Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
perkembangan peradaban.
yang luhur bagi ikatan yang dijalin oleh dua orang insan berbeda jenis yakni
))ميثاق غليظsuatu ikatan janji yang kokoh. Sedangkan dalam ayat 187 surat al-
Baqarah dinyatakan bahwa jalinan suami istri bagaikan hubungan antara pakaian,
1
Achmad Kuzari, Nikah sebagai Perikatan, (Jakarta, Raja Grfindo Persada, 1995), Cet 1,
ed 1, h. 10
1
2
Akan tetapi seiring jalannya waktu dalam menjalani bahtera rumah tangga
dalam keharmonisan rumah tangga, hal tersebut bisa saja berasal dari berbagi
faktor salah satunya adalah suami mempunyai istri lagi atau yang lebih dikenal
tatkala wafat meninggalkan sembilan orang istri. Oleh karena itu, melarang
poligami berarti melarang hal yang mubah atau dibolehkan Allah dan itu berarti
dengan syarat hal itu bukan hanya ditujukan sebagai sarana memuaskan hawa
nafsu laki-laki.
2
Ibid, h.164
3
Abdullah Insani, Islam menggugat Poligami, (Jakarta: Mizan, 1999), h. 49
3
ْع َففِان
َ ث َوُربففا َ ساِء َمْثَنففى َو ُثل َ ن الّن
َ ب َلُكْم ّم
َ طا َ حْوا َما ُ َفاْنِك
ّ ك َاْدن َا
ل َ ث َاْيَمففاُنُكْم ذِالف
ْ حفَدًةا َاْو َمففاَمَلَك
ِ ل َتْعِد ُلفْوا َفَوا
ّ خْفُتْم َا
ِ
3 :)َتْعِدُلْوا )النساء
Artinya: “…Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga,
atau empat…” (Q.S. an-Nisa: 3)
Akan tetapi tetap ada kemungkinan untuk poligami5, maksimal empat orang6.
Izin beristri lebih dari seorang hanya dapat diberikan apabila memenuhi
Adapun syarat-syarat altrnatif dimaksud adalah: (a) istri tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai istri; (b) istri mendapat cacat badan atau penyakit yang
tidak dapat disembuhkan; atau (c) ada jaminan tertulis bahwa suami akan berlaku
Sedangkan syarat kumulatif adalah (a) ada persetujuan tertulis dari istri-
istri (b) adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri
dan anak-anak mereka; dan (c) ada jaminan tertulis bahwa suami akan berlaku
4
UU No. 1 Th.1974 Paal 3 ayat 1.” Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria
hanya boleh mempunyai seorang istri. Seornag wanita hanya bolehmempunyai seorang suami”.
5
UU No.1 Th. 194 Pasal 3 ayat 2 “Pengadilan dapat memberikan izin kepada seorang
suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki leh pihak-pihak yang bersangkutan”.
6
Kompilasi Hukum Islam Pasal 55 ayat (1). “Beristri lebih dari satu orang pada waktu
yang bersamaan, terbatas hanya sampai empat orang istri”.
4
Pengadilan7.
Dari penjelasan kedua aturan yaitu Hukum Islam dan Hukum Perdata (UU
praktek poligami yang dilakukan oleh sebagian laki-laki dalam masyarakat kita
dikarang oleh atau orang-orang yang pemikirannya terpegaruh paham barat ada
itupun muncul karena kelemahan umat Islam yang keliru mempraktikan aturan
poligami.
jaminan hidup yang sama kepada semua istri dan anaknya 8. Akan tetapi secara
psikologis semua istri akan merasa terganggu dan sakit hati melihat suaminya
berhubungan dengan perempuan lain. Selain itu juga, dengan poligami istri
merasa inferior atau rendah diri seolah-olah suaminya berbuat demikian lantaran
7
Khoiruddin Nasution, Status Wanita di Asia Tenggara; Studi Terhadap Peerundang-
undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia, (Jakarta: INIS, 2002), h.
107-108
8
Ibid, h.109
9
Abdullah Insani, Op.,Ci., h.183
5
permusuhan antara istri yang satu dengan istri yang lainnya bahkan sampai pada
anak-anak.10
Begitu banyak hal-hal negatif yang dirasakan oleh para istri yang
dipoligami oleh suaminya, seperti hal tersebut diatas. Dengan begitu banyak istri-
istri yang dipoligami oleh suaminya tidak kuat untuk mempertahankan keutuhan
poligami tersebut yang ternyata banyak pihak yang merasa dirugikan terutama
anak dan istri. Oleh karena itu penulis mengangkat tema dengan judul
Delapan Ratus Tujuh Puluh Empat (874) perkara, namun yang dapat diputuskan
10
Musfir Husain al-Jahrani, Nazhratun fi Ta’addudi az-Zaujat, penerjemah M.Suten
Ritonga (Jakarta: Gema Insani Pre, 1996), Cet 1, h. 80
6
oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat sebanyak Delapan Ratus Enam
Adapun dari 868 data perceraian tersebut yang disebabkan oleh pihak
Pada penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang diinginkan dan harus
11
Laporan Tahunan Perkara Pengadilan Agama Tahun 2006
7
dapat ditindak lanjuti lebih maksimal bagi para suami agar lebih maksimal
perceraian.
C. Metode Penelitian
Barat.
2. Sumber Data
bahan-bahan hukum. Data primer ini bahan hukum yang sifatnya mengikat;
8
yaitu mencari data-data yang diperoleh dari literatur dan referensi yang
berkaitan dengan judul skripsi penulis. Selain itu, UU Perkawinan No.1 Th.
1974, UU Pengadilan Agama No. 7 Th. 1989, PP. No.9 Th. 1975 dan
Selain itu, jurnal atau makalah, kamus atau ensiklopedia, website dari
skripsi penulis
dalam skripsi ini yaitu data perceraian yang ada di Pengadilan Agama Jakarta
Barat pada tahun 2006. Namun tidak semua populasi kita teliti, hanya
sebagai sampel.
sampel. Kemudian Peneliti menggunakan teknik purposive, dalam hal ini data
perceraian yang disebabkan oleh gangguan pihak ketiga dipilah kembali untuk
Dalam hal ini seluruh perkara yang masuk dan sudah mendapatkan
analysis) dan yang menjadi fokus maupun sumber kajiannya adalah dokumen
termasuk identitas para pihak yang berperkara, dan kondisi awal yang
kasus cerai gugat dipilih sebagai sampel karena ada yang tidak disebabkan
suami berpoligami. Dan peneliti mengkaji kasus ini hanya pada kasus cerai
5. Analisa Data
10
Pada penulisan laporan hasil penelitian dalam skripsi ini, Penulis merujuk
pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab, dan tiap-
tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang sesuai dengan keperluan kajian yang
akan dilakukan.
yang akan diuraikan pada bab ini adalah definisi poligami, dasar-dasar poligami
dalam Hukum Islam dan Hukum Positf, hikmah poligami, serta dampak poligami
bagi keluarga.
dalam hukum acara Peradilan Agama, pengertian perceraian dan dasar hukumnya,
berkaitan dengan hal ini yaitu, Profil Pengadilan Agama Jakarta Barat,
poligami.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari