Professional Documents
Culture Documents
KARAKTERISASI
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Pusdiklat – Batan 1
Karakterisasi Limbah B3
A. Pengelolaan
Pengelolaan limbah B-3 meliputi : pengumpulan, penyimpanan,
pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan serta penimbunan hasil
olahan.
B. Hirarki Pengelolaan
Hirarki pengelolaan limbah B3 meliputi upaya reduksi pada sumber,
pengolahan bahan, substitusi bahan, pengaturan operasi kegiatan,
penggunaan teknologi bersih serta pemanfaatan.
Pemanfaatan limbah B3 mencakup kegiatan daur ulang (recycling),
perolehan kembali (recovery), penggunaan kembali (reuse).
C. Jenis
Menurut sumber limbah B3 dibagai dalam :
- Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (F-type wastes); pada umumnya
berasal bukan dari proses utama, tetapi dari kegiatan pemeliharaan alat,
pencucian, pencegahan korosi, pelarutan kerak, pengemasan. Sebagai
contoh Lumpur (sludge) dari metal heat treating dengan proses
menggunakan sianida (F012).
- Limbah B3 dari sumber spesifik (K-type wastes); berasal dari sisa
proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Misalnya limbah heavy end pada
distilasi etilen diklorida (K019).
- Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa (P-type wastes untuk jenis
bahan kimia sangat spesifik dan U-type wastes untuk jenis bahan kimia
yang lebih umum); meliputi tumpahan, bekas kemasan, buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat
dimanfaatkan kembali. Contoh limbah termasuk tipe-P misalnya fluorin
(P056), 3-kloropropana nitril (P027). Limbah tipe-U misalnya ftalat
anhidrida (U190).
Pusdiklat – Batan 2
Karakterisasi Limbah B3
D. Deskripsi Karakteristik
Pusdiklat – Batan 3
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 4
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 5
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 6
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 7
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 8
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 9
Karakterisasi Limbah B3
Reaksi dehidrasi oleh asam sulfat bisa menjadi sangat kuat, misalnya
reaksi dengan asam perklorat menghasilkan Cl2O7 yang tidak stabil dan
dapat mengakibatkan ledakan dahsyat. Reaksi dengan beberapa
senyawa menghasilkan gas-gas berbahaya; dengan asam oksalat
menghasilkan karbon mono oksida, dengan natrium bromide
menghasilkan bromine dan sulfur dioksida, dengan natrium klorat
menghasilkan klorin dioksida yang tidak stabil.
Contoh lain dari senyawa korosif adalah asam nitrat, asam klorida, asam
fluorida, alkali hidroksida, hidrogen peroksida, golongan senyawa inter-
halogen (ClF, BrF3), oksihalida (OF2, OCl2, Cl2O7), elemental klorin, fluorin,
dan bromine.
Pusdiklat – Batan 10
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 11
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 12
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 13
Karakterisasi Limbah B3
Silicon halide Silicon tetraklorida SiCl4 & trikloro silane SiHCl3 berupa cairan
Halohidrida berasap, bereaksi dg air menghasilkan HCl → iritasi mata, nasal,
jaringan paru. Dikloro silane SiH2Cl2.
Fosfina PH3 Autoignition pd 100 °C. irritant pad system pulmonary, → depresi
system saraf pusat, lemas, muntah, sesak nafas.
Fosfor Bereaksi dg air → asam fosfat → iritasi mata, membrane mukosa
pentoksida dan kulit.
P2O5
Fosfor halide Bereaksi dg air → asam fosfat → iritasi mata, membrane mukosa
PCl5 dan kulit.
Fosfor Bereaksi dg air → HCl + H3PO4. → sangat irritant thd mata,
oksihalida membrane mukosa dan kulit.
POCl3
Hydrogen Kematian cepat pd pemaparan > 1.000 ppm krn asfiksiasi dari
sulfide H2S paralysis system pernafasan. Dosis rendah → sakit kepala,
pusing, gangguan system saraf pusat.
Sulfur dioksida Iritasi mata, membrane mukosa, saluran nafas.
SO2 Efek racun juga berakibat kelemahan fisik secara umum.
Asam sulfat Toksik, korosif, dehidrasif, menembus kulit sampai jaringan
subkutis menyebabkan necrosis jaringan dengan efek yang sama
seperti luka bakar. → erosi gigi pekerja industri asam sulfat.
Pusdiklat – Batan 14
Karakterisasi Limbah B3
Tetraetil lead Gaya tarik thd lipid sangat kuat, masuk ke dalam tubuh melalui
(P110) pernafasan, pencernaan dan absorpsi kulit.
Sangat toksik. Berpengaruh pada system saraf pusat dengan
gejala kelelahan, kegelisahan, ataxia, psikosis. Recovery kasus
keracunan TEL berlangsung lambat.
Kondisi keracunan fatal dapat menyebabkan kematian dalam
waktu 1-2 hari sejak pemaparan.
Tributiltin Cepat terserap kulit kobalt, gangguan skin. Diikat oleh group
sulfur dalam protein → pengaruh fungsi mitokondria.
