You are on page 1of 11

Tugas Bahasa Indonesia

Nama: Jimmy Erres Sanjaya

Nim : 10471

Kelas : 1A

KALIMAT EFEKTIF
1. DwiPutri ( Posted: November 8, 2010)
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan
antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh.
Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai
dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak,
“Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa
saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”
Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel,
ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa
baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata
yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta
perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :


- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :


- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang
saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :


- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan
harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi
puisi.)
4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :


- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan,
menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-
lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok,
mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
- tau à tahu - negri à negeri
- kepilih à terpilih - faham à paham
- ketinggal à tertinggal - himbau à imbau
- gimana à bagaimana - silahkan à silakan
- jaman à zaman - antri à antre
- trampil à terampil - disyahkan à disahkan

6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :


- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)

7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :


- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8. Pilihan kata yang tidak tepat :


- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan
masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan
masyarakat.)
- Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :


- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai
antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau
pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan
damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama
sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu :


- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan
antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang
saling menjatuhkan.)

11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :


- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA

2. Dian

Pengertian kalimat efektif

Kalimat efektif adalah Kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan/perasaan
pembicara/penulis sehingga pendengar/pembaca dapat memahami makna kalimat itu persis
seperti yang dipikirkan/dirasakan pembicara/penulis.

 Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan (Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa yang digunakan)

a. Memiliki subjek & predikat yang jelas


Contoh:
(1) Ibnu sedang menulis surat. (S & P jelas)
(2) Dalam makanan itu mengandung bahan pengawet. (S tidak jelas)
(3) Bukumu di dalam tasku. (P tidak jelas)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Contoh:
(1) Orang itu gerak-geriknya mencurigakan.
(2) Benda itu gerakannya sangat cepat.
c. Kata penghubung intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal
Contoh:
(1) Sedangkan saya masih banyak membutuhkan biaya. (salah)
(2) Sehingga saya tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)
(3) Tahun ini ayah pensiun, sedangkan saya masih banyak membutuhkan biaya. (benar)
(4) Saya datang agak terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)

2. Keparalelan (Kesamaan/kesejajaran bentuk kata/frasa yang digunakan dalam sebuah


kalimat)

Contoh:
(1) Suratmu sudah saya terima, saya baca, dan saya pahami isinya.
(2) Semakin bertambah umur seharusnya manusia semakin baik, bijaksana, dan tanggung jawab.
3. Kehematan (Penghematan dalam penggunaan kata/frasa/bentuk lain yang tidak
diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah dan tidak mengubah makna).

a. Hindari pengulangan subjek


Contoh: Saya datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh: Ayah saya dilahirkan pada Jumat 5 Juli 1956.
c. Hindari kesinoniman yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Contoh:
(1)Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja.
(2)Sejak tadi dia hanya bermenung.
d. Hindari penjamakan yang tidak diperlukan pada kata yang sudah bermakna jamak.
Contoh:
(1)Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta. (tidak hemat)
(2)Banyak gedung pencakar langit di Jakarta. (hemat)

4. Kecermatan (Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata)

a. Tepat
Contoh:
(1)   Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.
b. Tidak menimbulkan penafsiran ganda
(1)   Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru. (istri baru)
(2)   Dia adalah istri-Pak Lurah yang baru. (lurah baru)

5. Kepaduan (Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan


tidak terpecah-pecah)

a. Tidak bertele-tele
Contoh:
(1)   Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah, pada mana, masing-masing perjuangan, di
mana rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, yang senasib, seperjuangan serta
satu cita-cita, maka karena kesadaran tadi, disertai pemikiran, maka rakyat Indonesia menetapkan
bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan. (bertele-tele/tidak padu)
(2)   Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah. Pada masa perjuangan, rakyat Indonesia yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan, serta satu cita-cita. Dengan
kesadaran itu dan pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut
sebagai bahasa persatuan. (padu)
b. Menggunakan pola aspek+agen+verba
Contoh:
(1)   Surat itu sudah saya baca. (aspek+agen+verba)
(2)   Surat itu saya sudah baca. (agen+aspek+verba)
c. Tidak menyisipkan kata di antara predikat dan objek pada kalimat transitif.
Contoh:
(1)   Mahasiswa harus menyadari akan pentingnya perpustakaan. (salah/tidak padu/tidak efektif)
(2)   Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan. (benar/padu/efektif)
(3)   Mahasiswa harus sadar akan pentingnya perpustakaan. (benar/padu/efektif)

6. Kelogisan (Ide yang ada dalam kalimat dapat diterima akal sehat)

Contoh:

(1)   Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis)

(2)   Rektor Univeritas Jember kami persilakan untuk memberi sambutan. (Logis)

(3)   Nak, jangan berdiri di situ; ibu tidak kelihatan! (tidak logis)
(4)   Nak, jangan berdiri di situ; ibu tidak bisa melihat tayangan televisi. (logis)
(5)   Pencuri itu berhasil ditangkap polisi. (tidak logis)
(6)   Polisi berhasil menangkap pencuri. (logis)
(7)   Pencuri berhasil melarikan diri. (logis)
(sumber: disarikan dari perkuliahan Bahasa Indonesia di FKIP UNEJ oleh Drs. Parto, M.Pd)

KALIMAT EFEKTIF
3. Riyandri Asrita

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu

- Kepaduan
adanya hubungan timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata)
yang membentuk kalimat tersebut. Kepaduan dalam kalimat akan rusak karena salah menempatkan
kata depan (tentang, mengenai, akan). Kepaduan juga akan rusak karena salah menempatkan kata
keterangan aspek (sudah, telah, akan) atau keterangan modalitas (harus, boleh, ingin) pada kalimat
pasif.
Contoh : Mahasiswa sedang membicarakan tentang materi kuliah.
Kata tentang tidaklah padu. Penggunaannya tidak diperlukan, apabila ingin menggunakannya cukup
merubah kata membicarakan menjadi berbicara.
Kalimat yang padu mencangkup kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad atau tentang antara
predikat kata kerja dan objek penderita.

