Professional Documents
Culture Documents
- Bahasa Indonesia
Mon, 08/05/2006 - 12:24am — godam64
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke
dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan
paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
• bahasa indonesia
PARAGRAF
A.PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan
secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran .
1. KEPADUAN PARAGRAF
Persyaratan paragraf yang baik yaitu adanya kepaduan paragraf . Langkah-langkah untuk
mencapai kepaduan tersebut adalahkemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian
secara logis dan padu. Agar kalimat bertalian secara logis dan padu gunakanlah kata
penghubung . Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat
dan kata penghubung antarkalimat . Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat,sedangkan kata penghubung
antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
1. KESATUAN PARAGRAF
Selain kepaduan,persyaratan penulisan paragraf yang baik adalah prinsip kesatuan. Yang
dimaksud kesatuan adalah tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang
diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf
dinamakan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf
disebut paragraf induktif.
1. KELENGKAPAN PARAGRAF
C.PENGEMBANGAN PARAGARAF
1. CARA PERTENTANGAN
1. CARA PERBANDINGAN
1. CARA ANALOGI
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan
dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan
bagaikan.
1. CARA CONTOH-CONTOH
Kata seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain adlah ungkapan-ungkapan dalam
pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
1. CARA SEBAB-AKIBAT
1. CARA DEFINISI
1. CARA KLASIFIKASI
KELAS: 1DDO3
NPM: 34209491
Jenis paragraf itu bermacam-macam, dan untuk menyebut jenisnya diperlukan dasar
penyebutannya. Secara umum ada tiga dasar penjenisan paragraf, yaitu (1) posisi kalimat
topiknya, (2) isinya, dan (3) fungsinya dalam karangan.
a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif
c. paragraf deduktif-induktif
d. paragraf ineratif
Yang disebut paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak pada awal
paragraf. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa
Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio
berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari
pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan
menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat
khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena
paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-
pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan
dari umum ke khusus.
Sebaliknya, jika kalimat topik terletak pada akhir paragraf, paragraf tersebut disebut
paragraf induktif. Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari
bahasa Latin: ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere,
induxi, inductum berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah
induksi dijelaskan sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk
menentukan hukum atau simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-
contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan
bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.
Adakalanya seorang penulis tidak cukup menegaskan pokok persoalannya pada kalimat
awal paragraf. Setelah menjelaskan isi kalimat topik atau memberikan rincian, contoh-
contoh, atau bukti-buktinya, penulis merumuskan simpulannya dengan sebuah kalimat
pada akhir paragrafnya. Simpulan itu dapat berupa kalimat awal paragraf tersebut, dan
dapat pula dengan sedikit divariasikan, tetapi makna atau maksudnya sama. Paragraf
semacam inilah yang disebut paragraf campuran. Sebab, menggunakan cara deduktif juga
induktif.
Selain kedua paragraf di atas, terdapat pula jenis paragraf ineratif, yaitu paragraf yang
memiliki kalimat topik di tengah paragraf. Adapun yang dimaksud dengan paragraf
deskriptif/naratif atau penuh kalimat topik adalah paragraf yang tidak secara jelas
menampilkan kalimat topiknya. Karena tidak jelas kalimat topiknya, ada orang yang
menyebutnya sebagai paragraf tanpa kalimat topik. Walaupun kalimat topiknya tidak
jelas, paragraf tersebut tetap memiliki topik atau pikiran utama yang berupa intisari
paragraf. Paragraf semacam ini banyak kita jumpai dalam karangan berjenis naratif atau
deskriptif. Oleh karena itu, paragraf semacam ini acap disebut juga paragraf naratif atau
deskriptif.