Sedang/ tidak terlalu tinggi (replacement
hidrotermal).
3. Rendah atau temperature permukaan
(replacement supergone).

– Tidak adanya perubahan volume


– Volume unsure-unsur yang baru = volume yang
diganti
– Bukan pergantian molekul-molekul dengan
molekul-molekul
– Kristal-kristal pseudomorf.
Replacement

PROSES PEMBENTUKAN REPLACEMENT


PERTUMBUHAN “REPLACEMENT”

Single shear fissure interesection


Fissure fissure

“SINGLE, SHEAR DAN INTERSECTION FISSURE”


4. Endapan Vulkanis
• Hasil kegiatan vulkanisme antara lain aliran
lava, bahan-bahan valatil (uap air) dan
sumber-sumber air panas.
• Hasil penguapan/ exahalasi yang diakibatkan
oleh kegiatan vulkanisme ini adalah :
– Fumarol, mengandung uap air (H2O)
– Solfatar, mengandung gas S2, SO2
– Mofet, mengandung gan CO2
– Soffroni, mengandung bahan borak (Be)
Endapan-endapan yang bernilai ekonomis dari
hasil pembentukan vulkanisme :
1. Kristal-kristal belerang , akibat sublimasi uap
belerang. Dan lumpur belerang yaitu
campuran sisa belerang lempung pasir.
2. Air panas sering membawa endapan-endapan
limonit (untuk bahan cat), jarosite (K2SO4 –
bahan pupuk), terosite (KFeSO4 – bahan
pupuk) dan lain-lain.
5. Endapan Pegmatis
Pegmatis
• Adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil
injeksi magma, kristalisasi dari suatu magma
menyebabkan suatu perubahan konsentrasi
dari bahan-bahan uap.
• Jadi factor yang menyebabkan injeksi ini
adalah adanya uap.
Sifat-sifat daripada endapan pegmatis:

1. Seperti dike
2. Kristal-kristalnya (pseudomorf) berukuran
sangat besar, hal ini disebabkan,
a) Pada waktu magma membeku magma
banyak mengandung uap yang
mengandung unsure silica.
b) Kristalisasi yang lamban.
3. Bersifat asam, berasal dari magma asam (±
98% asam)
4. Mineral-mineralnya kwarsa, orthoklas dan
Endapan-endapan pegmatis yang ekonomis:

1. Logam-logam ringan :Li, De, Al-silikat.


2. Logam-logam berat : Sn, W, Ho, Au.
3. Permata : beryl, ruby, topaz, shaper
4. Mika
ENDAPAN SEKUNDER

Endapan sekunder adalah :


Endapan-endapan bijih yang tidak berasosiasi
langsung dengan aktivitas magma, tetapi
merupakan hasil dari proses pelapukan-
transfortasi-sedimentasi, yang merupakan
proses kimia, fisika atau gabungan dari kedua
proses tersebut.
PROSES PELAPUKAN

Proses yang terjadi:


• Disintegrasi
• Oksidasi
• Hidrasi
• Reaksi antara larutan dengan larutan
• Reaksi antara larutan dengan gas
• Reaksi antara larutan dengan zat padat
• Penguapan
• Atau gabungan dari beberapa hal diatas.
Pelapukan bisa dibagi menjadi dua yaitu :
– Pelapukan mekanis:
• Menghasilkan endapan placer, tetapi tidak
menghasilkan mineral-mineral baru (tetap mineral
primer).