Nikel Sangat toksik, volatile → masuk tubuh lewat pernafasan atau kulit.
tetrakarbonil,
kobal karbonil, Berpengaruh langsung thd jaringan, terurai menjadi CO dan metal
iron- yang menambah efek toksik.
pentakarbonil
Pusdiklat – Batan 15
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 16
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 17
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 18
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 19
Karakterisasi Limbah B3
F. Identifikasi
Merupakan langkah awal dalam pengelolaan limbah B3 untuk menentukan
apakah suatu limbah termasuk limbah B3. Dengan identifikasi akan
diperoleh kemudahan bagi berbagai pihak yang terlibat: penghasil,
pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah atau penimbun dalam
mengenali sedini mungkin.
Tahapan identifikasi sbb:
Pusdiklat – Batan 20
Karakterisasi Limbah B3
G. KARAKTERISASI TERBATAS
Penanganan limbah B-3 bersifat spesifik sesuai dengan jenis senyawaan
yang terkandung di dalamnya. Untuk memasuki tahap pengolahan,
perlakuan pertama terhadap limbah B-3 yang tidak diketahui jenis
senyawaannnya adalah karakterisasi terbatas untuk mengetahui sifat-sifat
kimia-fisik terpenting berkaitan dengan proses pengolahan. Karakterisasi ini
meliputi; sifat kelarutan dalam air (water solubility), senyawa
organik/anorganik, pH (→ korosifitas), potensi oksidator/reduktor, sifat dapat
bakar dan reaktifitas. Untuk menentukan sifat-sifat tersebut dapat dilakukan
uji sederhana sebagai berikut:
G.2. Organik/anorganik
Pusdiklat – Batan 21
Karakterisasi Limbah B3
KONDUKTIVITA
No. NAMA SENYAWA RUMUS KIMIA
(µ S/cm)
1. etanol C2H5OH 1,3
2. Methanol CH3OH 1,3
3. Isopropil alcohol CH3COHCH3 0,2
4. Propanon CH3COCH3 0,7
5. Kloroform CH3Cl 0,0
6. Asam format HCOOH 184,8
7. Asam asetat CH3COOH 7,1
8. Aniline C6H5NH2 0,5
9. Dioxane C6H8O2 0,0
10. Dimetil eter CH3OCH3 0,0
Sampel cair dapat langsung dikenakan uji berikut ini, untuk sample padat
dilarutkan terlebih dulu sebanyak 1 g dalam 100 mL akuades.
Tambahkan 5 mL H2SO4 2N dan panaskan sampai ± 80 °C kemudian
teteskan KMnO4 0,1 N. Perhatikan apakah terjadi perubahan warna
lembayung menjadi bening. Hal tersebut menunjukkan sifat potensi
reduktor.
Pusdiklat – Batan 22
Karakterisasi Limbah B3
Sampel cair dapat langsung dikenakan uji berikut ini, untuk sample padat
dilarutkan terlebih dulu sebanyak 1 g dalam 100 mL akuades.
Tambahkan 5 mL H2SO4 2N dan 5 mL KI 5%. Perhatikan apakah timbul
warna coklat dari iod. Hal ini menunjukkan sifat potensi oksidator.
H.1. Netralisasi
Tempatkan limbah dalam wadah penetralan, apabila berbentuk padatan
dilarutkan dengan air. Lakukan pengadukan, celupkan elektroda pH-meter
dan amati harga pH yang ditunjukkan. Tambahkan bahan penetral yang
sesuai (asam atau basa) dalam jumlah yang tepat (hasil uji lab.) Amati
perubahan pH sampai mencapai netral atau berkisar antara pH 6-8.
Selain dengan pH-meter dapat pula digunakan larutan indikator misalnya,
merah metal atau merah netral.
Pusdiklat – Batan 23
Karakterisasi Limbah B3
H.4. Oksidasi-Reduksi
Pusdiklat – Batan 24
Karakterisasi Limbah B3
Oksidator Limbah
1. Klorin; Cl2, OCl- CN-, CNO-, Fe2+
2. H2O2 CN-, sulfida, sulfur
3. H2O2-UV Diklorometana
4. Ozon (O3) Fenol, sianida, alkena
5. KMnO4; Sulfida
6. O2 Formaldehida, sianida
Reduktor Limbah
1. Sulfit (SO3), Sulfur dioksida (SO2) Cr6+
2. FeSO4 Cr6+
3. Na-borohidrida TEL (tetra ethyl lead)
4. Scrap iron (Fe) Cu2+
Pusdiklat – Batan 25
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 26
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 27
Karakterisasi Limbah B3
15. Asam organik Bahan cairan ataupun padat dicampur dengan pelarut
organik yang mudah terbakar kemudian dibakar
dalam insenerator.
16. Asam anorganik Tambahkan kedalam sejumlah besar NaOH dan
Ca(OH)2. buang campuran ke saluran air mengalir.
Pusdiklat – Batan 28
Karakterisasi Limbah B3
DAFTAR PUSTAKA
1.Dr. Milos Nedved, Dr. Soemanto Imamkhasani, “Dasar-dasar
Keselamatan Kerja Bidang Kimia dan Pengendalian Bahaya Besar”, ILO,
Jakarta, 1991.