- kesepadanan struktur
keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu
kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat
dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh :
- Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
- Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh :
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
Dalam menyusun laporan itu saya dibantu oleh para dosen.(Benar)
c. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Salah)
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)

- keparalelan bentuk
Yang dimaksud keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya,
kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk
kedua juga menggunakan verba. Bentuk-bentuk kata yang sejajar dalam sebuah kalimat
memperlihatkan pikiranpikiran/ gagasan-gagasan yang sejajar pula. Kesejajaran antara
pikiran/gagasan dan bentuk bahasa yang dipakai dapat mempermudah pembaca untuk memahami
makna kalimat.
Contoh :
Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, pencarian
bahan bacaan, dan menyusun rancangan. (Salah)
Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, mencari bahan
bacaan, dan menyusun rancangan. (Benar)

- ketegasan makna
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat yaitu :
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
b. Membuat urutan kata yang bertahap
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

- kehematan kata
yaitu hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan
tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di
sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Setelah makalah ini diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan. (Salah)
Setelah diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan. (Benar)

- kecermatan penalaran (tidak ambigu)


Cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata.
Dengan demikian, kita harus secara saksama mempertimbangkan setiap kata, kelompok kata, atau
kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami hal yang kita ungkapkan persis seperti yang
kita maksudkan.
Contoh :
Pria dan wanita yang memakai pita akan mengikuti lomba balap karung. (Salah)
Wanita yang memakai pita dan pria akan mengikuti lomba balap karung. (Benar)

- kelogisan bahasa.
bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Di
samping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, harus mengandung penalaran atau
logika yang baik atau dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh :
Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar dua miliar itu
akan dibangun tahun depan. (Salah)
Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar dua miliar
itu akan dilaksanakan/dilakukan/dimulai tahun depan. (Benar)

Penggunaan kalimat efektif adalah mutlak untuk digunakan agar tercapai keseragaman gagasan antara
penulis dan pembaca sehingga kejelasan kalimat akan tercapai. Dengan begitu, pembaca akan dapat
mengerti maksud dari kalimat yang dirangkai oleh si penulis.
Kalimat Efektif
4. Asep Yudha Wirajaya

Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap & dpt menyampaikan informasi
secara tepat

 Ciri-ciri Kal. Efektif


• Keutuhan, kesatuan, kelogisan, kesepadanan makna & struktur
• Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kal. sec. gramatikal
• Kefokusan pikiran shg mudah dipahami
• Kehematan penggunaan unsur kal.
• Kecermatan & kesantunan
• Kevariasian kata & struktur shg menghasilkan kesegaran bahasa
 Contoh Keutuhan
• Saya saling memaafkan (S)
• Kami saling memaafkan (B)
 Contoh Kesejajaran
• Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
- Pertemuan dengan pembimbing (S)
- Menemui pembimbing (B)
- Melapor kepada Ketua Jurusan (S)
- Melaporkan rencana skripsi kepada Ketua Jurusan (B)
 Contoh Kefokusan
• Sulit ditingkatkan kualitas & kuantitas produksi hortikultura ini (tidak efektif)
• Produksi hortikultura ini sulit ditinkatkan kualitas & kuantitasnya (efektif)
 Contoh Kehematan
• Hindarkan:

a. Subjek ganda
- Buku itu saya sudah baca (S)
- Saya sudah membaca buku itu (B)
b. Penjamakkan kata yg sudah berbentuk jamak
- Data (jamak)
- Fakta (jamak)
- Mengambili buku-buku (S)
- Mengambili buku (B)
- Mengambil buku-buku (B)

 Contoh Keruntutan
Gagasan disusun secara runtut shg enak dibaca dan mudah dipahami
 Konsistensi Sudut Pandang
• Sudut pandang: cara penulis menempatkan diri dlm karangannya
• Dapat dilakukan dg menggunakan “aku”;”dia” atau “ia”
• Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan “penulis”
• Sudut pandang hrs konsisten dari awal s/d akhir
KALIMAT EFEKTIF
5. Nina Widyaningsih, M.Hum
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan
kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan
bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan
kelogisan bahasa.

A. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
1.Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai,
menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Cotoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi
ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. Kalimat a tidak
mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang
berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan
kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya,
yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah
menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata
yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.
Perhatikan contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang

E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele, misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke
luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-
kalimat yang
berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara
predikat
kata kerja dan objek penderita.Perhatikan kalimat ini
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
5. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah
tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
1. Bapak Menteri kami persilakan.
2. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang

KESIMPULAN
Berdasarkan pendapat ke-5 ahli tentang kalimat efektif tersebut di simpulkan bahwa, Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima
maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara,dan Kalimat efektif ini
sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

You might also like