– Pelapukan kimia
• Dapat menghasilkan mineral-mineral baru, yang
berasal dari aktivitas-aktivitas kimia terhadap
– Endapan-endapan mineral yang belum tersingkap
– Endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang
rendah
– Gangue mineral
– Batuan (beku, sediment, metamorf).
Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari
kedua proses tersebut (kimia + mekanis)
Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah yang kering
(padang pasir) atau arid region dimana perbedaan
panas dan dingin sangat besar, juga didaerah kutub.
Sedangkan pelapukan kimia dapat berjalan dengan
baik didaerah yang lembab atau daerah tropis
Agen-agen yang mempercepat dekomosisi adalah : air,
oksigen, CO2, panas, asam-asam, alkali-alkali,
vegetasi, bakteri.
Hasil daripada pelapukan batuan dapat berupa sisa-sisa
pelapukan yang berupa mineral-mineral yang stabil
(sukar larut) dan mudah larut.
Yang sukar larut bisa menjadi endapan konsentrasi
residu atau endapan-endapan placer, sedangkan yang
mudah larut akan mengendap lagi ditempat yang
Macam endapan sekunder

Terdiri dari :
1. Endapan konsentrasi residu
2. Endapan konsentrasi mekanis
Endapan konsentrasi residu

Konsentrasi residu merupakan hasil dari


pengumpulan daripada mineral-mineral
berharga setelah mineral-mineral lain
( gangue) yang terdapat dalam batuan atau
endapan bijih terbawa pergi selama pelapukan.
Peningkatan kadar terjadi karena adanya
pengumpulan volume yang disebabkan oleh
proses kimia/ pelapukan.
Pengumpulan ini berlangsung terus sampai
membentuk suatu endapan yang ekonomis.
Proses pembentukan

Untuk dapat terbentuknya endapan-endapan jenis ini


diperlukan sarat-sarat:
1. Terdapat batuan asal atau endapan-endapan yang
mengandung mineral / unsur-unsur mineral berharga,
disana mineral berharga sukar larut dan gangue
mineralnya mudah larut pada kondisi atmorfis.
2. Kondisi/ iklim yang memungkinkan terjadinya proses-
proses kimia.
3. Morfologi yang landai / tidak terlalu curam sehingga
mineral-mineral region tidak tercuci habis oleh erosi
(pelapukan kimia lebih kuat daripada erosi pada daerah
tersebut)
Residu brown iron, East Texas

Clubhause mine, Batesville Arkansas

Bauxite bed, Arkansas

JEBAKAN KONSENTRASI RESIDU


Elluvial gold, San Antonio

FAKTOR TRANFORMASI DAN TEMPAT PENGENDAPAN


DARI PLACER DEPOSITE
ENDAPAN KONSENTRASI MEKANIS
(PLACER DEPOSITE)
Proses pembentukan endapan ini terdiri dua
tahap, yaitu :
1. Pembebasan daripada mineral-mineral stabil
dari matrixnya.
2. Proses konsentrasi