2.Charles A. Wentz, “Hazardous Waste Management”, Mc Graw-Hill
Publishing Company, 1989.
3.Michael D. La Grega et All, “Hazardous Waste Management”, Mc Graw-
Hill International Edition, 2001.
4.Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
5.Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
6.Stanley E. Manahan, “Hazardous Waste Chemistry, Toxicology and
Treatment”, Lewis Publishers, Inc., Michigan, 1990
Pusdiklat – Batan 29
Karakterisasi Limbah B3
Pusdiklat – Batan 30
LEVEL KODIFIKASI
SKEMA PENYORTIRAN & KODIFIKASI LIMBAH B-3
1 LIMBAH B-3
2 PADAT CAIR
CAMPUR DG AIR (W) TAK CAMPUR DG AIR (W) ASAM NETRAL BASA
4 ORGANIK ANORGANIK
FLAMABLE
KOROSIF
5
TOXIC KOROSIF
TOXIC
EXPLOSIF TOXIC
EXPLOSIF
EXPLOSIF
ORGANIK
ANORGANIK
ALIFATIK HC AROMATIK HC
UNSUR
ORGANO OKSIGEN
ORGANO SULFUR
SENYAWA ORGANOMETAL
ORGANO FOSFOR
POLYCHLORINATED BIPHENYL
CONTOH JENIS DAN KARAKTER SENYAWA LIMBAH B3
ORGANOOKSIGEN
ETILENOKSIDA (U115) TOXIC-CARCINOGEN, FLAMMABLE, EXPLOSIVE
METANOL (U154) FLAMMABLE, TOXIC-BLINDNESS
FENOL TOXIC
METIL TERTIARI BUTIL ETER
ACROLEIN (P003) FLAMMABLE, REACTIVE, EXPLOSIVE (prolonged contact with O2 → peroxide),
EXTREME LACHRIMATOR, IRRITANT, TOXIC
ASETON
ASAM PROPIONAT
ORGANONITROGEN
METILAMIN HIGHLY FLAMMABLE, IRRITANT (mata, kulit, membrane mukosa)
DIMETILNITROSAMIN TOXIC-LIVER, CARCINOGENIC
TRINITROTOLUENA TOXIC-HEPATITIS/APLASTIC ANEMIA
ORGANOHALIDA
ALKIL HALIDA LOW REACTIVITY, TOXIC (pyrolyzed → HCL + hazardous product)
KLOROMETANA
DIKLOROMETANA
KARBON TETRAKLORIDA
DIKLORODIFLUOROMETANA
KLOROETANA
1,1,1-TRIKLOROETANA
ARYL HALIDA
MONOKLOROBENZENA
1,2-DIKLOROBENZENA
1,4-DIKLOROBENZENA
1,2,4-TRIKLOROBENZENA
HEKSAKLOROBENZENA
BROMOBENZENA
1-KLORO-2-METILBENZENA
PENTAKLOROFENOL
ORGANOSULFUR
METANATIOL TOXIC
ETANATIOL TOXIC
1-PROPANATIOL TOXIC
2-PROPENA-1-TIOL IRRITANT,
1-BUTANATIOL
2-BUTANATIOL
1-PENTANATIOL
ALFA-TOLUENATIOL VERY TOXIC-CARCINOGEN
SIKLOHEKSNATIOL
1-DEKANATIOL
BENZENATIOL TOXIC
DIMETIL SULFIDA MODERATELY TOXIC
TIOFENA
TIOFANA
NITROGEN-ORGANOSULFUR
TIOUREA
1-NAFTILTIOUREA TOXIC
FENILTIOUREA
METILISOTIOSIANAT IRRITANT-(mata, kulit, saluran cerna), TOXIC-(heat decomposed → SO2, HCN)
DIMETILSULFOKSIDA
DIMETILSULFON
SULFOLAN
SULFOKSIDA
DIMETILSULFOKSIDA
DIMETILSULFON
SULFOLAN
ORGANOFOSFOR
ALKIL & ARIL FOSFINA Pembakaran → P4O10 (CORROSIVE-IRRITANT-TOXIC)
METILFOSFINA REACTIVE GAS, HIGH TOXICITY
DIMETILFOSFINA REACTIVE LIQUID, HIGH TOXICITY
TRIMETILFOSFINA REACTIVE, SPONTANEOUSLY IGNITABLE LIQUID, HIGH TOXICITY
FENILFOSFINA REACTIVE, MODERATELY FLAMMABLE LIQUID, HIGH TOXICITY
TRIFENILFOSFINA LOW REACTIVITY, MODERATE TOXICITY
ESTER ORGANOFOSFAT
TRIMETILFOSFAT MODERATELY TOXIC
TRIFENILFOSFAT MODERATELY TOXIC
Tri-o-CRESILFOSFAT VERY TOXIC
TETRAETILPIROFOSFAT
POLYHLORINATED BIPHENYLS
DIOXINS
DIBENZO-p-DIOXIN
2,3,7,8-TETRAKLORODIBENZO-
p-DIOXIN