Professional Documents
Culture Documents
I. CARA MAKROSKOPIS
Cara makroskopis, yaitu pemeriksaan tinja dengan mata (tanpa alat bantu)..
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah :
(1) Kuantitas tinja
Pada keadaan normal, jumlah tinja anak-anak kira-kira 100 gram per hari.
Sedangkan pada orang dewasa antara 80-170 gram per hari, atau kira-
kira 150 gram per hari.
Fisiologis :
Tinja berjumlah sedikit apabila makannya sedikit atau tidak makan, dan
tinja akan banyak pada waktu memakan banyak makanan.
Patologis :
Jumlah tinja pada penderita diare biasanya banyak. Hal ini terjadi pada
penyakit kolera atau disentri atau diare akut yang disebabkan oleh virus
dan bakteri.
(2) Kualitas tinja
a. Warna tinja
Fisiologis :
Warna tinja yang normal adalah sedikit coklat, karena adanya
sterkobilin dan urobilin yang dibuat oleh bakteri usus dari zat warna
empedu. Selain itu warna tinja juga tergantung pada makanan yang
dimakan atau obat yang diminum. Diet susu menyebabkan warna tinja
menjadi orange, sedangkan makan sayur-sayuran menyebabkan warna
tinja menjadi hijau. Pemakaian kalomel dalam obat-obatan juga
menyebabkan tinja berwarna hijau; hal ini disebabkan karena
kwiksilver menghindari reduksi zat-zat warna empedu menjadi urobilin,
sehingga warna biliverdin di dalam tinja menjadi tetap. Sesudah
pengobatan dengan bismut besi, maka warna tinja menjadi hitam.
Patologis :
Pada penyakit obstruksi saluran empedu, cairan empedu tidak dapat
masuk dalam usus, maka tinja menjadi tidak berwarna sehingga mirip
dempul. Bila terjadi perdarahan di dalam usus bagian atas, maka warna
tinja hitam seperti ter (petis) dan disebut melena. Bila warna tinja merah
seperti darah, maka perdarahan terjadi di bagian kaudal atau sebelah
anal dari usus (usus bagian bawah).
b. Konsistensi tinja
Konsistensi tinja ada lima macam yaitu :
(a) Keras (hard) :
Apabila tinja ditusuk dengan lidi, maka lidi tidak dapat masuk.
Keadaan itu terjadi pada tinja penderita obstipasi. Dalam keadaan
seperti ini tinja biasanya sangat keras seperti batu dan bulat kecil-
kecil (coprolithiasis)
(b) Normal (formed) :
Apabila tinja ditusuk dengan lidi, maka lidi dapat masuk dan akan
tetap berdiri tegak.
(c) Lembek (soft) :
Apabila tinja ditusuk dengan lidi, maka lidi akan masuk, akan tetapi
bila dilepaskan lidi akan jatuh miring.
(d) Setengah cair (loose/watery) :
Apabila tinja ditusuk dengan lidi, dan kemudian dilepaskan maka
lidi rebah sejajar dengan permukaan ;
(e) Cair/encer (watery) :
Apabila tinja cair seperti air. Pada penderita kolera, tinja cair seperti
air leri.
c. Bau tinja
Fisiologis :
Bau normal tinja disebabkan karena skatol dan indol, serta H 2S dalam
tinja. Pada orang yang melakukan diet susu dan anak-anak yang
menyusu, tinja tidak berbau.
Patologis :
Pada disentri amuba, bau tinja amis oleh karena adanya darah. Pada
disentri basiler tinja berbau bacin oleh karena pembusukan protein. Bau
amis dengan konsistensi kurang lebih normal dijumpai pada tinja
penderita Askariasis dan penyakit oleh cacing lain.
d. Bentuk tinja
Fisiologis :
Pada obstipasi, tinja berbentuk bulat keras seperti batu (koprolitiasis).
Patologis :
Bentuk dapat bermacam-macam ada yang (1) seperti pensil ; terdapat
pada tinja penderita stenosis usus bagian bawah; (2) seperti buih,
terdapat pada penderita dispepsi; (3) seperti bubur, terdapat pada tinja
penderita diare dan (4) seperti air leri, terdapat pada tinja penderita
kolera.
F Penutup
1. Merendam alat-alat yang telah digunakan pada larutan disinfektan
2 Mengembalikan bahan-bahan kimia ke tempat semula
Melepas sarung tangan dan menggantinya dengan sarung tangan
3
besar
3 Membersihkan meja pemeriksaan dengan disinfektan
4 Mencuci tangan dengan sabun dan melepaskan sarung tangan
5 Merendam sarung tangan pada larutan disinfektan.