Dengan sarat berat mineral-mineral tersebut


harus
1. Mempunyai berat jenis yang tinggi
2. Tahan Terhadap pelapukan kimia
3. Mempunyai kekerasan yang tinggi
OKSIDASI DAN PENGKAYAAN
SUPERGENE
Jika suatu endapan bijih (vein, stock work dll) terexpose
dipermukaan oleh erosi, maka mereka akan
mengalami proses pelapukan, air permukaan akan
mengoksidasi mineral-mineral dan menghasilkan
larutan, akan melarutkan pula mineral-mineral
lainnya.
Daerah dimana oksidasi ini berlangsung disebut zone
oksidasi, tetapi akibat dari proses oksidasi ini dapat
pula disaerah-daerah yang terdapat dibawahnya.
Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah ini
akan membentuk suatu zone yang disebut zone
pengkayaan (enriched zone), yang mempunyai kadar
logam tinggi (lebih tinggi dari sebelumnya) dan
Faktor-faktor yang mengontrol dan membatasi
oksidasi
1. Muka air tanah
Diatas muka air tanah proses oksidasi akan berjalan
dengan lancar karena banyak terdapat oksigen,
sedangkan di bawah muka air tanah tidak terdapat/
sedikit oksigen yang bebas sehingga tidak / sukar
terjadi reaksiKarena muka air tanah umumnya
sejajar dengan muka tanah maka dasar dari zone
oksidasi juga sejajar dengan muka air tanah,
terutama didaerah datar.
2. Morfologi
Daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih cepat
sehingga didaerah ini didapat suatu dasar zone
oksidasi yang tidak rata (bergerigi). Hal ini terjadi
3. Perubahan muka air tanah
Posisi daripada muka air tanah adalah tidak tetap,
sehingga mempengaruhi proses oksidasi.
Penurunan muka air tanah ini bisa terjadi karena
erosi maupun berubahnya iklim dari daerah yang
lembab menjadi kering.
4. Waktu
Waktu juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan endapan-endapan dengan cara ini.
Umumnya endapan-endapan terbentuk pada jaman
tersier sedangkan pada post glacial hampir tidak
ada.
5. Batuan
Batuan-batuan yang bersifat poreus/ permeable
lebih mudah mengalami oksidasi daripada batuan
yang kompak/ masif. Juga pada batuan-batuan yang
6. Struktur
Struktur juga banyak berpengaruh terhadap
erosi, misalnya :
– Pada daerah patahan akan terkumpul air
sehingga proses oksidasi dapat
berlangsung dengan kedalaman yang
sangat dalam.
– Pada patahan yang impermeable maka
oksidasi yang efektif terjadi pada bagian
hanging wall.
– Patahan yang impermeable berfungsi
sebagai penghalang terjadinya oksidasi
SKETSA DARI SUATU VEIN YANG TEROKSIDASI

1. FeS2 + 7O + H2O H2SO3­+ Fe2O4


2. 2FeS4 + H2SO4 + O2 Fe2(SO)3 + H2O atau
3. 6FeSO4 +3O +3H2O 2Fe2(SO4)3 +2Fe(OH)2
4. Fe2(SO4)3 +6H2O 2Fe(OH)2 +3H2SO4
Kemudian jika Fe2(SO4)3 ini bertemu dengan FeS2
atau sulfide lain, kembali akan terjadi reaksi-reaksi
yang akan menghasilkan lebih banyak lagi larutan forro
sulfat.
5. Fe2(SO4)3 + FeS2 3FeSO4 +2S
Reaksi-reaksi agar mineral-mineral sulfide yang
menghasilkan ferro sulfat antara lain

• Pyrite
FeS2 + Fe2 (SO4)3 3FeSO4 +2S

• Chalcopyrite
Cu2S2 + 2Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 5FeSO4 + 2S

• Chalconite
Cu2S + Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 2FeSO4 + CuS
Reaksi-reaksi agar mineral-mineral sulfide yang
menghasilkan ferro sulfat antara lain
• Covellite
CuS + Fe2(SO4)3 CuSO4 + 2FeSO4 + S

• Sphalerite
ZnS + 4Fe2 (SO4)3 + 4H2O ZnSO4 + 8FeSO4 + 4H2SO4

• Galena
PbS + Fe2 (SO4)3 + H2O + O PbSO4 + 2FeSO4 + H2SO4

• Perak
2Ag + Fe2(SO4)3 Ag2SO4 + 2FeSO4
Contoh Ni
Contoh Cu
ENDAPAN SEDIMENTER
• Proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-
batuan sedimen saja, tetapi juga bisa membentuk
endapan-endapan bijih yang ekonomis, misalnya
endapan-endapan besi, magan, tembaga, fosfat,
batubara, oil shale, karbonat, clay, tanah diatomea,
dan lain-lain
• Endapan-endapan bijih ini sebenarnya sama saja
dengan batuan sedimen biasa, hanya karena sifat-
sifat fisik dan kimanya (kadar, jumlah dan lain-lain)
berbeda maka endapan ini merupakan endapan yang
ekonomis.
• Endapan ini bisa terdiri dari bahan-bahan anorganik
Pembentukan endapan-endapan sedimen terdiri
dari
1. Bahan-bahan yang diendapkan (dari batuan
lain)
2. Pengumpulan bahan-bahan tersebut oleh
larutan atau proses-proses lain.
3. Transfortasi ketempat pengendapan
4. Deposisi (pengendapan) bahan-bahan
tersebut dicekungan (sedimentary bacin).
5. Mungkin juga terjadi :
1. Pengompakan
2. Alterasi kimia
3. Dan lain-lain
LARUTAN DAN TRANSFORTASI

Larutan
Larutan yang mengandung bahan-bahan
yang membentuk endapan sedimen terjadi/
terbentuk pada waktu pelapukan.
Pelarut-pelarutnya adalah air karbonat, asam
humus (asam organis), larutan-larutan sulfat.

1.Air karbonat
Sangat efektif untuk melarutkan besi, mangan,
dan phosphorus.
Untuk besi (Fe) :
– Larut. Sebagai larutan ferro (ferro lebih mudah
larut dibandingkan ferri didalam air kaebonat).
– Supaya bisa larut dalam air karbonat, feeri diubah
menjadi ferro dulu dengan bantuan bahan-bahan
pelarut, sehingga mudah larut.
– Endapan-endapan Fe jaman precambium ( belum
ada tumbuh-tumbuhan) mungkin tadinya sudah
berupa larutan ferro bikarbonat.
2. Asam humus dan asam-asam organis
Merupakan pelarut yang baik (asam-asam
organis yang lemah juga merupakan pelarut
yang baik).
Berasal dari dekomposisi tumbuhan-tumbuhan
(vegetasi)

3. Larutan sulfat
Efektif untuk melarutkan Fe dan Mn, terutama
dalam bijih sulfida.
Terbentuknya larutan-larutan sulfat ini dimulai
dengan bereaksinya FeS2­dengan air dan udara
yang kemudian berantai dengan reaksi
terhadap sulfida-sulfids yang lain.
Transfortasi
Hampir semua jenis endapan sedimen
termasuk yang berharga/ tidak menuju
ketempat pengendapannya yang baru.
Transfortasi ini umunya melalui sungai-
sungai/ banjir.
Pengendapan terjadi disungai, danau-danau,
laut-laut (dangkal atau dalam).
ENDAPAN METAMORFISME
Proses metamorfisme adalah keadaan dimana
mineral-mineral yang telah ada secara menyeluruh
berubah menjadi endapan mineral baru.

Media yang menyebabkan perubahan adalah :


• Temperatur
• Tekanan
• Air
Bahan yang berubah adalah endapan mineral atau
batuan. Bila larutan dalam proses ini mengalami
perubahan tekstur dan mineralogis maka endapan
mineral bijih jarang sekali berubah dengan suatu
susunan mineral baru
Macam endapan metamorfisme

Yang paling ekonomis:


1. Endapan Asbestos
2. Endapan Grafit
ENDAPAN ASBESTOS

Ada dua golongan mineral asbes :


1. Golongan serpentin
2. Golongan amphibole.
Golongan serpentin adalah silikat-silikat
magnesium bikabonzida, seperti crysotil,
picrolit (komposisinya sama dengan
serpentin).
golongan amphibole adalah silikat-silikat
kalsium, magnesium, besi, natrium dan
alumunium, seperti anasit, crosidolit,
tremolit, actinolit, antophilit
1. Asbes serpentin
– Asbes crysotil batuan ultra basa, misal dunit atau peridolit.
– Batu gamping bermagnesium atau dolomit.
Asbes crysotil dari perubahan batuan ultra bisa basa
merupakan endapan yang terbanyak didapatkan.
Tekstur asbestos crysotil adalah cross fiber, slip fiber,
dan asa fiber.
2. Asbes amphibole.
Terdapat pada batuan slate sekis dan kumpulan batuan
yang mengandung besi (di Transval, Afrika Selatan).
Tekstur asbes amphibole juga sama dengan asbes
crysotil, yang terpenting dari jenis ini ialah asbes
crocidolit atau achmolit (panajng sarat dapat mencapai
30 cm, tetapi kwalitet kurang baik dibanding asbes
crysotil).
Asbes antophilit umumnya bertekstur “cross fiber”
dengan bebrapa “slip fiber”, terdapat sebagai kantong-
kantong atau lensa-lensa pada perodotit dan pyroconite
Terjadinya asbes crysotil.
Hanya terdapat pada serpentin dan serpentin ini
terbatas pada jenis serpentin serat (serabut). Asbes
crysotil bersamaan terjadinya dengan proses
srpentinisasi batuan. Sebaliknya serpentinisasi belum
tentu menghasilkan asbes crysotil.
Menurut Cooke (penyelidik akhir), batuan
serpentin berasal dari batuan gamping dan terjadi
perubahan atau alterasi yang disebabkan oleh larutan
sisa yang panas (berasal dari intrusi). Cristal-cristal
asbes yang tumbuh, makin mendesak dinding rekahan
disertai tekanan dinding akibat pemanasan batuan
dari intrusi.
ENDAPAN GRAFIT

Grafit terdapat dalam dua jenis :


• Kristalin, terdiri dari lembar-lembar tipis
hitam, asli, murni.
• Amorf, jenis ini ridak murni
Terjadinya sebagai berikut :
1. Metamofis regional
2. Kristalisasi asli berasal dari batuan beku (granit,
syenit dan basal)
3. Proses metamorfisme kontak.
4. Dari penambahan larutan hidrotermal pada batuan
sebelumnya (misalnya pada jenis batuan urat pada
pegmatis dan daerah-daerah geseran pada batuan
sekis).

Jenis grafit pada “2”, “3”dan “4” dapat dianggap


dari proses magmatiknya, ia berasal dari gas-gas
persenyawaan karbon yang terlepas dari magma
atau karbon yang berasal dari batuan sedimen yang
Jenis regional metamorfisme mungkin berasal
dari :

1. Bahan-bahan organis yang mengalami perubahan


dan ini berasal dari sedimen.
2. Merupakan penguraian dari CaCO3 seprti pada
batuan gamping berkarbon dan mengalami
metamorfose.
Hidrokarbon asli pada batuan gamping
terurai, langsing mengendap atau lebih
dahulu berubah menjadi CO dan CO2 dan
dioksidasikan kembali menjadi C.
• Teori asal karbon dari batuan sedimen ini banyak
diterima meskipun didapat kelainan-kelainan
pendapat tentang apakah karbon ini berasal dari
bahan organis atau anorganis.

• Grafit terdapat pada batuan marmer, gnesis, sekis,


kwarsit, dan lapisan batu bara yang berubah, batuan
beku (urat pegmatit).

• Jenis kristalin biasanya tersebar merata didalam


seluruh batuan metamorf.. grafit umunya hanya
merupakan 7 % dari volume batuan metamorf.


“cross fiber” “slip fiber” “masa fiber”
Serat melebar sejajar serat diagonal serat teratur radial
Dengan lebar urat atau tegak lurus
pada dinding urat
tetapi kwalitas
tidak baik

“CROSS FIBER, SLIP FIBER, MASA FIBER”


MINYAK BUMI
Berasal dari bahan organis. Teori-teori
terbentuknya yang bersifat organis disebut
“hypotese abysaal”.
TERJADINYA MINYAK BUMI

Minyak, gas dan air mengisi ruang-ruang antar


pada batuan baik sebagian maupun
keseluruhan. Ruang-ruang antara itu berupa
lubang antara butir-butir batuan, crack, fissure.
Jadi minyak terdapat pada batu Resevoair
(batuan dimana minyak, air dan gas ini
terdapat).
MIGRASI DAN AKUMULASI

Migrasi adalah perpindahan minyak bumi dari


batuan primer kebatuan resesoair. Migrasi
selanjutnya adalah dalam batuan resevoair itu
sendiri menuju zone atau terpisahnya gap,
minyak dan air menjadi tiga zone.
BATU BARA
Batu bara merupakan batuan sedimen
TERJADINYA BATU BARA

Semua batu bara berasal dari bahan-bahan


tanaman. Bahan ini diendapakan dalam rawa-
rawa (cekungan) yang diatasnya (daerah-
daerah law land).
1. Aktivitas O2 dalam daerah masih ada.
• Oksidasi (dibawa oleh bakteri dan organisme).
• Hasil asam humus (perubahan tanaman dalam
oksidasi)
• Sifat, aerobic 2-3 meter, kedalam lebih 3 meter,
tidak ada oksigen, bakteria anverobic (tidak terjadi
pengubahan tanaman).
2. Akumulasi kedua
• Terbentuknya secara autochtonous yaitu akumulasi
pada tempat-tempat dimana tumbuh-tumbuhan/
tanaman kembali, bukti adanya stigmaria (daerah /
zone akar pada lapisan batu bara).
• Perubahan/ pembusukan berjalan terus timbul gas-
Proses-proses yang terjadi :

Proses terbentuknya batu bara dari sisa-sisa


tenaman disebut proses “coal fication”.
Proses ini mula-mula memperbanyak jumlah
C serta mengurangi H2O.
1. Tahap pertama
• Dimulai dengan raf peat.
• Tanaman terdiri dari sellulose dan ligmin (cyclic
structur). Ligmin mudah dirusak bahan kimia atau
organisme sedangkan sellulode stabil (hanya dapat
dorusak oleh bakteri).
• Ligmin humus peat
• Peat adalah bahan sebagian besar masih menunjukan
struktur tanaman(daun, akar, cabang).
• Ground masa, bersufat amorf plastis, berwarna
kehitaman. Mudah larut dalam alkali (KOH), larutan
berwarna coklat.
2.Tahap kedua
• Pembentukan batu bara muda (brown coal).
• Masa amorf, stroktur tanaman dapat terlilat, larut
dalam alkali (KOH)-phenol-alkohol dan sangat
sukar larut dalam air.
• Taraf batu muda ini berakhir bila proses pengolahan
tersebut akhirnya tidak dapat lagi melarutkan bahan
amorf dalam alkali (brown coal).
• Brown coal tidak selalu berwarna coklat, yang
muda coklat yang tua kehitam-hitaman . dalam
brown coal masih ada struktur tanaman.
• Bagian ini disebut “lignit” atau “Xylit”, yaitu batu
bara yang masih muda = brown coal yang muda.
• Brown coal menunjukan sedikit/ banyak perlapisan,
biasanya kompak dan sering Earthly (seperti tanah),
yang muda hampir tidak ada luster.
3. Taraf batu bara
• Batu bara muda dala proses coal fication/
pengubahan, ini akan berkurang isi asam
humusnya dan akhirnya hilang sama sekali.
Batu bara berwarna hitam dengan luster
vitreous.
• Fructure : tudak teratur sampai datar,
sedangkan antrasit dengan pecahan cocoidal,
biasanya menunjukan perlapisan.
TERDAPATNYA BATU BARA
• Batu bara terdapat dalam perlapisan (coal measurs)
yang terdiri dari pergantian perlapisan batu pasir,
shale dan clay yang kebanyakan berasal dari endapan
air tawar.
• Hal ini umumnya menunjukan pergantian
sedimentasi.
• Lapisan batu bara umumnya merupakan lensa yang
besar dan datar (ada pula yang meluas dan datar/
lebar), tebal lapisan dar beberapa milimeter sampai
30-35 meter.
• Batu bara terdapat pada formasi mulai devon,
penyebaran luas terdapat pada formasi umum carbon
ferous
By Bambang H

You might also like